G ~ QJ\Y~~\-rJl<~\ Vol. 15 No.2, Desember 2009

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

Legenda: Sungai Jalan Blok sawah PT. Sang Hyang Seri Kabupaten Subang

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS CITRA ALOS AVNIR-2 UNTUK PEMANTAUAN LAHAN SAWAH PT. SANG HYANG SERI, KABUPATEN SUBANG AUFA HILLIYUN AIDHA SYAFRIL A

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

EKSPLORASI ALOS PALSAR MENGGUNAKAN POLSARPRO V3.0 DENGAN AREAL KAJIAN PT. SANG HYANG SERI, SUBANG, JAWA BARAT. Oleh : DERY RIANSYAH A

HASIL DAN PEMBAHASAN

G ~ QJ\Y~~\-rJl<~\ Vol. 15 No.2, Desember 2009

SIMULASI PEMANFAATAN DATA LOSAT UNTUK PEMETAAN PADI

VARIASI NILAI INDEKS VEGETASI MODIS PADA SIKLUS PERTUMBUHAN PADI

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usahatani Padi dan Mobilitas Petani Padi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 DEM (Digital elevation Model) Definisi DEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RUANG TERBUKA HIJAU JAKARTA MENGGUNAKAN CITRA SATELIT ALOS PALSAR POLARISASI GANDA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANTAUAN POLA PENANAMAN PADI MELALUI ANALISIS HAMBURAN BALIK CITRA ALOS PALSAR SCANSAR

PERANAN CITRA SATELIT ALOS UNTUK BERBAGAI APLIKASI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Bahan dan Alat Penelitian 3.3. Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DETEKSI EKOSISTEM MANGROVE DI CILACAP, JAWA TENGAH DENGAN CITRA SATELIT ALOS

Gambar 6 Kenampakan pada citra Google Earth.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITAN ' ' KEC. BINONG KEC. PAMANUKAN KAB. INDRAMAYU KAB. SUMEDANG ' ' Gambar 2.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. DEM ( Digital Elevation Model

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENELITIAN FISIKA DALAM TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING PERUBAHAN GARIS PANTAI (STUDI KASUS DI WILAYAH PESISIR PERAIRAN KABUPATEN KENDAL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Amalia Maharani, Dewi Retno Sari Saputro, dan Bowo Winarno Program Studi Matematika FMIPA UNS

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. . iii PRAKATA DAFTAR ISI. . vii DAFTAR TABEL. xii DAFTAR GAMBAR. xvii DAFTAR LAMPIRAN. xxii DAFTAR SINGKATAN.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VARIASI NILAI INDEKS VEGETASI MODIS PADA SIKLUS PERTUMBUHAN PADI

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN PADI MENGGUNAKAN L-BAND SAR BERBASIS TEORI DEKOMPOSISI: STUDI KASUS SUBANG ADI YUDHA PRAMONO A

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Perumusan Masalah

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PEMANTAUAN FASE PERTUMBUHAN PADI MENGGUNAKAN SENSOR AVNIR DAN PALSAR POLARISASI PENUH (STUDI KASUS PT SANG HYANG SERI, SUBANG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri.

Interpretasi Citra SAR. Estimasi Kelembaban Tanah. Sifat Dielektrik. Parameter Target/Obyek: Sifat Dielektrik Geometri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Editor:. Prof Dr. Fahmi Amhar Prof Aris Poniman Dr. Dewayany Sutrisno Dr. SobarSutisna Dr. Sri Handoyo Dr. Ibnu Sofian Dr.

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

LAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

PENERAPAN METODE CHAID (CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN EXHAUSTIVE CHAID PADA KLASIFIKASI PRODUKSI JAGUNG DI PULAU JAWA

SENSOR DAN PLATFORM. Kuliah ketiga ICD

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)

PEMANFAATAN DATA CITRA ALOS UNTUK PEMETAAN LAHAN SAWAH: STUDI KASUS DI BEBERAPA LOKASI DI JAWA

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

PENYUSUNAN MODEL PENDUGAAN DAN PEMETAAN BIOMASSA PERMUKAAN PADA TEGAKAN JATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perubahan Nilai Konsentrasi TSM dan Klorofil-a serta Kaitan terhadap Perubahan Land Cover di Kawasan Pesisir Tegal antara Tahun

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA. Lamun (seagrass) adalah tanaman air yang berbunga (Angiospermae) dan

