PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC


TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II LANDASAN TEORI

Mesin Diesel. Mesin Diesel

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

BAB II. LANDASAN TEORI

MENYETEL CELAH KATUP MOTOR DIESEL

contoh makalah teknik mesin

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB II LANDASAN TEORI

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

BAB II LANDASAN TEORI

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor diindonesia sekarang ini

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Variabel terikat Variabel kontrol Pengumpulan Data Peralatan Bahan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS MEKANISME KATUP, TROUBLE SHOOTING DAN VARIASI CELAH KATUP MASUK TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA ISUZU C190

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

SILINDER HEAD MOTOR DIESEL

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR


BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

MAKALAH THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK AWAL PROSES SIKLUS DIESEL OLEH : NICOBEY SAHALA TUA NAIBAHO NPM : KK2 TEKNIK ELEKTRO

ANALISIS SISTEM MEKANISME KATUP PADA TOYOTA KIJANG 5K

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

KARAKTERISASI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL DIESEL FUEL CHARACTERIZATION

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR

BAB II LANDASAN TEORI. empat langkah piston atau dua putaran poros engkol. Empat langkah tersebut adalah :

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

BAB I PENDAHULUAN. tipe terbaru dengan teknologi terbaru dan keunggulan-keunggulan lainnya.

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

a. Plunger pada posisi TMB (titik mati bawah) Bahan bakar masuk melalui luubang pemberi pada barel kedalam ruang diats plunger. b.

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

BAB IV PENGUJIAN ALAT

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif, perkembangan dari bidang otomotif sendiri sangat pesat

Transkripsi:

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL Aris Exwanto 1), Riri Sadiana 2), Aep Surahto 3), 1,2,3), Teknik Mesin, Universitas Islam 45 Bekasi Jalan Cut Meutia No. 83 Bekasi 17113Telp. (021)88344436 Abstract Kendaraan memerlukan perawatan berkala agar performa kendaraan menjadi seperti baru, dalam melakukan perawatan berkala perlu mendiagnosis kendaraan yang akurat, sehingga akan mempercepat waktu pengerjaan. Pada motor diesel komponen yang disetel adalah mekanisme katup dan penyetelan timing Injection pump system bahan bakar. Pada perawatan km 200.000 pengukuran celah katup hisap pada 0,30 mm dan katup buang 0,30 mm. untuk penyetelan timing Injection pump pada 0,60 mm, sehingga menghasilkan nilai gas buang dengan opasitas 31 %. Kata kunci : timing, injection pump dan opasitas 1.1. Rumusan masalah Pada saat kendaraan beroperasional lebih dari 200.000 km gerak mekanisme komponen mesin akan terjadi keusan,dan akan berpengaruh pada performa mesin dan hasil gas buang Nitrogen Oxide (NOx), penyetelan standart timing injection dan penyetelan celah katup menyebabkan gas buang pada motor diesel menghasilkan gas buang hitam sehingga melakukan perawatan berkala dan melakukan penyetelan khusus. Penyebab terjadinya pembakaran hasil gas buang tidak memenuhi ambang batas standart peraturan pemerintah pada saat operasional lebih dari 200.000 km maka perlu melakukan penelitian sehingga dapat menghasilkan gas buang ambang batas standart peraturan pemerintah, Dengan pengujian penyetalan katup dan penyetelan timing injection pada km lebih dari 200.000 di harapkan hasil gas buang akan memenuhi ambang batas pemerintah. 1.2. Pembatasan masalah 1. Penyetelan Injection pump dilakukan pada posisi piston berada 12 sebelum TMA, penyetelan Injection pump dilakukan pada lima variabel dengan menggunakan alat ukur statik timing gauge. 2. Melakukan penyetelan celah katup dengan melakukan lima variable. 3. Uji hasil gas buang menggunakan Smoke Analyzer diesel mengukur Opasitas gas buang tanpa meneliti nilai Nox karena keterbatasan alat. 1.3. Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan agar mendapatkan hasil opasitas gas buang sesuai dengan ambang batas peraturan pemerintah. 46

