Metoda-Metoda Ekstraksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4. SEDIAAN GALENIK

METODE EKSTRAKSI Ekstrak Ekstraksi 1. Maserasi Keunggulan

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

1. Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam

cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA Isolasi Trimiristin dan Asam Miristat dari Biji Buah Pala Penyabunan Trimiristin Untuk Mendapatkan Asam Miristat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FRAKSINASI BERTINGKAT

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI

MAKALAH FITOKIMIA METODE EKSTRAKSI

BAB III METODE PENELITIAN

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penetapan Kadar Sari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Cara uji kadar sari (ekstrak alcohol - benzena) dalam kayu dan pulp

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

METODE EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Titik Leleh dan Titik Didih

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

Bab III Metodologi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

PERCOBAAN IV. A. Judul : Ekstraksi Minyak Kemiri Secara Soxhletasi B. Tujuan : Agar mahasiswa dapat memahami cara penggunaan dan prinsip metode

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

UJI KADAR SISA ETANOL DAN ABU TOTAL EKSTRAK ETANOL 80 % DAUN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus) DAN TANAMAN ANTING-ANTING (Acalypha indica Linn)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

FORMULASI SEDIAAN BALSEM DARI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum SanctumLinn) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

METODE EKSTRAKSI DAN EVAPORASI

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN. 3.1 Penetapan Kadar Minyak Atsiri dari Biji Pala. Contoh dipotong-potong kecil, dimasukkan ke dalam labu didih.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

UNIVERSITAS SETIA BUDI FAKULTAS FARMASI Program Studi S1 Farmasi Jl. Letjen. Sutoyo. Telp (0271) Surakarta 57127

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

C. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 o C dan range temperaturnya berubah menjadi 4 o C dari 0,3 o C )

Revisi BAB I PENDAHULUAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS

Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan

BAB III METODE PENELITIAN

Pelarut polar Pelarut semipolar Pelarut nonpolar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

Transkripsi:

METODE EKSTRAKSI

Pendahuluan Ekstraksi proses pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda dari komponen-komponen tersebut Ekstraksi biasa digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan perbedaan kelarutan Ekstrak sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyaring simplisia nabati dan hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh matahari yang langsung.

Tujuan Ekstraksi 1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme 2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui 3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, 4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun

Metoda-Metoda Ekstraksi Ekstraksi Dengan Pelarut Cara dingin Cara panas Destilasi Uap Cara Lainnya Ekstraksi berkesinambungan Superkritikal karbondioksida Ekstraksi ultrasonik Ekstraksi energi listrik

Ekstraksi Dengan Pelarut Cara Dingin Cara Panas maserasi perkolasi refluk Soxhletasi digesti infus dekok

Maserasi Maserasi proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu kamar Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.

Prinsip : Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai pada temperatur kamar, terlindung dari cahaya. Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.

Keuntungan peralatannya sederhana Kerugian waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin. Modifikasi metode maserasi : Modifikasi maserasi melingkar Modifikasi maserasi digesti Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat Modifikasi remaserasi Modifikasi dengan mesin pengaduk

Perkolasi Perkolasi estraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction) umumnya dilakukan pada suhu kamar. Perkolasi proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Tujuan perkolasi upaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan.

Prinsip : serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran

Proses perkolasi : Pengembangan bahan Tahap maserasi antara Tahap perkolasi sebenarnya (penetasan/penampungan ekstrak) Keuntungan : o Tidak terjadi kejenuhan o Pengaliran meningkatkan difusi (dengan dialiri cairan penyari sehingga zat seperti terdorong u/ keluar dari sel) Kerugian : Cairan penyari lebih banyak Resiko cemaran mikroba u/ penyari air karena dilakukan secara terbuka.

Refluks Refluks ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk mengektraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan

Prinsip : Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.

Keuntungan digunakan untuk mengekstraksi sampel2 yang memiliki tekstur kasar Kerugian butuh volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi operator

Soxhlet Soxhlet ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ektraksi kontiniu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Prinsip ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.

