Agus Setiawan, M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika IAIM NU Metro Lampung ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 1, 2016, Hal

Santi Widyawati Dosen Program Studi Pendidikan Matematika IAIM NU Metro Lampung ABSTRAK

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Data Nilai Ulangan Semester I Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE JIGSAW DAN GROUP INVESTIGATIONN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP

Santi Widyawati Dosen Prodi Pendidikan Matematika, IAIM NU Metro Abstrak

Mei Dwi Utami 1,*, Sri Mulyani 2, dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

*Keperluan korespondensi, HP: , ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh: MAHFIATI A

Oleh: Sumaji. Kata kunci : Pembelajaran Matematika, Group Investigation, Aktivitas Belajar.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

Oleh Tri Andari Agung Prastyo Pambudi.

Institut Agama Islam Ma arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Kata kunci: Model Make a Match, prestasi belajar, motivasi belajar

BAB III METODE PENELITIAN

Yudhi Hanggara 1, Wajubaidah

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Oleh Tri Andari IKIP PGRI Madiun

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS PADA MATERI POKOK SEGITIGA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Eksperimentasi Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) terhadap Hasil Belajar ditinjau dari Kecerdasan Linguistik

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CRH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: Kusmiyati Fibriana Sari

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC DENGAN STRATEGI TEAM GAME TOURNAMENT

Nurul Farida Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

JMP : Volume 4 Nomor 1, Juni 2012, hal

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

(Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Sambi Tahun Ajaran 2012/2013) Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

*Keperluan korespondensi : , ABSTRAK

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWOSTRAY(TSTS) PADA MATERI KELILING DAN LUAS SEGITIGA DAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PROSIDING ISBN :

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

FACILITATOR TERHADAP. Naskah Publikasi. Diajukan oleh INDRA A FAKULTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TGT MATERI OPERASI HIMPUNAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA HUMANISTIK BERBASIS KONSTRUKTIVISTIK MENGGUNAKAN ICT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Eksperimentasi Model Pembelajaran RME, NHT, dan MPL Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Balikpapan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Matematika

BAB III METODE PENELITIAN

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DITINJAU DARI KREATIVITAS MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TAPPS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SDN DI KECAMATAN KALITIDU BOJONEGORO

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KERJA KERAS DAN KONDISI LINGKUNGAN BELAJAR BAGI SISWA KELAS VIII SMP N 1 PRACIMANTORO

EFEKTIVITAS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGARUH PEMBELAJARAN ROLE PLAY DAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

MODEL PEMBELAJARAN PROBING- PROMPTING DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE)

IMPLEMENTASI PENYELESAIAN SOAL SECARA SISTEMATIS (PS3) DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPOSITORI DITINJAU DARI

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DIKOMBINASIKAN MAKE A MATCH DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Santi Widyawati Institut Agama Islam Ma arif (IAIM) NU Metro

Agung Putra Wijaya, Mardiyana, Suyono Program Studi Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI

Eksperimentasi Pembelajaran GI dan GI-PP Ditinjau dari Sikap Mahasiswa Terhadap Matematika

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN AIR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PROSIDING ISBN :

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA. Oleh : VERA LUSIANA A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: RAHMAD SANTOSA

PENGARUH MODEL SAVI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR

Eksperimentasi Pendekatan Kontekstual Berbantuan Hands On Activity (HoA) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL MIND MAPPING DAN SUPERITEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Kata Kunci: model pembelajaran, Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Kubus dan balok

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan korespodensi,

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika

Transkripsi:

Hubungan Kausal Penalaran Matematis Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Agus Setiawan, M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika IAIM NU Metro Lampung 490as@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Manakah yang mempunyai prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan kemampuan penalaran matematis kategori tinggi, sedang atau rendah pada siswa kelas VIII SMPN I Simpang Pematang, (2) Manakah yang mempunyai prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan motivasi belajar kategori tinggi, sedang atau rendah pada siswa kelas kelas VIII SMPN I Simpang Pematang, (3) Apakah ada interaksi antara kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif dengan desain faktorial 3 3. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Simpang Pematang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas VIII B dan VIII D. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes prestasi belajar, tes penalaran matematis dan angket motivasi belajar siswa. Sebelum digunakan untuk pengambilan data, instrumen tes prestasi, tes penalaran dan angket motivasi belajar matematika terlebih dahulu diujicobakan. Penilaian validitas isi instrumen tes dan angket dilakukan oleh 3 orang validator. Uji reliabilitas instrumen tes dan angket menggunakan rumus Cronbach Alpha. Daya pembeda tes dan konsistensi internal angket menggunakan rumus korelasi produk momen dari Karl Pearson. Uji prasyarat meliputi uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. Uji hipotesis menggunakan uji Anava dua jalan dengan sel tak sama. Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Siswa dengan kemampuan penalaran matematis tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan penalaran matematis sedang, siswa berkemampuan penalaran matematis sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa berkemampuan penalaran matematis rendah, dan siswa dengan kemampuan penalaran matematis tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan penalaran matematis rendah, (2) Siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang, siswa dengan motivasit belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasit belajar rendah, dan siswa dengan motivasi belajar sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah, (3) Tidak ada 123

