Undangan Untuk Memasukkan Usulan Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Dana Hibah Program Skala Kecil untuk Organisasi Masyarakat Sipil

dokumen-dokumen yang mirip
Bagian 1: Pendahuluan

Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) Undangan Untuk Memasukkan Usulan Program Adaptasi Perubahan Iklim Program ICCTF - USAID

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Indonesia Climate Change Trust Fund

Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) Undangan Untuk Memasukkan Usulan Program Mitigasi Perubahan Iklim Program ICCTF - USAID

Bagian 1: Pendahuluan

Bagian 1: Pendahuluan

Bagian 1: Pendahuluan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

STRATEGI IMPLEMENTASI RAD-GRK

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

PENGARUSUTAMAAN PERUBAHAN IKLIM KE DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

ALAM. Kawasan Suaka Alam: Kawasan Pelestarian Alam : 1. Cagar Alam. 2. Suaka Margasatwa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1. PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 292 MtCO2e 1 yaitu

Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Kebijakan Perkotaan Terkait Perubahan Iklim Oleh: Ir. Hayu Parasati, MPS, Direktur Perkotaan dan Perdesaan

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM)

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

KEBIJAKAN NASIONAL DAN DAERAH DALAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat. Mamasa, 15 Oktober 2015

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat

STATUS PEROLEHAN HAKI PUSPIJAK

ProKlim sbg Penguatan Inisiatip Pengelolaan SDH Berbasis Masyarakat

Deforestasi merupakan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Perkembangan RAN/RAD - GRK

Ministry of National Development Planning/ National Development Planning Agency (BAPPENAS)

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Pembangunan Kehutanan

2018, No Carbon Stocks) dilaksanakan pada tingkat nasional dan Sub Nasional; d. bahwa dalam rangka melaksanakan kegiatan REDD+ sebagaimana dima

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

PELAKSANAAN KOMITMEN INDONESIA DALAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

Proyek ICCTF/Adapt Asia yang diimplementasikan oleh Yayasan Transformasi Kebijakan Publik

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

KERJA SAMA PEMERINTAH INDONESIA DAN JERMAN

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

Sosialisasi Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Tahun 2013

ProKlim Asdep Adaptasi Perubahan Iklim Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkugan dan Perubahan Ikllim Kementerian Lingkungan Hidup Maret 2012

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

OLEH: LALU ISKANDAR,SP DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Percepatan Peningkatan Aksi-aksi Perubahan Iklim di Tingkat Global : Pandangan Kelompok Masyarakat Sipil

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

KEPUTUSAN NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL,

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

West Kalimantan Community Carbon Pools

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.128, 2009 DEPARTEMEN KEHUTANAN. Tata Cara. Perizinan. Karbon. Hutan Lindung. Produksi. Pemanfaatan.

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011

Avoided Deforestation & Resource Based Community Development Program

POTENSI MOBILISASI PENDANAAN DALAM NEGERI UNTUK MITIGASI PERUBAHAN IKLIM SEKTOR KEHUTANAN

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Penjelasan Teknis Penyusunan Naskah Konsep Bandar Lampung 2012

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMDA MELAKSANAKAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK DAN SISTEM PEMANTAUANNYA

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.50/Menhut-II/2014P.47/MENHUT-II/2013 TENTANG

PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Perkembangan Pendanaan REDD+

Potensi implementasi mekanisme berbasis pasar untuk mitigasi dampak perubahan iklim. Rini Setiawati Sekretariat JCM Indonesia

KONTRIBUSI (PERAN) SEKTOR KEHUTANAN DALAM PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM

PELAKSANAAN RPJMN BIDANG SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DAN DUKUNGAN RISET

ISU ISU STRATEGIS KEHUTANAN. Oleh : Ir. Masyhud, MM (Kepala Pusat Humas Kemhut) Pada Orientasi Jurnalistik Kehutanan Jakarta, 14 Juni 2011

Versi 27 Februari 2017

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi Tahun I. PENDAHULUAN

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

Kebijakan Pelaksanaan REDD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini memiliki tema utama yakni upaya yang dilakukan Australia

WORKSHOP PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING KARBON HUTAN:PENGELOLAAN HUTAN BERKELANJUTAN DAN MASYARAKAT SEJAHTERA

Kebijakan Fiskal Sektor Kehutanan

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

Konservasi dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan Gambut di Area PT Hutan Amanah Lestari Barito Selatan dan Barito Timur