Keuntungan : Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung. Digunakan pelarut yang lebih sedikit Pemanasannya dapat diatur Kerugian : Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi,

SOKLET ALAT SOKLET

Digesti Digesti maserasi kinetik (dengan pengadukan kontiniu) pada temperatur yang lebih tinggi dari suhu kamar Secara umum dilakukan pada suhu 40-50 C Keuntungan dari pemanasan : Kekentalan pelarut brkurang, sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya lapisan2 batas Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolut dan berbanding terbalik dengan kekentalan

Infus dan Dekok Infus ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (benjana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 C) selama waktu tertentu (15-20 menit) Dekok infus pada waktu yang lebih lama dan (>30 C) dan temperatur sampai titik didih air

Destilasi Uap Destilasi uap ekstraksi senyawa dengan kandungan yang mudah menguap (minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial. digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 C atau lebih. dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.

Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

Prinsip : Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.

Ekstraksi Berkesinambungan Cara Ekstraksi Lainnya Superkritikal Karbondioksida Ekstraksi Ultrasonik Ektraksi Energi Listrik

Ekstraksi Berkesinambungan Proses ekstraksi dilakukan berulang dengan pelarut yang berbeda atau resirkulasi pelarut dan prosesnya tersusun berurutan beberapa kali Dilakukan guna meningkatkan efisiensi (jumlah pelarut) dan dirancang untuk bahan dalam jumlah besar yang terbagi dalam beberapa benjana ekstraksi

Superkritikal Karbondioksida Digunakan untuk ekstraksi serbuk simplisia dan umumnya digunakan gas karbondioksida Dengan variabel tekanan dan temperatur akan diperoleh spesifikasi kondisi polaritas tertentu yang sesuaui untuk melarutkan senyawa dengan kandungan tertentu

Ektraksi Ultrasonik Menggunakan getaran ultrasonik > 20000 Hz Prinsipnya meningkatkan permibelitas dinding sel, menimbulakn gelembung spontan (cavitation) sebagai stres dinamik serta menimbulkan fraksi interfase Hasil ektraksi tergantung pada : Frekuensi getaran Kapasitas alat Proses ultrasonik

Ektraksi Energi Listrik Energi listrik yang digunakan dalam bentuk medan listrik, medan magnet, dan electric discharger Energi listrik ini dapat mempercepat dan meningkatkan hasil dengan prinsip menimbulkan gelembung spontan den menyebarkan gelombang tekanan berkecepatan ultrasonik

CONTOH METODE EKSTRAKSI

Perkolasi Daun Kumis Kucing Alat dan Bahan Alat : 1. Tabung perkolator 2. Corong pisah 250 ml 3. Batang pengaduk 4. Gelas ukur 50 ml 5. Cawan penguapan 6. Erlenmeyer 250 ml 7. Gelas kimia 300 ml 8. Sendok tanduk Bahan : 1. Serbuk simplisia kumis kucing sebanyak 20 gram 2. Cairan penyari etanol 50% sebanyak 150 ml 3. Glas wool secukupnya

Cara Kerja 1. Buatlah cairan penyari etanol 50% sebanyak 150 ml dari etanol 70% dengan cara menghitung terlebih volume etanol 70% dan volume aquades yang harus dikonsentrasikan. C etanol yang tersedia x V etanol yang dibutuhkan = C alkohol diinginkan x V alkohol diingikan 70 x V etanol yang dibutuhkan = 50 x 150 V etanol yang dibutuhkan = 50 x 150 V etanol yang dibutuhkan = 107 ml 70 V aquades yang ditambahkan = 150 ml 107ml = 53 ml Dari hasil perhitungan diatas, yang harus lakukan untuk membuat etanol 50% sebanyak 50 ml adalah dengan cara mengkonsentrasikan atau mencapur sebanyak 107 ml etanol 70% dengan aquades sebanyak 53 ml dalam gelas kimia yang tersedia. 2. Timbang 20 gr serbuk simplisia kumis kucing dan masukkan ke dalam gelas kimia. 3. Serbuk bahan dibasahi dengan cairan penyari sebanyak 50 ml.

4. Tutup rapat dan diamkan selama 1jam. 5. Ditempatkan pada bejana silinder. Bagian bawah bejana diberi sekat berpori untuk menahan serbuk. Cairan penyari dialirkan dari atas kebawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel yang dilalui sampai keadaan jenuh.

Pengambilan Minyak Atsiri Dari Daun Sambung Nyawa

TAHAP EKSTRAKSI DAUN SAMBUNG NYAWA