ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN VARIANS ANGGARAN DENGAN REALISASI PENJUALAN PADA PT. VINAYAKA ABADI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PROSEDUR DAN VARIANS ANGGARAN PENJUALAN PADA CV. AGUNG JAYA ART PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

BAB II LANDASAN TEORI

Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, anggaran, pengendalian biaya, pusatpusat pertanggungjawaban

ANALISIS ANGGARAN PENJUALAN OBAT SEBAGAI ALAT UKUR EFEKTIVITAS KINERJA PERUSAHAAN PADA PT SINAR PRIMA LESTARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Anggaran Operasional dan Realisasi pada PT XYZ

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN ANGGARAN KAS KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN KEUANGAN TAHUNAN Studi Kasus Pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.

ABSTRAK. Kata kunci: anggaran, perencanaan, pengendalian UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II BAHAN RUJUKAN. memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap

BAB II BAHAN RUJUKAN

APLIKASI ANGGARAN BAHAN BAKU PROYEK SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA MENGGUNAKAN MYOB ACCOUNTING PADA PT. TAKENAKA INDONESIA CABANG KARAWANG

ANALISIS ANGGARAN DAN REALISASI PROYEK PERKUATAN TEBING DAN NORMALISASI SUNGAI KARANG MUMUS TAHUN 2008 PT. HUTAMA KARYA (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan. dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tertentu, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan

Minggu-1. Gambaran Umum Tentang Budget. Penganggaran Perusahaan. Administrasi Bisnis. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan mengenai Peranan Anggaran Pembelian Bahan Baku Sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PT. PAYUNG PUSAKA MANDIRI PERIODE SKRIPSI

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

ANALISIS VARIAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PT. NETAMA GAPURA MAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO PUNDI MAS

ANALISIS HARGA POKOK PENJUALAN BERAS PADA PT BAROKAH MAKMUR, KEC. SAMBOJA, KAB. KUTAI KARTANEGARA. Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI KARTU UNDANGAN DAN AMPLOP DINAS PADA CV. KARUNIA INDAH

BAB IV PENUTUP. terdahulu penulis dapat membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu menyebabkan

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS ANGGARAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. HINDA AS-SALAM BROTHERS DI MAKASSAR

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan perlu untuk menyusun

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur penilaian kinerja manajemen. penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara top down (imposed budget),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN ABSTRAK

