Pertumbuhan Inklusif - Kemiskinan, Kesenjangan dan Kesempatan Kerja

dokumen-dokumen yang mirip
Pertumbuhan Pro- Kemiskinan. Ekonomi Pembangunan

Perlindungan Sosial dan Inklusi Sosial. Fabio Veras Soares IPC-IG/SAE/IPEA Forum Kebijakan Publik Asia 2013 Jakarta, Indonesia Mei 2013

STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. miskin di dunia berjumlah 767 juta jiwa atau 10.70% dari jumlah penduduk dunia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara kesetaraan jender dengan proses pembangunan ekonomi

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang menjadi perhatian utama

Rachel Slater Program Perlindungan Sosial. 30 Mei 2013

MENGUKUR PENDAPATAN DAN KEMISKINAN MULTI-DIMENSI: IMPLIKASI TERHADAP KEBIJAKAN

BAB II URAIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

6HUL'HEDW 3HPEDQJXQDQ Kasus Indonesia

Kajian Tengah Waktu Strategi Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek

Ringkasan Eksekutif. Ringkasan Eksekutif. Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini

Tantangan-tantangan yang Muncul dalam Mengukur Kemiskinan dan Kesenjangan di Abad ke-21

BAB I PENDAHULUAN. kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KESENJANGAN UPAH GENDER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Hasil dari pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

Kesenjangan di Indonesia: Tren, penyebab, kebijakan. World Bank September 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.

GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar

GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas secara berurutan tentang latar belakang

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam

Matakuliah : EK 432/Perekonomian Indonesia Tahun : 2005 Versi : Revisi 1. Pertemuan 6 Kemiskinan dan kesenjangan

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Hilir tahun adalah Indragiri Hilir berjaya dan gemilang Pada

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia.

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Acuan Kebijakan

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

IKHTISAR EKSEKUTIF. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini memiliki 2 (dua) fungsi yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL

PAKET 3 DIMENSI INKLUSI GENDER DAN SOSIAL (Gender SOSIAL Social Inclusion (Gender Social Inclusion GSI) GSI) DALAM PENDIDIKAN 120 menit 1

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi pendapatan nasional bruto GNI Gross National Income pendapatan perkapita income per capita

DAFTAR TABEL. Tabel IV.1 Data Jumlah Penduduk Kota Medan berdasarkan Kecamatan Tabel IV.2 Komposisi pegawai berdasarkan jabatan/eselon...

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan Nasional yang berlandaskan. dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menyinari Sudut Kelam Tata Pemerintahan yang Lemah dan Korupsi Oleh Christine Lagarde

Independensi Integritas Profesionalisme

IKHTISAR EKSEKUTIF. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini memiliki 2 (dua) fungsi yaitu :

TERWUJUDNYA MASYARAKAT MADANI DAN SEJAHTERA YANG MENERAPKAN NILAI-NILAI DINUL ISLAM

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Asesmen Gender Indonesia

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Deklarasi Dhaka tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu aset bangsa, karena pendidikan mencirikan pembangunan karakter bangsa.

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mendorong dan meningkatkan stabilitas, pemerataan, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. indikator perbaikan dunia yang tercantum dalam Millenium Development Goals

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengelola anggaran, bahkan legislatif dan yudikatif yang memiliki peran

I. PENDAHULUAN Sejak tahun 2000 Pemerintah Indonesia telah menyadari adanya kesenjangan gender dalam pengelolaan dan penggunaan anggaran publik.

Transkripsi:

Pertumbuhan Inklusif - Kemiskinan, Kesenjangan dan Kesempatan Kerja Fabio Veras Soares, Raquel Ramos and Rafael Ranieri IPC-IG Forum Kebijakan Publik Asia 2013 Jakarta, Indonesia 28-30 Mei 2013 0

Pertumbuhan Inklusif: Mengembangkan konsep Pertumbuhan Inklusif telah menjadi pemikiran utama dalam literatur pembangunan dan dalam diskursus politik di berbagai negara. Namun, masih belu ada konsensus yang jelas mengenai apa yang melingkupinya serta cara pengukurannya. Apa yang membedakannya dari konsep pertumbuhan pro-miskin? Bagaimana pendekatan pertumbuhan inklusif akan berperan terhadap pemikiran kebijakan pembangunan?

