KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN

ABSTRACT. Keywords: hospital's internal report. xvi

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009

resume di setiap ruangan pengisian lembar resume medis. Dan sebaiknya kepala pelayanan medis melakukan sosialisasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF PASIEN RAWAT INAP PADA KASUS PENYAKIT HERNIA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014 DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

DAFTAR PUSTAKA. Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company.

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

BAB I PENDAHULUAN. isi, akurat, tepat waktu, dan pemenuhan persyaratan aspek hukum. berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDY DI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. 1. standar profesi rekam medis dan informasi kesehatan. Standar profesi rekam

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

HUBUNGAN KETERISIAN DAN KEJELASAN DIAGNOSIS UTAMA PADA LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DENGAN TERKODENYA DIAGNOSIS DI RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover. berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan

Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam macamnya, diantaranya adalah rumah sakit, dokter keluarga. Rumah sakit menjadi salah satu fasilitas penyedia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

KONSISTENSI PENGGUNAAN ISTILAH GASTROENTERITIS PADA KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 14

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dikembangkan melalui Sistem

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code.

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

Kelengkapan Resume Medis dan Kesesuaian Penulisan Diagnosis Berdasarkan ICD-10 Sebelum dan Sesudah JKN di RSU Bahteramas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang pelaksanaan pengkodean

Program Studi DIII Rekam Medis & Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2013 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 5

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

EVALUASI KETEPATAN KODE DIAGNOSIS PENYEBAB DASAR KEMATIAN BERDASARKAN ICD-10 DI RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPPADA KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE TRIWULAN IVDI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

LATAR BELAKANG Pelaksanaan pengodean dilakukan oleh seorang profesional perekam medis dengan menggunakan standar klasifikasi

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS PASIEN HYPERPLASIA OF PROSTATE

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

TINJAUAN PENGISIAN RESUME KELUAR RAWAT INAP RUANG TERATAI TRIWULAN IV DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012

ANALISIS PENGISIAN FORMULIR RESUME MEDIS DIABETES MELLITUS PASIEN RAWAT INAP

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang

Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

analisis kuantitatif dokumen rekam medis rawat inap dengan diagnosis VERTIGO di rsi amal sehat PeriOde TriWulan iv Pada TaHun 2012

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor pendukung terpenting. Di dalam Permenkes RI Nomor

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. tiga strategic business unit yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara X

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

TINJAUAN AKURASI KODE DIAGNOSA UTAMA MENURUT ICD-10 PADA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI BKPM WILAYAH SEMARANG PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan akan terwujud dengan baik, apabila. terselenggaranya rekam medis yang dilakukan berdasarkan bukti bukti

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. fasilitas kesehatan padat teknologi dan padat pakar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

Transkripsi:

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT Danik Lestari 1, Nuryati 2 1,2 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada email: daniqq_27@yahoo.co.id, nur3yati@yahoo.com Abstract The purpose of this study is to determine the extent to which the suitability of documenting the diagnosis on the patients file of medical record Emergency Unit with the EHR. The type of this research is descriptive study with a qualitative approach. The population in this study are 2837 patients file of medical record Emergency Unit in RSA UGM in 2013 year and 15 doctors of Emergency Unit. The most used sample was 100 Emergency sheet forms on a data file 100 clinical manuals and documentation in the EHR. The results of this study indicates diagnosis writing between medical record file with the appropriate EHR as much as 89% and that does not suitable as much as 11%. The causes of diagnosis of nonconformities writing medical record file with the EHR are 1, no special rules governing about writing the diagnosis in the medical record file and EHR, 2. the doctor must write the diagnosis twice, 3. Writing the diagnosis in two documents (files and medical record EHR) are ineffective, 4 the term diagnosis of EHR and the term of diagnosis of ICD-10 diagnosis are difficult to equate. Keywords: EHR (Electronic Health Record), Suitable diagnosis, Emergency Unit patients file medical record. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian pendokumentasian diagnosis pada berkas rekam medis pasien Instalasi Gawat Darurat dengan EHR.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 2837 berkas rekam medis pasien IGD di RSA UGM tahun 2013 dan dokter IGD berjumlah 15 orang. Besar sampel yang digunakan adalah 100 lembaran formulir Gawat darurat pada berkas manual dan 100 data clinical documentation pada EHR. Hasil penelitian ini menunjukkan Penulisan diagnosis antara berkas rekam medis dengan EHR yang sesuai sebanyak 89 % dan yang tidak sesuai sebanyak 11 %. Dan penyebab ketidaksesuaian penulisan diagnosis berkas rekam medis dengan EHR adalah 1. belum ada peraturan khusus yang mengatur tentang penulisan diagnosis pada berkas rekam medis dan EHR, 2. dokter harus menulis diagnosis dua kali, 3. Penulisan diagnosis pada dua dokumen (berkas rekam medis dan EHR) tidak efektif, 4. Istilah diagnosis pada EHR dan istilah diagnosis pada ICD-10 sulit disamakan. Kata Kunci: EHR (Electronic Health Record), Kesesuaian diagnosis, pasien IGD, berkas rekam medis. PENDAHULUAN Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyeluruh rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan pokok sasarannya masing-masing. Selain itu, rumah sakit juga berkewajiban untuk menyelenggarakan pembuatan dan pemeliharaan rekam medis. Sehingga segala bentuk pengobatan dan tindakan yang diberikan kepada pasien harus didokumentasikan dengan baik ke dalam rekam medis. Secara umum rekam medis berisi data administrasi dan data klinis. Data administrasi berisi data-data sosial pasien, sedangkan data klinis berisi data yang berkaitan dengan keadaan klinis pasien. Data-data tersebut yang nantinya akan diolah oleh tenaga perekam medis menjadi sebuah informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Informasi tersebut tentunya akan berguna apabila data-data yang terkandung di dalamnya benar-benar dapat memberikan arti. Oleh karena itu, proses pendokumentasian data-data pasien ke dalam rekam 36 36

