BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perjuangan PT Gudang Garam Tbk hingga mencapai sukses seperti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Gudang Garam, Tbk

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahun 1913 di Surabaya, almarhum Liem Seng Tee

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA. TBK. Danial Farhan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK PERIODE TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP LABA BERSIH PT. SAMPOERNA. TBK. Zulyanto Ariwibowo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dalam rangka Undang - Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.

PENGARUH BIAYA PROMOSI GUDANG GARAM. TBK JEKSON TUA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Unilever Indonesia, Tbk, didapatkan informasi Earning Per Share Tahun Tabel 4.1

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

ANALISIS PENGARUH AKUISISI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris pada PT. Sampoerna TBK di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM TBK YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN. menguasai pangsa pasar di Indonesia, memproduksi lebih dari miliar batang rokok

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ45 MUHAMAD YASIN MARASABESSY

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

Universitas Bhayangkara Jaya

Oleh: ZULIA HANUM,SE,M.Si

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. pengaruh model fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham, dengan

:Anggun Kartika Wati Npm :

ABSTRAK. PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP LIKUIDITAS (CURRENT RATIO) PT. HM SAMPOERNA, Tbk PERIODE PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga. perusahaan dengan kuat, perusahaan dapat mempertahankannya baik

MUSLIKAH SUCIATI B

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

: Berkat Kristian Zega NPM : Pembimbing : Anne Dahliawati, SE., MM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

TUGAS MANDIRI PENGANTAR BISNIS 1 ULASAN TENTANG KEGIATAN BISNIS. PT. GUDANG GARAM Tbk

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis Rasio ROI, ROE, NPM, DAR dan DER pada Perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh

PENGARUH RETURN ON ASSETS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FITRI ANDRE INA EB19

ANALISA MANAGEMENT STRATEGY PT.GUDANG GARAM, TBK. Oleh : Iyan Gustiana Staf Dosen Sistem Informasi UNIKOM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. XL AXIATA, TBK Nurlaila Kasim Jurusan Manajemen Program Studi S1 Manajemen

PENGARUH EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) TBK. Andriyanto Pakaya 1

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

Gladys Dorothy Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Triyanto Prasetya Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 PT Gudang Garam Tbk Profil Perusahaan

: KARSANTI RENO A NPM : : Ekonomi/Akuntansi

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Angantyo Adi Darminto Dwi Atmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

: Suriana Juniarti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sugiharti Binastuti

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penghasil tembakau terbanyak di dunia setelah Cina, Brazil, India, Amerika

Paparan Publik. Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurmala Ekatami NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN PAJAK AGRESIF (STUDI PADA ENTITAS PUBIK SEKTOR MANUFAKTUR)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. purposif. Deskripsi dari masing-masing variabel penelitian sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini memaparkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

Yuniar Amalia S Manajemen Ekonomi 2015

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi. Disusun oleh: Aulatun Nisah NIM:

1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun Nisran, LCA. Robin Jonathan, Suyatin

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

An affiliate of Philip Morris International. Paparan Publik. Soehanna Hall - The Energy Building Jakarta 27 April 2016

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Gudang Garam, Tbk. Perjuangan PT Gudang Garam Tbk hingga mencapai sukses seperti sekarang ini dimulai sejak tahun 1958. Pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan merek dagang Gudang Garam dengan bercirikan industri rumah tangga yang hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada saat itu jumlah tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati lahan sewaan seluas 1000 m2 yang berlokasi di jalan Semampir II/1 Kediri. Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa Sigaret kretek Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada mulanya pemasaran hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri (Karesidenan Kediri). Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang Garam menjadi semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan untuk memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi sebuah Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang Garam juga mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah. 1