Pertumbuhan Inklusif: Mengembangkan konsep Makalah IPC: Ramos, R. and Ranieri, R. (2013) Pertumbuhan Inklusif: Mengembangkan Konsep" Seri Kertas Kerja IPC-IG, N. 104. http://www.ipc-undp.org/pub/ipcworkingpaper104.pdf Ramos, R; Ranieri, R and Lammens, J. (2013) Memetakan Pertumbuhan Inklusif". Seri Kertas Kerja IPC-IG, N. 105. http://www.ipc-undp.org/pub/ipcworkingpaper105.pdf Ramos, R. and Ruhl, D. (2013) Pembagian Lapangan Kerja bagi Populasi sebagai indikator Partisipasi dan Inklusivitas". Ringkasan Penelitian Kebijakan IPC-IG, N. 39. http://www.ipc-undp.org/pub/ipcpolicyresearchbrief39.pdf 2

Pertumbuhan, Kemiskinan dan Kesenjangan... Era 1950-1970: Keseimbangan antara pertumbuhan dan pendapatan menjadi makin senjang Efek rembesan ke bawah dari pertumbuhan Pembangunan sebagai kemajuan yang tak terelakkan Era 1970-1980: Kemiskinan menghambat pertumbuhan ekonomi Pembangunan butuh keterlibatan Sejak akhir era 1990an: TPM: sasaran membutuhkan kebijakan & strategi yang mudah dipahami Pertumbuhan saja tidak cukup. Bagaimana cara memastikan bahwa pertumbuhan mampu memperbesar jatah bagi warga miskin? - berpihak pada - warga miskin Bagaimana dengan kesenjangan? Makin terintegrasi 3

Pertumbuhan Inklusif: Mengembangkan konsep Hipotesa Kuznet - hubungan U terbalik antara pertumbuhan dan kesenjangan. Proses evolusi alamiah - tidak perlu mengkhawatirkan tentang kesenjangan - hal tersebut berguna bagi pertumbuhan dan pada akhirnya akan turun oleh proses pertumbuhan itu sendiri melalui proses rembesan ke bawah. Pengalaman berbagai negara berkembang membantah penafsiran ini sebagai arah laju pertumbuhan yang berbeda dipelajari dan titik baliknya bukan bersifat alamiah. Pertumbuhan memunculkan kesenjangan yang dapat menurunkan potensi pertumbuhan karena warga miskin yang kurang berinvestasi pada modal SDM akan menurunkan produktivitas dan upah. 4

Pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin Kebijakan pemerataan berpotensi untuk meningkatkan/ mempertajam proses pertumbuhan. Pertumbuhan dan pemerataan harus berjalan berdampingan sebagai penolakan atas hipotesa Kuznet. Macan asia berperan besar dalam menunjukkan bahwa pertumbuhan yang cepat dan berkesinambungan dapat terjadi dengan kesenjangan yang stabil dan rendah. Meski mengakui pemusatan pertumbuhan untuk penurunan kemiskinan, literatur juga mulai mengakui bahwa pertumbuhan yang merata akan lebih efektif dalam menurunkan kemiskinan dibandingkan dengan pemerataan- pertumbuhan secara netral 5

Pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin Inti dari pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin adalah adanya respon yang jelas terhadap pendekatan rembesan ke bawah. Namun belum ada konsensus terkait pengertian & apakah pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin dapat diartikan sebagai sembarang pertumbuhan yang bermanfaat bagi rakyat miskin? "Yang Lemah pasti berpihak pada pertumbuhan bagi rakyat miskin" (Glosse dkk. 2008) - sembarang masa pertumbuhan di mana angka kemiskinan menurun, tanpa mempertimbangkan apa yang terjadi terhadap kesenjangan. "Yang lemah relatif berpihak pada pertumbuhan bagi rakyat miskin " - butuh lebih dari pertumbuhan pendapatan rakyat miskin pada tingkat yang lebih tinggi dari kaum yang lebih kaya. Dalam kasus ini, pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin juga akan menurunkan kesenjangan. "Yang kuat mutlak berpihak pada kesenjangan" - peningkatan mutlak pada pendapatan rakyat miskin lebih besar dibandingkan dengan peningkatan mutlak pendapatan orang yang lebih kaya. 6

Pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin Implikasi kebijakan: Bagaimana cara meningkatkan pertumbuhan yang pro-rakyat miskin? Bias terhadap rakyat miskin? (Kakwani & Pernia, 2003) Peningkatan pertumbuhan akan menguntungkan rakyat miskin? (Dollar dan Kray, 2000) Pertumbuhan dengna pemerataan akan membantu untuk mempercepat penurunan kemiskinan. (Ravallion, 2004). Dimensi non-pendapatan: kemiskinan multidimensi makin membawa kerumitan pada penilaian atas pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. 7

Pertumbuhan Inklusif Kakwani dan Pernia (2000) "Pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskinsebagai suatu proses pertumbuhan yang memberdayakan rakyat miskin untuk secara aktif turut serta dan secara signifikan memperoleh manfaat dari kegiatan ekonomi" - pertumbuhan ekonomi inklusif. Pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin: fokus pada kemiskinan dan kesenjangan (tingkat dan pemerataan pendapatan) dengan dimensi tanpa pendapatan digabung nantinya (tetap sebagai hasilberbagi manfaat). Proses Pertumbuhan Inklusif: proses - ide partisipasi, lebih dari sekedar berbagi manfaat. Lawan dari partisipasi adalah eksklusi - kelompok yang rentan. 8

Pertumbuhan Inklusif Pandangan lain: semua harus merasakan manfaat dari proses pertumbuhan. Permainan jumlah tidak-nil - manfaat bagi rakyat miskin membantu untuk meningkatkan manfaat bagi yang lebih kaya. Ali dan Son (2007) berfokus pada kesempatan bukan pada hasil. Ianchovichina da Lundstrom (2009) berfokus pada kesinambungan proses pertumbuhan dan penekanan pada kebutuhan untuk mengembangkan "kesempatan kerja yang produktif". Pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin dan Inklusif dapat dibedakan oleh fokus pada "proses"dari yang terakhir disebutkan: kontribusi ekstensif dari input tenaga kerja dan nondiskriminasi (Klassen, 2010). 9

Pertumbuhan Inklusif Tantantan empiris - bagaimana cara mengukur PI: Berbagi-manfaat: kemiskinan dan kesenjangan (Hasil) Partisipasi: partisipasi di pasar tenaga kerja pada kecenderungan yang produktif/layak dan tidak ada diskriminasi atas kelompok tertentu (diskriminasi etnis, umur dan jenis kelamin) - proses dan hasil. 10

Pertumbuhan Inklusif McKinley (2010) Indek PI berdasarkan kerangka kerja jangka panjang ADB 2008-2020 yang berdasarkan semangat bahwa PI mencakup i. Pencapaian pertumbuhan yang berkelanjutan yang akan menciptakan dan memperluas kesempatan ekonomi, dan ii. Memastikan akses yang lebih luas atas berbagai kesempatan tersebut sehingga anggota masyarakat dapat berpartisipasi dan merasakan manfaat pertumbuhan. Komponen: kesempatan kerja produktif; infrastruktur ekonomi, kemiskinan pendapatan dan kesetaraan, kesetaraan gender, kemampuan manusia dan perlindungan sosial. 11

Pertumbuhan Inklusif Kesulitan dalam mengukur proses: Kesempatan kerja yang produktif - diidentifikasi sebagai kunci atas elemen/input yang hilang, namun bagaimana cara untuk mengartikan kesempatan kerja produktif. Klasifikasi mungkin berbeda-beda antar negara. Klasifikasi sektoral/berbasis upah mungkin akan mengarah pada hasil yang berbeda. Kurangnya data. EPR lebih bersifat umum: EPR rendah tidak inklusif, namun EPR tinggi tidak selalu baik, mengingat besarnya proporsi dari kelas pekerja di berbagai negara miskin. 12

