APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT MENULAR PADA BALITA DENGAN METODE FORWARD CHAINING

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT MENULAR PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

SISTEM PAKAR PENENTUAN MINAT DAN BAKAT ANAK UMUR 5-10 TAHUN

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN MENU MAKANAN SEHAT BERDASARKAN GOLONGAN DARAH UNTUK MENGURANGI DAN MENGOBATI ALERGI

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT ASMA DAN GANGGUAN PERNAFASAN (STUDI KASUS RUMAH SAKIT DOKTER SOETOMO)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT MENULAR PADA BALITA DENGAN MENGGUNAKAN PHP (PHP HYPERTEXT PREPROCESOR)

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANG SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

RANCANG BANGUN SISTEM BERBASIS ATURAN UNTUK IDENTIFIKASI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. penuaan. Penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia dan sering kali mendera

RANCANG BANGUN SISTEM CERDAS SERVICE ADVISOR PADA BENGKEL MOBIL BERBASIS WEB (STUDI KASUS KARUNIA MOTOR SURABAYA)

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY EXPERT SYSTEM (STUDI KASUS RS. JIWA MENUR SURABAYA)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING TUGAS AKHIR SYAHRAINI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA TANAMAN KOPI DENGAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT BABI DENGAN METODE BACKWARD CHAINING

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA AWAL PENYAKIT THT

PENGENALAN JENIS PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT THT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR UNTUK MEMPREDIKSI JENIS PENYAKIT PADA KELINCI DENGAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI. Diajukan Oleh :

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sistem. Hal-hal yang akan dibahas di bab ini, antara lain perancangan system flow

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

PEMBUATAN EXPERT SYSTEM SHELL SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK PREDIKSI JENIS INFEKSI PADA MATA

BAB III PERANCANGAN SISTEM. tepat bagi UKM (BPR/S dan LKM/S), maka dilakukan analisa terhadap

UCAPAN TERIMA KASIH. Selama menyelesaikan Tugas Akhir penulis mendapatkan banyak bantuan dan

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT TBC (TUBERCULOSIS) PADA ANAK SKRIPSI AGUSTINA ERNARIA MANURUNG

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY EXPERT SYSTEM (STUDI KASUS RS. JIWA MENUR SURABAYA)

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT CAMPAK PADA ANAK NASKAH PUBLIKASI

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit THT Menggunakan Metode Backward Chaining

APLIKASI SISTEM PAKAR MENDIAGNOSIS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM YANG SERING DIDERITA BALITA BERBASIS WEB DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING PADA APLIKASI SISTEM PAKAR MENDETEKSI JENIS KULIT WAJAH WANITA

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT HEWAN PELIHARAAN. Arina Pramudita

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua.

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HERPES BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI

SISTEM PAKAR KNOWLEDGE-BASED UNTUK DIAGNOSA SAKIT KEPALA

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA MENDIAGNOSA DEMAM Shela Shelina Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 164

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Scabies merupakan salah satu penyakit kulit yang

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

SISTEM PAKAR DIAGNOSA INFEKSI PENYAKIT TROPIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI ELLYS R. SITUMEANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan. Hal 1 dari 90

APLIKASI SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PADA PENYAKIT TUBERKULOSIS

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT MATA MANUSIA

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Kata Kunci : Sistem Pakar, Ginjal, Metode Forward Chaining, Java

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR UNTUK REKOMENDASI DINI DIAGNOSA PENYAKIT ASMA

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... xxiv BAB I PENDAHULUAN...

PENGGUNAAN CERTAINTY FACTOR (CF) DALAM PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT ATHEROSKLEROSIS SKRIPSI. Elpa Armi Voni

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

SISTEM PAKAR FUZZY UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA (STUDI KASUS RS. JIWA MENUR SURABAYA)

Aplikasi Metode ForwardChaining Untuk Mengidentifikasi Jenis Penyakit Pada Kucing Persia

DIAGNOSA PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN (THT) PADA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE ANDROID

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB I Pendahuluan. dirasakan meningkat pesat, terlebih lagi perkembangan di bidang teknologi. khususnya dalam menunjang kegiatan sehari-hari.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 5 No. 1 Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

SISTEM PAKAR PRE DIAGNOSIS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL BERBASIS ANDROID DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Aplikasinya SNIKA /11/2008

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward Chaining

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit THT

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Lambung dengan Metode Forward Chaining Berbasis Android

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR

Rahmat Tullah, Arni R Mariani, dan Eric Sendy Christian Jurnal Sisfotek Global ISSN : Vol. 6 No. 1 / Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. Lulusan kedokteran gigi di tuntut untuk menyelesaikan pasien dengan