Kemudian pada tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan status Perseroan Terbatas, PT. Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam semakin berkembang, baik dari segi kualitas produksi, menejemen maupun teknologi, sehingga pada tahun 1979 mulai memproduksi Sigaret Kretek Mesin (SKM). Produksi sigaret kretek mesin ini tidak merubah sifat PT. Gudang Garam sebagai perusahaan yang menganut sistem padat karya, bahkan semakin memperluas kesempatan kerja. Pada tahun 1985, Bapak Surya Wonowidjojo wafat dengan meninggalkan kenangan indah kepada seluruh karyawan. Saat itu justru persaingan di industri rokok semakin ketat, dengan kondisi demikian perusahaan harus berjuang demi kelestarian perusahaan dan kesejahteraan karyawan yang merupakan cita-cita beliau. Untuk memperkuat struktur permodalan dan posisi keuangan perusahaan, maka pada tahun 1990 PT. Gudang Garam melakukan penawaran umum untuk menjual sebagian saham perusahaan kepada masyarakat melalui bursa effek. Pada tahun 1991, perusahaan mengembangkan usaha di bidang kertas industri melalui PT Surya Pamenang, berkedudukan di Kediri. Prosentase pemilikan saham PT Gudang Garam Tbk. pada PT Surya Pamenang saat ini adalah 100% kurang 1 (satu) saham. Salah satu tujuan pengembangan bidang usaha ini adalah untuk menjamin kesinambungan akan pasok bahan pengepakan bermutu tinggi, yang sebelumnya 2

kebutuhan bahan pengepakan berkualitas tertentu masih harus diimpor. PT Surya Pamenang akan ikut serta memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia dan di luar negeri di samping juga untuk memenuhi kebutuhan kertas kemasan PT Gudang Garam Tbk. sendiri. 4.1.2 Falsafah Perusahaan Kiat-kiat manajemen yang menjadikan PT. Gudang Garam Tbk, menjadi seperti sekarang ini, bercermin pada pandangan hidup Almarhum Surya Wonowidjojo yang juga menjadi falsafah perusahaan, yaitu Catur Dharma Perusahaan yaitu : 1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan. 2. Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan. 3. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama dengan orang lain. 4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama. 3

Anggaran dasar Perseroan menetapkan bahwa Perseroan diurus oleh suatu direksi di bawah pengawasan dewan komisaris yang semuanya diangkat oleh rapat umum pemegang saham, untuk jangka waktu lima tahun, dan dapat diangkat kembali. Tugas dan wewenang dewan komisaris dan direksi diatur dalam anggaran dasar Perseroan. Susunan dewan komisaris dan Direksi Perseroan akhir maret 2012 adalah sebagai berikut : a. Presiden Komisaris : Juni Setiawati Wonowidjojo b. Komisaris Komisaris : Yudiono Muktiwidjojo Frank Willem Van Gelder Lucas Mulia Suhardja c. Presiden Direktur : Susilo Wonowidjojo d. Direktur Direktur : Heru Budiman Edijanto Herry Susianto Buana Susilo Fajar Sumeru 4.1.3 Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM) PT Gudang Garam Tbk menerapkan prinsip padat karya sekaligus padat modal secara bersama sama. Untuk memproduksi rokok yang berkualitas tinggi PT Gudang Garam Tbk harus menggunakan peralatan dan mesin yang canggih, yang berarti butuh pengadaan dengan modal besar. Disisi lain perusahaan 4

mempunyai komitmen besar terhadap pemberdayaan sumber daya manusia. PT Gudang Garam Tbk memiliki jumlah karyawan lebih dari 41.000 orang yang tersebar di berbagai sektor pekerjaan.kesuksesan Gudang Garam tidak lepas dari hasil kerja keras pendirinya, yaitu Surya Wonowidjojo yang pandai meramu racikan rokok kretek dengan prinsip bahwa setiap rokok kretek sejati haruslah harum, gurih, dan nikmat, yang kemudian menjadi slogan Gudang Garam. Filosofi Surya Wonowidjojo yang kemudian menjadi filosofi PT Gudang Garam Tbk sebagai dasar pertumbuhan perusahaan disebut Catur Darma Perusahaan, sebagai berikut: 1. Kebahagiaan adalah memberikan kehidupan yang bermakna dan bermanfaat. 2. Kunci sukses adalah kerja keras, ketekunan, kejujuran, kesehatan dan iman 3. Sukses dimungkinkan oleh peran dan kerjasama dengan orang lain. 4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama. 4.1.4 Produksi Kantor pusat perseroan, administrasi, dan pabrik utamanya yang memproduksi sigaret kretek linting (SKL) atau rokok klobot, dan empat bulan kemudian sigaret kretek tangan (SKT). Total 50 batang ini dipasarkan ke kota-kota terdekat,sebuah cabang produksi SKT dan SKL di gurah, 13km arah tenggara kota Kediri guna memenuhi permintaan 5