interaksi antara kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika. Kata Kunci: Penalaran Matematis, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar Matematika. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan bangsa, terutama dalam menghadapi era globalisasi dimana kemajuan teknologi yang pesat menyebabkan perubahan struktur kehidupan dalam masyarakat. Sejalan dengan kemajuan tersebut pendidik dituntut untuk berperan aktif dalam menjalankan misi pendidikan. Berbagai perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah sejak tahun 1975 hingga tahun 2004 yang disempurnakan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan yang terbaru adalah kurikulum 2013 atau yang biasa disebut K13 bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Akibat adanya perubahan kurikulum ini tidak hanya sekedar menyempurnakan kurikulum sebelumnya tetapi merupakan suatu perombakan baru dalam paradigma pendidikan. Paradigma ini pada prinsipnya menekankan adanya pendidikan yang bermakna bagi siswa. Oleh karena itu guru sangat berperan dalam menentukan proses pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat melibatkan kreativitas siswa dalam memahami dan memaknai konsep setiap topik pembelajaran yang dipelajari. Meskipun guru sekarang berperan menjadi fasilitator akan tetapi guru merupakan salah satu faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap proses hasil belajar, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Demikian halnya dengan pengembangan K13 menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam membentuk kompetensi siswa. Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan siswa, agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali kompetensi dan kebenaran secara ilmiah. Dalam kerangka inilah perlunya membangun guru agar mereka menjadi fasilitator dan mitra belajar bagi siswanya. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswanya, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas 124

memberikan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat termotivasi belajarnya dalam suasana menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Dengan kondisi yang demikian dapat diharapkan menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas. Pada saat sekarang proses pembelajaran matematika tidak seharusnya memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah dari guru. Siswa harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajar (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya, sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuan konsep matematika terhadap dunia sekitarnya (learning to know). Kesempatan berinteraksi dengan lingkungan dapat membangun kesadaran siswa tentang pentingnya pengetahuan dan kepercayaan dirinya (learning to be) dan kesempatan untuk berinteraksi menggali makna dengan berbagai kelompok atau individu yang bervariasi (learning to live together). Jika dalam pembelajaran matematika hanya diberikan rumus dan soalsoal saja, maka pelajaran matematika tetap menjadi kesulitan bagi mereka. Akibatnya mereka tidak senang terhadap pelajaran matematika. Jika siswa tidak senang terhadap pelajaran matematika dapat berakibat prestasinya menjadi rendah. Salah faktor penting dalam keberhasilan pelajaran matematika adalah kemampuan penalaran, karena dalam setiap pemecahan masalah matematika membutuhkan penalaran untuk menyelesaikan masalah matematika tersebut. Salah satu fakta siswa kurang bermotivasi terhadap matematika sebagai penyebab rendahnya hasil belajar matematika adalah banyaknya materi yang harus diselesaikan oleh guru dalam jangka waktu tertentu. Guru cenderung mengajar hanya dengan tujuan mengejar target kurikulum. Apalagi dengan adanya standart kelulusan secara nasional, guru saling berlomba untuk mengejar target kurikulum. Bahkan banyak yang melakukan bimbingan belajar diluar jam sekolah. Kondisi yang demikian menyebabkan guru kurang memperhatikan metode pembelajaran matematika. Akibatnya proses hasil belajar siswa hanya bersifat sementara. Umumnya guru kurang menyadari bahwa mengajar memiliki 125

