PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN ESTIMASI PERMINTAAN PASAR

dokumen-dokumen yang mirip
Minggu-3. Metode Penaksiran Kuantitatif. Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

TIME SERIES. Deret berkala dan Peramalan

Deret Berkala dan Peramalan

Peramalan (Forecasting)

ANALISIS RANGKAIAN WAKTU (TIME SERIES ANALYSIS)

III. METODE PENELITIAN

1. PENGERTIAN. Anggaran Penjualan Hal 5

REGRESI LINIER. b. Variabel tak bebas atau variabel respon -> variabel yang terjadi karena variabel bebas. Dapat dinyatakan dengan Y.

Febriyanto, S.E., M.M.

POKOK BAHASAN. : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management

ANGGARAN PENJUALAN. Muniya Alteza.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 3 Anggaran penjualan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Trend Sekuler Linier. Analisis Runtut Waktu (Time Series) adalah analisis pergerakan atau perubahan variabel bisnis/ekonomi dari waktu ke waktu.

BAB 2 ANGGARAN PENJUALAN

BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI. Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi?

PERILAKU AKTIVITAS BIAYA

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DERET BERKALA

ANGGARAN PENJUALAN Ikin Solikin SE, MSi.,.,Ak Ak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. estimasi data yang akan datang. Peramalan atau Forecasting merupakan bagian

METODE PENGUKURAN DAN PERAMALAN. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANGGARAN PENJUALAN BAB II. KUWAT RIYANTO, SE, M.M

STATISTIKA 2 IT

Peluang dan Peramalan Penjualan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI VARIASI MENGAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS V DI MIS KERTIJAYAN

ANALISIS DATA BERKALA (TIME SERIES)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Metode statistik merupakan bidang pengetahuan yang mengalami pertumbuhan

* Menetapkan model peramalan dimasa yang akan datang, baik ramal-an jangka pendek maupun jangka panjang.

PERHITUNGAN RAMALAN PENJUALAN ROTI PADA RAHMAN PURNAMA BAKERY BANJARMASIN. Gusti Indra Maulana (Universitas Lambung Mangkurat)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PERAMALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi yang diperkirakan

Pembahasan Materi #7

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

MATERI 3 PER E AM A AL A AN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, ilmu ekonomi mempelajari hubungan-hubungan diantara

ANGKA INDEKS. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

LEAST SQUARE AND RIDGE REGRESSION ESTIMATION ABSTRAK ( ) = ( + ) Kata kunci: regresi linear ganda, multikolinearitas, regresi gulud.

REGRESI LINEAR SEDERHANA

APLIKASI PERAMALAN PENGADAAN BARANG DENGAN METODE TREND PROJECTION DAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS DI TOKO PIONIR JAYA)

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI TEKNIK PROYEKSI BISNIS DODI TISNA AMIJAYA SE.,MM METODA METODA -- METODA PERAMALAN METODA PERAMALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. perubahan bertambah disebut trend positif atau. naik. Sebaliknya, jika rata rata perubahan berkurang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penetapan Objek, Waktu dan Lokasi Penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Earning Per Share

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE DEKOMPOSISI. 3.1 Arti dan Pentingnya Analisis Deret Waktu. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Peramalan

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUATAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ivarani Mega Safitri (2012), dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

Teknik Proyeksi Bisnis (Forecasting)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

PERAMALAN (FORECASTING)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria kriteria optimasi terhadap resiko operasional pada PT. HOME SPIRIT

Rumus-rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk: a. Metoda Arithmatik

BAB III METODE PENELITIAN

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP HASIL PENJUALAN DEALER SEPEDA MOTOR HONDA CISALAK PT DAYA ANUGRAH MANDIRI

ANGGARAN PENJUALAN (FORECAST PENJUALAN DAN HASIL PENJUALAN)

BAB I PENDAHULUAN. dependen disebut dengan regresi linear sederhana, sedangkan model regresi linear

Pada umumnya ilmu ekonomi mempelajari hubungan-hubungan antara. variabel ekonomi. Hubungan-hubungan yang fungsional tersebut mendefinisikan

MODUL 8 ANALISA TREND DAN FORECASTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

5 F U N G S I. 1 Matematika Ekonomi

BAB I Pendahuluan. 1. Mengetahui pengertian penelitian metode regresi. 2. Mengetahui contoh pengolahan data menggunakan metode regresi.

