HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA JOTOSANUR KECAMATAN TIKUNG TAHUN 2008

Nisa khoiriah INTISARI

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

Woro Rahmanishati* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah gizi, yaitu kurang energi protein (KEP). Adanya gizi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

Umi Sa adah, Asih Setyorini

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan (Anonim, 2008). Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

Sri Suparti Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta. posyandu tentang kanker serviks dengan motivasi pada pemeriksaan deteksi dini

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA BALITA DESA CIKONENG

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita ABSTRAK

1 Universitas Indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN BERPANTANG MAKANAN PADA IBU NIFAS SELAMA MASA PURPUERIUM DINI. Nuris Kushayati

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN BALEDONO, KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. yang berusia antara satu sampai lima tahun. Masa periode di usia ini, balita

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

PERAN IBU TERHADAP PEMBERIAN GIZI PADA ANAK USIA 1 5 TAHUN DI DESA SUMURGENENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS JENU KABUPATEN TUBAN

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

BAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

Hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian Gastroentritis pada balita usia 1 3 tahun di RS Adi Husada Kapasari Surabaya

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

BAB I PENDAHULUAN. mikro disebabkan karena kurangnya asupan vitamin dan mineral essensial

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola*

Jurnal Respati, Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2012: 1 5 1

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

RETNO DEWI NOVIYANTI J

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI Anisa Dewati 1, Irdawati 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2 Staff Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Malnutrisi merupakan suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata. Malnutrisi dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Secara langsung dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu; anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang atau anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai, pemilihan jenis makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan anak mungkin menderita penyakit infeksi. Selain itu, pengaruh keluarga juga menjadi salah satu faktor kurangnya pemenuhan gizi pada batita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak batita malnutrisi di Desa Sembungan Boyolali. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional, tehnik sampling total sampling dengan jumlah responden 29 orang, instrument penelitian dengan kuesioner dan ceklist, tehnik analisis bivariate dengan uji Rank Spearman. Karakteristik responden meliputi : usia responden paling banyak pada kelompok 31-35 tahun 48%, pendidikan paling banyak SD 45%. Data penelitian menunjukkan pengetahuan tinggi sebanyak 7 %, rendah cukup 65%, kurang 28%, perilaku cukup 59%, kurang 41%. Analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak dan secara statistik ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak batita malnutrisi secara signifikan ( p=0,000 ) dengan rho hitung = 0,721, yang termasuk dalam kategori kuat. Perilaku yang baik dalam memberikan asupan nutrisi pada anak batita ditentukan oleh tingkat pengetahuan orang tua terhadap nutrisi yang diperlukan anak untuk pertumbuhannya Kata Kunci : batita, malnutrisi, ibu, pengetahuan, perilaku. PENDAHULUAN Pertumbuhan dan perkembangan serta kecerdasan balita dipengaruhi oleh gizi. Akhirakhir ini, banyak anak balita yang mengalami malnutrisi di beberapa tempat. Bahkan dijumpai ada kasus kematian balita karena masalah gizi buruk kurang diperhatikan. Malnutrisi merupakan suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Malnutrisi dapat diartikan sebagai asupan gizi yang buruk. Hal ini bisa diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis makanan yang tidak tepat ataupun karena sebab lain seperti adanya penyakit infeksi yang menyebabkan kurang terserapnya nutrisi dari makanan. Seseorang dapat terkena gizi buruk dalam jangka panjang ataupun pendek dengan kondisi yang ringan ataupun berat. Malnutrisi adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. (Departemen Kesehatan, 2004). 86 Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan, ISSN: 2338-2694