pasar yang semakin meningkat mengikuti perkembangannya dan kemajuan usahanya, perusahaan yang awalnya berdiri dengan status industry Rumah Tangga (home industry) berubah status dari perusahaan perseorangan menjadi firma.unit produk si di pindah dari gura ke Kediri,perusahaan mengembangkan jenis produk sigaret kretek mesin (SKM). Perusahaan memproduksi jenis rokok baru,yaitu kretek mild yang di tandai dengan berdirinya direktorat produksi gempol di pasuruan jawa timur. Perusahaan juga mengembangkan unit kretek mesin di gempol pasuruaan jawa timur. di arah tenggara kota kediri. Adapun proses produksi pembuatan rokok kretek dapat digambarkan sebagai berikut : a. Letakkan tembakau seukuran sebatang rokok kedalam alat penggulung rokok, ratakan dari kanan ke kiri, masukkan gabus filter b. Dorong penggulung secara perlahan, setelah rokok tergulung setengah, selipkan kertas dan oleskan lem, lanjutkan mendorong alat penggulung secara cepat. Akhirnya jadilah sebuah batang rokok tercipta, lakukan proses tersebut secara berulang-ulang jika anda ingin membuat beberapa batang rokok filter. Setelah selesai rokokrokok tersebut dikemas lalu di distribusikan. 4.1.5 Pemasaran a. Sigaret Kretek Tangan (SKT) : Nusa 6

Gudang Garam Merah Gudang Garam Djaja Sriwedari Lurik Sriwedari Biru Lurik b. Sigaret Kretek Linting (SKL) : Klobot Manis c. Full Flawored Gudang Garam Internasional Surya 16 Surya 12 Surya 12 Premium Surya Professional d. Light & Mild Surya Professional Mild Surya Slims Surya Slims Menthol Surya Slims Premium 4.1.7 Sejarah Singkat PT. HM. Sampoerna, Tbk. Pada tahun 1913 di Surabaya, almarhum Liem Seng Tee memprakarsai berdirinya suatu perusahaan industri rumah tangga penghasil Sigaret Kretek Tangan (SKT) dengan merk Dji Sam Soe (234). Pada tahun 1930 perusahaan industri rumah tangga ini diresmikan 7

dengan dibentuknya Handel Maatschapij Liem Seng Tee yang selanjutnya menjadi PT. Handel Maatschapij Sampoerna. sseiring dengan perkembangan industri rokok, Aga Sampoerna putra kedua almarhum, bersama-sama dengan kakaknya mendirikan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna (semula bernama PT. Perusahaan Dagang dan Industri Panamas), selanjutnya disebut PT. Panamas berkedudukan di Surabaya berdasarkan akta No. 69 tanggal 19 oktober 1963, yang dibuat dihadapan Anwar Mahajudin, Notaris Surabaya dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI melalui surat keputusan No. J. A./5/59/15 tanggal 30 April 1964 dan telah diumumkan dalam tambahan nomor 357 Berita Negara RI nomor 94 tanggal 24 november 1964. Pada tahun 1978, Aga Sampoerna (Putera Sampoerna) mengambil alih manajemen Handel dan Panamas dan dengan sadar memutuskan untuk melakukan modernisasi dan ekspansi, sehingga menjadi salah satu penghasil utama rokok kretek di Indonesia. Modernisasi dan ekspansi tersebut diawali pada tahun 1982 dengan mendirikan fasilitas-fasilitas tembakau dan prasarana pembelian tembakau diberbagai daerah perkebunan tembakau di pulau Madura dan Jawa Timur. Empat tahun kemudian dilanjutkan dengan pengembangan prasarana dan jaringan distribusi Sampoerna yang ekstensif. Keberhasilan Sigaret Kretek Mesin (SKM) juga merupakan wujud dari modernisasi dan ekspansi tersebut. Pada tahun 1988, Panamas mengambil alih aktiva dan operasi Handel yang kemudian tidak aktif lagi dan mengubah namanya menjadi 8

PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. Pada waktu yang sama juga dimulai dengan pembangunan fasilitas baru yang mutakhir didaerah Pandaan seluas 150 Ha. Pada tahun 1990, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi perseroan publik. Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc. (PMI), salah satu perusahaan tembakau terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi industri dan perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat berlokasi di Jl. Rungkut Indutri Raya No. 18, Surabaya serta memiliki pabrik berlokasi di Surabaya, Pandaan, dan Malang. Perusahaan juga mempunyai kantor perwakilan korporat di Jakarta. 4.1.8 Falsafah Perusahaan Produk utama Perseroan adalah sigaret kretek tangan Dji Sam Soe, yang merupakan salah satu rokok kretek lintingan pertama yang dibuat untuk tujuan komersial, yang sampai saat ini masih merupakan acuan falsafah perusahaan. Falsafah ini didasarkan atas konsep hubungan kepercayaan antara pembuat, pedagang, dan konsumen, yang masingmasing saling melayani. Jika ketiga pihak menikmati keuntungan, maka bisa dianggap terdapat bisnis yang berhasil. 9

Falsafah ini terwujud dalam lambang tiga tangan yang dewasa ini muncul dalam bentuk grafis modern, meski dirumah keluarga tempat asalnya, yang terletak dekat pabrik yang masih berfungsi di Taman Sampoerna. Lambang itu muncul dalam berbagai kesempatan, antara lain pada jendela kaca berwarna, pahatan pada kursi, pada genteng atap, dan sebagainya. Hal ini sebagai peringatan akan komitmen falsafah almarhum pendiri Perseroan (Liem Seng Tee) 10

Jajaran Komisaris dan Direksi yang terbentuk kemudian merupakan paduan dari para eksekutif PMI yang memiliki pengalaman internasional dari seluruhdunia, dengan pimpinan PT. HM. Sampoerna, Tbk. yang telah teruji. a. Dewan Komisaris : Presiden Komisaris : Matteo Lorenzo Pellegrini Wakil Presiden Komisaris : Douglas Walter Werth Komisaris : Eunice Carol Hamilton Komisaris Independen : Phang Cheow Hock Komisaris Independen : Ekadharmajanto Kasih b. Direksi : Presiden Direktur : John Gledhiil Direktur : Paul Janelle Direktur : Shea Lih Goh Direktur : Yos Adiguna Ginting Direktur : Wayan Mertasana Tantra 11

4.1.9 Sumber Daya Manusia Perseroan menyadari sedalam-dalamnya peranan dari sumber daya manusia menentukan keberhasilan usaha. Oleh karena itu secara bersungguh-sungguh memusatkan perhatian untuk selalu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya melalui berbagai program pelatihan, pengembangan, pengasuhan, pemeliharaan. Pelayanan kesejahteraan (Astek, Koperasi, Poliklinik, Keluarga Berencana, dan KKB) bagi seluruh karyawannya. Karyawan yang tergabung secara administrative dalam PT. HM. Sampoerna meliputi 16.422 orang, terdiri dari : a. Manajemen Puncak : 6 orang b. Manajemen Atas : 18 orang c. Manajemen Madya : 72 orang d. Karyawan Kantor : 450 orang e. Karyawan Produksi, Processing, dan Pemasaran : 15.876 orang Pada akhir 2009, jumlah karyawan Sampoerna dan anak perusahaan mencapai sekitar 28.300 orang. 4.1.10 Produksi Kantor pusat perseroan, administrasi, dan pabrik utamanya yang memproduksi rokok kretek tangan dan rokok kretek mesin terletak di Rungkut Industri, Surabaya. Di samping lokasi ini, Perseroan juga mempunyai fasilitas produksi rokok kretek tangan di Taman Sampoerna Surabaya dan Malang. 12