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel

BAB 3 METODA PENELITIAN. industri penghasil bahan baku sektor pertambangan yang terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dimana : a = konstanta b = koefisien regresi Y = Variabel dependen ( variabel tak bebas ) X = Variabel independen ( variabel bebas ) Untuk mencari rum

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS TIME SERIES

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyajian Data. Mata Kuliah Statistik STMIK AMIKOM Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN ESTIMASI PERMINTAAN PASAR

ESTIMASI PERMINTAAN PASAR Bagi para manajer produksi, estimasi atau perkiraan secara kuantitatif permintaan terhadap suatu produk penting untuk diketahui karena berhubungan dengan berapa banyak produk yang akan diproduksi. Jika estimasi permintaan produk dilakukan, maka dapat ditentukan estimasi mengenai jumlah anggaran yang harus disediakan oleh bagian keuangan perusahaan. Estimasi permintaan produk dari konsumen dapat dihitung dengan dua cara, yaitu : 1) estimasi tren dan 2) estimasi regresi. 2

A. ESTIMASI TREN Estimasi atau penafsiran menggunakan tren sangat berhubungan dengan karakter data yang digunakan, sebab karakter data dapat menentukan model tren yang akan dipergunakan untuk menghitung estimasi kuantitas permintaan. Di samping itu estimasi tren berkaitan dengan waktu atau bersifat time series. Jika data mempunyai karakter perubahan cenderung meningkat atau menurun akan berbeda penyelesaiannya dengan data yang memiliki karakter naikturun secara drastis (variasi besar). Untuk data yang demikian diperlukan cara estimasi tren yang berbeda, yaitu : 1) tren linear dan 2) tren non linear. 3

1. TREN LINEAR Estimasi permintaan produk dengan tren linear akan lebih tepat jika datanya memiliki karakter cenderung meningkat atau cenderung menurun. Rumus estimasi linear, yaitu Y = a + bx. Perhitungan estimasi dengan tren linear atau garis lurus terbagi menjadi tiga metode yaitu : a. Metode tangan bebas (Freehand method). Perhitungan estimasi kuantitatif permintaan produk dengan metode ini, pada umumnya dilakukan oleh pengambil keputusan yang memiliki keahlian pengalaman luas, ketrampilan dan intuisi yang tinggi, sehingga tidak dapat dikakukan oleh sembarang orang, karena memiliki risiko kegagalan yang tinggi. 4

KASUS METODE TANGAN BEBAS Data penjualan sepeda motor merek X per bulan selama satu semester sebagai berikut ( x 100 unit) : Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Penjualan 23 20 21 24 25 26 Untuk estimasi penjualan pada bulan Juli, Agustus, s/d Desember dapat dilakukan metode tangan bebas sebagai berikut : 5

Garis estimasi (E1) memprediksi volume penjualan sepeda motor bulan juli sebanyak 2800 unit, sedangkan estimasi 2 (E2) bulan yang sama 3000 unit. Untuk bulan Agustus, estimasi (E1) memprediksi volume penjualan sebanyak 2.900 unit dan estimasi 2 (E2) sebanyak 3.700 unit. 6

Seorang estimator (pengambil keputusan) dengan kemampuannya dapat membuat garis estimasi lebih dari dua garis dengan tingkat kemiringan garis berbeda. Hal ini tergantung tingkat optimis si pengambil keputusan. Dimana garis estimasi yang semakin tegak, menunjukkan tingkat optimis dan tingkat risiko yang tinggi. Namun prediksi volume penjualan semakin besar pula. Jadi metode tangan bebas merupakan metode estimasi yang bersifat subjektif faktual. 7

