KEBIJAKAN PENGELOLAAN SDA DAN LH DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN PENGELOLAAN SDA DAN LH DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DEPUTI BIDANG SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DISAMPAIKAN PADA RAKER KEDEPUTIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN KEBUMIAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, CISARUA 2829 MARET 2011

ISI I. CAPAIAN PEMBANGUNAN NASIONAL II. RENCANA KERJA PEMERINTAH 2011 III. ILMU PENGETAHUAN KEBUMIAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL

I. CAPAIAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI

RPJMN 2010-2014 KEMENTERIAN PPN/ INDIKATOR Realisasi 2005 Realisasi 2006 Realisasi 2007 Realisasi 2008 Realisasi 2009 Pertumbuhan Ekonomi %: 5,70 5,50 6,30 6,00 4,5 Pengangguran %: 11,24 10,28 9,11 8,39 7,87 Kemiskina %n: 15,97 17,75 16,58 15,42 14,15 Realisasi 2010 RKP APBN 2011 PROYEKSI 2012 Proyeksi 2013 Proyeksi 2014 Pertumbuhan Ekonomi %: 6,1 6,4 6,4-6,9 6,7-7,4 7,0-7,7 Pengangguran % 7,1 7,0 6,7-7,0 6,0-6,6 5-6 Kemiskinan % 13,3 11,5-12,5 10,5-11.5 9,5-10,5 8-10 4

PENCAPAIAN TARGET MAKRO EKONOMI PDB per Kapita (USD) PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PDB PER KAPITA Tahun 2004-2011*) 3200 2400 1600 800 0 6,3 6,1 6,0 6,4 5,7 5,5 5,0 4,6 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011*) PDB/Kapita Pertumbuhan PDB 6,5 6 5,5 5 4,5 PDB (% perubahan, y-o-y) Persen (%) 18 16 14 12 10 8 6 4 2 L A J U I N F L A S I Tahun 2004-2010 17,1 11,1 6,4 6,6 6,6 7,0 2,8 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Juta Org 12 11 10 9 8 7 PENGANGGURAN TERBUKA Tahun 2004-2010 11,9 10,9 10,3 10,0 9,4 9,0 8,3 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 # Penganggur Terbuka % Angkatan Kerja 12 11 10 9 8 7 % Angkatan Kerja Juta Org 40 38 36 34 32 30 PENDUDUK DI BAWAH GARIS KEMISKINAN Tahun 2004-2010 39,3 37,2 36,1 35,1 35,0 32,5 31,0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 # Penduduk Miskin Persentase 18 17 16 15 14 13 Persentase (%) 5

16 TAHUN 2010 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PER PROVINSI (%) 14 12 10 INDONESIA 7,14% 8 6 4 2 o o o 0 8,37 7,43 6,95 8,72 5,39 6,65 4,59 5,57 5,63 6,9 11,05 10,33 6,21 5,69 4,25 13,68 3,06 5,29 3,34 4,62 4,14 5,25 10,1 9,61 4,61 8,37 4,61 5,16 3,25 9,97 6,03 7,68 3,55 NANGROE ACEH DARUSALLAM SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA Pada tahun 2010 ada 10 provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka di atas rata-rata nasional 7,14%. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi terjadi di Banten (13,68%), diikuti oleh DKI Jakarta (11,05%), Jawa Barat (10,33%), Kalimantan Timur (10,10%) dan Maluku (9,97%). Provinsi dengan TPT terendah adalah Bali (3,05%), Sulawesi Barat (3,25%), NTT (3,34%), dan Papua (3,55%). 6

TINGKAT KEMISKINAN PER PROVINSI (%) KEMENTERIAN PPN/ 40 35 34,88 36,8 30 27,74 25 20 Nasional 2009: 14,15% 15 Nasional 2010: 13,33% 10 5 20,98 11,31 9,5 8,658,34 15,47 18,3 18,94 8,05 6,51 3,48 11,27 16,5616,83 15,26 7,16 4,88 23,03 21,55 9,02 9,1 7,66 6,77 5,21 18,07 11,6 17,05 23,19 13,58 9,42 2009 2010 0 NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua 7