sifat yang sangat komplek karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis dan didaktis secara bersamaan. Menurut Gane (dalam Mulyasa, 2006: 21) aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa siswa yang belajar pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda. Salah satu aspek psikologis dalam diri siswa atau faktor internal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah motivasi. Menurut Slavin dalam H. Baharuddin (2008 : 22) Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi Raharjo (2009), Heru Kurniawan (2010), dan Rusdiana (2011) menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika. Melihat beberapa penelitian tersebut mungkin akan muncul pertanyaan mengapa sesuatu yang telah jelas hasilnya masih harus diteliti lagi. Berikut dasar pemikiran yang menjadi alasan peneliti bermaksud meneliti kembali pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika. Dari beberapa penelitian yang peneliti temui terkait motivasi belajar, hampir semua peneliti hanya melihat pengaruh secara umum antara motivasi belajar dengan prestasi belajar matematika melalui penelitian korelasional. Dengan kata lain, beberapa penelitian tersebut hanya sampai pada kesimpulan bahwa motivasi belajar memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar matematika. Pada penelitian ini, peneliti bermaksud memperinci tingkatan-tingkatan motivasi belajar siswa yang kemudian akan dilihat pada tingkat mana yamg memberikan pengaruh paling signifikan. Pada penelitian ini juga akan diteliti secara serempak pengaruh antara motivasit dan kemampuan penalaran matematis terhadap prestasi belajar matematika sekaligus melihat interaksi keduanya terhadap prestasi belajar matematika. Peneliti berhipotesis awal bahwa tidak semua tingkatan motivasi belajar memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajarnya. Hal ini dapat dijadikan pustaka bagi guru dalam mendesain kegiatan pembelajaran secara lebih spesifik dengan memperhatikan tingkat kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar siswa. Karena yang selama ini peneliti temui, banyak guru yang merencanakan suatu kegiatan pembelajaran tanpa memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seperti kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar. 126

Berdasarkan beberapa hal yang telah diuraikan tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian kausal komparatif dengan melihat secara serempak pengaruh dua variabel terhadap prestasi belajar matematika yakni kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar matematika. Menurut Winkel (1986:150), prestasi adalah bukti usaha yang sudah dicapai setelah melakukan sesuatu. Zainal Arifin (1998: 3) mengemukakan bahwa Prestasi adalah hasil dari kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Sutratinah Tirtonagoro (1994: 43) menyatakan bahwa Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu. Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah suatu buah karya atau hasil yang dicapai oleh seseorang yang dinyatakan dengan angka atau huruf, setelah melakukan suatu kegiatan usaha. Prestasi merupakan ukuran dari tingkat kemampuan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran melalui suatu proses evaluasi. Di mana prestasi itu nantinya akan mendapatkan penghargaan dari orang lain. Pencapaian suatu prestasi yang gemilang harus diusahakan dengan melakukan kegiatan secara maksimal. Prestasi juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan seseorang. Mc. Donald dalam Sardiman A.M (2007:73-74) menyatakan bahwa, Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sardiman A.M (2007:75) mengatakan bahwa, motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Gibson dalam Mohamad Ali (1989:129) menyatakan bahwa Motivasi dapat dikatakan sebagai keinginan-keinginan yang muncul untuk memenuhi kebutuhan merupakan tenaga yang mendorong untuk bertingkah laku. David Mc Clelland (1989:129-130) memandang bahwa Dorongan untuk melakukan suatu aktivitas tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan atau prestasi. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar 127

matematika adalah dorongan atau keinginan seseorang untuk mencapai suatu keberhasilan atau berprestasi dalam belajar matematika. Mengenai pengertian penalaran, Keraf (Hamzah B Uno, 2011: 128) menjelaskan bahwa penalaran adalah proses berpikir yang berusaha menghubunghubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju suatu kesimpulan. Sementara Shadiq (2004: 2) mendefinisikan penalaran adalah sebagai suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya. Suriasumantri (1996: 42) mengatakan bahwa penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berdasarkan pendapat ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan dari beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan. Adapun kemampuan penalaran matematis dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir siswa dalam menarik suatu kesimpulan dari beberapa pernyataan terkait objek matematika. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yang dirancang dengan desain faktorial 3 3. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Simpang Pematang dan sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Simpang Pematang yang masing-masing diambil kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Sampel penelitian ini berjumlah siswa yang terdiri dari 50 siswa. Teknik pengumpulan data adalah metode dokumentasi, metode angket, dan metode tes. Instrumen penelitian terdiri atas tes penalaran matematis, angket motivasi belajar matematika dan tes prestasi belajar matematika pada materi Bangun ruang sisi datar. Uji coba instrumen angket kreativitas belajar matematika dan tes prestasi belajar matematika dilakukan di kelas VIII A dengan responden 27 siswa. Untuk instrumen tes prestasi belajar, mengacu pada kriteria yaitu validitas isi, daya pembeda (D 0,3) (Budiyono, 128