METODE SETENGAH RATA-RATA b. Metode setengah rata-rata. Estimasi metode setengah rata-rata (semi average method) merupakan metode estimasi kuantitatif yang objektif menurut data. Rumus estimasi metode setengah rata-rata sebagai berikut : Y = a + bx Untuk menentukan nilai a dan b dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut : a1 = Y1/n1 atau a2 = Y2/n2, sedangkan b = (a2 - a1) / n. Keterangan : a = konstanta b = koefisien garis n = banyak pasang data X = skala waktu Y = nilai estimasi 8

Sebelum menentukan nilai a dan b, data yang ada dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok Y1 dan kelompok Y2 dan kemudian dicari rata-ratanya (a1 dan a2). Hasil persamaan estimasi metode ini ada dua persamaan, hal ini karena ada dua konstanta atau nilai a (a1 dan a2) yang diperoleh dari kelompok data Y1 dan kelompok Y2. Ketika menggunakan nilai a1 atau a2, besar koefisien garis tidak mengalami perubahan adalah penentuan titik origin (titik pusat) yang akan mempengaruhi nilai skala waktu (X). Misal tingkat inflasi secara nasional setiap tahun selama lima tahun terakhir diketahui sebagai berikut : Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Inflasi 8,7 % 9,1 % 9,8 % 9,5 % 11,1 %? 9

Untuk membuat estimasi tingkat inflasi tahun 2009 secara nasional dapat diketahui sebagai berikut : Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Inflasi 8,7 % 9,1 % 9,8 % 9,5 % 11,1 %? X1-1 0 +1 +2 +3 +4 X2-3 -2-1 0 +1 +2 Y1 Y2 Data dikelompokkan menjadi dua yaitu : Y1 dan Y2. Kelompok Y1 meliputi 8,7 %, 9,1 % dan 9,8 %. Sedangkan kelompok Y2 meliputi 9,8 %, 9,5 % dan 11,5 %. Khusus data inflasi tahun 2006 dipakai untuk dua kelompok karena datanya ganjil. 10

a1 = Y1/n1 = (8,7 % + 9,1 % + 9,8 %)/3 = 27,6 %/ 3 = 9,2 % a2 = Y2/n2 = (9,8 % + 9,5 % + 11,1 %) / 3 = 10,13 %. b = (a2 - a1) / n = (10,13 % - 9,2 %) / 3 = 0,31 %. Dengan menghilangkan data persen, kita dapat membuat persamaan estimasi metode setengah rata-rata, sebagai berikut : Persamaan I : Y1 = 9,2 + 0,31 X1 Persamaan II : Y2 = 10,13 + 0,31 X2 Kedua persamaan di atas dalam menghitung estimasi tingkat inflasi nasional tahun 2009 terletak pada nilai skala waktu yang berpusat pada kelompok Y1 dan Y2. Nilai skala waktu kelompok Y1 berada di tahun 2005 dengan X1=0 dan kelompok Y2 ada di tahun 2007 (X2=0). Penentuan pusat nilai skala waktu, dipilih dari data yang paling tengah masingmasing kelompok data. 11

Estimasi tingkat inflasi nasional tahun 2009 dihitung sebagai berikut : Persamaan I : Y1 (2009) = 9,2 + 0,31X1, dimana X2009 = 4 = 9,2 + 0,31 (4) = 9,2 + 1,24 = 10,44 % Persamaan II : Y2 (2009) = 10,13 + 0,31X2, dimana X2009 = 2 = 10,13 + 0,31 (2) = 10,13 + 0,62 = 10,75 % Perbedaan estimasi disebabkan penggunaan sebuah data untuk dua kelompok Y1 dan Y2, dimana sebenarnya hasil estimasi adalah sama. 12

METODE KUADRAT TERKECIL c. Metode kuadrat terkecil. Metode ini pengembangan dari metode setengah rata-rata, perbedaannya ada pada nilai skala waktu (X) yang mengharuskan jumlah nilai skala waktu semua data adalah nol (0), dimana data tidak dikelompokkan menjadi dua bagian. Sehingga perhitungan nilai a dan b juga berbeda. Rumus metode kuadrat terkecil (least square method = OLS), yaitu : Y = a + bx dan X = 0 Dimana : Y = an + b X Y = an + b (0) berarti a = Y/n XY = a X + b X2 XY = a (0) + b X2 berarti b = XY / X2 13