2. Penelitian ini memberikan petunjuk dan saran-saran untuk melakukan langkah-langkah penyetelan guna mendapatkan gas buang yang mengikuti ambang batas peraturan pemerintah. 1.4. Metode penelitian Metode Penelitian yang dipergunakan dalam penelitian adalah: 1. Metode Studi eksperimen. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada obyek dengan bantuan compressi tester dan smoke tester. 2.1. Teori Pembakaran 2.1. Sistem Kerja Katup Mekanisme katup terhubung dengan gerakan camshaft untuk membuka dan menutup katup pada saat yang tepat. Melalui katup ini akan terjadi proses pengisapan udara ke dalam silinder dan proses pengeluaran gas pembakaran, sesuai dengan gerakan piston. Pada saat 200.000 km, maka akan terjadi keausan dan penurunan kualitas komponen-komponen mekanisme katup. Tingkat keausan ini akan terjadi lebih cepat apabila tidak melakukan perawatan berkala. Gejala keausan dan penurunan kualitas komponen ditunjukkan pada berkurangnya output tenaga mesin-akibat katup tidak membuka dan menutup dengan tepat, hilangnya kemampuan perapatan, meningkatnya konsumsi bahan bakar dan oli. 2.2. Permukaan Kontak Katup Dan Katup Seat Katup duduk secara presisi pada katup seat, yang dibuat menyatu dalam cylinder head, yang menyekat cylinder selama langkah kompresi dan langkah ekspansi. Jika kulaitas kontak antara katup face dan katup seat menurun, tekanan kompresi juga akan turun. Hal ini menyebabkan penurunan output mesin dan emisi asap hitam. Keterangan: Gambar 1. Margin katup terhadap dudukan 1. Lebar kontak 2. Kedalaman katup 3. sudut permukaan kontak 47

2.3. Penyetelan celah Katup (Valve clearance) Ketika mesin bekerja, akan terjadi pemuaian pada setiap mesin, termasuk diantaranya pada mekanisme katup. Oleh karena itu, hubungan antara batang katub dan rocker arm harus disediakan celah tertentu untuk menjaga agar katup tetap dapat tertutup rapat ketika mesin telah mencapai temperatur kerjanya. Bila tidak terdapat celah yang cukup, maka kompresi mesin akan bocor ketika batang katup memuai setelah menerima panas hasil pembakaran pada ruang bakar. Pada motor diesel, penyetelan celah katup ini umumnya di ukur dan disetel saat mesin dalam kondisi dingin. Celah katup intake dan exhaust adalah 0,40mm. Yang diukur anatara ujung bagian rocker arm yang menyentuh ujung batang katup. Celah katup ini di ukur menggunakan Feeler gauge ketika katup dalam keadaan dingin dalam posisi tertutup penuh. Gambar 2. Penyetelan Celah Katup 2.4. Sistem Bahan Bakar Sistem bahan bakar berfungsi untuk mengirim bahan bakar ke engine. Sistem bahan bakar diesel menggunakan sistem konvensional dan comilimeteronrail sistem. 2.6.1 Fungsi dan Bagian Injection pump Injection pump menghasilkan bahan bakar bertekanan tinggi melalui injection pipe, dan menginjeksikannya ke dalam combustion chamber engine melalui injection Nozzle. Bagian dari Injection pump terdiri dari : a. Plunger b. Governor c. Automatic Timer 2.5. Proses Pembakaran Minyak Diesel Proses pembakaran yang terjadi dalam mesin diesel diperlihatkan dalam hubungan tekanan dan waktu dalam grafik di bawah ini dan dapat dibagi ke dalam 4 proses (phase). 48

