BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan dan bentuk tubuh, yang

BAB I PENDAHULUAN. menetap selama hidup, tetapi perubahan gejala bisa terjadi sebagai akibat. dalam kelompok CP (Hinchcliffe, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendeteksi secara dini disfungsi tumbuh kembang anak. satunya adalah cerebral palsy. Cerebral palsy menggambarkan

Topografi: Letak gangguan di otak Etiologi: Penyebab dan saat terjadinya gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 % anak berkebutuhan khusus

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerebral palsy (CP). CP merupakan gangguan kontrol terhadap fungsi motorik

BAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK ATETOID HEMIPLEGI DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada ketidakmampuan untuk mengendalikan fungsi motorik, postur/ sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. otak yang menghambat tumbuh kembang anak. Brunner dan Suddarth mengartikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang anak yang optimal merupakan dambaan setiap orang tua dan orang tua harus lebih memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan oleh Allah subhanahuwata aladalam Al-Qur an sesuai. firmannya pada surat Al-Mu min ayat 67 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serebelum sehingga menyebabkan keterbatasan aktivitas. 1, 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang ringan sampai efek yang berat (Dickinson et al., 2007).

PENGARUH MOBILISASI TRUNK TERHADAP PENURUNAN SPASTISITAS PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI

LAMPIRAN. 1. Personil Penelitian 1. Ketua Penelitian Nama : dr. Dewi Angreany Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM

BAB I PENDAHULUAN. maupun pada anak dengan hambatan tumbuh kembang. Pembangunan. tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

Dr. Soeroyo Machfudz, Sp.A(K), MPH Sub.bag Tumbuh Kembang/Ped. Sosial INSKA RS. Hermina / Bag. IKA FK-UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. berbagai hal yang membuat kualitas hidup yang baik tidak mudah untuk dicapai. Jika

PERBANDINGAN KUALITAS HIDUP ANAK PALSI SEREBRAL YANG MENDAPAT TERAPI FISIK LEBIH DARI 10 BULAN DENGAN KURANG DARI 10 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak adalah kondisi Cerebral Palsy (Rosenbaum, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT (NDT) PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGIA DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. progresif, tetapi perkembangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat. maturasi serebral (Mahdalena, Shella. 2012).

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cerebral palsy (CP). CP merupakan kelainan atau

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013

Rehabilitasi pada perdarahan otak

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB I PENDAHULUAN. Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting. Banyak faktor

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Penerimaan Orang Tua ( Parents Acceptance)

BAB I PENDAHULUAN. Kejang merupakan masalah neurologi yang paling sering kita jumpai pada

KEMAMPUAN BERJALAN PADA CEREBRAL PALSY

Gangguan Neuromuskular

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan merupakan pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA CEREBRAL PALSY SPASTIC QUADRIPLEGI DENGAN METODE NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT (NDT) DI YPAC SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

Pembimbing: dr Tumpal Siagian, Sp.S. Allert Benedicto Ieuan Noya (07-110)

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

KONSEP ANAK TUNADAKSA. Oleh Drs. Yuyus Suherman,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan suatu anugerah yang Tuhan berikan untuk orangtua.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang abnormal, gerakan tak terkendali, dan kegoyangan saat. dengan sifat dari gangguan gerakan yaitu spastic, athetoid,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ISI HALAMAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR GRAFIK...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian pergerakan dengan manifestasi klinis yang. tampak pada beberapa tahun pertama kehidupan dan secara

BAB I PENDAHULUAN. Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2015 UNIVERSITAS HASANUDDIN REFERAT CEREBRAL PALSY. Disusun Oleh: Yessi Pratiwi Okviani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik

I. PENDAHULUAN. otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi dapat dialami oleh setiap orang baik laki-laki

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. postur, yang menyebabkan keterbatasan aktivitas dan dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

BAB II TINJAUAN TEORETIS

CEREBRAL PALSY DEFINISI KLASIFIKASI KLINIS

BAB 2 NYERI KEPALA. B. Pertanyaan dan persiapan dokter muda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

207 Palsi Serebral. Pencapaian kompetensi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. negara. Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum bahwa cita cita bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik dan postur tubuh yang disebabkan oleh. gangguan perkembangan otak sejak dalam kandungan atau di masa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah anak yang mengalami gangguan fisik atau biasa disebut tuna daksa.