Perseroan melakukan sendiri proses sendiri proses pembelian, pengeringan, dan pemeliharaan tembakau dan cengkeh. Pencampuran tembakau dilakukan pada masing-masing pabrik di masing-masing lokasi. Perseroan juga mempunyai laboratorium yang mengawasi secara teliti proses pencampuran ini untuk menjamin mutu produk. Rokok kretek tangan digulung dan dibungkus oleh tenaga-tenaga terampil. Sedangkan untuk rokok kretek mesin, penggulungan dan pembungkusan dilakukan oleh mesin-mesin secara otomatis. Adapun proses produksi rokok pada prinsipnya sederhana namun diperlukan suatu ketelitian yang cukup tinggi baik dalam hal pemilihan tembakau dan cengkeh, juga pada saat pencampuran. Pada umumnya campuran daripada rokok kretek terdiri dari 30% cengkeh dan 70% campuran tembakau. Namun demikian, rasio yang pasti dari komposisi ini dapat bervariasi dan sangat tergantung pada formula yang dikehendaki. Proses pembuatan rokok kretek dapat digambarkan sebagai berikut : a. Berbagai macam tembakau dibersihkan dan kemudian dicampur menurut formula tertentu b. Cengkeh dicuci dan diproses, kemudian dicampur dengan tembakau campuran tersebut diatas c. Hasil campuran ditaruh di dalam tempayan-tempayan yang kemudian digulung (dilinting) baik dengan mesin maupun tenaga 13

manusia. Seorang tenaga kerja ahli mampu menggulung 325 batang rokok per jam dan 3000 batang per menit dengan satu mesin. d. Setelah digulung, rokok tersebut dipotong baik oleh tenaga manusia maupun mesin. Tenaga kerja yang ahli dapat memotong sejumlah 1000 batang per jam. Rokok-rokok yang telah dipotong kemudian dimasukkan kedalam bungkus masing-masing. 4.1.11 Pemasaran Produk rokok kretek Sampoerna yang dapat ditemui di pasar adalah : a. DJI SAM SOE (234) : Rokok Kretek Tangan b. Sampoerna A Hijau : Rokok Kretek Tangan c. PANAMAS Kuning : Rokok Kretek Tangan d. A King Size : Rokok Kretek Tangan e. Sampoerna A Exclusive : Rokok Kretek Mesin, Filter f. Sampoerna A International : Rokok Kretek Mesin, Filter g. Sampoerna A Universal : Rokok Kretek Mesin, Filter h. Sampoerna A Mild : Rokok Kretek Mesin, Filter i. Dji Sam Soe Filter &Gold : Rokok Kretek Mesin, Filter j. Sampoerna Millennium : Rokok Kretek Mesin, Filter k. Sampoerna Dark Classics : Rokok Kretek Mesin, Filter l. Sampoerna Menthol Classics : Rokok Kretek Mesin, Filter m. U Mild : Rokok Kretek Mesin, Filter n. Avolution : Rokok Kretek Mesin, Filter 14

o. Vegas Mild : Rokok Kretek Mesin, Filter p. Marlboro : Rokok Kretek Mesin, Filter Kadar : a. Nikotin : 1,2 mg/batang b. Tar : 14 mg/batangs Produk Perseroan disalurkan melalui pedagang-pedagang besar di luar perseroan dengan menggunakan jasa angkutan luar yang dikontrak, sehingga pengawasan Perseroan atas saluran distribusinya menjadi sangat terbatas. Mulai tahun 1986, PT. HM. Sampoerna, Tbk. membentuk divisi penjualan dan pemasarannya sendiri secara agresif dan memulai integrasi vertikal, dimana divisi ini akhirnya dirubah menjadi PT. Sampoerna Transportasi Nusantara, salah satu perusahaan afiliasi. Tonggak utama prasaran PT. HM. Sampoerna, Tbk. adalah jaringan distribusinya, yang dapat dibanggakan karena mengkaryakan lebih dari 3000 orang, menggunakan lebih dari 600 van, lebih dari 1500 sepeda motor yang beroperasi di seluruh Nusantara, melalui 51 cabang utama dan 84 cabang pembantu. Melalui jaringan distribusi ini, PT. HM. Sampoerna, Tbk. berkemampuan untuk menyalurkan produk konsumen apa saja termasuk produk dari pihak ketiga kemanapun di Indonesia. Dengan jaringan yang ada sekarang, Perseroan dapat lebih mudah mengawasi aktivitas distribusi dan promosi produknya. Walaupun infrastruktur yang ada dapat memberikan jasa bagi distribusi produk pihak 15