Danik Lestari, dkk. Kesesuaian diagnosis pada berkas rekam... medis harus dilakukan dengan benar dan tepat. Untuk itu tenaga perekam medis mempunyai kewajiban untuk menjaga mutu rekam medis termasuk kualitas data-data tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 377/Menkes/ SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan yang didalamnya menyebutkan bahwa perekam medis melaksanakan program kegiatan menjaga mutu (QA) rekam medis. Pelaksanaan kegiatan menjaga mutu rekam medis (QA) dapat dilakukan dengan analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif pada berkas rekam medis baik yang berbentuk manual ataupun elektronik. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan pendokumentasian data-data pasien pada rekam medis berbentuk kertas maupun rekam medis yang berbentuk elektronik Salah satu data pasien yang penting dan harus didokumentasikan dalam rekam medis adalah data diagnosis. Hal ini diperjelas dalam Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bahwa isi rekam medis untuk pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat sekurangkurangnya memuat identitas pasien, tanggal dan waktu, hasil anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan diagnosis. Data diagnosis pasien tersebut merupakan data yang penting karena data diagnosis digunakan untuk memastikan penyakit yang diderita seseorang, berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta berkaitan erat dengan komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi. Selain itu, data diagnosis merupakan salah satu komponen yang ditelaah dalam pelaksanaan analisis kualitatif berkas rekam medis dalam hal kejelasan dan konsistensi. Dengan demikian data diagnosis pasien harus didokumentasikan dengan benar dan sesuai, baik pada rekam medis manual maupun rekam medis elektronik. Sehingga memudahkan proses analisis terhadap isi masukan oleh tenaga kesehatan dan kegiatan yang berkaitan dengan menjaga mutu rekam medis (QA) yang dilakukan pada rekam medis dalam bentuk kertas ataupun dalam bentuk elektronik (EHR). HASIL DAN PEMBAHASAN a) Kesesuaian diagnosis pada berkas rekam medis dan EHR Pasien IGD di RS Akademik UGM Yogyakarta Tabel. 6 hasil analisis kesesuaian penulisan diagnosis antara berkas rekam medis dengan EHR pasien IGD Diagnosis Diagnosis Sesuai Jumlah Tidak Sesuai A B C D E F (%) 47 31 0 11 7 4 Total 89 11 0% 11% Grafik.1 100 80 60 40 20 0 Grafik.2 Penulisan Diagnosis Berdasarkan Masing-masing Kriteria 7% 4% 31% 47% Kriteria A Kriteria B Kriteria C Kriteria D Kriteria E Kriteria F Penulisan Diagnosis Masing- Masing Kriteria Jumlah Prosentase (%) Diagnosi s Sesuai Diagnosi s Tidak Sesuai Penulisan Diagnosis Antara Berkas Rekam Medis Pasien IGD dan EHR Dari tabel. 6, diagram lingkaran pada grafik.1 dan diagram batang pada grafik.2 diatas dapat diketahui bahwa hasil kesesuaian penulisan diagnosis antara berkas rekam medis dengan EHR pasien IGD terdiri dari dua komponen yang masing-masing memiliki kriteria yang berbeda. Komponen yang pertama adalah penulisan diagnosis sesuai yang terdiri dari kriteria A yaitu : Tulisannya sama persis, keduanya menggunakan bahasa sesuai terminologi medis, 37