BAB I PENDAHULUAN. tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. adalah transisi epidemiologi, dimana masih tingginya jumlah kejadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. reaksi fisik maupun psikologis yang mengganggu kehidupan sehari-hari (Priyoto,

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, modernisasi merupakan kata yang dapat. dimulai dari kehidupan sosial, ekonomi, pola pikir, ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

Transkripsi:

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi palsi serebral Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan dan bentuk tubuh, yang menyebabkan keterbatasan aktivitas fisik, gangguan tidak bersifat progresif, terjadi saat perkembangan otak janin dan bayi. Gangguan motorik sering disertai dengan gangguan sensasi, persepsi, kognisi, komunikasi, gangguan perilaku, epilepsi, dan gangguan muskuloskeletal. 14 2.2. Etiologi dan faktor risiko palsi serebral: Penyebab palsi serebral pada sebagian besar anak tidak diketahui. 1 Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya palsi serebral antara lain: faktor risiko prenatal (korioamnionitis pada ibu, pertumbuhan janin terganggu, terpapar dengan toksin, infeksi Toksoplasma, Rubella, Sitomegalovirus, Herpes simpleks / TORCH kongenital); kerusakan otak di masa perinatal (hipoksik-iskemik, strok neonatal, trauma, perdarahan intrakranial), kerusakan otak pada prematuritas (periventricular leukomalacia / PVL), gangguan perkembangan (malformasi otak intrauterin, gangguan metabolik dan genetik); kerusakan otak di masa postnatal (kern icterus, infeksi susunan saraf pusat seperti meningitis neonatal). 2,15

2.3. Diagnosis palsi serebral Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan neurologi yang dapat dilakukan seperti pemeriksaan terhadap perubahan tonus otot, kekuatan otot, refleks, dan koordinasi. 16 Terdapatnya refleks primitif yang persisten dan tidak adanya reflek protektif pada usia yang seharusnya, merupakan gambaran penting yang menggambarkan adanya gangguan pada traktus kortikospinalis. 17 2.4. Klasifikasi palsi serebral Secara garis besar, klasifikasi palsi serebral dapat dibagi menjadi: 1. Klasifikasi fisiologi dan topografi Palsi serebral dapat dibagi dalam 2 kelompok fisiologi yaitu piramidal dan ekstrapiramidal. 15 Pada kelompok piramidal, gejala yang menonjol adalah spastisitas, ditemukan pada 70% - 85% dari seluruh kasus palsi serebral. 18 Sedangkan kelompok ekstrapiramidal antara lain diskinesia, korea, atetosis, distonia, dan ataksia. 15 Klasifikasi palsi serebral tipe spastik dapat dibagi berdasarkan lokalisasi atau topografi disfungsi motorik, antara lain: diplegi, hemiplegi, triplegi, kuadriplegi / tetraplegi. 15

2. Klasifikasi fungsional Klasifikasi fungsional berdasarkan tingkat keparahan gangguan motorik / Gross Motor Function Classification System (GMFCS). 19 GMFCS dibedakan berdasarkan kelompok umur dan terbagi menjadi 5 tingkatan, yaitu: 20 Tingkat I Tingkat II Tingkat III Tingkat IV : berjalan tanpa hambatan : berjalan dengan hambatan : berjalan dengan menggunakan alat bantuan pegangan tangan : bergerak sendiri dengan hambatan, kadang menggunakan alat bantu mobilitas Tingkat V : berpindah tempat dengan menggunakan kursi roda GMFCS dapat digunakan untuk menentukan pemilihan terapi yang tepat sesuai dengan usia pasien dan tingkatan fungsi motorik, serta memprediksi prognosis fungsi motorik kasar anak palsi serebral. 19 2.5. Kualitas hidup anak palsi serebral Kualitas hidup diartikan sebagai persepsi subjektif individu terhadap kedudukannya dalam kehidupan, meliputi berbagai komponen kehidupan seperti sistem nilai dan budaya di tempat tinggalnya dalam hubungannya dengan tujuan, harapan, dan norma. 10,12 Kualitas hidup anak palsi serebral merupakan penilaian terhadap seluruh aspek kehidupan, meliputi aspek kesehatan (fisik, mental, dan sosial) dan aspek non kesehatan (ekonomi, sekolah, dan agama). 11