ketiga namun pada saat ini jaringan distribusi tersebut hanya digunakan untuk menyalurkan produk Sampoerna. Perseroan mengoperasikan enam pabrik rokok di Indonesia, dua pabriksigaret kretek mesin berlokasi di Pandaandan Karawang, tiga pabrik sigaret kretektangan berlokasi di Surabaya dan satu pabriksigaret kretek tangan di Malang. Selain itu,perseroan juga bekerja sama dengan 37 unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang berada dipulau Jawa dalam memproduksi sigaret kretektangan, dan secara keseluruhan memilikilebih dari 60.000 orang karyawan. Perseroanmenjual dan mendistribusikan rokok melalui59 kantor penjualan. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Earning Per Share (EPS) Earning per share perusahaan rokok dalam hal ini PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. HM. Sampoerna, Tbk adalah sebagai berikut: 16

Tabel 4.1 Earning Per Share Tahun EPS GGRM HMSP 2001 1.085 212 2002 1.085 371 2003 956 313 2004 930 454 2005 982 544 2006 524 805 2007 750 827 2008 977 889 2009 1.796 1.161 2010 2.155 1.465 sumber olahan data Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, PT. Gudang Garam Tbk, pada tahun 2001 dan 2002 cukup baik dan stabil. Hal ini dikarenakan tidak dapat perubahan jumlah dividen yang terlampau besar, kemudian pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh Kenaikan cukai rokok dan pajak pertambahan nilai, Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli masyarakat terhadap rokok sehingga terjadi penurunan permintaan rokok. (PPN) juga merupakan pendorong utama turunnya profitabilitas. menurut Departemen Riset IFT. Profitabilitas perusahaan yang diukur dari margin kotor tercatat turun sebesar 4,8% dibandingkan tahun sebelumnya, kemudian penjualan tahun 2009 dan 2010 mengalami peningkatan. Kenaikan ini disebabkan adanya perusahaan berhasil menekan jumlah beban pajak penghasilan dan beban usaha namun tetap 17

mengalami defisit sehingga berpengaruh, tetapi jumlah laba yang dihasilkan perusahaan dapat dikatakan cukup berkualitas. Dibandingkan PT. HM Sampoerna, Tbk laba yang diperoleh dari tahun 2001 merupakan tahun dasar naiknya laba sebesar 212, hal ini perusahaan mengalami kenaikan yang signifikan beranjak sampai dengan tahun 2010 mencapai nilai sebesar 1.465, penjualan laba mengalami peningkatan, Peningkatan penjualan produk inilah perusahaan mampu menghasilkan laba yang kemudian dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden dan juga Menguasai pangsa pasar : Produkproduk rokok sampoerna secara keseluruhan menguasai pangsa pasar rokok Indonesia dengan pangsa pasar 24,2%, posisi kedua Gudang Garam 23,6%, dan ketiga Djarum 20,4%. Semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan maka semakin besar pengembalian modal dari setiap lembar sahamnya. 4.2.2 Harga Saham Perkembangan Harga Saham selama tahun 2001sampai dengan tahun 2010 dari PT. Gudang Garam, Tbk. Dan PT. HM. Sampoerna, Tbk. Adalah sebagai berikut : 18

Tabel 4.2 Harga Saham Tahun HargaSaham GGRM HMSP 2001 8650 3.200 2002 8300 3.700 2003 13.600 4.475 2004 13.550 6.650 2005 11.650 8.900 2006 10.200 9.700 2007 8.500 14.300 2008 4.250 8.100 2009 21.550 10.400 2010 40.000 28.150 Sumber olahan data Dari hasil penelitian diperoleh data perkembangan harga saham PT. Gudang Garam Tbk Sebagaimana tertera pada tabel 4.2 yang menunjukkan penurunan harga saham yang turun tahun 2002, hal ini mengakibatkan Inflasi yang semakin tinggi dapat berdampak pada kegiatan operasional maupun non operasional perusahaan yang membuat biaya penyediaan manjadi tinggi yang diakibatkan oleh nilai tukar rupiah ke dollar yang turun. kemudian mengalami peningkatan, disebabkan oleh adanya harga saham dipengaruhi oleh profitabilitas di masa yang akan datang. Oleh karena itu, dengan meningkatnya pertumbuhan penjualan para investor tertarik untuk membeli saham tersebut sehingga harga saham akan terus meningkat. Kondisi ini berdampak positif pada penguatan mata uang rupiah dan peningkatan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). cenderung turun lagi tahun 2004 terus-menerus hingga sampai tahun 2007, hal ini disebabkan produk 19