Heru Noviar dan Bambang Trisakti Peneliti Bidang Sumber Daya Wilayah Darat, Pusfatja, Lapan

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA QUEST (QUICK, UNBIASED, AND EFFICIENT STATISTICAL TREE) PADA DATA PASIEN LIVER

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN MENGGUNAKAN DATA LANDSAT 7 ETM+

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

PEMANFAATAN INTERFEROMETRIC SYNTHETIC APERTURE RADAR (InSAR) UNTUK PEMODELAN 3D (DSM, DEM, DAN DTM)

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KLASIFIKASI TUTUPAN LAHAN BERBASIS RONA DAN TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA ALOS PRISM KARJONO

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakter Satelit Inderaja yang diperlukan Bangsa Indonesia

SIMULASI DATA LOSAT UNTUK PEMANTAUAN PESISIR. Kampus Darmaga. Bogor

III. METODE PENELITIAN

PENGOLAHAN CITRA SATELIT ALOS PALSAR MENGGUNAKAN METODE POLARIMETRI UNTUK KLASIFIKASI LAHAN WILAYAH KOTA PADANG ABSTRACT

Phased Array Type L-Band Synthetic Aperture Radar (PALSAR)

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERUMAHAN KELAS MENENGAH MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA SURABAYA

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei

Bab 1 P e n d a h u l u a n

PENAJAMAN DAN SEGMENTASI CITRA PADA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. Moehammad Awaluddin, Bambang Darmo Y *)

KAJIAN DAERAH RAWAN BENCANA TSUNAMI BERDASARKAN CITRA SATELIT ALOS DI CILACAP, JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI. Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP :

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPAN sejak tahun delapan puluhan telah banyak

EKSTRAKSI GARIS PANTAI MENGGUNAKAN HYPSOGRAPHY TOOLS

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT

Transkripsi:

ISSN: 0854-2759 Jurr1CJJ JJrrdCJ(-l G ~ QJ\Y~~\-rJl<~\ Vol. 15 No.2, Desember 2009 Nemer Akreditasi 128/Akred-LlPI/P2MBI/06/2008 300 250 It: d..ill< ~..u1 T..jU"!I. ~. II = trill< ~ &," 1 fiul&" ~ri lsi) 1\ IOcr B o - Diterbitkan oleh: /",. ~ BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL.~-: _ JI. Raya Jakarta-Bogor, Km. 46 Cibinong &"\l(osur(t~",r:-\- Telp. 021-8752062 fax. 021-8752064

Jumalllmiah Geomatika Volume 15Nomor 2, Desember 2009 PEMANTAUAN LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN CITRA ALOS AVNIR-2 Boedi Tjahjono 1, Aufa H. A. Syafril\ Oyah R. Panuju\ Antonius Kasno 2, Bambang H. Trisasongkol, Febria Heidina 1 1 Departemen I1mu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor, Jalan Meranti Kampus Dramaga, Bogor 16680. Email: boeduj@yahoo.com 2 Balai Penelitian Tanah, Departemen Pertanian, Jalan Ir. H. Juanda 98, Bogor ABSTRACT Rice production has been one of important issues in food sufficiency and increasingly gains more attention to the government. Su itable monitoring scheme is then required to ensure proper data analysis. Remote sensing offers an efficient way to acquire such data, allowing rapid assessment on agricultural system. Many advances on sensor technology have been witnessed. Nonetheless, each sensor has to be evaluated for a specific task such as monitoring various stages in rice production. This paper discusses the performance of AVNIR-2 sensor combined with two statistical tree algorithms. Interestingly, the result shows the outstanding performance of the third band of the sensor. We obtained overall accuracy around 90%. The research indicates the applicability of sensors with limited bands coupled with suitable algorithms. Keywords: ALOS, AVNIR-2, rice, CRUISE, QUEST. ABSTRAK Dalam menyusun kebijakan pemerintah yang terkait masalah swasembada pangan, data produksi pangan memegang peranan yang sangat penting. Selama proses produksi, mekanisme pemantauan sangat diperlukan, terutama menggunakan teknologi penginderaan jauh. Berbagai kemajuan dalam bidang sensor telah menunjang beragam aplikasi praktis seperti pemantauan padi. Namun demikian,' berbagai percobaan masih relevan untuk dilakukan, mengingat sensitivitas suatu sensor masih perlu diuji dalam berbagai wilayah. Makalah ini mengkaji keragaan sensor pasif AVNIR-2 dalam memantau berbagai fase pertumbuhan padi, memanfaatkan dua algoritma pohon keputusan. Hasil yang diperoleh menunjukkan kinerja yang baik dari sensor tersebut, terutama pada kanal 3 dengan tingkat akurasi sekitar 90%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dengan pemanfaatan mekanisme analisis yang tepat, sensor dengan kanal terbatas masih dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang spesifik. Kata kunci: ALOS, AVNIR-2, padi, CRUISE, QUEST. Diterima (received): 11-6-2009/ disetujui untuk pub/ikasi (Accepted): 23-11-2009.