Secara umum, kualitas hidup anak palsi serebral lebih rendah dibandingkan anak normal kelompok usia yang sama. Gangguan motorik memegang peranan penting dalam hal ini. 12 Di Asia seperti Malaysia, kualitas hidup anak palsi serebral masih rendah, hal ini disebabkan karena kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan untuk anak-anak cacat, kurangnya kesadaran dan keahlian dari sumber daya manusia, dan tingkat ekonomi yang rendah. 5 Namun beberapa bayi dengan gangguan motorik ringan menunjukkan perbaikan dan mencapai fungsi motorik normal pada masa anak-anak. 21 2.6. Penilaian kualitas hidup anak palsi serebral Pemilihan instrumen kualitas hidup bergantung kepada validitas, keandalan, mudah dalam penggunaan, biaya lebih murah, sesuai dengan sosial kultural / budaya setempat. 11,22 Beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kualitas hidup anak palsi serebral, diantaranya: 1. Cerebral Palsy Quality Of Life questionnaire for children (CP QOL-child). CP QOL-child adalah kuisioner yang digunakan untuk menilai kualitas hidup anak palsi serebral usia 4-12 tahun. Ada 7 aspek yang dinilai, yaitu: (1) Fungsi sosial dan penerimaan (2) Partisipasi dan kesehatan fisik (3) Status fungsional (4) Mental (5) Nyeri dan dampak kecacatan (6) Akses ke tempat pelayanan kesehatan (7) Kesehatan keluarga. 10,11,22

CP QOL dapat digunakan untuk: menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup anak palsi serebral, mengetahui apakah intervensi yang diberikan telah meningkatkan kualitas hidup dan mendapatkan informasi tentang beberapa aspek dalam kehidupan anak. 11 2. Caregiver Priorities and Child Health Index of Life with disabilities (CPCHILD) Merupakan alat yang digunakan untuk menilai status fungsional dan kesehatan, hubungan kesehatan dan kualitas hidup anak palsi serebral yang sangat berat umur 5-18 tahun. CPCHILD menilai 6 aspek yaitu: (1) Perawatan diri sendiri (2) Posisi, pindah tempat, dan mobilitas (3) Komunikasi dan interaksi sosial (4) Kenyamanan, emosi, dan perilaku (5) Kesehatan (6) Kualitas hidup. 23 CPCHILD dapat digunakan untuk: membantu klinisi menilai faktor yang mengganggu kualitas hidup anak, memonitor perkembangan anak, membantu dalam perencanaan dan evaluasi program rehabilitasi bagi anak. 22,23 3. Pediatric Quality of Life inventory (PedsQL) 3.0 Cerebral palsy module Merupakan alat untuk menilai hubungan kesehatan dengan kualitas hidup khusus pada palsi serebral. PedsQL 3.0 ini dirancang untuk anak sehat dan anak palsi serebral yang berumur 5-18 tahun. Ada 7 aspek yang dinilai: (1)