yang dihasilkan perusahaan telah masuk ketahap kedewasaan tumbuh (growth maturity), dimana tingkat pertumbuhan penjualan mulai menurun. Maka, dengan adanya penurunan pertumbuhan penjualan diharapkan banyak produsen mempunyai banyak produk untuk dijual, kemudian tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 mengalami peningkatan yang signifikan, maka perusahaan tersebut mampu membiayai kegiatan usahanya dengan saldo laba yang dimilikinya, sehingga perusahaan tersebut akan menggunakan hutang dalam jumlah relatif sedikit. Dan harga saham PT. HM Sampoerna Tbk dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2001 hingga sampai tahun 2007 meningkat, ini diakibatkan oleh tingginya tingkat penjualan produk perusahaan (portofolio SigaretKretekMesin SKM ). dan tahun 2008 mengalami penurunan disebabkan karena sektor consumer goods bukan merupakan industri musiman sehingga konsumen akan terus membutuhkan produk yang dihasilkan industri ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan tahun 2009 dan tahun 2010 mengalami peningkatan kembali Hal tersebut juga dikarenakan atas kebutuhan konsumen terhadap suatu produk berbeda - beda. Oleh karena itu, dengan naik atau turunnya tingkat pertumbuhan penjualan belum tentu dapat menaikkan harga saham. Karena bisa jadi dengan naiknya tingkat penjualan tetapi harga saham tetap stabil atau sebaliknya. 20

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian 4.3.1 Analisis Regresi Sederhana Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. HM. Sampoerna, Tbk tahun2001 2010. Dimana persamaan regresinya adalah : ŷ = a + bx Berikut ini data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution) versi 16. tentang hasil persamaan regresi tentang pengaruh EPS terhadap Harga Saham. Tabel 4.3. Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -2552.312 2299.512-1.110.282 EPS 15.802 2.236.857 7.068.000 a. Dependent Variable: Harga_Saham Berdasarkan tabel 4.3 Coefficients a di atas, maka persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut : ŷ = -2.552,31 + 15,802 Berdasarkan data di atas, yang menyatakan hasil persamaan regresi tentang pengaruh EPS terhadap Harga Saham, maka hasil pengujian 21

hipotesis menunjukkan persamaan ŷ =-2.552,31 + 15,802. Hal ini berarti bahwa Constant sebesar -2.552,31 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel EPS maka variabel Harga Saham adalah -2,552 dan Koefisien regresi sebesar 15.802 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel EPS akan meningkatkan variabel Harga Saham sebesar 15,802 dengan asumsi bahwa variabel bebas lain tidak berubah 4.3.2 Koefisien Determinasi (R Square) Koefisien Determinasi mencerminkan besarnya perngaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan pengaruh antar variabel dalam model yang digunakan. Untuk hasil pengolahan datanya dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.4 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.857 a.735.720 4715.23761 a. Predictors: (Constant), EPS b. Dependent Variable: Harga_Saham Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa pengaruh EPS terhadap harga Saham yakni sebesar 0,735atau 73,5%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh EPS terhadap Harga saham sebesar 73,5% yang berarti bahwa tingkat pengaruh variabel EPS terhadap 22

variabel Harga saham Kuat. Sementara sisanya sebesar 27,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang mempengaruhi Harga Saham Perusahaan rokok tersebut bisa dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran akan saham tersebut atau informasi tentang perusahaan, dalam hal ini Perusahaan rokok regulasi pemerintah, serta pengaruh politik. 4.3.3 Pengujian Keberartian (Uji t) Selanjutnya uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Uji t dilakukan untuk membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada taraf signifikan ( ) = 5%, berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dengan kriteria sebagai berikut : H 0 = tidak berpengaruh EPS terhadap Harga Saham pada kedua perusahaan rokok. H 1 = berpengaruh EPS terhadap Harga Saham pada kedua perusahaan rokok. atau, Jika t hitung <t tabel Jika t hitung t tabel : H 0 ditolak dan H 1 diterima : H 0 diterima dan H 1 ditolak Untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh pada Harga Saham, perlu dibandingkan besarnya nilai t hitung dengan besarnya nilai t tabel. Pada penelitian ini nilai t tabel dari koefisien hasil analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua sisi dan derajat kebebasan (df)19 =2,093. Dalam penelitian ini nilai t hitung pada tabel 23