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

ANALISIS VARIANS BIAYA OVERHEAD DALAM EFISIENSI HARGA POKOK PRODUKSI

ANALISA PERANAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA : STUDI KASUS PADA PT. ADHYA TIRTA BATAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN VARIANS ANGGARAN DENGAN REALISASI PENJUALAN PADA PT. VINAYAKA ABADI Frankyy Husin Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak PT Vinayaka Abadi Palembang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur atau perumahan. Perusahaan ini menyediakan berbagai type rumah sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kaitannya dengan penganggaran, anggaran penjualan merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu anggaran, karena anggaran penjualan merupakan dasar dari pembuatan anggaran lainnya dan pada umumnya anggaran penjualan disusun terlebih dahulu selanjutnya barulah disusun anggaran lainnya. Oleh karena itu, dalam penyusunan anggaran penjualan akan mengakibatkan anggaran lain pun secara otomatis menjadi salah. Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada perusahaan, ini yang terlihat dalam laporan anggaran penjualan dan laporan realisasi penjualan pada Tahun 2009 sering terjadi kesalahan dalam jumlah yang relative besar. Anggaran perusahaan disusun oleh pimpinan tanpa keterlibatan karyawan (Top Down) dengan menggunakan metode sederhana yaitu perusahaan meningkatkan anggaran penjualan dengan persentase tertentu dari realisasi penjulan tahun sebelumnya. Anggaran yang ditetapkan oleh perusahaan dari tahun ke tahun cenderung meningkat walaupun anggaran yang ditetapkan pada tahun tahun sebelumnya belum tercapai, selain itu perusahaan ini tidak pernah menganalisis lebih lanjut mengenai selisih (varians) yang terjadi antara anggaran penjualan dengan realisasi penjualan. Kata Kunci : Analisis, Anggaran, Pengendalian Biaya, Varians. PENDAHULUAN Sistem Anggaran memiliki fungsi manajerial yang meliputi perencanaan, koordinasi, dan evaluasi (pengendalian). Terkait dengan fungsi manajerial maka antara satu komponen anggaran dengan komponen anggaran lain memiliki time sequence, efektivitas anggaran tidak hanya tergantung satu komponen saja tetapi keberhasilan anggaran dipengaruhi oleh perpaduan antar komponen anggaran. Sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen, sistem anggaran meliputi; struktur pengendalian anggaran, prosedur, dan kebijakan anggaran, tercermin dalam tahapan revisi anggaran. Pada tahapan revisi anggaran akan diketahui bahwa pelaksanaan anggaran antara satu divisi dengan yang lain dapat saling overlap serta tercapai atau tidaknya sasaran yang ditentukan. Dalam prosedur revisi juga dapat diketahui apakah asumsi anggaran yang telah ditetapkan pada saat penyusunan anggaran tidak berubah karena faktor internal maupun eksternal. Sedangkan fungsi anggaran sebagai alat pengendalian ditunjukkan dalam tahapan evaluasi anggaran. Pengendalian merupakan suatu upaya yang 1

ditujukan agar pelaksanaan anggaran tidak menyimpang dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi yang dilakukan secara periodik seperti mingguan dan bulanan merupakan bagian dari pengendalian karena evaluasi bulan ini merupakan pengendalian di bulan berikutnya. Berdasarkan pada kajian di atas seharusnya penting untuk meninjau hubungan antar komponen anggaran dalam konteks prosedur anggaran. Kesesuaian antar komponen anggaran dalam prosedur anggaran akan bermanfaat dalam penentuan kebijakan anggaran pada setiap tahapan anggaran. Anggaran perusahaan disusun oleh pimpinan tanpa keterlibatan karyawan (Top Down) dengan menggunakan metode sederhana yaitu perusahaan meningkatkan anggaran penjualan dengan persentase tertentu dari realisasi penjulan tahun sebelumnya. Anggaran yang ditetapkan oleh perusahaan dari tahun ke tahun cenderung meningkat walaupun anggaran yang ditetapkan pada tahun tahun sebelumnya belum tercapai, selain itu perusahaan ini tidak pernah menganalisis lebih lanjut mengenai selisih (varians) yang terjadi antara anggaran penjualan dengan realisasi penjualan. LANDASAN TEORI Pengertian Anggaran Menurut Nafarin (2007;11) definisi anggaran adalah Rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu, sedangkan menurut Adisaputro dan Marwan Sari (2008:02) mendevenisikan Business Budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan koordinasi dan pengawasan. Dari semua definisi di atas, maka dapat diketahui bahwa secara umum anggaran merupakan suatu bentuk rencana aktivitas suatu kegiatan perusahaan yang akan dilaksanakan selama periode mendatang yang secara umum dinyatakan secara kuantitatif berdasarkan angka-angka yang dibuat dengan pertimbangan yang komprehensif mencakup seluruh variabel yang ada, baik variabel tetap maupun yang berubah. Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Munawir (2007:81), kinerja keuangan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen keuangan. Oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan perlu melibatkan analisis keuangan, yang selanjutnya dikatakan bahwa analisis kinerja perusahaan didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan pada laporan keuangan yang dibuat sesuai prinsip akuntansi. Menurut Husnan (2007:68), kinerja keuangan adalah alat untuk menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan, dimana seorang analisis keuangan memerlukan ukuran tertentu. Ukuran yang seringkali digunakan adalah rasio atau indeks yang menunjukkan hubungan antara dua/lebih data keuangan. Analisis dan penafsiran berbagai rasio akan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan daripada analisis yang hanya mengemukakan data laporan keuangan saja. Pengertian Analisis Varians Menurut Ihsan (2007:203), Analisis Varians sering di aplikasikan dalam situasi sebagai berikut: 1. Penyelidikan varians antara hasil aktual periode yang berlaku dan hasil actual dari periode sebelumnya. Periode sebelumnya dianggap sebagai dasar. 2. Penyelidikan varians antar hasil aktual dan biaya standar.biaya standar dianggap standar 2