dan artinya sama, kriteria B yaitu : Tulisan beda, keduanya menggunakan bahasa sesuai terminologi medis dan artinya sama, kriteria C yaitu : Tulisan beda, satu ditulis menggunakan bahasa sesuai terminologi medis tetapi yang satu tidak dan artinya sama dan kriteria yang terakhir adalah kriteria D yaitu : Tulisan beda, satu ditulis menggunakan singkatan dan yang satu tidak dan artinya sama. Kemudian komponen yang kedua adalah penulisan diagnosis tidak sesuai yang terdiri dari kriteria E yaitu : Tulisan beda, keduanya menggunakan bahasa sesuai terminologi medis dan artinya beda, dan kriteria F yaitu : Tulisan beda, satu ditulis menggunakan bahasa sesuai terminologi medis tetapi yang satu tidak dan artinya beda. Dari persentase pada tabel.6 diatas dapat diketahui bahwa persentase penulisan diagnosis sesuai yaitu diagnosis yang ditulis pada berkas rekam medis sama persis dengan yang ditulis pada EHR dan artinya pun sama sebesar 47 % yang terdiri dari kriteia A sebesar 47%, diagnosis yang ditulis pada berkas rekam medis penulisannya berbeda dengan yang ditulis pada EHR, keduanya menggunakan bahasa sesuai terminologi medis dan artinya sama atau satu ditulis menggunakan bahasa sesuai terminologi medis tetapi yang satu tidak dan artinya sama atau satu ditulis menggunakan singkatan dan yang satu tidak dan artinya sama sebesar 42 % yang terdiri dari kriteria B sebesar 31%, kriteria C sebesar 0% dan kriteria D sebesar 11%. Dan yang terakhir adalah persentase penulisan diagnosis tidak sesuai yaitu diagnosis yang ditulis pada berkas rekam medis penulisannya berbeda dengan yang ditulis pada EHR, keduanya menggunakan bahasa sesuai terminologi medis dan artinya berbeda, atau satu ditulis menggunakan bahasa sesuai terminologi medis tetapi yang satu tidak dan artinya berbeda sebesar 11 % yang terdiri dari kriteria E sebesar 7% dan F sebesar 4%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persentase kesesuaian penulisan diagnosis sesuai lebih tinggi dari pada penulisan diagnosis tidak sesuai. Dengan selisih yang cukup besar yaitu sebesar 78%. Persentase masing-masing kriteria yang paling tinggi adalah pada kriteria A yaitu diagnosis yang ditulis pada berkas rekam medis sama persis dengan yang ditulis pada EHR dan artinya pun sama sebesar 47%. Sedangkan untuk kriteria yang mempunyai persentase paling rendah adalah kriteria C yaitu Tulisan beda, satu ditulis menggunakan bahasa sesuai terminologi medis tetapi yang satu tidak dan artinya sama sebesar 0%. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Riskawati, dkk (2011), tentang Analisis Penulisan Diagnosis Pada Lembar Ringkasan Riwayat Penyakit Pasien Rawat Inap Pasien Bedah Triwulan 1 Tahun 2011 Berdasarkan Terminologi Medis di RSUD Karanganyar berdasarkan survey pendahuluan, terdapat 70% dokumen rekam medis khususnya pada lembar Ringkasan Riwayat Penyakit Rawat Inap pasien bedah yang penulisan diagnosisnya tidak sesuai dengan penulisan dalam terminologi medis. Setelah dilakukan penelitian mendapatkan hasil yaitu penulisan istilah yang telah sesuai dengan terminologi medis sejumlah 75,33%, sedangkan istilah yang tidak sesuai sejumlah 24,67%. Singkatan yang sesuai dengan terminologi medis sejumlah 40,63%, sedangkan singkatan yang tidak sesuai sejumlah 59,37%. Penulisan diagnosis dengan istilah medis atau terminologi medis tujuannya adalah keseragaman agar istilah yang dituliskan dapat dipahami antar tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya dapat dilihat pada tabel.6 bahwa hasil analisis penulisan diagnosis antara berkas rekam medis dengan EHR pasien IGD masih terdapat penulisan diagnosis yang tidak sesuai pada kedua dokumen tersebut sebesar 42% bahkan ada penulisan diagnosis pada kedua dokumen tersebut yang benar-benar berbeda yaitu sebesar 11%. Ketidaksesuaian penulisan diagnosis tentunya akan memberikan dampak yang berarti bagi pelayanan kesehatan pasien baik yang bersifat medis maupun administrasi. Pendokumentasian dan penulisan diagnosis pada berkas rekam medis maupun EHR merupakan hal yang sangat penting mengingat diagnosis adalah salah satu data pasien yang sangat krusial yang menentukan proses pengobatan pasien selanjutnya. Untuk itu penulisan diagnosis antara kedua dokumen (berkas rekam medis dan EHR) harus sesuai dan sama persis agar tidak terjadi kesalahan penafsiran oleh pembaca dan akhirnya mempengaruhi keakuratan data klinis pasien yang akan berakibat fatal. Selain itu, penulisan diagnosis antara berkas rekam 38