Aktivitas sehari-hari (2) Aktivitas sekolah (3) Pergerakan dan keseimbangan (4) Nyeri dan sakit (5) Kelelahan (6) Aktivitas untuk makan (7) Berbicara dan komunikasi. 24,25 PedsQL 3.0 ini dapat digunakan untuk: menentukan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup anak, membantu mengoptimalkan terapi yang diberikan pada anak. 25 2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup palsi serebral 1. Kondisi kesehatan atau penyakit anak Hal ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi kualitas hidup anak. Kondisi kesehatan fisik terutama ditentukan oleh struktur dan fungsi tubuh anak. Anak palsi serebral mempunyai gangguan beberapa sistem tubuh seperti sistem saraf pusat, respirasi, kardiovaskular, dan muskuloskeletal. 26 Gangguan anatomi tubuh disebabkan karena perubahan struktur dan morfologi otot. Penelitian secara immunohistochemical pada anak palsi serebral, menunjukkan adanya peningkatan jaringan lemak intramuskular, penumpukan kolagen pada otot, dan hipotrofi serat otot. 27 Perubahan struktur dan fungsi tubuh pada anak palsi serebral akan mengakibatkan penurunan aktivitas dan partisipasi anak dalam melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga menurunkan kualitas hidup anak. 26

2. Faktor personal Faktor personal berkaitan dengan aspek emosional dan perilaku (internalisasi dan eksternalisasi). Perlindungan yang berlebihan dari orang tua dapat menimbulkan masalah psikologis pada anak palsi serebral seperti kecemasan dan depresi. Suatu penelitian di Hongkong tahun 2008 menunjukkan bahwa tingkatan gangguan motorik tidak mempengaruhi psikologi anak. 28 Anak dengan gangguan emosional dan perilaku menunjukkan penurunan komunikasi dan fungsi sosial, yang mengakibatkan rendahnya kualitas hidup. 12,29 3.Faktor lingkungan Keluarga, masyarakat, dan pemerintah memegang peranan penting dalam faktor lingkungan. 30 Kurangnya penerimaan anak palsi serebral dalam masyarakat berupa adanya sikap diskriminasi, stigmatisasi, dan kurang pengertian dari masyarakat terhadap kondisi anak palsi serebral, menyebabkan menurunnya kualitas hidup anak. 31 Faktor keluarga dipengaruhi oleh: tingkat pendidikan orang tua, status perkawinan orang tua, serta kesehatan fisik dan mental orang tua. 29 2.8. Terapi Fisik pada anak palsi serebral Terapi fisik adalah bentuk pengobatan dengan latihan dan peralatan khusus agar anak dapat memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan

kemampuan fisiknya. Disebut juga fisioterapi. Terapi fisik sebaiknya diberikan dalam satu tahun pertama kehidupan atau segera setelah diagnosis palsi serebral dibuat. Pemberian terapi fisik juga terbukti dapat memperbaiki panjang langkah, urutan langkah, kecepatan dan irama gaya berjalan, peningkatan rentang gerakan, pengurangan spastisitas dan rigiditas. 31 Terapi fisik bertujuan untuk memperbaiki struktur dan fungsi tubuh, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan partisipasi anak. 8 Manfaat pemberian terapi fisik pada anak palsi serebral antara lain: mencegah komplikasi muskuloskeletal seperti kelemahan atau atrofi otot, menghindari kontraktur otot, mencegah deformitas tulang, dan membantu anak melakukan aktivitas sehari-hari. 32 Terapi fisik pada anak palsi serebral mencakup peregangan, penguatan, dan pengaturan posisi. 9 Frekuensi pemberian terapi fisik masih bervariasi diantara beberapa sentra. Suatu penelitian menggambarkan bahwa perbaikan motorik dicapai bila terapi dilakukan empat kali dalam sebulan, dan tiga jam setiap kali latihan, selama dua tahun. Terapi fisik diberikan sepanjang hidup anak. 33

2.9. Kerangka Konseptual Kerusakan otak masa prenatal Kerusakan otak masa perinatal Kerusakan otak masa postnatal PALSI SEREBRAL Gangguan gerakan dan bentuk tubuh Gangguan sensasi, persepsi, kognisi, perilaku, epilepsi. Faktor personal Penurunan aktivitas Penurunan partisipasi Faktor lingkungan KUALITAS HIDUP CP QOL-child = yang diteliti (1) fungsi sosial dan penerimaan, (2) partisipasi dan kesehatan fisik, (3) fungsi, (4) mental, (5) nyeri dan dampak kecacatan, (6) akses ke tempat pelayanan kesehatan, (7) kesehatan keluarga Gambar 2.8 Kerangka konseptual