3. Penyelidikan Varians antara hasil aktual dan sasaran yang di rencanakan atau yang dianggarkan yang tercermin dalam rencana laba. Sasaran yang direncanakan atau dianggarkan digunakan sebagai dasar. Menurut Shim dan Siegel (2008:217), salah satu cara mengukur materilitas ialah membagi varians dengan biaya standar. Varians yang lebih kecil dari 5% dianggap tidak material (immaterial). Varians sebesar 10% mungkin lebih dapat diterima untuk perusahaan yang menerapkan standar yang ketat di banding kan dengan varians sebesar 5%. ANALISIS 1. Analisis Pengendalian Anggaran Penjuaalan Secara garis besarnya proses pembuatan anggaran dilakukan sebelum proyek dikerjakan, dalam suatu proyek atau juga pengerjaan proyek ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satu nya adalah pengendalian biaya material agar pengendalian anggaran penjualan dapat di lakukan. Material merupakan suatu bahan yang menjadi peranan utama dalam menyelesaikan suatu pengerjaan proyek. Pengendalian dilakukan dengan cara membandingkan hasil pekerjaan terhadap material yang sudah sesuai dengan yang dianggarkan dalam proyek. Pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai persentase yang cukup besar dari total biaya proyek, dari beberapa penelitian menyatakan bahwa biaya material menyerap 50-70 % dari biaya proyek, biaya ini belum termasuk biaya penyimpanan material. Oleh karena itu, penggunaan teknik manajemen yang baik dan tepat untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan, dan menghitung material konstruksi menjadi sangat penting. Pengendalian material sebagai salah satu cara untuk mengendalikan anggaran penjualan dengan cara memastikan kualitas aktual dari beton yang ditempelkan di dinding basement ruko atau rumah di lapangan dan pemeriksaan kualitas. Pemeriksaan ini dilakukan agar memastikan tidak ada penyelewangan material oleh pekerja dengan hanya memberi wewenang kepada satu pekerja dalam pengambilan material di gudang serta melakukan pembersihan dan perapian peralatan kerja setiap selesai kerja dan menghitung ulang kembali jumlah material yang tersisa, sehingga bila terjadi kelebihan kuantitas material dapat diidentifikasi dan kelebihan tersebut bisa langsung dikembalikan ke gudang material, dari segi penyimpangan setelah proyek selesai dalam pelaporan, tampak beberapa penyimpangan dari segi satuan material. Penyimpangan yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan, dengan terkontrolnya pemakaian material di harapkan dapat membantu perusahaan dalam menentukan anggaran penjualan, sehingga persentase penyimpangan antara anggaran dan realisasinya tidak terlalu besar dan melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan perusahaan. Setelah perusahaan melakukan pengendalian material untuk mengendalikan anggaran penjualan, maka tahap selanjutnya perusahaan akan memproses penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran memerlukan prosedur dan tahapan - tahapan yang cukup banyak. Tahap penyusunan anggaran tersebut melibatkan bagian - bagian terkait yang diikutsertakan dalam proses penyusunan anggaran. Bagian - bagian tersebut sangat berperan dalam melaksanakan prosedur penyusunan anggaran. Sebuah perusahaan, bagian penjualan membuat rancangan penjualan, bagian produksi membuat rancangan anggaran persediaan produk dan bagian bagian lainnya menjalankan prosedur yang telah ditetapkan dalam menyusun anggaran. Rancangan anggaran tersebut akan disesuikan dengan komite anggaran untuk diajukan kepada Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham. Semua prosedur dan tahapan - tahapan itu dilakukan untuk pengoptimalan kinerja perusahaan yang memuaskan melalui penyusunan anggaran yang komprehensif dalam pencapaian tujuan perusahaan. 3