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN)

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sebagai proses perubahan

(RAD Penurunan Emisi GRK) Pemanasan Global

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI

Transkripsi:

Undangan Untuk Memasukkan Usulan Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Dana Hibah Program Skala Kecil untuk Organisasi Masyarakat Sipil Bagian 1: Pendahuluan The Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) didirikan sebagai lembaga wali amanat dana perwalian perubahan iklim Indonesia (trust fund) yang akan bertindak sebagai penyalur dana untuk membiayai kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan masalah iklim. Dana perwalian ini dioperasikan dan dikelola oleh Lembaga Wali Amanat (Board of Trustee) yang didirikan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (KPPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Tujuan utama dana perwalian ialah untuk mendukung pemerintah Indonesia dan para pemangku kepentingan (stakeholders) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu Indonesia kearah low carbon economy dan bisa beradaptasi pada dampak negatif perubahan iklim. Peran ICCTF adalah untuk menarik, mengelola dan menggerakkan pendanaan dalam hal- hal yang berkenaan dengan iklim dan sesuai dengan rencana pendanaan pemerintah Indonesia dan mengarus- utamakan masalah perubahan iklim kedalam rencana pembangunan nasional, provinsi, dan daerah. ICCTF juga mendanai pelaksanaan rencana aksi nasional mitigasi emisi gas rumah kaca (RAN- GRK) dan adaptasi perubahan iklim (RAN- API) ICCTF telah mengidentifikasi tiga fokus program (windows) yang mempunyai prioritas tinggi yang tanggap terhadap resiko perubahan iklim, yaitu mitigasi berbasis lahan, energi, dan adaptasi. Setiap fokus program mempunyai prioritas masing- masing: 1. Fokus program mitigasi berbasis lahan bertujuan untuk mengurangi emisi GRK yang berasal dari berbagai aktifitas berbasis lahan. Hal ini akan dicapai dengan cara mendanai proyek- proyek yang melindungi dan merehabilitasi areal hutan alam yang mempunyai nilai karbon, ekonomi, social, dan nilai konservasi tinggi, serta mempromosikan praktek pertanian yang mempunyai emisi GRK rendah agar bisa menghasilkan manfaat pembangunan yang ramah lingkungan pada ekosistem yang kritis. 2. Fokus program energi bertujuan untuk bisa mengurangi emisi GRK dalam hubungannya dengan pasokan energi dan kebutuhan energi, meliputi pendanaan teknologi pembangkit energi bersih (clean energy) dan implementasi konservasi energi dan peningkatan efisiensi. 3. Fokus program adaptasi dan ketahanan bertujuan untuk memperkuat kapasitas penduduk dan institusi lokal, serta masyarakat yang rentan, untuk beradaptasi dan meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim saat ini ataupun masa mendatang, dan cuaca ekstrim. Hal ini akan dilaksanakan dengan menyusun strategi adaptasi dan inisiatif, dan memasukkan strategi adaptasi ke dalam program dan rencana pembangunan pemerintah. Target dan strategi ICCTF untuk mendukung aksi mitigasi dn adaptasi adalah berdasarkan pada Indonesian Climate Change Sectoral Roadmap (ICCSR), RAN- GRK, REDD+ STRANAS (Reduce Emissions from Deforestation and forest Degradation + Strategi Nasional), and RAN- API.

