KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KPH Direktorat Wilayah Pengelolaan dan Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan Disampaikan pada Pembahasan Finalisasi RPI Periode 205-209 Jakarta, 8 Februari 204
OUTLINE: Mandat Peraturan Perundangan Kebijakan dan Prioritas Pembangunan KPH Kriteria dan Indikator Perkembangan Pembangunan 20 KPH Model Rencana Pembangunan KPH pada Renstra 205-209 Kebutuhan Penelitian pada KPH
MANDAT PERATURAN PERUNDANGAN
LANDASAN PEMBANGUNAN KPH Pasal 33 ayat (3) UUD 945 Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pasal 4 ayat (2) UU 4/999 () Semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat. (2) Penguasaan hutan oleh Negara sebagaimana dimaksud pada ayat () memberi wewenang kepada pemerintah untuk: a. mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan; b. menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau kawasan hutan sebagai bukan kawasan hutan; dan c. mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara orang dengan hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum mengenai kehutanan.
UU 4/999 Tentang KEHUTANAN Pasal 0 Pengurusan hutan meliputi Kegiatan penyelenggaraan: a. perencanaan kehutanan, b. pengelolaan hutan, c. penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, serta penyuluhan kehutanan, dan d. pengawasan. Pasal 2 Perencanaan kehutanan, meliputi: a. inventarisasi hutan, b. pengukuhan kawasan hutan, c. penatagunaan kawasan hutan, d. pembentukan wilayah pengelolaan hutan, dan e. penyusunan rencana kehutanan Pasal 7 Ayat () Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilaksanakan untuk tingkat: a. propinsi, b. kabupaten/kota, dan c. unit pengelolaan Pasal 2 (lihat juga penjelasan pasal 2) Pengelolaan hutan, meliputi kegiatan: a. tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, b. pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, c. rehabilitasi dan reklamasi hutan, dan d. perlindungan hutan dan konservasi alam.
UMUM : KHUSUS : TEKNIS : KPH: PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UU No. 4 Tahun 999 tentang Kehutanan PP No. 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kab/Kota PP No. 4 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah PP No. 6 Tahun 2007 jo PP No 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan Permenhut No. P.6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan Wilayah KPH Permenhut No. P.6/Menhut-II/200 tentang NSPK Pengelolaan Hutan pada KPHL dan KPHP Permendagri No. 6 tahun 200 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja KPHL dan KPHP Permenhut No. P.4/Menhut-II/20 jo Permenhut No. P.54/20 tentang Standar Fasilitasi Sarana dan Prasarana pada KPHL dan KPHP Model Permenhut No. P.42/Menhut-II/20 tentang Kompetensi Teknis Bidang Kehutanan Pada KPHL dan KPHP Permenhut No. P.39/Menhut-II/203 tentang Pemberdayaan Masyarakat setempat Melaluui Kemitraan Kehutanan Permenhut No. P.46/Menhut-II/203 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL dan KPHP Permenhut No. P.47/Menhut-II/203 tentang Pedoman, Kriteria dan Standar Pemanfaatan Hutan di Wilayah Tertentu pada KPHL dan KPHP Perdirjen No. P.5/VII-WP3H/202 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada KPHL dan KPHP
KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KPH
KPH dalam RENSTRA KEMENHUT 200-204 8 PROGRAM KEMENHUT. Perencanaan Makro Bidang kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan (Tanggung Jawab Ditjen Planologi Kehutanan) 2. Peningkatan Usaha Kehutanan 3. Konservasi Keanekaragaman hayati dan Perlindungan Hutan 4. Peningkatan fungsi dan daya dukung DAS berbasis Pemberdayaan masyarakat 5. Penelitian dan Pengembangan Kemenhut 6. Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan 7. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kemenhut 8. Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas lainnya Kemenhut INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Penunjukan kawasan hutan provinsi Rencana makro penyelenggaraan kehutanan Tata batas kawasan hutan Beroperasinya 20 KPH Pelayanan Ijin pinjam pakai kawasan hutan Data dan informasi geospasial dasar KEGIATAN PRIORITAS: PEMBANGUNAN dan OPERASIONALISASI KPH
Target dan Realisasi Pembangunan KPH INDIKATOR Keputusan Menhut tentang Penetapan wilayah KPHL dan KPHP Provinsi seluruh Indonesia Tiap Tahun 200 20 202 203 204 22 Prov (± 403 Unit) (Realisasi 22 Prov 403 unit) 3 Prov (± 78 Unit) (Realisasi 3 Prov, 78 unit) 3 Prov (± 49 Unit) (Realisasi 0) 3 Prov (Realisasi 0) 3 Prov Keputusan Menhut tentang Penetapan Wilayah KPHK seluruh Indonesia 20 % (4) (Realisasi 20) 20 % (4) (Realisasi 0) 20 % (4) (Realisasi 8) 20 % (4) (Realisasi 2) 20 % (4) Beroperasinya 20 KPH (20% wilayah KPH yang telah ditetapkan) 0 % (2) (Realisasi 5) 0 % (2) (Realisasi 27) 30 % (36) (Realisasi 8) 25 % (30) (Realisasi 30) 25 % (30) Peraturan perundangan tentang penyelenggaraan KPH 4 judul. 2 judul Permenhut: P.6/Menhut-II/2009 Pembentukan Wilayah KPH,P.6/Menhut-II/200 NSPK pada KPHL/KPHP, Permendagri: 6/200 2 judul (P.4/Menhut-II/20 jo P.54/Menhut-II/20 Standar Fasilitasi, P.42/Menhut-II/20 Standar Kompetensi Bidang Teknis KPHL dan KPHP) Judul (Perdirjen P.5/VII- WP3H/202 Juknis TH dan RP) Judul Permenhut No.46/Menhut- II/203 Pemanfaatan Wilayah tertentu, Permenhut 47/Menhut-II/203 Pengesahan RPHJP KPH. Judul
Gambaran Wilayah KPH KPHP TN HP HL HL KPHK TN REGENCY B HL KPHK KPHL HL CA TB REGENCY A KPHL HP
TUPOKSI KPH Pasal 9 PP No 6 Tahun 2007 TUGAS DAN FUNGSI KPH. Menyelenggarakan pengelolaan hutan yang meliputi : Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan; Pemanfaatan hutan; Penggunaan kawasan hutan; Rehabilitasi hutan dan reklamasi; dan Perlindungan hutan dan konservasi alam. 2. Menjabarkan kebijakan kehutanan nasional, provinsi dan kabupaten/kota bidang kehutanan untuk diimplementasikan; 3. Melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, serta pengendalian; 4. Melaksanakan pemantauan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya; 5. Membuka peluang investasi guna mendukung tercapainya tujuan pengelolaan hutan.