Sistem penyusunan anggaran yang dilaksanakan oleh PT Vinayaka Abadi Palembang adalah sistem Top Down ( Otoriter ). Proses penyusunan anggaran penjualan dilakukan oleh pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan menyusun anggaran penjualan berdasarkan data- lainnya data penjualan tahun-tahunn sebelumnya serta pertimbangan-pertimbangan berdasarkan pada keyakinan dan kemampuan yang dimilikinya. Setelah anggaran penjualan disusun dan disahkan, anggarann tersebut kemudian diberikan kepada bagian penjualan untuk dilaksanakan. Penyusunan anggaran yang bersifat otoriter, mengakibatkan perusahaan kurang melibatkan bagian - bagian terkait di dalam perusahaan dalam penyusunan anggaran. Bagian penjualan sangat penting untuk dilibatkan dalam masalah penentuan anggaran penjualan karena bagian ini merupakan bagian yang paling mengetahui mengenai keadaan penjualan perusahaan. Mengikutsertakan partisipasi tersebut di dalam menyusun anggarann penjualan, akan dapat membuat perincian yang lebih realistis, disamping itu dengan adanya partisipasi dari bagian yang terkait, komunikasi dan kerjasama dalam perusahaan akan memiliki motivasi dan rasa tanggung jawab untuk menyetujui, mendukung dan mencapai target anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan prosedur penyusunan anggaran yang dilaksanakan oleh PT Vinayaka Abadi Palembang, dapat diketahui bahwa prosedur penyusunan anggaran yang ditetapkan belum berjalan dengan baik karena proses penyusunan anggaran hanya melibatkan beberapa orang tertentu saja sehingga sulit untuk menghasilkan suatu anggaran yang realistis. Selain itu, anggaran tersebut akan kurang mendapat dukungan karena penganggaran yang dibuat secara otoriter akan menimbulkan perasaan dipaksa bagi pihak yang menjalankan. 2. Analisis Varians Bahan Baku Varians harga bahan baku : selisih harga bahan baku actual dengan harga bahan baku berdasarkan standar diperkenankan. Rumus : ( Harga Bahan Aktual Harga Bahan Standard ) x Kuantitas Aktual Bahan) Varians pemakaian Bahan Baku: selisih antara kuantitas aktual yang digunakan untuk produksi dengan pemakaian bahan berdasarkan standar yang ditetapkan, menggunakan harga beli bahan baku standar. Rumus : (Kuantitas Bahan Aktual Kuantitas Bahan Standar) x Harga Bahan Standar) Tabel 1. Tarif Bahan Baku Untuk Type Rumah Tahun 2007 4

Perhitungan Varians Harga Bahan Baku untuk Type Rumah Tahun 2007 adalah sebagai berikut : Tabel 2. Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Untuk Type Rumah Tahun 2007 Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku untuk Type Rumah Tahun 2007 adalah sebagai berikut : Tabel 3. Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type Rumah Tahun 2007 5

Tabel 4. Tarif Bahan Baku Type Ruko Tahun 2007 Perhitungan Varians Harga Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2007 adalah sebagai berikut : Tabel 5. Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2007 Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2007 adalah sebagai berikut : 6

Tabel 6. Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2007 Tabel 7. Tarif Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2008 Perhitungan Varians Harga Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2008 adalah sebagai berikut : Tabel 8. Perhitungan Varians Harga Baku Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2008 Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2008 adalah sebagai berikut : 7