SISTEM BERBASIS ATURAN UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT FLU BURUNG SECARA ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini. Internet atau yang sering disebut sebagai dunia maya bukanlah

Transkripsi:

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT MENULAR PADA BALITA DENGAN METODE FORWARD CHAINING 1) Yohan Kurnia Putra Tjumoko 2) Anjik Sukmaaji 3) Julianto Lemantara S1/Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya email : 1)yohankp@live.com, 2)anjik@stikom.edu, 3)julianto@stikom.edu Infectious diseases are diseases that are harmful to infants because it can spread rapidly. Delay in treatment of diseases can cause more severe disease and difficult to cure. Cost to consult the experts are not cheap. Therefore parents need a system that has the ability as an expert for diagnosis of disease. Expert system diagnosis of infectious diseases in infants was built for the diagnosis of tropical diseases attributable to virus infection, fungus and bacteria. With this system parents can get answers to infectious diseases suffered by their toddlers. The system provides information on diagnosis, treatment and prevention. The system uses a forward chaining method. This method of tracking each patient's symptoms, mencokkannya with existing rules, and produces a diagnosis based on the knowledge base. The test result with expert knowledge system diagnosis indicates that the system is capable of detecting the disease and provide treatment based on symptoms that have been experienced by users. Keywords: expert systems, forward chaining, infectious diseases infants Penyakit menular merupakan penyakit yang berbahaya bagi balita, karena dapat menular dengan cepat lewat sentuhan, ludah, udara, ataupun perantara lainnya. Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia 2009, penyakit menular merupakan jenis penyakit yang banyak diderita oleh balita dan anak-anak. Penyakit menular disebabkan oleh virus, bakteri ataupun jamur yang tidak dapat dilihat oleh mata. Lingkungan yang kurang bersih juga menjadi salah satu faktor mudahnya virus, bakteri ataupun jamur berkembang biak sehingga menyebabkan balita mudah terserang penyakit. Terbatasnya informasi mengenai penyakit menular, khususnya yang menyerang balita menjadi masalah dan membuat para orang tua kesulitan untuk memprediksi penyakit yang diderita oleh anak mereka. Untuk orang tua yang baru memiliki anak, hal ini merupakan hal yang baru bagi mereka. Para orang tua lebih memilih untuk mempercayakan hal diagnosis penyakit kepada pakar atau dokter yang ahli tentang kesehatan. Untuk beberapa orang, biaya berkonsultasi kepada pakar atau dokter ahli tidak murah sehingga banyak orang tua memutuskan untuk merawat sendiri balita mereka. Akibat keterlambatan penanganan terhadap penyakit menyebabkan penyakit tersebut menjadi semakin parah dan sulit untuk disembuhkan. Oleh sebab itu maka orang tua membutuhkan bantuan suatu sistem yang memiliki kemampuan untuk diagnosis penyakit menular seperti halnya seorang ahli atau pakar. Proses diagnosis penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan teknik sistem pakar, berikut adalah beberapa studi kasus yang menggunakan sistem pakar untuk diagnosis penyakit: (1) 1

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit Kulit dan Kelamin dengan Metode Forward Chaining (Cindra,2010). (2) Pembuatan Aplikasi Diagnosa Penyakit Jantung Berdasarkan Faktor Resiko dan Gejala dengan Metode Forward Chaining dan Certainly Factor (Dewi,2009). (3) Implementasi Metode Forward Chaining untuk Pendeteksian Dini Penyakit Diabetes Melitus (Harahap,2009). Berdasarkan fakta diatas maka dalam pembangunan sistem pakar diagnosis penyakit menular pada balita ini menggunakan metode forward chaining. Metode ini terbukti merupakan cara paling tepat dalam mendeteksi suatu penyakit, sehingga user tidak perlu menebak penyakit yang diderita oleh anak mereka karena sistem akan memberikan jawaban berdasarkan fakta yang ada. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat memberikan informasi diagnosis dan cara penanganannya secara tepat dan informatif kepada orang tua mengenai penyakit menular yang diderita oleh balitanya. LANDASAN TEORI Proses Diagnosis Penyakit Diagnosis sebagaimana halnya dengan penelitian-penelitian ilmiah, didasarkan atas metode hipotesis. Dengan metode hipotesis ini menjadikan penyakit-penyakit begitu mudah dikenali hanya dengan suatu kesimpulan diagnostik. Diagnosis dimulai sejak permulaan wawancara medis dan berlangsung selama melakukan pemeriksaan fisik. Dari diagnosis tersebut akan diperoleh pertanyaanpertanyaan yang terarah, perincian pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk menentukan pilihan testes serta pemeriksaan khusus yang akan dikerjakan. Data yang berhasil dihimpun akan dipertimbangkan dan diklasifikasikan berdasarkan keluhan-keluhan dari pasien serta hubungannya terhadap penyakit tertentu. Berdasarkan gejala-gejala serta tanda-tanda yang dialami oleh penderita, maka penegakkan diagnosis akan lebih terpusat pada bagian-bagian tubuh tertentu. Dengan demikian penyebab dari gejala-gejala dan tanda-tanda tersebut dapat diketahui dengan mudah dan akhirnya diperoleh kesimpulan awal mengenai penyakit tertentu (Sutikno,2008). Pengertian Penyakit Menular Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar dan trauma benturan) atau kimia (seperti keracunan) yang bisa ditularkan atau menular kepada orang lain melalui media tertentu seperti udara, tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya, jarum suntik dan transfusi darah.(khomsah, 2007). Jenis Penyakit Menular Balita Beberapa jenis penyakit menular pada balita (Soedarwo dkk, 2002) : 1. Varisela (Cacar Air) 2