KRITERIA DAN INDIKATOR
KRITERIA DAN INDIKATOR KPH BEROPERASI Kriteria Indikator/Sub Indikator Keluaran Wilayah Penetapan Wilayah SK Menhut Organisasi Perda/Pergub/Perbup/Perwakot Kantor Bangunan Kelembagaan Sarana dan Prasarana Kendaraan Roda 4 Kendaraan Roda 2 Mobil Motor Alat Kantor/Survey Peralatan Kantor/Survey SDM SDM terlatih Rencana Tata Hutan Rencana Pengelolaan Dokumen Tata Hutan Dokumen RP Jangka Panjang
FASILITASI SARPRAS KPH III ORGANISASI KPHP GULARAYA 4
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN 20 KPH MODEL
Progres Pembangunan dan Operasionalisasi 20 KPH Model Sampai dengan Januari 204 No Kriteria Indikator/Sub Indikator Keluaran Hasil Keterangan. Wilayah Penetapan Wilayah SK Menhut KPH Model 20 SK 42 KPHL: 3.990.456 Ha 78 KPHP: 2.367.820 Ha 2. Kelembagaan Organisasi Perda /Pergub/ Perbup/ Perwakot Sarana dan Prasarana SDM 9 Perda (6 SKPD, 2 UPTD, Seksi pada Dinas) 03 Pergub / Perbup / Perwakot Jumlah : 6.358.276 8 Unit sementara proses (KPH: Malinau, Memberamo, Minas Tahura, Lintas Sumut, Bukit Barisan, Wae Tina, Flores Timur, Barsel ) Kantor Bangunan 74 bangunan 2 Unit Gagal : KPHL Sungai Beram Hitam dan KPHP Kayan :lanjut 204 Kendaraan Roda 4 Mobil setiap KPH 89 mobil KPHL Maria ((204) Kendaraan Roda 2 Beberapa Motor (Unit KPH) 88 Unit KPH KPHL Maria dan KPHL Sorong Selatan (204 Alat Kantor/ Survey Peralatan (Unit KPH) 90 Unit KPH Tenaga Terlatih a. Diklat Calon KKPH b. DIklat Perencanaan KPH c. Lokalatih Tata Hutan d. SDM Lulusan SMKK 4 2 kali 25 orang 3. Rencana Tata Hutan Buku dan Peta 87 Draf SDM Lulusan SMKK: lulus tes CPNS Kemenhut, dan pindah antar KPH. 20 Basarhut dalam proses kontrak Rencana Pengelolaan Buku dan Peta 82 Draf 7 Dokumen disyahkan
Pemanfaatan Hutan pada KPH HKM HD HTR IUPHHK-HT IUPHHK-HA WILAYAH TERTENTU Pemanfaatan Hutan di Wilayah Tertentu (Permenhut 47/203) A. Melaksanakan Kegiatan Pemanfaatan Hutan B. Kemitraan dengan pihak Ketiga (Masyarakat setempat, BUMN/D/S, Koperasi, UMKM). C. Kerjasama dengan pihak Ketiga dalam rangka kemitraan maupun membuka peluang usaha.
RENCANA PEMBANGUNAN KPH PADA RENSTRA 205-209
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KPH BAPPENAS dalam menyusun draf RPJMN Subsektor Kehutanan menetapkan pembangunan KPH sebagai Prioritas Nasional, sehingga harus menjadi pertimbangan Kemenhut dalam menyusun Rencana Strategis 205-209. Latar belakang pembangunan KPH menjadi Prioritas Nasional adalah dalam rangka menyiapkan Integrated Forest Base Clustering Industry, yang diharapkan dapat lebih mendistribusikan usaha-usaha kehutanan (mengurangi praktek monopoli dan oligopoli). Bappenas memandang bahwa KPH yang operasional dapat menjadi pengungkit dalam membangkitkan kembali industri kehutanan hulu-hilir pada ruang yang efektif, sehingga dapat memacu perkembangan perekonomian lokal. Semangat Undang-Undang No. 4 tahun 999 tentang Kehutanan, khususnya pasal 66, dalam rangka penyelenggaraan kehutanan Pemerintah menyerahkan sebagian kewenangan kepada Pemerintah Daerah. Pembangunan KPH sebagai salah satu instrumen penguatan desentralisasi dalam pengelolaan hutan. Percepatan pembentukan dan penguatan kelembagaan KPH merupakan kebijakan dalam RKTN 20-2030 dan harus diselesaikan pada tahun 2020. Pembangunan KPH diprioritaskan pada Pemerintah Daerah yang telah siap dan berkomitmen untuk membangun KPH dan pada wilayah yang diprioritaskan sebagai lokasi penurunan emisi gas rumah kaca.