Dengan menggunakan tabel tingkat inflasi nasional sebelumnya kita estimasi tingkat inflasi yang akan terjadi pada tahun 2009 : Tahun Inflasi % (Y) X X2 XY 2004 8,7-2 4-17,4 2005 9,1-1 1-9,1 2006 9,8 0 0 0 2007 9,5 +1 1 9,5 2008 11,1 +2 4 22,2 2009? +3 - - Jumlah 48,2 0 10 5,2 14

Perhitungan : a = Y/n = 48,2 / 5 = 9,64 b = XY / X2 = 5,2 / 10 = 0,52 Jadi persamaannya : Y = 9,64 + 0,52 X, maka estimasi tingkat inflasi nasional tahun 2009, yaitu : Y 2009 = 9,64 + 0,52 (3) = 9,64 + 1,56 = 11,2 15

2. TREN NON LINEAR Tren non linear merupakan estimasi garis lengkung, karena menggunakan data yang punya sifat fluktuatif dengan perbedaan cukup signifikan dan perbedaan besar kecil data cenderung acak yaitu kadang data naik turun tidak teratur dan atau naik turun drastis. a. Tren parabola. Tren parabola lebih sesuai digunakan ketika data naik turun tidak teratur dan tidak drastis. Hasil estimasi tren ini terjadi smoothing estimasi terhadap perbedaan data yang tidak terartur dan tidak drastis. Rumus umum tren parabola sebagai berikut : Y = a + bx + cx2 16

TREN PARABOLA Persamaan I : Y = an + b X + c X2 dimana X = 0 Y = an + b (0) + c X2 Y = an + c X2 Persamaan II : XY = a X + b X2 + c X3 dimana X3 = 0 XY = a (0) + b X2 + c (0) XY = an + c X2 Persamaan III : X2Y = a X2 + b X3 + c X4 dimana X3 = 0 X2Y = a X2 + b (0) + c X4 X2Y = a X2 + c X4 17

KASUS TREN PARABOLA Contoh : Selama 6 bulan terakhir permintaan sepeda motor merek A di daerah tertentu mengalami perbedaan sebagai berikut : Bulan 1 2 3 4 5 6 Unit 2,3 3,0 2,8 3,1 3,4 3,0 Catatan : volume permintaan dalam unit. Dengan estimasi tren parabola, kita tentukan besar estimasi bulan ke-7 sebagai berikut : 18

Perhitungan : b = XY / X2 = 2,50 / 17,50 = 0,14 Y = an + c X2 17,6 = 6a + 17,50 c X2Y = a X2 + c X4 49 = 17,50 + 88,375 c Kita cari nilai a dan c dengan cara eliminasi kedua persamaan di atas sebagai berikut : 17,6 = 6a + 17,50c (x 17,50) 49 = 17,50 + 88,375c (x 6) 308 = 105a + 306,25c 294 = 105a + 530,25c 14 = 0-224c c = 14/-224 = -0,0625 Jadi nilai a : 17,6 = 6a + 17,50 c 17,6 = 6a + 17,50 (-0,0625) 17,6 = 6a 1,09375 6a = 17,6 + 1,09375 6a = 18,59275 a = 3,099 19

Sehingga persamaan tren parabolanya : Y = a + bx + cx2 Y = 3,099 + 0,14X 0,0625X2 Estimasi permintaan sepeda motor merek adalah: Y = 3,099 + 0,14X 0,0625X2 Y = 3,099 + 0,14 (3,5) 0,0625X2 (3,5)2 Y = 3,099 + 0,49 0,765625 Y = 2,823375 atau 2823 unit s/d 2824 unit. A bulan ke-7 20

Bulan Unit (Y) X X2 XY X2Y X4 1 2,3-2,5 6,26-5,75 14,375 39,0625 2 3,0-1,5 2,25-4,50 6,75 5,0625 3 2,8-0,5 0,25-1,40 0,70 0,0625 4 3,1 +0,5 0,25 1,55 0,775 0,0625 5 3,4 +1,5 2,25 5,10 7,65 5,0625 6 3,0 +2,5 6,25 7,50 18,75 39,0625 Jumlah 17,6 0 17,50 2,50 49,00 88,375 21