4.3 sebelumnya menunjukkkan nilai sebesar 7,068 sehingga t hitung 7,068 >t tabel 2,093, maka H 1 diterima dan H 0 ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh EPS terhadap Harga Saham. Untuk mengetahui kekuatan hubungan variabel EPS terhadap Harga saham dpat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.5 Pedoman Inter koefisien Tingkat Pengaruh 0.00 0.19 Sangat Rendah 0.20-0.39 Rendah 0.40 0.59 Sedang 0.60 0.79 Kuat 0.80 1.00 Sangat Kuat (Sugiyono, 2010) Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui seberapa besar kekuatan hubungan dari pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. HM. Sampoerna, Tbk. Besarnya pengaruh EPS terhadap Harga saham dalam penelitian ini adalah sebesar, 73,5 % sehingga dapat dikatakan terdapat pengaruh yang cukup kuat dari EPS terhadap Harga saham kedua perusahaan rokok tersebut. 24

4.4 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share(EPS) terhadap harga saham, maka peneliti melakukan uji t yaitu pengujian secara parsial. hasil uji t yang di dapat ialah H0 diterima, dan H1 ditolak. Pada hasil penelitian ini hasil pengujian hipotesis sesuai dengan teori Ang (1997), EPS merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada suatu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan. EPS, yang semakin tinggi akan meningkatkan daya tarik investor, sehingga harga saham relatif meningkat, demikian pula return saham akan meningkat. Dengan meningkatnya EPS maka kinerja saham ditinjau dari sisi profitabilitas semakin baik. Dengan meningkatnya EPS maka akan menambah daya tarik investor untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan. Sehingga harga saham perusahaan akan meningkat Analisis rasio Earning Per Share(EPS) dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting karena merupakan salah satu tekhnik analisis yang bersifat menyeluruh (comprehensive). Analisis rasio Earning Per Share(EPS) merupakan teknik analisis yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Earning Per Share(EPS) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk memperoleh keuntungan. 25

Hubungan antara Earning Per Share(EPS) dan Harga Saham dalam penelitian ini adalah searah, dimana jika Earning Per Share(EPS) meningkat, maka harga saham pun akan cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan pengaruh hasil penelitian yakni sebesar 0.735atau 73.5% Earning Per Share(EPS) mempengaruhi Harga Saham. Jika dihubungkan dengan kenyataan jelas bahwa keterkaitan antara Earning Per Share(EPS) dengan Harga Saham untuk perusahaan rokok menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel, pada taraf signifikan dengan demikian maka H0 diterima, dan H1 ditolak. Dengan menerima Ho berarti bahwa terdapat pengaruh antara Earning Per Share(EPS) terhadap Harga Saham. Sementara kekuatan hubungan antara variable X dan Y jika dilihat dari pedoman interpretasi adalah termasuk dalam kategori kuat. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Nurmalasari Indah (2012) dengan judul : Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008. Studi kasus yang diambil pada perusahan-perusahaan emiten LQ45 diakhir tahun 2005-2008.Variabel independen yang digunakan terdiri dari ROA, ROE, NPM, dan EPS. Pengujian terhadap penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang terdiri dari 3 asumsi dasar, yaitu autokorelasi, multikoliniearitas, dan heteroskedastisitas. Setelah itu dilakukan uji regresi linier berganda yang dilakukan untuk menentukan persamaan regresi yang menunjukkan 26

hubungan variabel terikat yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel bebas.uji F yang dilakukan untuk mengetahui apakah empat variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Dan yang terakhir Uji-t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) memilki berpengaruh terhadap harga saham sedangkan rasio keuangan yang lainnya tidak berpengaruh.untuk rasio keuangan yang terdiri dari NPM, ROE, ROI dan EPS berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga saham pada tahun 2005-2008. 27