PENGALAMAN PEMBANGUNAN KPHL/KPHP pada RENSTRA KEMENHUT Tahun 200-204 Pembangunan KPH : a. Penetapan sebagai KPH Model, merupakan wujud awal KPH yang secara bertahap dikembangkan menuju situasi dan kondisi aktual organisasi di tingkat tapak, yang diindikasikan oleh suatu kemampuan menyerap tenaga kerja, investasi, memproduksi barang dan jasa kehutanan yang melembaga dalam sistem pengelolaan hutan secara efisien dan lestari. Dengan skema KPH Model memungkinkan kontribusi Pemerintah Pusat lebih optimal. b. Fasilitasi Pembangunan KPH Penugasan kepada UPT BPKH sebagai pelaksana fasilitasi sarana dan prasarana KPH dan fasilitasi Tata Hutan dan Penyusunan RPHJP KPH Pelatihan SDM KPH bekerjasama dengan BP2SDM Pengalokasian sarana fisik KPH dalam DAK Bidang Kehutanan. c. Konvergensi Kegiatan Eselon I Kementerian Kehutanan dengan lokus KPH Model d. Pelibatan Mitra dalam pembangunan KPH Model e. Pembentukan Sekretariat Nasional Pembangunan KPH f. Dukungan Regulasi terkait operasionalisasi KPH
Kendala yang dihadapi : a. Belum optimalnya keselarasan kebijakan antar Eselon I Kementerian Kehutanan dalam mendukung operasionalisasi KPH b. Sosialisasi Pembangunan KPH yang sudah didekonsentrasikan kepada Dinas Kehutanan di Provinsi belum efektif c. Mekanisme pendanaan APBN dalam mendukung pembangunan KPH kurang fleksibel d. Dinamika politik lokal sangat berpengaruh terhadap konsistensi komitmen daerah. Optimisme yang Berkembang: a. Mulai terbangun antusiasme pembangunan KPH pada beberapa Eselon I Kemenhut, dengan catatan tetap diperlukan internalisasi substansi KPH. b. Wacana memperkuat KPH sebagai salah satu mekanisme resolusi konflik, skema penyelesaian tenurial, percepatan penanganan permasalahan kehutanan dll, mulai berkembang. c. Mulai tumbuh pemahaman pentingnya KPH di beberapa Pemerintah Daerah, sehingga timbul komitmen untuk membangun KPH dan mengusulkan wilayah KPH sebagai KPH Model.
USULAN STRATEGI PEMBANGUNAN KPH TAHUN 205-209 Penguatan 20 KPH Model yang sudah dirintis, dan sekaligus mentransformasi program operasionalisasi KPH kepada Eselon I terkait. Pembangunan KPH baru (di luar KPH Model), dilakukan untuk minimal satu KPH lintas Kabupaten/Kota pada setiap Provinsi dan satu KPH Kabupaten/Kota pada setiap Kabupaten/Kota yang memiliki unit KPH sesuai Penetapan Menteri, dengan Kriteria dan Indikator yang sama sebagaimana KPH Model. Terminologi KPH Model tidak akan dipakai lagi dan mengingat KPHL/KPHP merupakan kewenangan Pemerintah Daerah, maka diperlukan pengubahan mekanisme pendanaan, dengan alternatif : Melalui mekanisme DAK Bidang Kehutanan dengan perubahan jenis dan volume Melalui mekanisme model kebijakan pendanaan BPDAS-PS. KPA di BPDAS-PS dengan PPK di luar BPDAS-PS KPA di BPKH dengan PPK di KPH (?)