Kemiskinan Kesenjangan Manfaat Pertumbuhan Pertumbuhan Partisipasi Kesempatan kerja produktif Kemampuan/Pe mberdayaan Kesempatan Kesenjangan Gender Akses atas Infrastruktur Kebijakan Terarah Perlindungan Sosial Pelayanan Sosial Dasar Tata kelola Pemerintahan yang baik Hambatan Investasi 08/05/2013 Pertumbuhan Inklusif Ravallion dan Chen (2003) x Osmani (2004)* x Stewart (2004)* x Bhalla (2007) x x x Ianchovichina, Lundstrom dan Garrido (2009) x x x x Habito (2009) x McCulloch dan Baulch (2000) x x x Kakwani dan Pernia (2000) x x x White dan Anderson (2001) x Son (2003) x x Kakwani, Khandker dan Son (2004) x x x Son dan Kakwani (2004) x x x Kraay (2004) - IMF x x Minujin (2004)* x x x Lipton (2004)* x x White (2004)* x Ali dan Son (2007) x x Grosse, Harttgen, dan Klasen (2008) x x x Son dan Kakwani (2008) x x Klasen (2010) x x Rauniyar (2010) x Kanbur (2010) x x x x x x x McKinley (2011) x x x x x x x x x x 13

08/05/2013 Konsep Pertumbuhan Inklusif Hasil Proses Berbagi Manfaat Partisipasi Kemiskinan Kesenjangan (Produktif) Kesempatan kerja h

Pertumbuhan Inklusif Pertumbuhan Inklusif: Konsep yang intuitif, langsung namun mengambang; yang menentukan sasaran kebijakan! Apa yang membuat pertumbuhan inklusif? Bagaimana cara menilai hubungan antara pertumbuhan dan elemen inklusifitas? Memikirkan episode pertumbuhan inklusif cukup untuk mengembangkan bahwa proses pertumbuhan dan negara bersifat inklusif? PDB versus Pendapatan Keluarga: Data Nasional dan data survei rumah tangga. 15

Rujukan 20062013 Kuznets, S. (1955). Pertumbuha Ekonomi dan Kesenajangan Pendapatan The American Economic Review, Vol. 45, No. 1: 1 28. Lopez, J.H. (2004). Pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin: kajian atas apa yang kita tahu (dan yang tidak kita tahu). Washington, DC, Bank Dunia. McKinley, T. (2010). Pertumbuhan Inklusif: Kriteria dan Indikator: Indeks Pertumbuhan Inklusif untuk Diagnosa Kemajuan Negara, Seri Kertas Kerja Pembangunan Berkelanjutan ADB, No. 14. Mandaluyong City, Filipina, Bank Pembangunan Asia. Ramos, R.A., Ranieri, R. and Lammens, J.W. (2013). Pemetaan Pertumbuhan Inklusif di Berbagai Negara Berkembang, Kertas Kerja IPC-IG, No. 105. Pusat Kebijakan Internasional Brazil untuk Pertumbuhan Inklusif. Rauniyar, G. Dan Kanbur, R. (2010). Pembangunan Inklusif: Dua Makalah tentang Konseptualisasi, Aplikasi dansudut Pandang ADB. Mandaluyong City, Filipina, Bank Pembangunan Asia. Ravallion, M. (2004). Pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin: Dasar Landasan. Washington, DC, Kelompok Penelitian Pembangunan Bank Dunia. Rostow, W.W. (1956). Tinggal Landas Menuju Pertumbuhan yang Berkelanjutan, Jurnal The Economic, Vol. 66, No. 261: 25 48. Stiglitz. J.E. dan Squire, L. (1998). Pembangunan Internasional: Mungkinkah?, Kebijakan Luar Negeri, Edisi 110: 138 151. Zepeda, E. (2004). Pertumbuhan yang Berpihak pada rakyat miskin: Apa maksudnya?, IPC-IG One Pager, No. 1. Brasília, Pusat Kebijakan Internasional untuk Pertumbuhan Inklusif

Terima Kasih Banyak 17