STUDI KOMPARASI AKTIVITAS PENDANAAN YANG MEMPENGARUHI ARUS KAS PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA (Comparation Study of Funding Activity Which Has Influenced Cash Flow) Oleh/By: Lukmanul Hakim Dosen STIE Kesatuan ABSTRAK Penelitian ini membahasa tema sentral tentang arus kas. Identifikasi masalahnya meliputi bagaimana kondisi aktivitas pendanaan, kondisi arus kas pada perusahaan tersebut serta pengaruh di antara keduanya. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah : 1) Diduga Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap arus kas perusahaan. 2) Diduga Debt Ratio (DR) berpengaruh positif terhadap arus kas perusahaan. 3) Diduga Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap arus kas perusahaan. Hasil yang menunjukkan tidak signifikannya antara aktivitas pendanaan terhadap arus kas perusahaan pada PT. Indosat, Tbk dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang digambarkan melalui PER, DR, dan DER sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar dari aktivitas pendanaan. Kata Kunci: Arus Kas, PER, DER. PENDAHULUAN Salah satu hal yang mendasar dalam pelaporan keuangan perusahaan ialah laporan arus kas, arus kas juga merupakan hal yang sangat penting bahkan salah satu aksioma dalam manajemen keuangan menyebutkan bahwa kas adalah raja. Walaupun laba merupakan hal baik namun lebih baik kas, karena laba tidak dapat menggantikan fungsi kas dalam menunjang kelancaran operasional perusahaan. Oleh sebab itu analisis terhadap laporan arus kas begitu penting bagi semua pihak yang berkepentingan. Laporan arus kas terdiri dari arus kas dari kegiatan operasi yang terkait langsung dengan kegiatan penjualan dan produksi barang dan jasa, arus kas dari kegiatan investasi yang terkait dengan pembelian dan penjualan aktiva tetap dan kepentingan bisnis, dan arus kas dari kegiatan pendanaan terkait dengan transaksi pendanaan ekuitas dan hutang jangka panjang termasuk pembayaran kembali hutang, penerimaan dari penjualan saham, pembayaran deviden dan pembelian kembali saham. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan rencana bisnisnya, seperti membeli bahan baku untuk produksi, membayar pegawainya, mengakusisi perusahaan dan teknologi komplementer, dan untuk penelitian dan pengembangan. Aktivitas pendanaan merupakan metode yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan uang untuk membayar kebutuhan-kebutuhan tersebut. Oleh karena ukuran dan potensi aktivitas pendanaan dalam penentuan kesuksesan atau kegagalan perusahaan, perusahaan harus berhati-hati dalam perolehan dan pengelolaan sumber daya keuangan. Terdapat dua sumber utama pendanaan eksternal-investor ekuitas (disebut juga pemilik atau pemegang saham) dan kreditor (pemberi pinjaman). Keputusan tentang komposisi aktivitas pendanaan tergantung pada kondisi di pasar keuangan. Pasar keuangan merupakan sumber potensal untuk pendanaan. Perusahaan mempertimbangkan beberapa hal dalam mencari pasar keuangan, meliputi jumlah pendanaan yang diperlukan, sumber pendanaan (pemilik atau kreditor), waktu pembayaran kembali, dan struktur perjanjian pendanaan. Secara garis besar yang perlu diperhatikan dalam arus kas dari aktivitas pendanaan adalah pertambahan dan pengurangan hutang-hutang jangka panjang dan ekuitas serta pembayaran deviden. Pembayaran bunga hutang dan penerimaan deviden masuk dalam arus kas dari aktivitas operasi. Dan jika aktivitas pendanaan yang didapatkan perusahaan berjalan dengan lancar maka akan berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Untuk memudahkan dan menjelaskan arah penelitian, maka penulis berusaha merumuskan permasalahan yang dibahas mengenai pengaruh aktivitas pendanaan terhadap arus kas perusahaan. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi aktivitas pendanaan pada perusahaan tersebut? 2. Bagaimana kondisi arus kas pada perusahaan tersebut? 3. Bagaimana pengaruh aktivitas pendanaan terhadap arus kas pada perusahaan tersebut? METODE PENELITIAN Jenis data yang dikumpulkan di dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini didapatkan dari sumber sekunder, yaitu: 1. Laporan keuangan tahunan 2006 sampai dengan 2011 PT.Indosat, Tbk dan PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk. 2. Harga saham PT.Indosat, Tbk dan PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2006-2011. Metode analisis data adalah cara pengolahan data yang terkumpul untuk kemudian dapat memberikan interpretasi hasil pengolahan data ini digunakan untuk
menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, metode yang digunakan dalam penyusunan ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian terhadap maslahmasalah berupa fakta-fakta yang bertujuan untuk membandingkan dari tahun ke tahun. Adapun sumber dan informasi dalam pengumpulan data dengan menggunakan sumber sekunder, yaitu: Studi kepustakaan dan Bursa Efek Indonesia. Premis penelitian ini adalah Cash flow dari aktivitas investasi, aktivitas pendanaan dan ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham secara langsung karena tingkat signifikansi yang diperoleh leih kecil dari 5%. (Fandhy, 2009, Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan Terhadap Return Saham Perusahaan Melalui Return On Equity. Universitas Negeri Malang). Kerangka Pemikiran penelitian ini tergambar sebagai berikut : berarti bahwa di tahun 2007 ke 2008 perubahan Price Earning Ratio (PER) dan arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami arah yang sama yakni penurunan. Gambar 2. Pergerakan Price Earning Ratio terhadap arus kas PT. Indosat, Tbk Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Adapun hipotesis penelitian yang dapat penulis ajukan adalah : 1. Diduga Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap arus kas perusahaan. 2. Diduga Debt Ratio (DR) berpengaruh positif terhadap arus kas perusahaan. 3. Diduga Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap arus kas perusahaan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pengaruh Aktivitas Pendanaan Terhadap Arus Kas PT. Indosat, Tbk Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap arus kas PT. Indosat, Tbk Pada tahun 2006 ke 2007 perubahan nilai Price Earning Ratio (PER) PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan sebesar 11,03% atau berselisih 2,85, sementara itu dari tahun 2006 ke 2007 arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan signifikan sebesar 373,32% atau berselisih Rp. 7.130.502 juta. Pada tahun 2007 ke 2008 perubahan nilai Price Earning Ratio (PER) PT. Indosat, Tbk kembali mengalami penurunan sebesar 27,74% atau berselisih 6,38 dengan nilai Price Earning Ratio (PER) di tahun 2007 ke 2008. Sementara itu arus kas bersih PT. Indosat, Tbk pada tahun 2007 ke 2008 mengalami penurunan sebesar 144,35% atau berselisih Rp. 7.535.633 juta. Ini dapat Pada tahun 2008 ke 2009 perubahan nilai Price Earning Ratio (PER) PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan sebesar 3,03% atau berselisih 0,50 di tahun 2008 ke 2009, sementara itu arus kas bersih PT. Indosat, Tbk di tahun 2008 ke 2009 mengalami penurunan sebesar 25,04% atau berselisih Rp. 579.707 juta. Pada tahun 2008 ke 2009 juga Price Earning Ratio (PER) dan arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan. Pada tahun 2009 ke 2010 nilai Price earning Ratio (PER) PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 164,57% atau berselisih 28,20. Sementara itu arus kas bersih PT. Indosat, Tbk juga mengalami peningkatan sebesar 73,70% atau berselisih Rp. 2.133.363 juta. Ini berarti pada tahun 2009 ke 2010 nilai Price Earning Ratio (PER) dan arus kas bersih PT. Indosat, Tbk sejalan mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 ke 2011 nilai Price Earning Ratio (PER) PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan kembali sebesar 18,90% atau berselisih 8,57. Sementara itu arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan sebesar 119,56%atau berselisih Rp. 910.420 juta. Hasil ini saling bertolak belakang antara Price Earning Ratio (PER) dengan arus kas bersih PT. Indosat, Tbk. 2011 nilai Price Earning Ratio (PER) dan juga arus kas bersih PT. Indosat, Tbk memiliki trend yang sama-sama meningkat, kecuali pada rentan waktu 2010 ke 2011 yang saling bertolak belakang kinerjanya. Ini dapat diartikan nilai Price Earning Ratio (PER) yang didapatkan PT. Indosat, Tbk mempengaruhi arus kas bersih yang didapatkan PT. Indosat, Tbk diantara tahun 2006 sampai dengan 2011. Pengaruh Debt Ratio terhadap arus kas PT. Indosat, Tbk Pada tahun 2006 ke 2007 perubahan nilai Debt Ratio PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan sebesar 14,22% atau berselisih 0,078, sementara itu dari tahun 2006 ke 2007 arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan signifikan sebesar 373,32% atau berselisih Rp. 7.130.502 juta. 94 Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14, April 2012
PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan signifikan sebesar 373,32% atau berselisih Rp. 7.130.502 juta. Gambar 4. Pergerakan Debt To Equity Ratio terhadap arus kas PT. Indosat, Tbk Gambar 3. Perubahan Debt Ratio terhadap arus kas PT. Indosat, Tbk Pada tahun 2007 ke 2008 perubahan nilai Debt Ratio PT. Indosat, Tbk kembali mengalami peningkatan sebesar 4,68% atau berselisih 0,029 dengan nilai Debt Ratio di tahun 2007 ke 2008. Sementara itu arus kas bersih PT. Indosat, Tbk pada tahun 2007 ke 2008 mengalami penurunan sebesar 144,35% atau berselisih Rp. 7.535.633 juta. Ini dapat berarti bahwa di tahun 2007 ke 2008 perubahan Debt Ratio dan arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami arah yang bertolak belakang. Pada tahun 2008 ke 2009 perubahan nilai Debt Ratio PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan kecil sebesar 1,54% atau berselisih 0,01 di tahun 2008 ke 2009, sementara itu arus kas bersih PT. Indosat, Tbk di tahun 2008 ke 2009 mengalami penurunan sebesar 25,04% atau berselisih Rp. 579.707 juta. Pada tahun 2008 ke 2009 juga Debt Ratio dan arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami arah yang bertolakbelakang. Pada tahun 2009 ke 2010 nilai Debt Ratio PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan sebesar 1,95% atau berselisih 0,013. Sementara itu arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan sebesar 73,70% atau berselisih Rp. 2.133.363 juta. Ini berarti pada tahun 2009 ke 2010 nilai Debt Ratio dan arus kas bersih PT. Indosat, Tbk saling bertolak belakang. Pada tahun 2010 ke 2011 nilai Debt Ratio PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan kembali sebesar 2,35% atau berselisih 0,015. Sementara itu arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan sebesar 119,56%atau berselisih Rp. 910.420 juta. Hasil ini saling bertolak belakang antara Debt Ratio dengan arus kas bersih PT. Indosat, Tbk 2011 nilai Debt Ratio dan juga arus kas bersih PT. Indosat, Tbk memiliki trend yang saling bertolakbelakang, ini dapat diartikan bahwa pada rentan waktu 2006 sampai dengan 2011 PT. Indosat, Tbk memiliki nilai Debt Ratio yang tidak mempengaruhi arus kas bersihnya. Perubahan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap arus kas PT. Indosat, Tbk Pada tahun 2006 ke 2007 perubahan nilai Debt to Equity Ratio (DER) PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan sebesar 28,42% atau berselisih 0,22, sementara itu dari tahun 2006 ke 2007 arus kas bersih Pada tahun 2006 ke 2007 perubahan nilai Debt to Equity Ratio (DER) PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan sebesar 28,42% atau berselisih 0,22, sementara itu dari tahun 2006 ke 2007 arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan signifikan sebesar 373,32% atau berselisih Rp. 7.130.502 juta. Pada tahun 2007 ke 2008 perubahan nilai Debt to Equity Ratio (DER) PT. Indosat, Tbk kembali mengalami peningkatan sebesar 31,88% atau berselisih 0,32 dengan nilai Debt to Equity Ratio (DER) di tahun 2007 ke 2008. Sementara itu arus kas bersih PT. Indosat, Tbk pada tahun 2007 ke 2008 mengalami penurunan sebesar 144,35% atau berselisih Rp. 7.535.633 juta. Ini dapat berarti bahwa di tahun 2007 ke 2008 perubahan Debt to Equity Ratio (DER) dan arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami arah yang bertolakbelakang. Pada tahun 2008 ke 2009 perubahan nilai Debt to Equity Ratio (DER) PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan sebesar 1,53% atau berselisih 0,02 di tahun 2008 ke 2009, sementara itu arus kas bersih PT. Indosat, Tbk di tahun 2008 ke 2009 mengalami penurunan sebesar 25,04% atau berselisih Rp. 579.707 juta. Pada tahun 2008 ke 2009 juga Debt to Equity Ratio (DER) dan arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan. Pada tahun 2009 ke 2010 nilai Debt to Equity Ratio (DER) PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan sebesar 3,86% atau berselisih 0,05. Sementara itu arus kas bersih PT. Indosat, Tbk juga mengalami peningkatan sebesar 73,70% atau berselisih Rp. 2.133.363 juta. Ini berarti pada tahun 2009 ke 2010 nilai Debt to Equity Ratio (DER) dan arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami kinerja yang bertolakbelakang. Pada tahun 2010 ke 2011 nilai Debt to Equity Ratio (DER) PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan kembali sebesar 10,29% atau berselisih 0,13. Sementara itu arus kas bersih PT. Indosat, Tbk mengalami peningkatan sebesar 119,56%atau berselisih Rp. 910.420 juta. Hasil ini ssejalan antara Debt to Equity Ratio (DER) dengan arus kas bersih PT. Indosat, Tbk. 2011 nilai Debt to Equity Ratio (DER) dan juga arus kas bersih PT. Indosat, Tbk memiliki trend yang saling bertolak belakang kinerjanya. Ini dapat diartikan nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang didapatkan PT. Indosat, Tbk tidak dapat mempengaruhi arus kas bersih yang didapatkan PT. Indosat, Tbk diantara tahun 2006 sampai dengan 2011. Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14, April 2012 95
Berikut ini akan diuraikan mengenai pengaruh antara aktivitas pendanaan yang digambarkan melalui PER, DR, DER terhadap arus kas perusahaan pada PT. Indosat, Tbk dengan menggunakan program SPSS 18.0 sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Pengolahan SPSS 18.0 Pengaruh Aktivitas Pendanaan Terhadap Arus Kas PT. Indosat, Tbk Variables Entered/Removedb Model Variables Variables Entered Removed Method 1 Aktivitas Pendanaana. Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Arus Kas Model Summary Model Change Statistics R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1,101a,010 -,237,07204,010,041 1 4,849 a. Predictors: (Constant), Aktivitas Pendanaan ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression,000 1,000,041,849a Residual,021 4,005 Total,021 5 a. Predictors: (Constant), Aktivitas Pendanaan b. Dependent Variable: Arus Kas Coefficientsa Model Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -,024,083 -,289,787 Aktivitas Pendanaan,001,003,101,203,849 a. Dependent Variable: Arus Kas 96 Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14, April 2012
B. Analisis Pengaruh Aktivitas Pendanaan Terhadap Arus Kas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap arus kas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk 2011 nilai Price Earning Ratio (PER) dan juga arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki trend yang sama-sama meningkat, kecuali pada rentan waktu 2010 ke 2011 yang saling bertolak belakang kinerjanya. Ini dapat diartikan nilai Price Earning Ratio (PER) yang didapatkan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mempengaruhi arus kas bersih yang didapatkan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk diantara tahun 2006 sampai dengan 2011. Pengaruh Debt Ratio terhadap arus kas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Gambar 5. Perubahan Price Earning Ratio terhadap arus kas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Pada tahun 2006 ke 2007 perubahan nilai Price Earning Ratio (PER) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 14,63% atau berselisih 2,7, sementara itu dari tahun 2006 ke 2007 arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan signifikan sebesar 42,78% atau berselisih Rp. 1.219.889 juta. Pada tahun 2007 ke 2008 perubahan nilai Price Earning Ratio (PER) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk kembali mengalami penurunan sebesar 18,57% atau berselisih 2,92 dengan nilai Price Earning Ratio (PER) di tahun 2007 ke 2008. Sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada tahun 2007 ke 2008 mengalami penurunan sangat signifikan sebesar 319,32% atau berselisih Rp. 5.209.237 juta. Ini berarti bahwa di tahun 2007 ke 2008 perubahan Price Earning Ratio (PER) dan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami arah yang sama yakni penurunan. Pada tahun 2008 ke 2009 perubahan nilai Price Earning Ratio (PER) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami peningkatan sebesar 27,83% atau berselisih 3,57 di tahun 2008 ke 2009, sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk di tahun 2008 ke 2009 mengalami peningkatan sebesar 134,49% atau berselisih Rp. 4.811.897 juta. Pada tahun 2008 ke 2009 juga Price Earning Ratio (PER) dan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 ke 2010 nilai Price earning Ratio (PER) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 17,37% atau berselisih 2,84. Sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami peningkatan sebesar 15,14% atau berselisih