Prevalensi nasional malnutrisi pada balita adalah 18,4%. Sedangkan, angka kejadian malnutrisi di Jawa Tengah naik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 sebesar 1,03 % dari jumlah penduduk, naik menjadi 2,10 % pada tahun 2006, dan pada tahun 2007 menjadi 3,48 %. Pada tahun 2007 terjadi kenaikan sebanyak 6.817 penderita dari tahun sebelumnya. Tercatat selama tahun 2006 terjadi kasus kurang gizi sebanyak 9.163 orang, artinya terjadi peningkatan 15.980 orang pada tahun 2007. Di wilayah puskesmas Surakarta pada tahun 2009 menunjukkan bahwa dari 435 anak balita masih terdapat balita yang mengalami gizi buruk sebesar 0,46%, gizi kurang sebesar 8,05% dan gizi lebih sebesar 1,61%. (Dinkes, 2009). Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Resiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. WHO memperkirakan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh keadaan gizi anak yang buruk. (Sarwono, 2003). Malnutrisi dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Secara langsung dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu; anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai dan anak mungkin menderita penyakit infeksi. Selain itu, pengaruh keluarga juga menjadi salah satu faktor kurangnya pemenuhan gizi pada batita. Pengaruh keluarga adalah pada perilaku dan kebiasaan keluarga dalam mengasuh dan mendidik anak, dalam mengasuh dan mendidik anak tidak diajarkan agar dapat menerima dan menyukai makanan yang dihidangkan sehingga anak menjadi sulit makan. Hubungan orang tua dengan anak yang tidak dekat kebanyakan anak lebih dekat dengan neneknya dan saudara lainnya. Orang tua cenderung lebih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. (Soegeng dan Anne, 2004). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di posyandu wilayah kerja UPT Pusat Kesehatan Masyarakat Nogosari Boyolali di beberapa desa di kelurahan Sembungan yaitu desa Sembungan, Kepoh, Rojo Mulyo, Tarup, Bekangan, Mlokologo, Karang Jowo, Asem Growong, dan Kropakan. Dari beberapa desa tersebut masih ada anak batita yang mengalami malnutrisi, tetapi sebagian besar anak batita yang mengalami malnutrisi yaitu di posyandu yang terdapat di desa Sembungan yaitu posyandu Sembungan I terdiri dari 18 batita malnutrisi, posyandu Sembungan II terdiri dari 4 batita malnutrisi, posyandu Sembungan III terdiri dari 2 batita malnutrisi, dan posyanfu Sembungan IV terdiri dari 5 batita malnutrisi. Dari data yang diperoleh 29 dari 64 anak batita mengalami malnutrisi. Rata-rata pemenuhan terhadap kebutuhan nutrisi anak batita di desa tersebut ada yang masih kurang. Kebutuhan gizi mereka kurang mendapatkan perhatian khusus oleh orang tuanya terutama ibunya, yang seharusnya lebih mengerti tentang kebutuhan gizi anaknya. Menurut (Moehji, 2002), berbagai kebiasaan yang berkaitan dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan, misalnya larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada dasarnya dan hanya Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehata, ISSN : 2338-2694 87

diwarisi secara turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kebiasaan masyarakat Jawa yang tidak mau memaksa atau membujuk anaknya yang tidak mau makan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak batita malnutrisi di desa Sembungan Boyolali. METODE PENELITIAN Rancangan yang dipergunakan adalah deskriptif korelatif. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sembungan Boyolali yaitu desa Sembungan, Kepoh, Rojo Mulyo, Tarup, Bekangan, Mlokologo, Karang Jowo, Asem Growong, dan Kropakan. Dari 64 orang anak batita di kelurahan tersebut ada 29 orang yang mengalami malnutrisi. Jumlah sampel menggunakan ketentuan Sugiono ( 2004 ), kalau populasi kurang dari 100 diambil semua Total Sampling yaitu 29 orang. Pada penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner dan ceklist serta analisa data yang digunakan adalah uji statistik Spearman Rank. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini disajikan sebagai hasil analisis karakteristik responden dan bivariat. Analisis karakteristik responden terdiri dari dua analisis yaitu usia, pendidikan. Variabel yang diteliti yaitu pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi anak batita. 1. Karakteristik Responden Tabel. 1. Karakteristik Responden Menurut Umur No Umur Responden Jumlah Prosentase (%) 1. 21 tahun - 25 tahun 1 3 2. 26 tahun - 30 tahun 8 28 3. 31 tahun 35 tahun 14 48 4. 36 tahun 41 tahun 6 21 Total 29 100 Tabel. 2. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan No Pendidikan Jumlah Prosentase (%) 1. SD 13 45 2. SMP 10 34 3. SMA 6 21 Jumlah 29 100 Tabel. 3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Kebutuhan Nutrisi Anak Batita No Kategori Jumlah Prosentase (%) 1. Kurang 8 28 2. Cukup 19 65 3. Baik 2 7 Jumlah 29 100 88 Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan, ISSN: 2338-2694