AKSES SUMBER AIR MINUM KEMENTERIAN PPN/ Proporsi Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Sumber Air Minum Layak Tahun 2009 Sumber : Susenas, 2009 Kesenjangan antarwilayah dalam hal akses terhadap air minum yang layak di Indonesia masih cukup besar. Sebanyak 19 dari 33 provinsi di Indonesia memiliki capaian persentase akses air minum layak yang lebih rendah dibanding rata-rata nasional yaitu di bawah 47,71 persen. Sebagian besar provinsi di wilayah Indonesia Bagian Timur memiliki akses air minum layak yang rendah sehingga memerlukan perhatian khusus untuk upaya peningkatannya 8

KETAHANAN ENERGI KEMENTERIAN PPN/ 2005 2006 2007 2008 2009 Sasaran 2010 Capaian Rasio Elektrifikasi (%) 62,2 63,0 64,3 65,0 66.3 67.2 66.6 Kapasitas pembangkit listrik (MW) Minyak bumi (ribu barel/hari) Gas bumi (juta kaki kubik per hari) Batubara (juta ton/tahun) Energi baru dan terbarukan (MW) PLTP, PLTA, PLTS, PLTB, dan PLTMH) 26.061 28.422 29.562 30.480 33.430 35.149 34.030 1.056 984 954 982 949 965 956 8.175 8.074 7.687 7.923 7.951 8.870 9.000 151 193 213 221 230 250 270 854,1 856,5 989,6 1.063.9 1.197,3 1.266,1 1.213,7 9

NAD 74,91% Sumut 69,32% Ratio Electrification By Province Riau + Kepri 54,66% Kalbar 45,65% Kalteng 44,33% Kaltim 68,37% Gorontalo 48,70% Sulut 66,62% Kategori : Malut 47,81% > 60 % 41-60 % 20-40 % Sumbar 68.72% Jambi 48.85% Bengkulu 50.08% Lampung 47,66% Sumsel 49,80% Babel 72,45% Jakarta 100% Kalsel 71,39% Sulsel 54,90% Bali 74,42% Sulteng 47,64% Sultra 38,21% Maluku 55,36% Banten 72,11% Rasio Elektrifikasi Jabar 64,95% Jateng 70,60% Jatim 71,08% Jogya 79,64% NTB 31.99% NTT 24.24% Papua + Irjabar 32,05% Tahun 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2006 2009 8% 16% 28% 43% 53% 62% 63% 64,90% 10

VISI PERTUMBUHAN KE DEPAN 40000 Energi adalah kekuatan untuk mempu memiliki pertumbuhan ekonomi à sangat fundamental adanya suatu bauran energi yang tepat. 30000 20000 40,000 Real GDP: ~$11.2 11.4T 1 Real GDP/Capita: $32,800 33,100 6th largest economy in the world 20,000 10000 0 Real GDP: ~$3.2T 1 10,000 Real GDP/Capita: US$/Capit $8,500 8,700 a Real GDP: $900B 1 Real GDP/Capita: 10th largest $3,500 3,700 economy in the world 2014 14th largest 2030 2050 economy in the world Sumber: Menko Perekonomian, 2010 7/7/2011 11

Konsumsi Energi Ke Depan Diperkirakan konsumsi energi akan 6x saat ini Sumber: Dewan Energi Nasional

West Texas Intermieduate (WTI) Monthly Price USD/Barel KEMENTERIAN PPN/ 160 1. Harga minyak yang makin meningkat akan memberatkan biaya penyediaan energi nasional. 2. Dengan kapasitas produksi minyak bumi yang semakin menurun, juga memberatkan ketahanan energi yang masih tergantung pada minyak bumi. PERLU DIVERSIFIKASI SUMBERDAYA ENERGI à BAURAN ENERGI 140 120 100 80 60 40 20 0 Feb-86 Apr-88 Jun-90 Aug-92 Oct-94 Jan-97 Mar-99 May-01 Jul-03 Sep-05 Nov-07 Jan-10

