Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DURASI GESEK, TEKANAN GESEK DAN TEKANAN TEMPA TERHADAP IMPACT STRENGTH SAMBUNGAN LASAN GESEK LANGSUNG PADA BAJA KARBON AISI 1045

TUGAS AKHIR. Oleh: Muhammad Husen Bahasa Dosen Pembimbing: Ir. Nur Husodo, M. Sc.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Oleh : Dwi Agus Santoso

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SNTMUT ISBN:

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dengan pesat. Ditemukannya metode-metode baru untuk mengatasi

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR MANUFAKTUR

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

TUGAS AKHIR RANCANG BAGUN SISTEM HIDROLIK PADA ALAT FRICTION WELDING DENGAN BENDA UJI AISI 1045

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALUMINIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING. Tri Angga Prasetyo ( )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ir. Hari Subiyanto, MSc

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN ANALISA

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

Dimas Hardjo Subowo NRP

Kolbi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Program Studi S-1 Teknik Mesin Fakultas Teknik, Yogyakarta 55183, Indonesia

SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS ALUMINIUM 6061 HASIL FRICTION WELDING ABSTRACT

Persentasi Tugas Akhir

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

BAB I PENDAHULUAN. penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya. diantara material yang disambungkan. Ini biasanya dilakukan

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

PENGARUH WAKTU GESEK FRICTION WELDING TERHADAP KARAKTERISASI BAJA AISI 1045 DENGAN SUDUT CHAMFER 15 o ABSTRACT

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

DASAR-DASAR PENGELASAN

I. PENDAHULUAN. terjadinya oksidasi lebih lanjut (Amanto & Daryanto, 2006). Selain sifatnya

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penyambungan Aluminium 6061 T6 dengan Metode CDFW. Gambar 4.1 Hasil Sambungan

PENGARUH VARIASI BENTUK PERMUKAAN FORGING SAMBUNGAN LAS GESEK ROTARY TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA MILD STEEL. Abstract

APLIKASI TEKNIK PEMBUATAN KERIS PADA KOMPOSIT LAMINATE BAJA- NIKEL

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Upaya Alternatif Proses Maufaktur Produk Katup Mesin (Engine Valve) Bahan SS 304 Berbasis Proses Operasional Las Gesek (Friction Welding)

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

Dosen Pembimbing: Ir. Subowo, MSc Oleh : M. Fathur Rohman

Dwi Agus Santoso, Nur Husodo Jurusan D3 Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. waktu pengelasan dan pengaruh penambahan filler serbuk pada

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

Available online at Website

PENGARUH FILLER PLAT DAN VARIASI TEBAL PLAT PADA SPOT WELDING ANTARA BAJA-ALLUMUNIUM TERHADAP BEBAN GESER.

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup berat. Peningkatan akan kualitas dan kuantitas serta persaingan

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

PENGARUH KECEPATAN SPINDLE DAN FEED RATE TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS TIPE FRICTION STIR WELDING UNTUK ALUMINIUM SERI 1100 DENGAN TEBAL 2 MM

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

Pelaksanaan Uji Tarik

ANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

ANALISIS PENGARUH IN SITU COOLING TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADAKAPAL KATAMARAN

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

PENGARUH HEAT TREATMENT

ANALISIS PENGARUH SISI PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADA KAPAL KATAMARAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

ANALISA PENGARUH KONDUKTIVITAS TERMAL BACKING PLATE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION STIR SPOT WELDING AA 5052-H32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

Transkripsi:

Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045 Hari Subiyanto 1,*, Subowo 1, Gathot DW 1, Syamsul Hadi 1 Jurusan Teknik Mesin FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jalan. Arief Rachman Hakim 01, Surabaya 61111. Indonesia * E-mail : robin@me.its.ac.id Abstrak. Pengelasan gesek adalah pengelasan dalam kondisi padat (solid-state), tanpa menggunakan logam pengisi. Dua benda kerja yang akan disambung diatur gerakan relatif, saling bergesekan dan pada permukaan kontak menjadi panas, ketika sudah mencapai temperatur pengelasan/ tempa maka diberikan tekanan tempa, sehingga terbentuk sambungan las. Proses pengelasan ini pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh kecepatan putaran, durasi gesekan, tekanan gesek dan tempa. Pengelasan ini melibatkan beberapa variable proses yang saling mempengaruhi, dan yang paling utama adalah temperature tempa dan tekanan tempa. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan parameter proses pengelasan (durasi gesek, tekanan gesek dan tekanan tempa) terhadap kualitas sambungan (kekuatan tarik, dan kekuatan impact). Rancangan penelitian dengan variable bebas; kecepatan putaran poros 4200 rpm, durasi gesek dalam waktu 50 detik, 70 detik, 90 detik dan tekanan gesek sebesar 6 MPa, 12 MPa dan 18 MPa serta tekanan tempa sebesar 24 MPa, 34 MPa dan 53 Mpa, benda kerja yang digunakan baja AISI 1045. Variabel respon yang diamati berupa kekuatan tarik dan kekuatan impact. Dari hasil penelitian ini didapatkan, kekuatan tarik tertinggi diperoleh pada kombinasi parameter durasi gesek 90 detik, tekanan gesek 18 MPa, dan tekanan tempa 53 MPa yaitu sebesar 730 Mpa, dengan lokasi patahan di logam induk (BM). Kekuatan tarik terendah diperoleh pada kombinasi parameter durasi gesek 50 detik, tekanan gesek 6 Mpa dengan, dan tekanan tempa 24 MPa yaitu sebesar 282 Mpa, dengan lokasi patahan di logam las. Lokasi patahan pada logam las (WM), daerah pengaruh panas (HAZ) dan logam induk (BM), menunjukan kekuatan sambungan semakin meningkat dengan meningkatnya durasi gesek, tekanan gesek dan tekanan tempa. Peningkatan kekuatan sambungan (logam las) dapat melampaui kekuatan logam induk pada kondisi parameter pengelasanyang tepat. Kekuatan impact semakin besar, berbanding lurus dengan kenaikan; durasi waktu gesek, tekanan gesek dan tekanan tempa. Kata Kunci: Pengelasan Gesek, Kualitas Sambungan, Durasi Gesekan, Tekanan Gesek, Tekanan Tempa, Baja AISI 1045. 1. Pendahuluan Pengelasan gesek adalah pengelasan cara khusus dimana dua benda kerja yang akan disambung saling bergesekan untuk membangkitkan panas, ketika sudah mencapai temperatur tempa maka diberikan tekanan tempa sehingga terbentuk sambungan lasan. Komponen otomotif yang proses pembuatannya menggunakan pengelasan gesek (friction welding/ FW) adalah; Poros transimisi gardan (crankshaft), katup isap/ pembuangan (valve intake) dalam ruang bakar (gambar 1). Kekuatan sambungan hasil pengelasann gesek dipengaruhi oleh dua variable utama; temperatur tempa dan tekanan tempa. Temperatur tempa sendiri dipengaruhi saat fase gesek yaitu oleh; kecepatan putar, tekanan gesek, durasi gesek, dan kekasaran permukaan kedua benda kerja. Penelitian sebelumnya yang mengkaji durasi gesek mempengaruhi kekuatan sambungan pipa baja ASTM A106, dimana durasi gesek terkait dengan tinggi rendahnya temperatur tempa[2]. SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang A. 121

SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 ISSN : 2085-4218 Gambar 1. Katup isap/ buang merupakan salah satu komponen otomotif yang dibuat dengan pengesalan gesek. [1]. Tahapan pengelasan harus dilakukan dengan cermat, mengingat kesemuanya variabel saling mempengaruhi satu sama lain, tidak boleh dilaksanakan dengan sembarangan sehingga bisa menyebabkan penurunan kekuatan sambungan lasan. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh variasi durasi gesekan, tekanan gesek, dan tekanan tempa pada saat pengelasan Direct-Drive Friction Welding terhadap sifat mekanik (kekuatan tarik dan kekuatan impact) dari sambungan baja karbon AISI 1045. 2. Bagaimana distribusi kekerasan dan struktur mikro dari sambungan terhadap hasil pengelasan yang sudah dilakukan pada daerah weld metal, HAZ dan base metal. Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka batasan masalah yang diberikan adalah sebagai berikut : 1. Material yang digunakan untuk penelitian ini adalah baja AISI 1045 diasumsikan dengan komposisi kimia yang homogen. 2. Kedua permukaan material diasumsikan rata pada saat proses pengelasan. 3. Kontak kedua benda kerja pada saat gesekan dan penempaan dianggap tidak terjadi misaligment. 4. Kecepatan putaran rotating chuck dianggap konstan pada saat fase gesekan. 5. Kondisi peralatan yang digunakan saat pengambilan data diasumsikan terkalibrasi dan Seluruh pengukuran variabel pengelasan dianggap tepat seperti pada alat pengukuran Maksud dan tujuan penelitian dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh variasi durasi gesekan, tekanan gesek dan tekanan tempa terhadap kekuatan sambungan (kekuatan tarik dan kekuatan impact) pada pengelasan Direct-Drive Friction Welding dengan material AISI 1045. 2. Mengetahui pengaruh variasi durasi gesekan, tekanan gesek dan tekanan tempa terhadap distribusi kekerasan dan struktur mikro pada pengelasan Direct-Drive Friction Welding dengan material AISI 1045. Pengelasan padat proses penyambungannya menggunakan panas dan tekanan, tetapi tidak terjadi peleburan pada logam dasar serta tanpa penambahan logam pengisi. Permukaan kedua benda yang akan disambung harus rata dan bersih, ketika diberi tekanan beberapa kristal akan tertekan dan bersinggungan. Bila tekanan diperbesar daerah singgungan ini akan bertambah luas, logam mengalami deformasi plastis sehingga batas antara dua permukaan kristal dapat menjadi satu (diffusi) dan terjadilah sambungan. Gambar 2. menunjukkan tipikal dari las gesek, di mana salah satu benda kerja berputar terusmenerus, sementara benda kerja yang tidak berputar bergerak mendekat sampai bersinggungan dan bergesekan secara bertahap tekanan gesek meningkat sampai kedua permukaan mencapai temperatur penempaan. Setelah temperatur penempaan tecapai, putaran dihentikan dan dilanjutkan tekanan tempa sehingga terbentuk sambungan las. A. 122 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

Gambar 2. Tahapan proses pengelasan gesek 1) Salah satu benda berputar 2) Kedua benda bersinggungan sehigga terjadi gesekan 3) Jika temperature tempa tercai, putaran dihentikan kemudian ditempa dan 4) Terbentuk sambungan las.[3]. Sambungan las yang terbentuk akibat adanya mekanisme ikatan difusi. Dalam ikatan difusi, sifat dari proses sambungan pada dasarnya adalah peleburan dua atom yang menghilangkan permukaan yang solid. Sambungan yang sempurna terjadi melalui tiga-tahap urutan dalam metalurgi. Tiga tahapan tersebut adalah: 1). Deformasi mikroasperity, 2). Diffusion-Controlled Mass Transport, 3). Interface Migration) Setiap tahap, seperti ditunjukkan pada gambar. 3, terkait dengan mekanisme metalurgi tertentu yang memberikan kontribusi dominan terhadap proses ikatan. Gambar 3. Mekanisme pengelasan difusi. (a) Titik awal kontak dan kontaminan lapisan oksida. (b) Setelah beberapa titik kontak yield dan creep, lapisan tipis oksida menghasilkan void yang besar. (c) Setelah yield dan creep terakhir, beberapa void dan lapisan oksida menjadi sangat tipis. (d) Dilanjutkan dengan difusi vacancy yang menghilangkan lapisan oksida dan beberapa void kecil (e) ikatan selesai.[3]. 2. Metodologi Pada penelitian ini akan dikaji pengaruh durasi gesek dan tekanan tempa pada pengelasan gesek/ FW gambar 4). Gambar 4. Diagram alir penelitian SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang A. 123

SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 ISSN : 2085-4218 Bahan yang digunakan baja karbon AISI 1045 merupakan baja karbon rendah dengan kekuatan tarik minimum 705 N/mm2. Material ini memiliki komposisi kimia sebagai berikut : C = 0.46, S = 0.014, Si = 0.19,Cr = 0.03, Mn = 0.65, Ni = 0.01, P = 0.018, dan Cu = 0.02. 3. Pembahasan Hasil Berdasarkan gambar 5 a), waktu gesek dengan durasi 50 detik terlihat bahwa tekanan gesek dan tempa mempengaruhi kekuatan tarik, semakin tinggi tekanan gesek dan tempa yang diberikan maka kekuatan tariknya semakin tinggi pula. Nilai kekuatan tarik masih rendah, dan semua lokasi patahan pada daerah logam las. Lokasi patahan pada logam las (WM) menunjukkan capaian dari tiga tahapan ikatan difusi yang belum sempurna. Fenomena tersebut dikarenakan durasi waktu gesek dan tekanan gesek sebagai fungsi temperatur yang dilakukan belum mencapai temperatur tempa, sehingga ketika diberikan tekanan tempa, daerah logam las masih terdapat rongga (void). Rongga tersebut menunjukan bahwa difusi antar butiran belum sempurna (gambar 6). Keberadaan rongga ini menjadi latar belakang lokasi patahan berada pada logam las (WM). a). b). c). Gambar 5. Grafik pengaruh tekanan gesek dan tempa dengan durasi a). 50 detik, b).70 detik dan 90 detik terhadap kekuatan tarik rongga 1). 2). rongga a). b). Gambar 6. Foto makro sambungan las; a). durasi gesek 50 detik, tekanan tempa 24 Mpa, masih dijumpai rongga dari ketidak sempurnaan ikatan difusi dan b). 1). Terlihat rongga yang lebar, 2). Ikatan difusi terbentuk walaupun masih ada rongga Gambar 5 b). waktu gesek dengan durasi 70 detik terlihat bahwa tekanan gesek dan tempa mempengaruhi kekuatan tarik, semakin tinggi tekanan gesek dan tempa yang diberikan maka kekuatan A. 124 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

tariknya semakin tinggi pula. Nilai kekuatan tarik durasi 70 lebih tinggi dibandingkan durasi 50 detik dengan lokasi patahan di daerah; logam las, HAZ dan logam induk. Rongga pada daerah logam las semakin kecil dan mulai hilang, hal ini menunjukkan difusi antar butiran semakin baik (gambar 6 b). Gambar 5 c). menunjukkan pengaruh tekanan gesek dan tempa dengan durasi waktu gesek 90 detik terhadap kekuatan tarik, semakin tinggi tekanan gesek dan tempa yang diberikan maka kekuatan tariknya semakin tinggi pula. Nilai kekuatan tarik durasi 90 lebih tinggi dibandingkan durasi 70 detik dengan lokasi patahan di daerah; HAZ dan logam induk. Lokasi patahan di daerah pengaruh panas (HAZ) menujukkan tiga tahapan ikatan difusi telah tercapai dan akhirnya logam las (WM) bukan lagi sebagai daerah terlemah. Sementara lokasi patahan pada logam induk (BM) menunjukkan perbaikan kualitas pada logam las (WM) dan daerah pengaruh panas (HAZ) dengan sempurnanya ikatan difusi dan penurunan jumlah rongga/ void Uji impact dilakukan pada material uji dengan durasi waktu pengelasan 70 dan 90 detik untuk memastikan kekuatan sambungan, mengingat lokasi patahan dari uji tarik bervariasi mulai patah di logam las, HAZ dan logam induk. Gambar 7. Grafik pengaruh tekanan gesek dan tempa dengan durasi a). 70 detik dan b) 90 detikterhadap kekuatan impact Gambar 7 a). menunjukkan pengaruh tekanan gesek dan tempa dengan durasi waktu gesek 70 detik terhadap kekuatan impact. Kekuatan impact naik dengan naiknya tekanan gesek dan tempa, dari luasan patahan dan energi impact masih terlihat sebagian sambungan las belum fusi. Gambar 7 b). terlihat kekuatan sambungan las dengan durasi pengelasan 90 detik lebih kuat dibandingkan dengan durasi waktu pengelasan 70 detik. Peningkatan kekuatan impact ini seiring dengan naiknya kualitas fusi sambungan las. Dari gambar 8. dapat dilihat bahwa nilai kekerasan semakin besar berurutan dari logam induk, HAZ dan logam las. Pengaruh parameter las secara metalurgi selain terjadi perubahan nilai kekerasan juga mengubah sifat mekanik yang lain; kekuatan tarik dan impact. Gambar 8. Distribusi kekerasan pada; logam las (WM), daerah pengaruh panas (HAZ) dan logam induk (BM). Kondisi pengelasan tekanan gesek 18 MPa, waktu gesek 90 detik dan tekanan tempa 24, 34 dan 53 MPa. SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang A. 125

SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 ISSN : 2085-4218 Gambar 9. Metalografi pada logam induk, HAZ dan logam las dalam kondisi parameter pengelasan; durasi waktu gesek 90 detik, tekanan gesek 18 MPa dan tekanan tempa 53 MPa. Perubahan metalografi merupakan latar belakang perubahan sifat mekanik (kekerasan, kekuatan tarik dan impact). Perubahan metalurgi merupakan dampak dari setiap perubahan parameter las. Perubahan sifat mekanik dari logam induk, daerah terpengaruh panas pengelasan (HAZ) dan logam las, dapat ditelusuri dari perubahan metallografy (gambar 9) dan distribusi kekerasan yang terjadi. 4. Kesimpulan Peningkatan kekuatan sambungan hasil pengelasan gesek (friction welding) guna menunjang industri otomotive, pada dasarnya dapat dicapai dengan mengatur parameter pengelasan yang tepat. Parameter pengelasan meliputi; durasi waktu gesek (50,70 dan 90 detik), tekanan gesek (6, 12 dan 18 MPa), tekanan tempa (24, 34 dan 53 MPa) dan rotasi spindel 2400 rpm. Kesimpulan dari penelitian sebagai berikut: 1. Kekuatan tarik tertinggi diperoleh pada kombinasi parameter durasi gesek 90 detik, tekanan gesek 18 MPa, dan tekanan tempa 53 MPa yaitu sebesar 730 Mpa, dengan lokasi patahan di logam induk (BM). Kekuatan tarik terendah diperoleh pada kombinasi parameter durasi gesek 50 detik, tekanan gesek 6 Mpa dengan, dan tekanan tempa 24 MPa yaitu sebesar 282 Mpa, dengan lokasi patahan di logam las. 2. Lokasi patahan pada logam las (WM), daerah pengaruh panas (HAZ) dan logam induk (BM), menunjukan kekuatan sambungan semakin meningkat dengan meningkatnya durasi gesek, tekanan gesek dan tekanan tempa. 3. Kekuatan impact semakin besar, berbanding lurus dengan kenaikan; durasi waktu gesek, tekanan gesek dan tekanan tempa. 4. Nilai kekerasan terjadi kenaikan pada logam pengaruh panas (HAZ) 297 HV dan logam las (BM) 275 HV dibandingkan dengan logam induk 172 HV. 5. Struktur mikro pada daerah pengaruh panas HAZ berupa ferrit dan pearlit dengan ukuran butiran halus, weld metal berupa ferrit dan pearlit kasar dan logam induk tidak terjadi perubahan. 5. Daftar Referensi [1] [2] [3] University of Wisconsin- Platteville Meka IT S, [4] Callister, William D, 1994, Materials Science And Engineering, John Willey & Sons,Inc. USA. A. 126 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016