2011: 35), tingkat kesukaran (0,3 P 0,7) (Anas Sudijono, 2005:370), dan reliabilitas (r 11 0,7) (Budiyono, 2011: 17), dari 35 butir soal yang diujicobakan diperoleh 25 butir soal yang digunakan sebagai alat pengambil data prestasi belajar matematika siswa. Uji coba angket motivasi belajar matematika, mengacu pada kriteria yaitu validitas isi, konsistensi internal (D 0,3) dan reliabilitas (r 11 0,7), dari 40 butir pernyataan yang diujicobakan diperoleh 30 butir pertanyaan sebagai alat pengambil data motivasi belajar matematika. Uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dengan Lilliefors dan uji homogenitas dengan uji Bartlett. Uji analisis data yang digunakan yaitu analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama (Budiyono, 2009: 170). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan rancangan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, uji hipotesis untuk penelitian ini menggunakan anava dua jalan dengan sel tak sama. Uji hipotesis dengan anava dua jalan dengan sel tak sama ini dilakukan setelah dipenuhinya persyaratan normalitas populasi dan homogenitas variansi populasi. Rangkuman hasil perhitungan untuk uji ini disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 3. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sumber JK Dk RK Kemampuan Penalaran (A) 1904,7668 2 952,3834 12,5448 3,18 Motivasi Belajar (B) 7789,9517 2 3894,9759 51,3048 3,18 Interaksi (AB) 596,8289 4 149,2072 1,96537 2,55 Galat 10400,8083 137 75,9183 Total 20692,3557 145 Dari hasil perhitungan untuk H 0A, H 0B dan H 0AB yang hasilnya tampak pada tabel di atas diperoleh keputusan uji bahwa H 0A ditolak, H 0B ditolak dan H 0AB diterima. Berdasarkan keputusan uji tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1) ada perbedaan efek antar kategori kemampuan penalaran matematis terhadap prestasi belajar matematika. 129

2) ada perbedaan efek antar kategori motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika. 3) tidak ada interaksi antara kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika. Karena H 0A ditolak dan H 0B ditolak sedangkan terdapat tiga nilai untuk variabel kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar maka perlu dilakukan uji lanjut pasca anava untuk melihat lebih lanjut manakah dari ketiga tingkatan kemampuan penalaran matematis dan ketiga tingkatan motivasi belajar yang menghasilkan efek yang berbeda. Uji lanjut pasca anava yang dilakukan yakni uji komparasi ganda antar baris dan antar kolom. Metode komparasi ganda yang digunakan adalah metode Scheffe. Sebelum dilakukan uji komparasi ganda antar baris, terlebih dahulu dihitung rerata marginal dan rerata masing-masing sel. Hasil perhitungan rerata tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 4. Rerata Marginal dan Masing-Masing Sel Motivasi Rerata Kemampuan Penalaran Tinggi Sedang Rendah Marginal Kemampuan Penalaran Tinggi 78,32 65,87 57,38 67,02 Kemampuan Penalaran sedang 69,25 57,56 55,29 60,47 Kemampuan Penalaran rendah 66,23 61,11 48,00 57,25 Rerata Marginal 70,81 61,58 54,48 Selanjutnya, untuk rangkuman hasil komparasi ganda antar baris disajikan dalam Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Rangkuman Komparasi Ganda F Tabel 27,342 (2) (3,18) = 6,36 60,027 (2) (3,18) = 6,36 6,368 (2) (3,18) = 6,36 130

Dengan membandingkan mempunyai perbedaan yang signifikan hanya antara dengan daerah kritis, terlihat bahwa yang dan Dengan memperhatikan rerata marginalnya, dapat disimpulkan bahwa: a) Siswa dengan kemampuan penalaran tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan kemampuan penalaran sedang, b) Siswa dengan kemampuan penalaran tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan kemampuan penalaran rendah dan c) Siswa berkemampuan penalaran sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa berkemampuan kemampuan penalaran rendah. Hasil uji statistik tersebut kemudian digeneralisasi sebagai hasil penelitian ini yakni siswa dengan kemampuan penalaran matematis kategori tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan penalaran matematis sedang dan rendah, sedangkan siswa dengan tingkat kemampuan penalaran matematis kategori sedang mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa berkemampuan penalaran matematis rendah pada siswa kelas VIII SMP N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran 2015/2016. Selanjutnya, untuk rangkuman komparasi ganda antar kolom disajikan dalam Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Rangkuman Komparasi Ganda F tabel 56,930 (2) (3,18) = 6,36 155,325 (2) (3,18) = 6,36 31,998 (2) (3,18) = 6,36 Dengan membandingkan dengan daerah kritis, tampak bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara,, serta Dengan memperhatikan rerata marginal masing-masing kolom, dapat disimpulkan bahwa: a) Siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang, 131