USULAN KINERJA PEMBANGUNAN KPH 205-209 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SASARAN STRATEGIS Penguatan Pengelolaan Hutan berbasis KPH, 34 Provinsi KLASIFIKASI PROGRAM. Penguatan Kebijakan terkait Wilayah Pengelolaan 2. Penguatan Sistem Komunikasi dan Basis Data Informasi Wilayah Pengelolaan 3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Wilayah Pengelolaan INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN PELAKSANAAN 205 206 207 208 209 Volume Volume Volume Volume Volume PELAKSANA (ESELON III/UPT) Tersedianya draf Peraturan terkait Wilayah Pengolaan Hutan, 6 judul judul judul judul 2 judul judul PWPH/Infor masi/pam Penguatan KPH Model, 20 KPH *) Fasilitasi Pembangunan KPH, 34 Provinsi Tersedianya Peta Areal Pemanfaatan Hutan, 34 Provinsi Tersedianya Sistem Komunikasi dan Basis Data Informasi Wilayah Pengelolaan, 3 sistem Sosialisasi Pembangunan KPH Tersedianya SDM Terdidik pada KPH, 5 *) Tersedianya SDM terlatih pada proses Pembangunan KPH, 5 angkatan Tersedianya SDM Terlatih pada proses Penyiapan Areal Kerja Pemanfaatan Hutan, 5 Terselenggarakannya kerjasama KPH dengan Mitra, 2 Kerjasama 20 KPH *)) 20 KPH *)) 20 KPH *)) 20 KPH *)) 20 KPH *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) PAM design komnks 2 design basis data siskom 2 sistem basis data 2 design sisinfo 2 sisinfo sisinfo Terintegrasi 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 2 2 2 Kerjasama Kerjasama Kerjasama 4. Optimalisasi Kemitraan KPH *) Transformasi kepada Eselon I Teknis dan Ditjen Planologi Kehutanan menyiapkan mekanisme *)) Volume pada akhir Renstra bukan merupakan akumulasi dari volume tahunan 3 Kerjasama PWPH dan BPKH PWPH dan BPKH Informasi PWPH dan Dekon PWPH PWPH Informasi 3 Kerjasama PWPH
KEBUTUHAN PENELITIAN PADA KPH
Identifikasi Kebutuhan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pada KPH No Permasalahan Topik Penelitian Kebijakan Pengarusutamaan peraturan perundang-undangan yang belum berpihak pada KPH untuk mendorong percepatan operasionalisasi KPH Model dan menuju KPH Mandiri (Self Financing). Kelembagaan 2 Struktur Kementerian Kehutanan yang belum menjadikan KPH sebagai Roh pengelolaan hutan 3 Impelementasi KPH yang belum menjawab permasalahan ekologi, sosial, dan ekonomi masyarakat Kajian peraturan perundangan untuk percepatan pembangunan kehutanan berbasis KPH Kajian struktur organisasi KPH mengacu pada UU 4 Tahun 999 Desain dan Rancang Bangun Implementasi KPH untuk pengelolaan hutan lestari dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi 4 Tata Hubungan Kerja Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dinas Kehutanan, KPH, Pemegang Ijin dan investor serta masyarakat yang belum sinkron Kajian Tata Hubungan Kerja Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dinas Kehutanan, KPH, Pemegang Ijin dan investor serta masyarakat 5 Keterbatasan Kapasitas SDM Pengelola KPH. Kajian tentang kriteria, standar kompetensi SDM KPH dan kebutuhannya serta analisis implementasinya
No Permasalahan Topik Penelitian 6 Perencanaan Kajian studi kelayakan KPHP dan KPHL menjadi KPH Mandiri Studi kelayakan kemandirian KPH 7 Sistem informasi KPH yang belum terintegrasi Desain model sistem informasi KPH Operasionalisasi 8 9 0 2 Belum terintegrasinya kegiatan di Kementerian Kehutanan untuk mendukung KPH Standar Operasional dan Prosedur Pengelolaan Hutan di tingkat tapak belum terformulasikan Pengembangan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan pada KPH yang belum optimal Pengembangan rencana bisnis pada KPH yang belum terformulasikan Standar operasional dan prosedur perlindungan dan konservasi alam di KPH belum terbangun Model Integrasi program dan kegiatan untuk operasionalisasi KPH Desain Model SOP pengelolaan hutan pada tingkat tapak Model Pengembangan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan pada KPH Model pengembangan rencana bisnis KPH Model SOP perlindungan dan konservasi alam di KPH