Tabel 9. Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2008 Tabel 10. Tarif Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2009 Perhitungan Varinas Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2009 adalah sebagai berikut : 8

Tabel 11. Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2009 Perhitungan Varinas Kuantitas Bahan Baku untuk Type Ruko Tahun 2009 adalah sebagai berikut : Tabel 12. Perhitungan Varians Kuantitas Bahan Baku Untuk Type Ruko Tahun 2009 3. Analisis Varians Anggaran Penjualan Penyimpangan biaya merupakan hal biasa terjadi, penyimpangan ini terjadi diakibatkan adanya perbedaan antara angka budget dengan realisasinya. Hal ini dapat dimaklumi mengingat bahwa sifat anggaran hanyalah taksiran sehingga kekuatannya tergantung pada keadaan pada waktu pembuatan taksiran. Penyimpangan biaya dianggap bukan hal yang aneh sejauh perbedaan itu masih berada dalam m batas wajar. Penyimpangan yang terjadi harus dianalisis untuk mengetahui sebab sebab terjadinya. Biasanya perusahaan harus menetapkan ukuran mana yang mesti dilakukan investigasi dan mana yang tidak perlu dilakukan investigasi. Standard penentuan ini biasanya b melihat benefit cost nya, jika biaya investigasi atas penyimpangan ini lebih besar daripada taksiran yang dihemat maka harus dilakukan investigasi. Sebaliknya jika yang dihemat jauh lebih besar dari biaya investigasi maka harus dilakukan investigasi investigas penyebab penyimpangan tadi, kecuali dalam hal tertentu yang sifatnya material atau berpotensi resiko besar maka kendati pun ukurannya kecil namun harus menjadi bahan investigasi. Kegunaannya adalah agar menjadi bahan pelajaran untuk kegiatan perusahaan dii masa yang akan datang. Berdasarkan data yang di peroleh dari PT Vinayaka Abadi Palembang, dapat di ketahui bahwa perusahaan tidak menganalisis lebih lanjut selisih yang terjadi antara anggaran penjualan dengan realisasi anggaran penjualan 9

tersebut. Ada beberapa eberapa langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan anggaran, salah satunya adalah membandingkan hasil nyata dengan seluruh yang direncanakan, dan teliti perbedaan ( selisih ), karena dengan membandingkan selisih tersebut dapat diketahui berapa besar tingkat gkat penyimpangan yang terjadi, penyebab penyimpangan tersebut. tersebut Serta erta perusahaan dapat menentukan langkah apa yang harus diambil dalam menetapkan anggaran pada tahun berikutnya, agar anggaran tersebut dapat menjadi patokan. Penulis menggunakan analisis varians yang membandingkan anggaran penjualan yang di tetapkan dan realisasi anggaran penjualan. Analisis terhadap penyimpangan anggaran penjualan dilakukan dengan tujuan agar penyimpangan yang terjadi antara anggaran yang ditetapkan dengan realisasi anggaran anggaran penjualan perusahaan dapat diketahui. Penyimpangan yang dimaksud adalah perbedaan yang terjadi antara realisasi penjualan yang dicapai perusahaan dengan anggaran yang ditetapkan. Batas Toleransi penyimpangan yang masih dapat di toleransi berdasarkan kebijakan ke kebijakan perusahaan adalah sebesar 5 %. Tabel 13 ini akan disajikan perhitungan varians antara anggran penjualan dengan realisasinya pada tahun 2007, 2008 dan 2009. Tabel 13. Varians rians Anggaran Penjualan dan Realisasi Penjualan Tahun 2007 Dari Tabel 3.13 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2007 telah terjadi penyimpangan sebesar 6,3 % yaitu di peroleh dari : =Rp 2.604.000.000 x 100 % Rp 40.890.000.000 = 0,063 x 100 % = 6,3 % Total Varians ( Selisih ) diperoleh dari : Total Anggaran Total Realisasi = Rp 40.890.000.000 Rp 38.286.000.000 = Rp 2.604.000.000 Perhitungan Persentase realisasi Penjualan terhadap anggaran adalah sebagai berikut : = Rp 38.286.000.000 x 100 % Rp 40.890.000. = 0.93 x 100 % = 93,63 % 10