b) siswa dengan motivasi belajar sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah, c) Siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah. Hasil uji statistik tersebut kemudian digeneralisasi sebagai hasil penelitian ini yakni siswa dengan motivasi belajar kategori tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang dan rendah, sementara siswa dengan tingkat motivasi belajar sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah pada siswa kelas VIII SMP N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil ini telah sesuai dengan hipotesis kedua yang dirumuskan dalam penelitian ini. Hal ini memang telah diduga sebelumnya bahwa mempunyai motivasi belajar akan memotivasi siswa untuk belajar giat sehingga akan mempercepat siswa dalam mempelajari dan memahami materi bangun ruang sisi datar. Selanjutnya, Dari perhitungan dengan anava satu jalan dengan sel tak sama diperoleh untuk H 0AB sebesar 1,96. Hasil ini memberikan keputusan uji bahwa H 0AB diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika. Karena H 0AB diterima maka tidak perlu dilakukan uji lanjut pasca anava baik uji komparasi ganda antar sel pada baris yang sama maupun pada kolom yang sama. Ditinjau dari masing-masing kategori kemampuan penalaran matematis, makna dari tidak ada interaksi antara kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika adalah bahwa karakteristik perbedaan antara ketiga kategori kemampuan penalaran matematis untuk setiap kategori motivasi belajar mengacu pada rerata marginal perbedaan ketiga kategori kemampuan penalaran matematis. Secara lebih spesifik dapat dijelaskan bahwa pada masing-masing kategori motivasi belajar, siswa dengan kemampuan penalaran matematis tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan penalaran matematis sedang, siswa berkemampuan penalaran matematis sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada 132

siswa berkemampuan penalaran matematis rendah, dan siswa dengan kemampuan penalaran matematis tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan penalaran matematis rendah. Selanjutnya, apabila ditinjau dari masing-masing kategori kemampuan matematis, arti dari tidak ada interaksi antara kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika adalah bahwa karakteristik perbedaan antar ketiga kategori motivasi belajar untuk setiap kategori kemampuan penalaran matematis sama dengan karakteristik marginal perbedaan ketiga kategori motivasi belajar. Lebih rinci mengenai hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa pada masing-masing kategori kemampuan penalaran matematis, siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang, siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah, dan siswa dengan motivasi belajar sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap uji hipotesis serta mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan pada penelitian ini, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Siswa dengan kemampuan penalaran matematis tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan penalaran matematis sedang, siswa berkemampuan penalaran matematis sedang mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa berkemampuan penalaran matematis rendah, dan siswa dengan kemampuan penalaran matematis tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan penalaran matematis rendah. 2. Siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang, siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah, dan siswa dengan motivasi belajar sedang 133

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah 3. Pada masing-masing kategori motivasi belajar, siswa dengan kemampuan penalaran matematis tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan penalaran matematis sedang, siswa berkemampuan penalaran matematis sedang mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa berkemampuan penalaran matematis rendah, dan siswa dengan kemampuan penalaran matematis tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan penalaran matematis rendah 4. Pada masing-masing kategori kemampuan penalaran matematis, siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang, siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah, dan siswa dengan motivasi belajar sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Baharuddin. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ar-Ruzz Media. Budi Raharjo. 2010. Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPASiswa Kelas IV SDN 7 Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010. Surakarta: UNS. Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. Budiyono. 2011. Penilaian Hasil Belajar. Surakarta: UNS Press. Uno, H.B. 2011. Model Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara. Heru Kurniawan. 2010. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Berbasis Komputer Dengan Metode STAD Pada Kompetensi Pecahan Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa SD/ MI Se-Kecamatan Selogiri Tahun Pelajaran 2009/2010. Surakarta: UNS. 134

Mc. Clelland. 2009. Motivasi Belajar. Diakses dari http://fpsikologi.wisnuwardhana.ac.id. Pada 5 Mei 2016. Pukul 10.15 WIB. Mohamad Ali. 1991. Konsep & Penerapan CBSA Dalam Pengajaran. Bandung: PT Sarana Panca Karya Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosdakarya. Rusdiana. 2011. Peningkatan Motivasi Belajar PKn Melalui Media Visual. Surakarta: UNS. Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Shadiq, F. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Suriasumantri, J.S. 1996. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Winkel, WS. 1986. Psikologi Pendidikan dan evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia. Zaenal Arifin. 1998. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Karya. 135