Merupakan penyakit yang sering dijumpai pada anak-anak. Cacar air atau chicken pox disebabkan virus Varisela zoster. Virus ini menyerang kulit dengan membentuk luka (lesi) yang berisi cairan. Infeksi virus ini biasanya mengenai balita berusia 9 bulan keatas. 2. Pertusis (Batuk Rejan) Penyakit yang disebut juga dengan batuk 100 hari ini merupakan salah satu penyakit infeksi pernapasan yang sangat menular. Penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak, terutama di bawah umur 2 tahun. Batuk rejan juga dapat terjadi pada orang dewasa, tetapi tidak berbahaya. Menjadi lebih berbahaya jika terjadi pada anak-anak, balita, dan orang lanjut usia. 3. Rubella (Campak Jerman) Merupakan sejenis campak namun berbeda virus penyebabnya, hanya menyerang sekali seumur hidup. Meski virus penyebabnya berbeda, namun rubella dan campak mempunyai beberapa persamaan. Rubella dan campak merupakan infeksi yang menyebabkan kemerahan pada kulit pada penderitanya. Rubella merupakan penyakit yang serius yang berpotensi menjadi suatu penyakit yang fatal yang dapat menyebabkan kecacatan dan kematian. 4. Morbili (Campak) Merupakan penyakit menular pada balita yang hadir sepanjang tahun tanpa musim. Walau tertular hanya sekali, lakukan antisipasi agar anak tak sampai mengalami komplikasi. Penyakit campak atau yang lebih sering disebut tampek mudah sekali menular. Virusnya bisa hidup dan menyebar lewat udara. Penyakit campak, yang dalam istilah asing disebut measles, disebabkan oleh virus campak atau morbili atau measles virus (MV) dari family Paramyxovirus. Penyakit campak hanya menyerang sekali seumur hidup, bila waktu kecil anak sudah pernah terkena campak maka setelah itu biasanya dia tidak akan terkena lagi. 5. Difteria Difteri disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae, suatu bakteri gram positif yang berbentuk polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Gejala utama dari penyakit difteri yaitu adanya bentukan pseudomembran yang merupakan hasil kerja dari kuman ini. Pseudomembran sendiri merupakan lapisan tipis berwarna putih keabu-abuan yang timbul terutama di daerah mukosa hidung, mulut sampai tenggorokan. 6. Pneumonia Infeksi akut saluran pernafasan,karakteristik dengan gejal klinis demam mengigil,sakit pada dada,sesak nafas dan batuk dengan ludah berwarna kecoklatan dan leukositosis. Fatality rate 20-40 % pada pasien yang dirawat di rumah sakit,diagnosa dini penting dengan pemeriksaan laboratorium dengan diketemukannya banayak gram negatif diplococus pada sputum penderita. 3