Jurnailimiah Geomatika Volume 15 Nomor 2, Desember 2009 PENDAHULUAN Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi suatu negara termasuk Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan tingkat kebutuhan pangan juga semakin meningkat. Kebutuhan tersebut menjadi mutlak perlu diupayakan secara berkesinambungan. Tingkat kebutuhan yang besar namun tidak diimbangi dengan peningkatan produksi secara langsung ataupun tidak langsung dapat mengancam ketahanan pangan suatu negara. Pada berbagai kasus, hal tersebut dapat mengganggu kestabilan sosial, ekonomi, dan politik. Dalam menyusun kebijakan pertanian, data produksi pangan merupakan salah satu data yang sangat penting. Keterbaruan data menjadi kunci utama keberhasilan suatu kebijakan. Berbagai mekanisme telah dilakukan untuk memperoleh data pertanian pangan yang aktual dan akurat. Secara umum, data tersebut dapat diperoleh melalui dua mekanisme dasar yaitu survei lapang dan menggunakan teknologi geospasial, terutama penginderaan jauh. Dua informasi dasar yang sangat penting diperoleh adalah data luasan penanaman (awal musim tanam) serta luasan panen. Telaah literatur menunjukkan bahwa bidang pertanian merupakan salah satu pengguna terbesar data penginderaan jauh. Secara spesifik untuk aplikasi pertanian padi, berbagai percobaan telah dilakukan memanfaatkan sensor pasif (optik) maupun sensor aktif (Synthetic Aperture Radar, SAR). Memanfaatkan citra Landsat TM yang dipadu dengan analisis pohon keputusan, Panuju dan Trisasongko (2008) menunjukkan bahwa pemetaan kondisi sawah dapat dilakukan dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi. Merujuk pada Turner (1998), data multitemporal SPOT-XS dapat dimanfaatkan untuk pemetaan dan manajemen lahan sawah. Berbagai penelitian memanfaatkan data Synthetic Aperture Radar (SAR) juga telah dilakukan. Chen dan McNairn (2006) menggunakan pendekatan jaringan saraf (neural netwok) untuk meramalkan produk beras pada skala regional dengan menggunakan sensor RADARSAT-1 polarisasi tunggal. Menggunakan data ALOS (Advanced Land Observing Satellite) PALSAR (Phased Array L-band SAR) polarisasi penuh, Trisasongko et al. (2009) mencoba mengindentifikasi lahan savvah pada status bera di Bogor dengan memanfaatkan metode dekomposisi Freeman-Durden. Selain sensor PALSAR yang telah diujikan sebelumnya, sate lit penginderaan jauh ALOS, juga memiliki dua sensor lain yaitu Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping (PRISM) dan Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type 2 (AVNIR-2). Data resolusi tinggi PRISM dapat dimanfaatkan untuk membangun data cakupan lahan sawah, sedangkan data AVNIR-2 memiliki kemampuan untuk memantau wilayah penanaman padi. Penelusuran literatur menunjukkan kurangnya akumulasi pengetahuan tentang pemanfaatan data AVNIR-2 untuk tujuan pemantauan status penanaman lahan sawah. Mengingat data tersebut sangat penting bagi banyak pemangku kepentingan, maka perlu diupayakan suatu percobaan pemanfaatan data AVNIR-2. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji kinerja data AVNIR-2 dipadukan dengan teknik analisis pohon keputusan (decision/statistical trees), dengan sasaran utama mengidentifikasi wilayah panen dan penanaman baru (permulaan musim tanam). 2