Indikator energi KEMENTERIAN PPN/ Sumber Energi Satuan 2009 2010 Minyak bumi Cadangan Billion Barrel 7,999 7,765 Produksi MBOPD Thousand Barrel of Oil per Day 948,80 965,00 Gas Cadangan TSCF Trillion Standard Cubic Feet 159,63 157,14 Produksi MBOEPD Thousand Barrel of Oil Equivalent per Day 1.429 1.593 MMSCFD Million Standard Cubic Feet Per Day 7.962 8.869 LNG Produksi MMTPA Million Ton per Annum 24,12 Batubara Cadangan Miliar Ton 21,13 21,00 Produksi Juta Ton 250,00 275,00 Intensitas Energi TOE/Million US$ Ton-Oil Equivalent per one million US$ of Gross Domestic Product 401,00 Elasitisitas Energi Produksi Energi Primer Konsumsi Energi Final Tidak ada Satuan Ratio between % change of energy consumption to % change of Gross Domestic Product (GDP) 1,84 1,64 BOE per capita Barrel Oil Equivalent per Capita 4,31 - BOE per capita Barrel Oil Equivalent per Capita 2,66-14

KOMITMENT UNTUK PENURUNAN EMISI Tingkat emisi masih tinggi à energi adalah kontributor emisi ketiga setelah hutan dan limbah. Namun pertumbuhan emisinya terbesar. Komitmen penurunan: 7/26 BAU dan 7/41 dengan dukungan global pada th 2020 Sektor energi menyumbang 5-6%. Energy Agriculture Waste Forestry 0 200 400 600 800 1000 Forestry Waste Agriculture Energy 26% 672 48 8 39 Add 15% 367 30 3 22 Mton CO2 1200, 2011 15

Proyeksi sumberdaya energi Minyak bumi semakin menurun à mahal Perkiraan sementara Bauran Energi 2050 Minimize oil, optimize gas and coal, maximize renewable Oil 1,200 1,000 Gas (Natural Gas, CBM, and Biomass) Renewabl e 14% Nuclear 9% Oil 20% 800 600 400 200 0 2010 2020 2030 2040 2050 Coal 38% Gas (Natural Gas, CBM, and Biomass) 19%, 2011 16

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 1. Iklim ekstrim: a. Pasokan air b. Bencana alam 2. Penyediaan energi: a. Sumberdaya energi bersih à gas, geothermal b. Renewable: gelombang laut, angin, surya dll

RENCANA KERJA PEMERINTAH 2011

TEMA RKP 2011 PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN DI DUKUNG PEMANTAPAN TATA KELOLA DAN SINERGI PUSAT DAERAH KEMENTERIAN PPN/ RKP 2010 PEMULIHAN PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT TINGKAT PERTUMBUHAN Pertumb. Ek. (%) : 5,8 KUALITAS PERTUMBUHAN Tk. Pengangguran (%) : 7,6 Tk. Kemiskinan (%) : 12,0-13,5 RKP 2011 PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN DIDUKUNG PEMANTAPAN TATA KELOLA DAN SINERGI PUSAT DAERAH TINGKAT PERTUMBUHAN Pertumb. Ek. (%) : 6,3 KUALITAS PERTUMBUHAN INKLUSIF DAN BERKEADILAN Tk. Pengangguran (%) : 7,0 Tk. Kemiskinan (%) : 11,5-12,5 19

PRIORITAS RKP 2011 KEMENTERIAN PPN/ 11 Prioritas Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II 2009-2014 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 2 Pendidikan 3 Kesehatan 4 Penanggulangan Kemiskinan 5 Ketahanan Pangan 6 Infrastruktur 7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha 8 Energi 9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik 11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi 12 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Prioritas Lainnya 13 Bidang Perekonomian 14 Bidang Kesejahteraan Rakyat Intervensi Anggaran Intervensi Kebijakan 20

PENJELASAN UMUM DOKUMEN RKP KEMENTERIAN PPN/ BUKU I : PRIORITAS PEMBANGUNAN, SERTA KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BUKU II : PRIORITAS PEMBANGUNAN BIDANG Didanai melalui BUKU III : RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN DUNIA USAHA BASELINE : KEBIJAKAN AWAL UNTUK MENCAPAI SASARAN RPJMN à DIRINCI DALAM TARGET DAN ALOKASI PENDANAAN TAHUNAN PEMERINTAH KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA INISIATIF BARU *) : KEBIJAKAN BARU UNTUK MEMPERKUAT SASARAN RPJMN SESUAI DINAMIKA PEMBANGUNAN à MERUPAKAN PEMBEDA RKP TIAP TAHUNNYA 21