Rp. 186.850 juta. Ini berarti pada tahun 2009 ke 2010 nilai Price Earning Ratio (PER) dan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk saling bertolakbelakang kinerjanya. Pada tahun 2010 ke 2011 nilai Price Earning Ratio (PER) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan kembali sebesar 7,06% atau berselisih 0,95. Sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 64,18%atau berselisih Rp. 911.881 juta. Hasil ini saling sejalan antara Price Earning Ratio (PER) dengan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Gambar 6. Pergerakan Debt Ratio terhadap arus kas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Pada tahun 2006 ke 2007 perubahan nilai Debt Ratio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 8,14% atau berselisih 0,04, sementara itu dari tahun 2006 ke 2007 arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan signifikan sebesar 42,78% atau berselisih Rp. 1.219.889 juta. Pada tahun 2007 ke 2008 perubahan nilai Debt Ratio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk kembali mengalami peningkatan sebesar 8,95% atau berselisih 0,04 dengan nilai Debt Ratio di tahun 2007 ke 2008. Sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada tahun 2007 ke 2008 mengalami penurunan sangat signifikan sebesar 319,32% atau berselisih Rp. 5.209.237 juta. Ini berarti bahwa di tahun 2007 ke 2008 perubahan Debt Ratio dan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami arah yang bertolakbelakang. Pada tahun 2008 ke 2009 perubahan nilai Debt Ratio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 5,71% atau berselisih 0,02 di tahun 2008 ke 2009, sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk di tahun 2008 ke 2009 mengalami peningkatan sebesar 134,49% atau berselisih Rp. 4.811.897 juta. Pada tahun 2008 ke 2009 juga Debt Ratio dan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami arah yang bertolakbelakang kinerjanya. Pada tahun 2009 ke 2010 nilai Debt Ratio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 11,02% atau berselisih 0,05. Sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami peningkatan sebesar 15,14% atau berselisih Rp. 186.850 juta. Ini berarti pada tahun 2009 ke 2010 nilai Debt Ratio dan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk saling bertolakbelakang kinerjanya. Pada tahun 2010 ke 2011 nilai Debt Ratio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan kembali sebesar 6,04% atau berselisih 0,02. Sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 64,18% atau berselisih Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14, April 2012 97
Rp. 911.881 juta. Hasil ini saling sejalan antara Debt Ratio dengan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. 2011 nilai Debt Ratio dan juga arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki trend yang saling bertolakbelakang, ini dapat diartikan bahwa pada rentan waktu 2006 sampai dengan 2011 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki nilai Debt Ratio yang tidak mempengaruhi arus kas bersihnya. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap arus kas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Gambar 7. Pergerakan Debt To Equity Ratio terhadap arus kas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Pada tahun 2006 ke 2007 perubahan nilai Debt to Equity Ratio (DER) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 16,89% atau berselisih 0,11, sementara itu dari tahun 2006 ke 2007 arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan signifikan sebesar 42,78% atau berselisih Rp. 1.219.889 juta. Pada tahun 2007 ke 2008 perubahan nilai Debt to Equity Ratio (DER) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk kembali mengalami peningkatan sebesar 8,70% atau berselisih 0,04 dengan nilai Debt to Equity Ratio (DER) di tahun 2007 ke 2008. Sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada tahun 2007 ke 2008 mengalami penurunan sangat signifikan sebesar 319,32% atau berselisih Rp. 5.209.237 juta. Ini berarti bahwa di tahun 2007 ke 2008 perubahan Debt to Equity Ratio (DER) dan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami arah yang bertolakbelakang. Pada tahun 2008 ke 2009 perubahan nilai Debt to Equity Ratio (DER) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 9,13% atau berselisih 0,05 di tahun 2008 ke 2009, sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk di tahun 2008 ke 2009 mengalami peningkatan sebesar 134,49% atau berselisih Rp. 4.811.897 juta. Pada tahun 2008 ke 2009 juga Debt to Equity Ratio (DER) dan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami arah yang bertolakbelakang kinerjanya. Pada tahun 2009 ke 2010 nilai Debt to Equity Ratio (DER) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 4,03% atau berselisih 0,02. Sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami peningkatan sebesar 15,14% atau berselisih Rp. 186.850 juta. Ini berarti pada tahun 2009 ke 2010 nilai Debt to Equity Ratio (DER) dan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk saling bertolakbelakang kinerjanya. Pada tahun 2010 ke 2011 nilai Debt to Equity Ratio (DER) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan kembali sebesar 36,67% atau berselisih 0,18. Sementara itu arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 64,18% atau berselisih Rp. 911.881 juta. Hasil ini saling sejalan antara Debt to Equity Ratio (DER) dengan arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. 2011 nilai Debt to Equity Ratio (DER) dan juga arus kas bersih PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki trend yang saling bertolakbelakang, ini dapat diartikan bahwa pada rentan waktu 2006 sampai dengan 2011 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang tidak mempengaruhi arus kas bersihnya. Berikut ini akan diuraikan mengenai pengaruh antara aktivitas pendanaan yang digambarkan melalui PER, DR, DER terhadap arus kas perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan menggunakan program SPSS 18.0 sebagai berikut : Tabel 2 Hasil Pengolahan SPSS 18.0 Pengaruh Aktivitas Pendanaan Terhadap Arus Kas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Variables Entered/Removedb Model Variables Variables Entered Removed Method 1 Aktivitas Pendanaan a. Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Arus Kas 98 Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14, April 2012
Model Summary Model Change Statistics R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1,732a,536,420,01966,536 4,627 1 4,098 a. Predictors: (Constant), Aktivitas Pendanaan ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression,002 1,002 4,627,098a Residual,002 4,000 Total,003 5 a. Predictors: (Constant), Aktivitas Pendanaan b. Dependent Variable: Arus Kas Coefficientsa Model Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -,113,057-1,982,118 Aktivitas Pendanaan,008,004,732 2,151,098 a. Dependent Variable: Arus Kas KESIMPULAN & SARAN Hasil yang menunjukkan tidak signifikannya antara aktivitas pendanaan terhadap arus kas perusahaan pada PT. Indosat, Tbk dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang digambarkan melalui PER, DR, dan DER sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar dari aktivitas pendanaan, seperti aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan serta aktivitas investasinya. Namun ketiga ini aktivitas ini masih saling terkait satu sama lain untuk arus kas perusahaan tersebut. Saran yang penulis sampaikan untuk PT. Indosat, Tbk dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah untuk meningkatkan pendanaan yang didapatkan agar aktivitas lainnya dapat berjalan dengan baik, sehingga arus kas perusahaan akan semakin bagus. DAFTAR PUSTAKA E. Fischer, Ronald J. Jordan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Andi Offset. Yogyakarta Djarwanto. 2004. Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan edisi 2. BPFE. Yogyakarta Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta J. Wild, John. Dkk. 2004. Financial Statement Analysis edisi 8. Salemba Empat. Jakarta J. Wild, John. Dkk. 2008. Financial Statement Analysis edisi 10. Salemba Empat. Jakarta. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan edisi 3. UPP AMP YKPN. Yogyakarta Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Teori Akuntansi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hanafi dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. AMP-YKPN. Yogyakarta. Ahmad, Kamaruddin. 2004. Security Analysis and Portofolio Management dalam Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portofolio. Ed.Donald Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14, April 2012 99
100 Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14, April 2012