Jurnailimiah Geomatika Volume 15 Nomor 2, Desember 2009 METODOLOGI Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi pada wilayah pantai utara Jawa, tepatnya berada pada wilayah kerja PT. Sang Hyang Seri, Sukamandi, Kabupaten Subang. Secara administratif, wilayah kerja Sukamandi termasuk dalam 3 kecamatan yaitu Patokbeusi, Ciasem, dan Blanakan. Topografi yang datar merupakan pertimbangan utama pemllihan lokasi, mengingat studi koreksi terrain tidak dilakukan pada penelitian ini. Gambar 1 menunjukkan lokasi wilayah studio 785000 /\/Sungai /\IJalan C] SHS KR1 Sukarnandi ~ L----------,-,----------r Gambar 1. Lokasi Penelitian Data dan Analisis Citra sate lit yang digunakan dalam kajian ini adalah ALOS AVNIR-2 yang diakuisisi pada tanggal 30 Juni 2009. Citra AVNIR-2 memiliki resolusi spasial sebesar 10 meter dan resolusi temporal sebesar 46 hari. Jumlah kanal yang tersedia adalah 4 dalam spektrum tampak dan inframerah dekat. Citra ini digunakan sebagai masukan pada analisis data. Selain itu, digunakan pula citra ALOS PRISM yang digunakan untuk memetakan petakan sawah, mengingat sifat resolusi spasialnya yang tinggi, yaitu 2.5 meter. Data sate lit tersebut ditunjang dengan survei lapangan intensif yang berlangsung mulai tanggal 8 Juli selama 2 minggu. Data lapangan yang dikumpulkan antara lain kondisi sawah (bera, penggenangan untuk masa tanam baru, fase vegetatif dan fase generatif), tinggi tanaman, serta varietas yang ditanam. Informasi tersebut dikumpulkan dengan 3

Jurnailimiah Geomatika Volume 15 Nomor 2, Desember 2009 bantuan perangkat GPS resolusi tinggi dengan deviasi posisi sekitar 3A meter. Untuk. menghindari bias, penetapan lokasi pengamatan dilakukan pada posisi berjarak kurang lebih 50 meter dari batas petakan luar. Berdasarkan kondisi data tersebut, pendekatan analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan klasifikasi terbimbing. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah algoritma pohon keputusan. Berbagai algoritma pohon keputusan saat ini telah tersedia pada literatur dan perangkat lunak. Beberapa diantaranya yang paling banyak digunakan adalah CART, C4.5, CHAID serta Random Tree. Untuk penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah QUEST dan CRUISE. QUEST (Quick, Unbiased, Efficient Statistical Trees) diperkenalkan oleh Loh dan Shih (1997). QUEST merupakan algoritma pemisahan (splif) biner pohon keputusan yang dapat digunakqn untuk tujuan klasifikasi dan data mining. Pada algoritma ini, proses pemisahan dapat dilakukan pada peubah tunggal (univariate) atau berdasarkan kombinasi linier. Pada kasus penginderaan jauh, kinerja metode ini telah mulai ditelaah, seperti yang dilaporkan oleh Pal dan Mather (2003) serta Panuju dan Trisasongko (2008). Sebagai penguji tandingan, penelitian ini menggunakan algoritma CRUISE (Classification Rule with Unbiased Interaction Selection and Estimation) yang diperkenalkan oleh Kim dan Loh (2001). Algoritma tersebut merupakan variasi dari pohon keputusan yang dapat menggunakan unbiased multiway splits dalam proses peillbentukan keputusannya. Pada perkembangannya, metode CRUISE ini dikembangkan lebih lanjut dengan menyatukan model tangkai pohon (node) bivariate linear discriminant (Kim and Loh, 2003). Namun demikian, penelitian ini menggunakan versi awal dari CRUISE sebagai pembanding QUEST. Terdapat 1.000 piksel yang diambil pada proses pengambilan contoh untuk masing-masing kelas penutupan aktual lahan sawah (bera, awal tanam, fase vegetatif, fase generatif). Dari keseluruhan data tersebut, 500 piksel (50%) digunakan sebagai data pembangun (training) pohon keputusan, sedangkan sisanya digunakan dalam proses pengujian akurasi. Kedua contoh tersebut. diambil pada lokasi yang terpisah untuk menghindari otokorelasi spasial. Selanjutnya, kinerja metode klasifikasi tersebut dibandingkan dengan melakukan analisis matrik akurasi. Untuk menunjang analisis tersebut, juga dihitung koefisien Kappa. HASIl DAN PEMBAHASAN Klasifikasi Dalam perspektif penginderaan jauh optik, salah satu tantangan utama pemanfaatan data adalah gangguan atmosfer dalam bentuk awan dan haze. Gangguan awan (dan bayallgannya) pada umumnya tidak dapat diperbaiki; pada analisis data penginderaan jauh, gangguan ini direpresentasikan sebagai data hilang (missing data) yang memerlukan proses masking dalam keseluruhan analisis. Berbeda dengan obyek sebelumnya, gangguan karena haze sangat dilematis. Obyek tersebut pada umumnya menjadi topik kajian koreksi atmosferik; namun demikian proses yang relatif kompleks menjadikan proses ini belum menjadi prioritas bagi kebanyakan pengguna. Data AVNIR-2 yang digunakan dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh awan dan haze seperti disajikan pada Gambar 2. 4