Gambar 3. Prose Pembakaran A. Tahap pertama : Saat tertundanya pembakaran (ignition delay) (A-B) Tahap ini adalah persiapan pembakaran dimana partikel-partikel yang sempurna dari bahan bakar yang diinjeksikan bercampur dengan udara dalam silinder untuk dibentuk menjadi campuran yang mudah terbakar.peningkatan tekanan secara konstan terjadi sesuai dengan sudut poros engkol. B. Phase kedua : Saat perambatan api (Flame propagation (B-C) Dengan berakhirnya phase pertama, campuran yang mudah terbakar telah dibentuk dalam bermacam-macam bagian dalam silinder, dengan awal pembakaran dalam beberapa tempat.api ini akan merambat pada kecepatan yang sangat tinggi sehingga campuran terbakar secara explosive (letupan) dan menyebabkan tekanan dalam silinder naik dengan cepat. Saat ini disebut phase pembakaran explosive (letupan). Naiknya tekanan dalam phase ini merupakan persiapan untuk membentuk banyaknya campuran yang mudah terbakar dalam phase ke tiga. C. Phase ketiga : Saat pembakaran langsung (Direct Combustion) (C-D) Pembakaran Iangsung dari bahan bakar yang sedang diinjeksikan dalam suatu tempat selama phase ini sesuai dengan terbakarnya bahan bakar dengan adanya api dalam silinder.pembakaran dapat dikontrol oleh jumlah bahan bakar yang diinjeksikan dalam phase ini, dan ini disebut sebagai pengontrolan periode pembakaran. D. Phase keempat : Pembakaran lanjut (After burning) (D-E) Akhir penginjeksian pada titik D, tetapi sebagian bahan bakar masih ada dalam ruang bakar untuk dibakar secara kontinyu. Apabila phase ini terlalu panjang, maka suhu gas buang bekas akan naik yang akan menyebabkan Efisiensi menurun. 49

2.6. Hasil Uji Emisi Opasitas Gas Buang Opasitas hasil gas buang adalah kemampuan asap untuk meredam cahaya, apabila cahaya tidak bisa menembus asap maka kepekatan asap tersebut dinyatakan 100 persen (%), apabila cahaya bisa melewati asap tanpa ada pengurangan intensitas cahaya maka kepekatan asap tersebut dinyatakan sebagai 0 %. Demikian pula sebaliknya apabila cahaya sama sekali tidak mampu melewati asap atau terdapat pengurangan insensitas, maka dikatakan sebagai kepekatan 100 %. Opasitas diukur berdasar berapa banyaknya cahaya yang terhalang oleh asap hitam. Sorotan cahaya dari lightmeter yang melewati asap (tidak terhalang oleh asap)dapat diserap atau mampu mencapai sebuah receptor. Besarnya cahaya yang tidak terserap oleh receptor karena terhalang oleh asap menunjukkan besarnya opasitas atau kepekatan asap pada gas buang. Jika seluruh cahaya dapat diserap oleh receptor maka kepekatan asapnya adalah nol dan jika tidak ada cahaya yang mampu diserap oleh receptor maka besarnya kepekatan asap adalah maksimal. 2.7. Ambang batas hasil gas buang Ambang batas hasil gas buang adalah hasil gas buang pembakaran maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan. Untuk kategori kendaraan pengujian uji emisi kendaraan dibagi menjadi kategori : a. M adalah kendaraan bermotor untuk kategori beroda empat atau lebih dan digunakan untuk angkutan orang. b. N adalah kendaraan bermotor untuk katogeri beroda empat atau lebih dan digunakan untuk angkutan barang. c. O adalah kendaraan bermotor untuk kategori kendaraan bermotor penarik untuk gandengan atau tempel HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai hasil langkah pada saat pengujian yang dilakukan sebanyak 5 kali. Hasil Pengujian Setelan Katup Pada tabel 4.1 berikut menyajikan hasil pengujian celah katup terhadap opasitas hasil gas buang. Tabel 4.1 Pengujian Setelan Katup Gambar 11 memberikan informasi hasil opasitas gas buang terhadap perbandingan pengujian celah valve. 50