KETAHANAN PANGAN: surplus dan cadangan beras No Kegiatan Prioritas Indikator Capaian 2010 Target 2011 1 Perluasan areal tanam (cetak sawah) dan optimasi lahan Cetak sawah 12.025 ribu ha 60,4 ribu ha Optimasi lahan 6.250 ribu ha 11,8 ribu ha 2 Peningkatan intensitas tanam dengan perbaikan jaringan irigasi Peningkatan/rehabilitasi pelayanan irigasi dan rawa Perbaikan JITUT/JIDES, dan irigasi permukaan 495.5 ribu ha 376,7 ribu ha 108.496 ribu ha 315,3 ribu ha 3 Peningkatan produktivitas dengan penyediaan sarana pertanian (bantuan benih, pupuk), penerapan teknologi dan penyuluhan Bantuan Langsung Benih Unggul* 103.75 ribu ton 114.7 ribu ton Cadangan Benih Nasional 11.1 ribu ton 28,5 ribu ton Bantuan Benih Bersubsidi 51.4 ribu ton 68,5 ribu ton Bantuan Pupuk Bersubsidi 9.315 ribu ton 11,3 juta ton 22

KETAHANAN ENERGI No Kegiatan Prioritas Capaian 2010 Target 2011 1 2 Meningkatnya Produksi Minyak Bumi (MBOPD) Meningkatnya Produksi Gas Bumi (MBOEPD) Meningkatnya Produksi LNG (MMTPA) Meningkatkan Produksi Uap Panas Bumi (Juta Ton) Meningkatkan Produksi Batu Bara (Juta Ton) Meningkatkan Domestic Market Obligation (DMO) (Juta Ton) 980 970 1590 1.592 24,12 23,29 70,78 275 326 75 78,97 23

KETAHANAN ENERGI No Kegiatan Prioritas Capaian 2010 Target 2011 3 Pemenuhan BBM dalam negeri untuk Indonesia Bagian Timur (%) 73,36 73,42 4 Bahan Bakar Nabati (BBN): Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN (Desa) 16 20 DME non-bbn (desa) 34 40 5 Jumlah kejadian kelangkaan pasokan BBM and LPG (kejadian) 3 3 24

KEGIATAN PRIORITAS NASIONAL 9 LH DAN PENGELOLAAN BENCANA No Kegiatan Prioritas Indikator 4 Pengurangan risiko bencana 5 Peningkatan Kemampuan Tanggap darurat 6 Percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pascabencana 25 Jumlah rencana aksi daerah pengurangan risiko bencana Pemenuhan kebutuhan logistik dan peralatan kebencanaan Jumlah Data spasial kebencanaan Jumlah Sistem Informasi Kebencanaan Jumlah rencana kontijensi yang tersusun Jumlah satuan reaksi cepat (SRC-PB) Penanganan pengungsi akibat bencana secara efektif dan terpadu Kemajuan pemulihan wilayah pasca bencana Rehab-Rekon Wasior. Rehab-Rekon dan Percepatan Mentawai Rehab-Rekon Merapi Erupsi Lahar Dingin

ARAHAN PRESIDEN 2011à 2012 1. Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia o Percepatan Pembangunan Papua, Papua Barat dan NTT 2. Perkuatan Program Pro Rakyat (Klaster 4) o Penguatan 3 Klaster dan 6 Program Klaster 4 3. Percepatan Pencapaian MEF (Alutsista) 4. Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wasior, Mentawai dan Merapi 5. Surplus beras 10 juta ton dalam 5-10 tahun. 26

III. ILMU KEBUMIAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KONTRIBUSI KEMENTERIAN PPN/ 1. Ketersediaan air: a. Air bersih à layanan dasar kesra b. Air irigasi à ketahanan pangan 2. Sumberdaya energi: a. Input industri DN b. Ketahanan energi: penyediaan dan cadangan c. Peningkatan devisa mineral dan tambang 3. Mitigasi bencana: infrastruktur, keselamatan hidup dan kehidupan 4. Kekayaan laut à RTRW à aset daerah