7. Common Cold Infeksi akut oleh virus pada saluran nafas bagian atas, karakteristik berupa koriza, bersin, lacrimasi, iritasi pada nasopharynx, meriang dan mengigil sampai 2 7 hari. 8. Mumps Infeksi akut oleh virus, karakteristik ditandai dengan demam,pembengkakan pada kelenjar ludah parotis,kadang-kadang pada kelenjar sublingual atau submaxillary. Seringkali disertai dengan orchitis pada laki-laki (15-25%) dan oophoritis pada wanita (5%) dan radang pada organ lain seperti pancreatitis, thyroiditis, nepheritis, mastitis dan lain. Konsep Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. Sistem pakar bekerja berdasarkan pengetahuan yang dimasukkan oleh seorang atau beberapa orang pakar dalam rangka mengumpulkan informasi hingga sistem pakar dapat menemukan jawabannya (Kusrini,2006). Sistem pakar mempunyai 3 bagian utama, yaitu user Interface, Interface engine dan Knowledge base. 1. User Interface User interface adalah perangkat lunak yang menyediakan media komunikasi antara user dengan sistem. User interface memberikan berbagai fasilitas informasi dan berbagai keterangan yang bertujuan untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan sebuah solusi. 2. Inference Engine Inference Engine adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar rule berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama proses konsultasi antara sistem dengan user, inference engine menguji aturan-aturan satu demi satu sampai kondisi rules itu benar. Secara umum ada dua metode inference engine yang penting dalam sistem pakar, yaitu runut maju (forward chaining) dan runut balik (backward chaining). 3. Knowledge Base Knowledge base merupakan inti program sistem pakar. Pengetahuan ini merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar. Knowledge base bisa direpresentasikan dalam berbagai macam bentuk, salah satunya adalah bentuk sistem berbasis aturan (ruled-based system). Knowledge base tersusun atas fakta yang berupa informasi tentang obyek dan rules yang merupakan informasi tentang cara bagaimana membangkitkan fakta baru dari fakta yang telah diketahui. 4

Forward Chaining Runut maju berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data yang digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Mungkin proses menambahkan data ke memori kerja. Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil (Kusrini, 2006). ANALISA PERANCANGAN SISTEM Diagram Alir Diagram Alir untuk Admin Diagram alir sistem untuk admin menggambarkan tentang proses acquisition pengetahuan dari seorang pakar. Pengetahuan dari seorang pakar direpresentasikan dalam bentuk dependency diagram dan decision table. Sebelum melakukan generate rule, terlebih dahulu dilakukan verifikasi. Selain itu user pakar juga dapat melakukan perubahan terhadap data yang telah ada sebelumnya. Diagram alir untuk user pakar dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Diagram Alir Untuk Admin Diagram Alir Untuk User Diagram alir untuk user menjelaskan tentang proses yang terjadi untuk user, yaitu melakukan maintenance data dan konsultasi. Proses konsultasi dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan yang diberikan oleh sistem. Setelah menjawab semua pertanyaan yang diberikan, sistem akan menampilkan kesimpulan berdasarkan data yang ada di dalam knowledge database. Diagram alir untuk user dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Diagram Alir Untuk User Diagram Alir Untuk Verifikasi Diagram alir verifikasi menjelaskaan proses verifikasi untuk proses redundant rule, dan conflicting rule. Proses diawali dengan pengecekan list aturan. Pengecekan pertama adalah pengecekan untuk redundant, apakah pada suatu rule terdapat premis dan konklusi yang sama. Jika ada, maka akan diperiksa dan ditampilkan pada display redundant rules dan proses akan dilanjutkan untuk pengecekan selanjutnya. Diagram alir proses verifikasi dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3 Diagram Alir Verifikasi Diagram Alir Untuk Inference Engine 5

Diagram alir untuk inference engine menjelaskan proses penelusuran untuk menentukan jawaban yang tepat. Inference engine akan menerima respon data yang diterima dari user, kemudian melakukan proses terhadap basis pengetahuan yang dimiliki. Pada sistem pakar ini akan digunakan pencarian arah maju atau sering disebut sebagai forward chaining. Diagram alir sistem proses inference engine dapat dilihat pada Gambar 4. DFD (Data Flow Diagram) Gambar 4 Diagram Alir Inference Engine Context Diagram gambar 5. Context diagram dari sistem pakar diagnosa penyakit menlar balita seperti digambarkan pada Gambar 5 Context Diagram Block Diagram Block diagram diperlukan untuk mengetahui urutan-urutan kerja sistem dalam mencari suatu keputusan. Perancangan aturan (rule) penyakit menular sebagai basis pengetahuan sistem diambil dari parameter gejala penyakit menular, yang dibagi menjadi empat bagian antara lain: penyakit menular balita, batuk, gangguan mata dan gangguan saluran atas. Block diagram diagnosa penyakit menular pada level 1 terdiri dari enam parameter, yaitu suhu badan, membran abu-abu, batuk, gangguan mata, gangguan saluran atas, dan bercak merah pada kulit. Pada level 2 parameter batuk terdiri dari sub parameter dahak berwarna hijau atau seperti permen karet, batuk tiba-tiba dan mutah sesudah batuk. Pada parameter gangguan mata terdiri dari sub parameter mata merah, mata berair, fotofobia. Sedangkan untuk parameter gangguan saluran atas terdiri dari sub parameter sesak nafas, tapikneu, nyeri tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening, kelenjar leher, koriza, bersin-bersin. Berdasarkan parameter-parameter diatas maka disusun blok diagram penyakit menular seperti pada Gambar 6 Gambar 6 Block Diagram Dependency Diagram Dependency diagram dibuat untuk menentukan faktor yang mempengaruhi dalam pemberian suatu rekomendasi penyakit menular. Dependency diagram juga berisi aturan-aturan dan jawaban yang digunakan untuk memudahkan pada saat proses verifikasi. Dependency diagram diagnosa penyakit menular balita memiliki empat Set. Hasil Set 2-4 merupakan konklusi sementara yang nantinya akan digunakan sebagai parameter untuk menentukan konklusi akhir yaitu pada Set 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 9 Form Treeview 6