Jurnalilmiah Geomatika Volume 15 Nomor 2; Desember 2009 Berdasarkan data lapangan yang cukup memadai, pengambilan contoh dilakukan dengan memanfaatkan citra komposit RGB 321, menghasilkan kenampakan yang cukup alami.. Gambar 2 menunjukkan lokasi contoh yang ditetapkan berdasarkan data lapangan...._.... r. 'I! " I r Vegetatif Generatif Awal Tanam Beras. Gambar 2. Citra ALOS AVNIR-2 w!layah PT. Sang Hyang Seri, Subang. Data pembangun selanjutnya digunakan untuk mengkonstruksi pohon keputusan melalui algoritma QUEST dan CRUISE. Pohon keputusan yang dihasilkan disajikan pada Gambar 3. Terlihat pada gambar tersebut, pohon keputusan yang diturunkan dari kedua algoritma tersebut sangat sederhana. Keserhanaan struktur tersebut pada segi komputasi berdampak positif dengan tingginya kecepatan pemrosesan. Hal ini tentu saja sangat penting bagi pengolahan data pada wilayah yang luas. 5

Jumal Jlmiah Geomatika Volume 15Nomor ~ Desember 2009 Y B3 Ie 80 T-----~----y~., I l: I -~ Gambar 3. Pohon keputusan berdasarkan algoritma QUEST (a~as) dan CRUISE (bawah) Telaah lebih lanjut menunjukkan hasil yang sangat. menarik. Seperti ditunjukkan pada pohon keputusan, semua komponen cabang menggunakan band ketiga dari ALOS AVNIR 2 yang memiliki panjang gelombang 0.61-0.69 mikrometer. Hal ini menunjukkan bahwa panjang gelombang tersebut cukup mampu berperan sebagai diskriminator untuk seluruh kelas penutupan lahan sawah. Hasil ujicoba ini juga mengindikasikan bahwa kebutuhan pembaruan data luas panen dan areal penanaman baru dapat dilakukan dengan sistem sensor dengan jumlah kanal yang terbatas, mirip dengan hasil penelitian yang telah dipublikasikan sebelumnya (Panuju dan Trisasongko, 2008). Implementasi kedua pohon keputusan tersebut pada citra AVNIR-2 disajikan pada Gambar 4. Akurasi Secara umum, kenampakan visual hasil klasifikasi yang diperoleh dari kedua metode tersebut hampir sama. Untuk memperoleh kesimpulan kuantitatif algoritma yang menghasilkan akurasi lebih tinggi, maka diperlukan analisis akurasi. Memanfaatkan data penguji (testing), maka bias dalam menarik kesimpulan dapat diminimalkan. Hasil analisis akurasi disajikan pada Tabel 1 dan 2. 6