Tabel. 4. Distribusi Perilaku Ibu Terhadap Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Batita Malnutrisi No Kategori Jumlah Prosentase (%) 1. Kurang 12 41 2. Cukup 17 59 Jumlah 29 100 Distribusi responden menurut umur menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia antara 25 tahun keatas. Umur responden tersebut menurut Nurjanah (2001) merupakan kelompok umur produktif, yaitu kelompok ibu yang telah mencapai kematangan dalam mengasuh dan membimbing anaknya. Pada usia produktif seseorang telah mencapai tingkat kematangan dalam hal produktivitasnya yang berupa rasional maupun motorik. Kematangan dan pengalaman ibu dalam pengasuhan anak, diantaranya adalah perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi pada anaknya. Deskripsi karakteristik responden menurut pendidikan menggambarkan bahwa responden terbanyak berpendidikan SD dan SMP. Tingkat pendidikan masyarakat tersebut menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Kondisi ini disebabkan karena pemahaman masyarakat tentang fungsi pendidikan di desa Sembungan masih kurang. Adanya pemahaman atau budaya yang menyatakan bahwa seorang perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi merupakan salah satu faktor yang menghambat proses pendidikan di masyarakat desa Sembungan. Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam memahami suatu informasi kesehatan, sebagaimana dikemukakan oleh Sadiman (2002) bahwa, status pendidikan mempengaruhi kesempatan memperoleh informasi mengenai penatalaksanaan kesehatan. Tingkat pendidikan responden di daerah tersebut masih rendah, namun secara umum pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi anak batita adalah cukup, hal tersebut dapat terjadi karena adanya faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan ibu selain tingkat pendidikan. Pengetahuan ibu juga diperoleh secara turun temurun dari orang tuanya, pengalaman masa kecil merupakan salah satu sumber pengetahuan. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Nasution (2000) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah pengalaman. Faktor pengalaman pribadi seorang ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi membentuk perilaku mereka terhadap penatalaksanaan tersebut. Ibu yang telah memiliki pengalaman sebelumnya cenderung lebih memahami tentang manfaat dari penatalaksanaan yang dilaksanakan, sehingga ia cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik. Perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ditunjukkan oleh tindakan ibu dalam memberikan nutrisi yang baik pada anak. Perilaku nutrisi ibu yang baik tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor usia ibu, budaya atau kebiasaan yang ada di masyarakat. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehata, ISSN : 2338-2694 89