Dari analisis tersebut dapat kita lihat bahwa terdapat penyimpangan yang tidak menguntungkan yaitu sebesar Rp 2.604.000.000,2.604.000.000, karena realisasi anggaran penjualan lebih kecil daripada anggaran penjualan yang ditetapkan, yaitu anggaran sebesar Rp 40.890.000.000,- sedangkan realisasi anggaran penjualan sebesar Rp 38.286.000.000,38.286.000.000, atau jika dihitung dalam persentase sebesar 6,3 %. Penyimpangan sebesar 6,3 % tersebut merupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan karena merupakan selisih yang tidak mencapai anggaran yang telah ditetapkan. Penyimpangan sebesar 6,3 % dan realisasi terhadap anggaran yang ditetapkan sebesar 93,63 % maka penerapan anggaran penjualan oleh perusahaan dapat dikatakan kurang berhasil karena karena penyimpangan yang terjadi melebihi batas toleransi yang ditetapkan perusahaan. Berdasarkan teori Shim dan Siegel (2001:307) yang mengemukakan bahwa varians lebih kecil dari 5 % bersifat immaterial, ini juga berdasarkan kebijakan perusahaan yang menetapkan menetapkan batas toleransi sebesar 5% sehingga varians yang terjadi pada Tahun 2007 sebesar 6,3 % bersifat material dan memerlukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui penyebab terjadinya. Varians antara anggaran penjualan dan realisasi untuk tahun 2008 dapat dijelaskan elaskan pada tabel tab 14. Tabel 14. Varians Anggaran Angg Penjualan dan Realisasi Penjualan Tahun 2008 Dari Tabel 14 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2008 telah terjadi penyimpangan sebesar 3,3 % yaitu di peroleh dari : Tahun 2008 = Total Varians x 100 % Total Anggaran = Rp 1.903.000.000 x 100 % Rp 57.050.000.000 = 0,033 x 100 % = 3,3 % Total Varians ( Selisih ) diperoleh dari : Total Anggaran Total Realisasi = Rp 57.050.000.000 Rp 55.120.000.000 = Rp 1.903.000.000 Perhitungan Persentase realisasi Penjualan terhadap anggaran adalah sebagai berikut : Tahun 2008 = Total Realisasi Penjualan x 100 % Total Anggaran = Rp 55.120.000.000 x 100 % Rp 57.050.000.000 = 0.96 x 100 % = 96,67 % Dari analisis tersebut dapat kita lihat bahwa terdapat penyimpangan yang tidak menguntungkan yaitu sebesar Rp 1.903.000.000,1.903.000.000, karena realisasi anggaran penjualan lebih 11