Danik Lestari, dkk. Kesesuaian diagnosis pada berkas rekam... medis dengan EHR harus sesuai karena akan mempengaruhi kualitas dan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit terhadap pasien serta mempengaruhi proses pengambilan kebijakan oleh rumah sakit. b) Fakor Penyebab dan Dampak ketidaksesuaian penulisan diagnosis pasien antara berkas rekam medis dengan EHR pasien Instalasi Gawat Darurat 1. Faktor Penyebab faktor penyebab ketidaksesuaian penulisan diagnosis pasien antara berkas rekam medis dengan EHR pasien Instalasi Gawat Darurat di RSA UGM Yogyakarta secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 unsur M dari unsur 5M. a. Methode : Belum ada peraturan khusus yang mengatur tentang penulisan diagnosis pada berkas rekam medis dan EHR, Dokter harus menulis diagnosis dua kali pada berkas rekam medis dan EHR, dan Penulisandiagnosis pada dua dokumen ( berkas rekam medis dan EHR ) tidak efektif. b. Materials : Istilah diagnosis pada EHR dan istilah diagnosis pada ICD-10 tidak sama. 2. Dampak a. Mempengaruhi proses coding b. Mempengaruhi proses pengobatan pasien c. Mempengaruhi proses pembuatan Visum Et Repertum d. Mempengaruhi hasil laporan morbiditas dan mortalitas Rumah Sakit c) Upaya yang dilakukan untuk menjamin pendokumentasian diagnosis pada kedua dokumen (berkas rekam medis dan EHR) tersebut sesuai a. Dokter mengecek langsung penulisan diagnosis antara berkas rekam medis dengan EHR b. Petugas rekam medis melakukan pengecekan penulisan diagnosis antara berkas rekam medis dengan EHR c. Instalasi Rekam Medis mengadakan sosialisasi maupun himbauan kepada para dokter IGD SIMPULAN Persentase kesesuaian penulisan diagnosis antara berkas rekam medis dengan EHR pasien Instalasi Gawat Darurat sebesar 89 %. Faktor penyebab ketidaksesuaian penulisan diagnosis pasien antara rekam medis manual dengan EHR pasien Instalasi Gawat Darurat secara garis besar adalah pada unsur : 1). Method (Metode) yaitu belum ada peraturan khusus yang mengatur tentang penulisan diagnosis pada berkas rekam medis dan EHR, dokter harus menulis diagnosis dua kali dan Penulisan diagnosis pada dua dokumen ( berkas rekam medis dan EHR ) tidak efektif. 2). Materials yaitu Istilah diagnosis pada EHR dan istilah diagnosis pada ICD-10 tidak sama. Dampak ketidaksesuaian penulisan diagnosis pasien antara rekam medis manual dengan EHR pasien Instalasi Gawat Darurat yaitu mempengaruhi proses coding, mempengaruhi proses pengobatan pasien, mempengaruhi proses pembuatan Visum, mempengaruhi hasil laporan morbiditas dan mortalitas Rumah Sakit dan mempengaruhi budgeting finance Rumah Sakit Upaya yang dilakukan untuk menjamin pendokumentasian diagnosis pada kedua dokumen (berkas rekam medis dan EHR) tersebut sesuai yaitu dokter mengecek langsung penulisan diagnosis antara berkas dengan EHR, petugas rekam medis melakukan pengecekan penulisan diagnosis antara berkas rekam medis dengan EHR dan Instalasi rekam medis mengadakan sosialisasi maupun himbauan kepada para dokter IGD DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI., 1997. Buku Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Hatta, G., 2011. Pedoman Manajemen Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Nomor.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis [Internet]. Jakarta: Departemen 39

Kesehatan RI. Tersedia dalam www.depkes. go.id [Diakses 29 Oktober 2013]. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 377/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan [internet].jakarta : Departemen Kesehatan RI. Tersedia dalam www.depkes. go.id [Diakses 1 maret 2014]. Sugiyono., 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualiatatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/ MENKES/Per/X/2011tentang Izin Praktik Dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran [Internet]. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Tersedia dalam www.depkes.go.id [Diakses 2 maret 2014]. Nomor 1438/MENKES/Per/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran [Internet]. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Tersedia dalam www.depkes.go.id [Diakses 2 maret 2014]. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1171 Tahun 2011 Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit [Internet]. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Tersedia dalam www.depkes.go.id [Diakses 2 maret 2014]. 40