Opasitas GasBuang (%) 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Penyetelan Celah Katup Dan Hasil Gas Buang 0 0.2 0.4 0.6 0.8 Celah Katup (mm) Gambar 4. Hasil Penyetelan Katup 4.1.1. Hasil Pengujian Setelan Timing Injection pump Pada tabel berikut menyajikan hasil pengujian penyetelan timing gauge terhadap opasitas hasil gas buang. Tabel Hasil Opasitas Penyetelan Timing Injection pump NO Penyetelan Timing Gauge (mm) Hasil opasitas gas buang (%) 1 0,40 49 2 0,50 39 3 0,60 36 4 0,70 34 5 0,80 Tidak Terdeteksi Gambar berikut memberikan informasi hasil opasitas gas buang terhadap perbandingan penyetelan timing Injection pump. 51

Opasitas GasBuang (%) 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Penyetelan Celah Katup Dan Hasil Gas Buang 0 0.2 0.4 0.6 0.8 Celah Katup (mm) Gambar 5. Penyetelan Timing Gauge Terh adap Opasitas Gas Buang 4.1.2. Hasil Pengujian Setelan Timing Injection pump dan Celah Katup Pada tabel berikut menyajikan hasil pengujian Timing gauge dan celah katup terhadap opasitas hasil gas buang. Tabel Hasil Opasitas penyetelan Celah Katup Dan Timing Gauge NO Penyetelan celah katup (mm) Penyetelan Timing Injection pump (mm) Hasil opasitas gas buang (%) 1 0,20 0,70 27 2 0,30 0,60 31 3 0,40 0,50 48 4 0,50 0,40 57 5 0,60 0,80 Tidak Terdeteksi Gambar dibawah memberikan informasi hasil perbandingan celah katup dan penyetelan Injection pump terhadap hasil opasitas gas buang 52

Opaqsitas Gas Buang (%) 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Perbandingan Antara Celah Katup dan Injection pump Timming gauge 0 1 2 3 4 5 6 Opasitas Hasil Gas buang Celah Katup Gambar 6. Perbandingan Celah Katup Dan Injection pump 4.1.3. Pengaruh Perbandingan Penyetelan Standart dan Sesudah Melakukan Penyetelan Gambar 14 dibawah menunjukkan perbandingan penyetelan standart pada mesin 4JA1 Tahun 2003 pada Km 200.000 menghasilkan opasitas gas buang lebih dari 40% melebihi ambang batas aturan pemerintah dan setelah melakukan penelitian mendapatkan hasil 31% opaitas gas buang standart aturan pemerintah. 48% 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 31 Gambar 7. Perbandingan Opasitas Gas Buang 53

5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan pengujian dan analisis, dapat disimpulkan beberpa hal yaitu : 1. Pada perawatan km 200.000 pengukuran celah katup hisap pada 0,30 mm dan katup buang 0,30 mm. 2. Untuk penyetelan timing Injection pump disarankan pada 0,60 mm. 3. Pastikan pada saat melakukan penyetelan celah katup dan timing Injection pump hasil gas buang 31%. 5.2. Saran 1. Penyetelan Timing Injection pump pada 0,80 mm pada Injection pump motor diesel tidak bisa di hidupkan karena terlalu dini pada saat penyemprotan. 2. Penyetelan Timing Injection pump pada 0,70 mm menghasilkan ambang opasitas gas buang kurang dari 40 %, tetapi motor diesel susah start karena terlalu dini pada saat penyemprotan. Daftar pustaka Arismunandar,Wiranto. Motor Diesel Putaran Tinggi.2008 Jakarta : Pradnya paramita. Pusat Pengembangan Penataran guru Teknologi.2006. Modul mesin diesel Malang : VEDC. Isuzu, 2000. Workshop manual TBR Series.Tokyo Japan : Isuzu Departement Internasional service & parts. Isuzu, 2011. Workshop manual Isuzu F&G series. Shinagawa-ku Tokyo Japan : Isuzu Departement Service & marketing Dept. 54