kecil daripada anggaran penjualan yang ditetapkan, yaitu anggaran sebesar Rp 57.050.000.000,- sedangkan realisasi anggaran anggaran penjualan sebesar Rp 55.120.000.000,55.120.000.000, atau jika dihitung dalam persentase sebesar 3,3 %. Penyimpangan sebesar 3,3 % tersebut merupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan karena merupakan selisih yang tidak mencapai anggaran yang telah ditetapkan. Penyimpangan sebesar 3,3 % dan realisasi terhadap anggaran yang ditetapkan sebesar 96,67 % maka penerapan anggaran penjualan oleh perusahaan dapat dikatakan berhasil karena penyimpangan yang terjadi tidak melebihi batas toleransi yang ditetapkan perusahaan. perusahaan Selain itu terlihat juga bahwa adanya penurunan varians tahun 2008 sebesar 3 % dari varians tahun 2007 yang menunjukkan adanya danya peningkatan kinerja perusahaan dari tahun sebelumnya. Tabel 15 menunjukkan perhitungan varians antara anggaran penjualan dan realisasi alisasi untuk tahun 2009. Tabel 15. Varians Anggaran Penjualan dan Realisasi Penjualan Tahun 2009 Dari Tabel 15 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2009 telah terjadi penyimpangan sebesar 4,09 % yaitu di peroleh dari : Tahun 2009 = Total Varians x 100 % Total Anggaran = Rp 7.580.000.000 x 100 % Rp 184.950.000.000 = 0,040 x 100 % = 4,09 Total Varians ( Selisih ) diperoleh dari : Total Anggaran Total Realisasi = Rp 184.950.000.000 Rp 177.370.000.000 = Rp 7.580.000.000 Perhitungan Persentase realisasi si Penjualan terhadap anggaran adalah sebagai berikut : Tahun 2009 = Total Realisasi Penjualan x 100 % Total Anggaran = Rp 177.370.000.000 x 100 % Rp 184.950.000.000 = 0.95 x 100 % = 95,90 % Dari analisis tersebut dapat kita lihat bahwa terdapat penyimpangan yang tidak menguntungkan yaitu sebesar Rp 7.580.000.000,7.580.000.000, karena realisasi anggaran penjualan lebih kecil daripada anggaran penjualan yang ditetapkan, yaitu anggaran sebesar Rp 184.950.000.000,- sedangkan realisasi anggaran penjualan sebesar Rp 177.370.000.000,177.370.000.000, atau jika dihitung dalam persentase sebesar 4.09 %. Penyimpangan sebesar 4.09 % tersebut merupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan karena merupakan selisih yang tidak 12

mencapai anggaran yang telah ditetapkan. Penyimpangan sebesar 4,09 % dan realisasi terhadap anggaran yang ditetapkan sebesar 95,90 % maka penerapan anggaran penjualan oleh perusahaan dapat dikatakan berhasil karena penyimpangan yang terjadi tidak melebihi batas toleransi leransi yang ditetapkan perusahaan, tetapi selain itu terlihat juga bahwa adanya peningkatan varians tahun 2009 sebesar 1.09 % dari varians tahun 2008 yang menunjukkan adanya penurunan kinerja perusahaan dari tahun sebelumnya. Tabel 16. Rekapitulasi Perhitungan Perhitungan Varians Tahun 2007 Sampai Dengan 2008 Berdasarakan Tabel 16 dapat diketahui bahwa : 1. Tahun 2007, terjadi selisih sebesar Rp 2.604.000.000,2.604.000.000, dengan persentase sebesar 6,3 %, yang bersifat tidak menguntungkan dan telah melewati batas toleransi yang telah ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 5 %. 2. Tahun 2008, terjadi selisih sebesar Rp 1.903.000.000,1.903.000.000, dengan persentase 3,3 %, walaupun tidak melewati batas toleransi yang ditetapkan perusahaan, selisih ini tetap saja tidak menguntungkan bagi perusahaan. 3. Tahun 2009, terjadi selisih sebesar Rp 7.580.000.000,7.580.000.000, dengan persentase sebesar Rp 4.09 %, walaupun persentase selisih ini tidak melewati batas toleransi perusahaan, tetapi pada tahun ini mengalami peningkatan selisih dari tahun sebelumnya, ini menunjukkan an menurunnya kinerja perusahaan. Berdasarkan analisis yang telah diuraikan Penulis mengenai pengendalian dan varians anggaran penjualan pada PT Vinayaka Abadi Palembang, mengambarkan bahwa belum baiknya pengendalian serta pelaksanaan anggaran penjualan yang ya disusun oleh pimpinan perusahaan. Data tiga tahun terakhir yang diteliti antara penetapan anggaran penjualan dan realisasinya, khususnya pada tahun 2007 memiliki tingkat penyimpangan yang melebihi batas toleransi yang dianjurkan yaitu sebesar 5 % sepertii yang telah dikemukakan oleh Shim dan Siegel. Penyimpangan yang terjadi bersifat tidak menguntungkan perusahaan, oleh karena itu perlu adanya analisis mengenai faktor penyebab adanya penyimpangan tersebut. Setelah diketahui penyebabnya, maka perusahaan dapat da menentukan kebijakan yang terbaik dalam menentukan anggaran penjualan periode berikutnya. PENUTUP Setelah penulis melakukan analisis terhadap varians anggaran penjualan pada PT Vinayaka Abadi Palembang, maka diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. PT Vinayaka Abadi Palembang dalam pengendalian material untuk mengendalikan anggaran penjualan menggunakan metode bottom up yaitu penyajian dan pelaporan anggaran beserta kelengkapannya disajikan setelah mendapat persetujuan dari project manager yang kemudian diteruskan ke pimpinan perusahaan.perhitungan Perhitungan rasio solvabilitas selama tiga tahun secara keseluruhan menunjukkan kelompok yang termasuk tidak sehat karena rata-rata rata tingkat batas rasio tersebut belum berada diatas 120%. Hal ini disebabkan karena kurangnya kurangnya pengalaman sumber daya manusia mengenai pemanfaatan modal perusahaan ditambah juga penerapan pada tingkat premi yang rendah menyebabkan dampak yang berpengaruh besar karena pendapatan premi yang dihasilkan tidak dirasakan manfaatnya bagi perusahaan. 13