Jurnalllmiah Geomatika Volume 15 Nomor 2, Desember 2009 Gambar 4. Hasil klasifikasi QUEST (kiri) dan CRUISE (kanan). Kode warna: biru=berai kuning=awal tanami hijau=vegetatifi merah=generatif. Tabel 1. Akurasi klasifikasi QUEST. Akurasi total adalah 93.9%. Data Lapangan Sera Awal Tanam Vegetatif Generatif Sera 96.6 0.0 0.0 0.0 Awal Tanam 3.4 79.0 0.0 0.0 Vegetatif 0.0 0.0 100.0 0.0 Generatif 0.0 21.0 0 0 100.0 Tabel 2. Akurasi klasifikasi CRUISE. Akurasi total adalah 89.3% Data Lapangan Sera Awal Tanam Vegetatif Generatif Sera 97.4 0.0 0.0 0.0 Awal Tanam 2.6 59.6 0.0 0.0 Vegetatif 0.0 0.0 100.0 0.0 Generatif 0.0 40.4 0.0 100.0 Secara umum, kelas penutupan bera, vegetatif dan generatif dapat diidentifikasikan dengan baik, dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Status bera dapat diidentifikasikan mengingat kenampakannya yang khas yang ditandai dengan hilangnya tutupan vegetasi. Penelitian pendahuluan (Panuju dan Trisasongko, 2008) memperlihatkan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam memisahkan kelas vegetatif dan generatif pada data Landsat TM/ETM. Pada penelitian ini, hasil yang lebih baik diperoleh dengan cukup tingginya kepercayaan pada pemisahan kedua kelas tersebut. Namun demikian, kondisi yang terbalik, terjadi pada kelas awal tanam. Kedua algoritma yang digunakan kurang mampu 7

Jurnailimiah Geomatika Volume 15 Nomor 2, Desember 2009 memisahkan status awal tanam terhadap fase generatif, terutama pada penggunaan algoritm'a CRUISE. Telaah lanjutan menunjukkan peluang efek haze terhadap data pembangun. Namun demikian, Tabel 1 menunjukkan indikasi bahwa algoritma QUEST cukup mampumenangani data yang memiliki bias. KESIMPULAN Sampai saat ini, citra ALOS AVNIR-2 telah banyak digunakan untuk pemantauan sumberdaya alam dan lingkungan. Penelitian ini mengetengahkan pengujian citra tersebut untuk pemantauan lahan sawah, terutama untuk memperoleh indikasi cakupan panen dan areal sawah yang sedang memulai musim tanam baru. Memanfaatkan dua algoritma klasifikasi pohon keputusan CRUISE dan QUEST, citra ALOS AVNIR-2 menunjukkan potensi yang besar untuk tujuan tersebut. Kajian ini menunjukkan hasil yang menarik untuk dikaji lebih lanjut yaitu bahwa band tunggal (yaitu band 3) dapat dimanfaatkan untuk tujuan di atas secara individual. Hal lain yang cukup menarik dipelajari adalah efektivitas kedua algoritma tersebut dalam membangun pohon keputusan, yang dapat berdampak pada kecepatan analisis data. Analisis kuantitatif menunjukkan bahwa kedua algoritma mampu menghasilkan peta tematik dengan akurasi yang cukup tinggi, yaitu sekitar 90%. Namun demikian, hasil yang lebih tinggi ditunjukkan oleh QUEST. Hal ini memperkuat hasil terdahulu menggunakan data Landsat TM dan ETM. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti~ln ini sepenuhnya dibiayai oleh program penelitian KKP3T, Departemen Pertanian. Penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh pimpinan Departemen I1mu Tanah dan Sumberdaya Lahan serta Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W), Institut Pertanian Bogor. DAFTAR PUSTAKA Chen, c., McNairn, H. 2006. A neural network approach for rice crop monitoring. International Journal ofremote Sensing, 27(7), 1367-1393. Kim, H., Loh, W-Y. 2001. Classification trees with unbiased multiway splits. Journal ofthe American Statistical Association, 96, 589-604. Kim, H, Loh, W-Y. 2003. Classification trees with bivariate linear discriminant node models. Journal ofcomputational and Graphical Statistics, 12(3), 512-530. Loh, W-Y, Shih, V-So 1997. Split selection methods for classification trees. Statistica Sinica, 7, 815-840. Pal, M, Mather, PM. 2003. An assessment of the effectiveness of decision tree methods for land cover classification. Remote Sensing ofenvironment, 86(4), 554-565. Pa nuji,j, DR, Trisasongko, B. 2008. The use of statistical tree methods on rice field mapping. JurnalIlmiah Geomatika, 14(2), 75-84. Trisasongko, B, Raimadoya, MA, Manijo. 2009. Pemanfaatan data SAR polarimetri untuk observasi sumberdaya lahan. Prosiding Semiloka Geomatika-SAR Nasional. Bogor, 21 April 2009. Turner, MD. 1998. Classification of multi temporal SPOT-XS satellite data for mapping rice fields on a West African floodplain. International Journal ofremote Sensing, 19(1), 21-41. 8