Bagian 2: Prioritas proyek dalam tahun 2016-2018 Prioritas ICCTF dalam tahun 2016-2018 akan meliputi ketiga fokus program, yaitu: fokus program mitigasi berbasis lahan, energy, dan adaptasi. 2.1. Fokus Program Mitigasi berbasis Lahan Fokus program pendanaan ini didesain untuk mendukung usaha pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi yang berasal dari penebangan hutan (deforestasi) dan kerusakan hutan (degradasi) dengan mencegah konversi hutan dan kebakaran hutan dan juga meningkatkan praktek pertanian dengan nilai karbon rendah sehingga pemerintah bisa memenuhi target reduksi emisi GRK. Target dari fokus program pendanaan ini adalah untuk mendanai proyek yang melindungi dan merehabilitasi ekosistem penting sbb: Hutan gambut; Kawasan penyangga (buffer zone) dekat taman nasional; Daerah aliran sungai atau DAS (watershed) dengan kondisi kritis: Kawasan konservasi hutan yang mempunyai nilai konservasi tinggi; Hutan bakau Kawasan karst Prioritas akan diberikan pada proyek- proyek dengan ijin konsesi yang sedang berjalan yang akan menjamin perlindungan jangka panjang pada lokasi proyek (yaitu: hutan desa, hutan kemasyarakatan (HkM), hutan tanaman rakyat (HTR), restorasi ekosistem, pemanfaatan penyerapan karbon (PAN- RAP), atau kesepakatan konservasi berbasis masyarakat (community based conservation agreements). 2.2. Fokus Program Energi Prioritas utama fokus program ini ialah aktivitas yang bisa mengurangi emisi GRK baik dari segi pasokan maupun dari segi menaikkan penggunaan energy yang terbarukan. Hal ini dilakukan dengan cara menghilangkan rintangan dan mengurangi biaya implementasi, pengurangan halangan- halangan (barriers) untuk mencapai efisiensi dan konservasi energy, maupun untuk mendorong kearah transportasi berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Prioritas akan diberikan kepada program- program berikut ini: Pengembangan sumber energy alternative terbarukan, misalnya bioenergy (biofuels), biomasa, micro- hydro, sumberdaya angina dan tenaga surya, dll; Pengembangan program- program efisiensi dan konservasi energy yang berhubungan dengan kelistrikan, industry, dan transportasi; Pengembangan restrukturisasi tariff dan pola insentif yang lebih baik untuk pengembang energy terbarukan, dan membangun kesadaran masyarakat. Fokus pendanaan ini termasuk: Kegiatan- kegiatan yang melibatkan komunitas atau pemerintah daerah; Rencana pembangunan pada skala bisnis/industry; Mendukung perbaikan rasio elektrifikasi nasional, mengatasi massalah (GAP) pengembangan energi terbarukan yang sedang berjalan, atau memperbaiki kualitas lingkungan dan kesejahteraan social.

2.3. Fokus Program Adaptasi Prioritas utama pendanaan oleh ICCTF akan diberikan pada sector pertanian dan perikanan yang rentan terhadap risiko perubahan iklim baik saat ini maupun dimasa depan. Prioritas diberikan kepada proyek- proyek sbb: Mengembangkan desain strategi adaptasi, memperluas penggunaan teknologi dan pengetahuan tepatguna (misalnya menggunakan real- time weather information system untuk menghindari kegagalan panen); Membangun mekanisme ketahanan pangan yang praktis menghadapi perubahan iklim di lapangan dalam sektor pertanian dan perikanan; Membangun mekanisme ketahanan air pedesaan menghadapi perubahan iklim melalui konservasi sumberdaya air (seperti: pemanenan air (water harvesting), sistem penyimpanan air, dan pengelolaan air); Meningkatkan ketahanan masyarakat untuk pengurangan risiko bencana yang terkait perubahan iklim (seperti: tanah longsor, banjir, banjir pasang, angin kencang dll); Bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam menangani adaptasi perubahan iklim dengan memperkuat program dan rencana pembangunan. Pembangunan kapasitas dan system pengelolaan pengetahuan (knowledge management platform) mengenai praktis adaptasi untuk berbagai pemangku kepentingan pada tingkat nasional dan local. Bagian 3: Pendanaan Maksimum dana yang disediakan untuk setiap usulan proyek Fokus Program Adaptasi adalah Rp. 1.000.000.000 (Satu milyar rupiah). Maksimum dana yang disediakan untuk setiap usulan proyek Fokus Program Energi adalah Rp. 1.000.000.000 (Satu milyar rupiah). Maksimum dana yang disediakan untuk setiap usulan proyek Fokus Program Mitigasi adalah Rp. 3.500.000.000 (Tiga milyar lima ratus juta rupiah). Bila diperlukan, konsorsium bisa dibentuk yang memungkinkan tiap pengusul proyek untuk mengajukan usulan proyek untuk didanai dari dana ICCTF. Setiap pengusul program harus menyampaikan usulan proyek yang terpisah. Dalam mengusulkan pendanaan, pengusul proyek harus memperhatikan persyaratan berikut ini: Dukungan pendanaan akan mencakup kegiatan maksimum 24 bulan, mulai pada Maret 2016 dan berakhir pada bulan Maret 2018. Pendanaan tidak dipergunakan untuk kegiatan- kegiatan selain kegiatan yang dipaparkan dalam proposal proyek. Pengelolaan proyek dan keuangan akan mengikuti mekanisme pendanaan APBN, termasuk pelaporannya. Sekretariat ICCTF dapat memfasilitasi dan membina kemampuan staff pelaksana program dalam hal keuangan dan administrasi. Bagian 4: Bagaimana dan kapan bisa mengajukan usulan program Setelah undangan untuk memasukkan usulan program diumumkan, pengusul program bisa menyampaikan usulan program ke Sekretariat ICCTF. Usulan program harus dibuat dengan menggunakan formulir usulan program ICCTF yang bisa diunduh dari website ICCTF (http://www.icctf.or.id/call- for- proposals- p- 2265- en/). Satu pengusul program bisa menyerahkan lebih dari satu usulan program. Usulan program harus dibuat dan diserahkan dalam bentuk format elektronik (MS Word 2003 compatible atau versi yang lebih baru) melalui email ke sgp@icctf.or.id