TREN EKSPONENTIAL DAN LOGARITMA b. Tren eksponential dan logaritma Estimasi tren eksponential dan logaritma lebih sesuai untuk data naik turun atau tidak teratur dan bersifat drastis. Rumus tren eksponential : Y = abx Rumus tren logaritma : Log Y = log a + X log b Dimana nilai a dan b sebagai berikut : Persamaan I : log Y = n log a + ( X) log b, dimana X = 0 log Y = n log a Log a = log Y / n, sehingga a = antilog (log a) Persamaan II : (X log Y) = ( X) log a + ( X2) log b, dimana X = 0 (X log Y) = ( X2) log b Log b = (X log Y) / ( X2), sehingga b = antilog (log b) 22

Dengan data tabel di atas, estimasi permintaan sepeda motor merek A di daerah tertentu dengan tren eksponential dan tren logaritma sebagai berikut : Perhitungan : Log a = 2,79/6 = 0,465 maka a = antilog 0,465 = 2,92 Log a = 0,275/17,50 maka b = antilog 0,0157 = 1,04 Tren eksponential : Y = abx = (2,92) (1,04x) Tren logaritma : Log Y = 0,465 + 0,0157X Jadi estimasi permintaan sepeda motor merek A bulan ke-7 sebagai berikut : 23

Estimasi tren eksponential Y = (2,92) (1,04x) = (2,92) (1,04 3,5) = 3,3496 Atau 3.349 s/d 3.350 unit. Estimasi tren logaritma : Log Y = 0,465 + 0,0157X = 0,465 + 0,0157 (3,5) Log Y = 0,465 + 0,05495 = 0,51995 Y = antilog 0,51995 Y = 3,3109 atau 3.310 2/d 3.311 unit. 24

Bulan Unit (Y) X X2 Log Y XlogY 1 2,3-2,5 6,26 0,36-0,90 2 3,0-1,5 2,25 0,48-0,72 3 2,8-0,5 0,25 0,45-0,225 4 3,1 +0,5 0,25 0,49 +0,245 5 3,4 +1,5 2,25 0,53 +0,795 6 3,0 +2,5 6,25 0,48 +1,08 Jumlah 17,6 0 17,50 2,79 0,275 25

B. ESTIMASI ANALISIS REGRESI Analisis regresi menghitung estimasi permintaan yang diharapkan berdasarkan pada variabel bebas yang memengaruhi variabel terikat. Estimasi analisis regresi ada dua, yaitu regresi sederhana dan regresi berganda. 1. Estimasi analisis sederhana. Estimasi ini hanya melibatkan satu variabel bebas dan variabel terikat dan mempunyai sifat linear. Sehingga nilai estimasinya cenderung meningkat atau menurun seperti membentuk garis lurus. Rumus estimasi analisis sederhana : Y = a + bx. Nilai a dan b dicari sebagai berikut : a = ( X2)( Y) ( X) ( XY) n X2 - ( X)2 b = n ( XY) - ( X) ( Y) n X2 - ( X)2 26

2. Estimasi analisis regresi berganda. Estimasi analisis regresi berganda melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Rumus estimasi analisis regresi berganda sebagai berikut : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 +... + bnxn Untuk menghitung a, b1, b2, b3, dst menggunakan beberapa persamaan sebagai berikut : Y = an + b1 X1 + b2 X2 + b 3 X3 +... + bn Xn X1Y = a X1 + b1 X12 + b2 X1X2 2 + b3 X2X3 +... X2Y = a X2 + b1 X1X2 + b2 X2 2 + b3 X2X3 +... X3Y = a X3 + b1 X1X3 + b2 X2X3 + b3 X3 2 +... Dan seterusnya 27

REFERENSI Sunyoto, Danang. 2013. Ekonomi Manajerial : Konsep Terapan Bisnis. 28