HASIL DAN PEMBAHASAN Treeview Data yang ada pada form treeview merupakan gambaran dari dependency diagram yang telah dibuat. Pada form ini terdapat parameter, possible value yang nantinya digunakan pada proses verifikasi. Tampilan form treeview dapat dilihat pada gambar 9. Gambar 9 Form Treeview 2. Verifikasi Rule Form verifikasi rule merupakan form yang digunakan oleh admin untuk melakukan analisa suatu penyakit dengan memberikan premis dari tiap rule set yang telah dibuat pada form treeview. Gambar 10 Form Verifikasi Rule 3. Form Konsultasi Form kosultasi berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pengguna. Sebelum pertanyaan ditampilkan pengguna harus mengisi nama pasien terlebih dahulu. Pilihan jawaban dan pertanyaan yang ditampilkan sistem merupakan jawaban yang ada dalam database. Tombol lanjut untuk menampilkan pertanyaan selanjutnaya. Tombol kembali untuk mengulang pertanyaan. Tombol ulang untuk mengulang semua pertanyaan. Tombol laporan digunakan unuk mencetak hasil konsultasi. Form konsultasi dapat dilihat pada gambar 11. Gambar 11 Form Konsultasi KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil implementasi dan Evaluasi pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi penyakit menerapkan metode forward chaining karena metode ini merupakan metode yang sama dengan cara dokter pada umumnya untuk diagnosis penyakit menular pada balita. 2. Sistem ini dapat memberi kemudahan kepada user dengan hanya menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan gejala yang diderita dan informasi tentang penyakit yang diderita dan penatalaksanaan penyakit menular balita. SARAN Saran untuk pengembangan aplikasi ini ke depannya adalah sebagai berikut: 1. Sistem ini dapat dikembangkan lebih lanjut dalam hal pemanfaatan media internet atau sistem yang berbasis web sehingga dapat diakses dengan luas. 7

2. Sistem ini dapat dikembangkan dengan menambahkan informasi tentang detail gejala serta macam penyakit untuk menambahkan pengetahuan knowledge base. 3. Sistem ini dapat dikembangkan dengan metode backward chaining untuk membantu diagnosa penyakit menular. DAFTAR PUSTAKA Dologite, D. G. 1993. Developing Knowledge-Based System Using VP-Expert. New York: Macmillan Publishing Company. Gonzalez, A. J dan Dankel D. D. 1993. The Engineering of Knowledge-based System. New Jersey: Prentice Hall inc. Handayani, L dan Sutikno, T. 2008. Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit THT Berbasis Web dengan e2glite Expert System Shell. Jurnal Teknologi Industri, Volume 12, Nomor 1. Ikatan Dokter Indonesia, 2002, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak (Infeksi & Penyakit Tropis), Edisi pertama, Editor Sumarno S, Poorwo Soedarmo, Herry garna, Sri Rezeki S, dan Hadinegoro, Jakarta. Irawan, Jusak. 2007. Buku Pegangan Kuliah Sistem Pakar. Surabaya: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya. Judarwanto, Widodo. 2010, 12 April. Menegakkan Diagnosa Penyakit Melalui Internet. Diakses 30 April, 2010, dari Web Site Koran Indonesia Sehat : http://koranindonesiasehat.wordpress.com/ Khomsah. 2007, Desember. Penyakit Menular dan Penyakit tidak menular. Diakses 2 April, 2011, dari Web Site Penyakit dan Pengobatannya: http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-menular-dan-tidak-menular.html Kusrini. 2006. Sistem Pakar (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Andi Offset. Romeo. 2003, Testing dan Implementasi Sistem. STIKOM, Surabaya. 8