2. 3. Sistem penyusunan anggaran yang dilaksanakan oleh PT Vinayaka Abadi Palembang adalah system Top Down ( Otoritas ) dimana proses penganggaran penjualan dilakukan oleh pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan membuat anggaran penjualan berdasarkan data-data penjualan dari tahun-tahun sebelumnya serta pertimbanganpertimbangan lainnya berdasarkan pada keyakinan, kemampuan yang dimilkinya. Setelah anggaran penjualan disusun dan disahkan, lalu anggaran tersebut diberikan kepada bagian penjualan untuk dilaksanakan. Jadi, prosedur penyusunan anggaran yang diterapkan belum berjalan dengan baik sehingga sulit untuk menghasilkan suatu anggaran yang realistis. Adanya varians yang cukup besar pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 2.604.000.000,tetapi menurun pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 1.903.000.000,- dan terjadi peningkatan varians pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 7.580.000.000,-. Penyimpangan yang terjadi pada tahun 2007 telah melewati batas toleransi yang ditetapkan perusahaan, sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 penyimpangan yang terjadi tidak melewati batas toleransi perusahaan, tetapi tetap saja penyimpangan ini tidak menguntungkan bagi perusahaan. Selain itu, perusahaan tidak melakukan analisis terhadap varians yang terjadi antara anggaran dan realisasinya, serta penyebab timbulnya varians tersebut. DAFTAR PUSTAKA Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggraini, 2007, Anggaran Bisnis Analisis Perencanaan dan Pengendalain Laba, Cetakan Pertama, UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri, 2008, Anggaran Perusahaan, Buku I, BPFE, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Ihsan, Arfan, 2009, Akuntansi Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta. K.Shim Jae. G.Siegel Joel, 2001, Budgeting Pedoman Lengkap Langkah Langkah Penganggaran, diterjemahkan oleh Julius Mulyadi, Neneng Natalia, Erlangga. Nafarin, M. 2007, Penganggaran Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta. Sugiono, 2008, Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta. Syafri, Sofyan, Harahap, 2001, Budgeting Penganggaran Perencanaan Lengkap, Cetakan Kedua, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Welsch, Hilton, Gordon, 2000, Anggaran Perencanaan Laba, diterjemahkan oleh Purwaningsih, Maudy Warouw, Edisi 5, Buku I, Salemba Empat, Jakarta. 14