Kebiasaan atau budaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Nasution (2000) mengungkapkan bahwa budaya dapat diartikan dimana suatu kebiasaan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang diterapkan akan menurun dan akan diterapkan kembali tanpa adanya suatu motivasi untuk merubah kebiasaan tersebut, walaupun kebiasaan tersebut salah atau tidak sesuai. Adanya kebiasaan atau budaya yang terdapat di masyarakat merupakan salah faktor yang turut mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan nutrisi kepada anaknya. 2. Analisis Bivariat Tabel. 5. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Terhadap Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Batita Malnutrisi Perilaku Total Kurang Cukup Jumlah % Jumlah % Jumlah % Kurang 8 100 0 0 8 100 Pengetahuan Cukup 4 21 15 79 19 100 Baik 0 0 2 100 2 100 Total 12 41 17 59 29 100 3. Analisis Korelasi Rank Spearman Tabel. 6. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Terhadap Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Batita Malnutrisi Hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu Rs p-value Sig. Keterangan 0,721 0,000 P < 0,05 Signifikan Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi terlihat dari hasil tabel silang yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu akan diikuti oleh perilaku ibu dalam penatalaksanaan nutrisi yang setara. Hal tersebut terlihat pada pengetahuan kurang terdapat 8 responden (100%) berperilaku kurang, pada pengetahuan cukup terdapat 15 responden (79%) berperilaku cukup dan 4 responden (21%) berperilaku kurang. Sedangkan pada pengetahuan baik terdapat 2 responden (100%) berperilaku cukup. Pengujian hipotesis tentang hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak batita malnutrisi di Posyandu Desa Sembungan Boyolali menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil perhitungan uji Spearman Rho diperoleh nilai rho xy sebesar 0,721 dan nilai probabilitas (p-value) 0,000 lebih kecil dari (alpha) = 0,05. Berdasarkan kriteria tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak dan secara statistik ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi secara signifikan, artinya semakin tinggi pengetahuan ibu tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi maka semakin baik perilaku pemenuhan kebutuhan gizi pada batita. Sedangkan tingkat hubungan kedua variabel menurut penilaian atau interprestasi 90 Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan, ISSN: 2338-2694

koefisien rho, maka nilai koefisien rho hitung sebesar 0,721 termasuk dalam kategori kuat, yaitu setiap peningkatan pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi akan selalu diikuti oleh peningkatan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak batita malnutrisi di Desa Sembungan menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup dan berperilaku cukup ini disebabkan kurangnya sumber informasi responden tentang kebutuhan nutrisi anak batita dan kurangnya partisipasi responden dalam kegiatan Posyandu di daerah tersebut karena rata-rata responden adalah wanita pekerja, dalam mengasuh dan mendidik anak diserahkan pada saudara atau orang tuanya. Sehingga dapat mempengaruhi perilaku responden dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak batitanya yang mengalami malnutrisi. SIMPULAN Kejadian malnutrisi pada batita diantaranya dipengaruhi oleh perilaku ibu dalam pemberian nutrisi selama proses pertumbuhannya. Dan perilaku ini sangat erat kaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh ibu tentang kebutuhan nutrisi anak batita. Sesuai dengan hasil penelitian maka sebaiknya pihak pelayanan kesehatan terpadu didaerah menambahkan kegiatan program peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang perawatan bayi dan anak sehat, deteksi dini tumbuh kembang, kebutuhan nutrisi sesuai fase tumbuh kembang anak. DAFTAR PUSTAKA Ali Khomsan. 2004. Peranan Pangan Dan Gizi Untuk Kualitas Hidup. Jakarta : PT. Grasindo Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Satu Pendekatan Suatu Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. 2000. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Jogya Offset. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. 2008. Angka Kejadian Gizi Buruk di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan. diakses 14 Februari 2010 BPPN. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2000. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. as retrieved on 24 Februari 2010. Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2009. Angka Kejadian Gizi Buruk. as retrieved on 16 Juni 2010 Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehata, ISSN : 2338-2694 91

Djaeni Achmad, S., Prof.DR., M.Pd. 2001. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat. DKK RI. 2000. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI). Jakarta: DKK RI. Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Nasution. 2000. Perilaku Manusia. Penerbit Buku Kedokteran. ECG.: Jakarta. Niven. 2002. Perilaku dan Sikap. Penerbit Buku Kedokteran. ECG:Jakarta. Notoadmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanto. 1999. Perilaku Manusia. Erlangga. Jakarta. Sarwono Waspadji. 2003. Pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi. Jakarta: FKUI. Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael. 2006. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 2, Jakarta: Agung Seto. Sugiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 92 Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Kesehatan, ISSN: 2338-2694