paling lambat tanggal 24 Desember 2015 jam 17.00 WIB. Usulan program harus mengikuti limit jumlah halaman yang tertera didalam formulir/template dan usulan program bisa dibuat dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Selain itu, dokumen dan lampiran- lampiran harus tidak melibihi 20MB. Usulan program yang diserahkan setelah batas penerimaan berakhir tidak akan diterima. Bagian 5: Siapa Yang Bisa Mengajukan Usulan Program Undangan untuk memasukkan usulan program ini ditujukan kepada organisasi masyarakat sipil dengan pengalaman kerja dibidang mitigasi perubahan iklim, adaptasi, dan pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat. Organisasi masyarakat sipil yang bisa mengajukan usulan program untuk mendapatkan dana adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), perguruan tinggi/universitas, lembaga penelitian, serta lembaga riset non- pemerintah. Pengusul program harus mempunyai status badan hukum dan system pengelolaan kerja dan system keuangan yang mapan. Pengusul program juga harus menyiapkan informasi pendukung (legal documents) yang diserahkan bersamaan dengan usulan proyek, termasuk: Fotokopi akta notaris (if applicable) Fotokopi SOP (standard operating procedure) system pengelolaan keuangan Struktur organisasi NPWP organisasi/institusi SPT Pajak Bagian 6: Program ini TIDAK bisa mendanai Pembangunan infrastruktur skala besar. Kegiatan proyek yang menimbulkan dampak lingkungan dan dampak sosial negatif yang penting, termasuk ancaman terhadap species flora dan fauna yang penting, dan program yang memerlukan penggusuran penduduk secara paksa (involuntary resettlement). Bagian 7: Kriteria Evaluasi Usulan Proyek Usulan proyek akan dievaluasi berdasarkan kinerja yang diharapkan, dan kriteria berikut ini: 1. Pemahaman terhadap substansi Kwalitas analisa dampak perubahan iklim pada kasawan rencana proyek; Potensi perubahan paradigma dan potensi untuk peningkatan (upscaling) ke skala yang lebih besar/luas dan replikasi (replication) ditempat lain; Sangat dibutuhkan oleh penerima sasaran program (program beneficiaries); Kesesuaian dengan kebijakan dan strategi perubahan iklim nasional dan regional serta kebijakan pembangunan, dan dukungan dari komunitas local; Menunjukkan Efektivitas dan efisiensi; Potensi untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan; 2. Kapasitas dan pengalaman lembaga pelaksana 3. Personil (agar dilampirkan daftar riwayat hidup, masing- masing tidak melebihi 5 lembar) 4. Prioritas akan diberikan pada proposal yang mengikut sertakan satu atau beberapa komponen berikut ini: (i) small- holder, (ii) swasta (private sector); dan (iii) pemerintah daerah.

Bagian 8: Jadwal Evaluasi Usulan Proyek ICCTF akan menghubungi pengusul program yang usulan programnya masuk dalam shortlist pada tanggal 29 Januari 2015 atau sebelumnya untuk menjadwalkan interview dengan tim seleksi. Bagian 9: Alamat ICCTF Pertanyaan- pertanyaan mengenai proses pembuatan usulan program agar ditujukan ke alamat berikut ini: Sekretariat ICCTF Wisma Bakrie 2 Building, Lantai 20 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B- 2, Jakarta 12920, Indonesia Tel: +62 21 57945760, Fax: +62 21 57945759, Email: sgp@icctf.or.id Web: www.icctf.or.id