PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN PADA PT INALUM DENGAN METODE ARIMA

dokumen-dokumen yang mirip
PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN NILAI EKSPOR DI PROPINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

ANALISIS KELAYAKAN RENCANA PEMBUKAAN SHOWROOM MOBIL OLEH PT XYZ BERDASARKAN RAMALAN PERMINTAAN DI BANDA ACEH

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

APLIKASI PROGRAM DINAMIK UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TOTAL PADA PENGENDALIAN PRODUKSI MINYAK SAWIT DAN INTI SAWIT

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

Metode Deret Berkala Box Jenkins

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

BAB 2 LANDASAN TEORI

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

BAB II LANDASAN TEORI

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

BAB II LANDASAN TEORI

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA BROWN DALAM MERAMALKAN JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KOTA MEDAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai terjadinya suatu yang akan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sumber tetap yang terjadinya berdasarkan indeks waktu t secara

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan

Meytaliana F Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc. Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes.

PENERAPAN METODE ARIMA DALAM MERAMALKAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) INDONESIA TAHUN 2013

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN NILAI EKSPOR DAN NILAI IMPOR INDONESIA KE JEPANG MENGGUNAKAN MODEL VARIMA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN MINYAK SAWIT DAN INTI SAWIT PADA PT PQR DENGAN MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ)

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

Perbandingan Metode Fuzzy Time Series Cheng dan Metode Box-Jenkins untuk Memprediksi IHSG

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam penyusunan rencana yang efektif dan efisien. Pada

III. METODE PENELITIAN

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q)

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENDUGAAN PARAMETER MODEL AUTOREGRESSIVE PADA DERET WAKTU

BAB 2 LANDASAN TEORI

Metode Box - Jenkins (ARIMA)

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

ANALISA BOX JENKINS PADA PEMBENTUKAN MODEL PRODUKSI PREMI ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si

PEMODELAN ARIMA UNTUK PREDIKSI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS SEBARAN ROB DI KOTA AMBON

Peramalan Permintaan Paving Blok dengan Metode ARIMA

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

BAB III METODE PENELITIAN

Artikel Ilmiah. Peneliti : Auditya Gianina Bernadine Amaheka ( ) Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

Trigustina Simbolon, Gim Tarigan, Partano Siagian

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

Peramalan Penjualan Pipa di PT X

Pemodelan Space Pemasangan Iklan di Surat Kabar Harian X dengan Metode ARIMAX dan Fungsi Transfer

ANALISA METODE BACKWARD DAN METODE FORWARD UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN REGRESI LINIER BERGANDA

KETERKAITAN ANTARA NILAI RATA-RATA DAN NILAI KONSTAN DALAM PEMODELAN RUNTUN WAKTU BOX-JENKINS

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN (Studi Kasus di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Medan Tuntungan)

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK)

ANALISIS INTERVENSI FUNGSI STEP (Studi Kasus Pada Jumlah Pengiriman Benda Pos Ke Semarang Pada Tahun )

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut :

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 1 10. PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN PADA PT INALUM DENGAN METODE ARIMA Lukas Panjaitan, Gim Tarigan, Pengarapen Bangun Abstrak. Dalama makalah ini di lakukan peramalan aluminium batangan dengan menggunakan model ARIMA. Langkah pertama peramalan produksi aluminium batangan menggunakan metode deret berkala ARIMA. Langkah yang kedua yaitu menghasilkan data stasioner dan mengidentifikasi adanya faktor musiman dengan mencari nilai-nilai autokorelasi dan autokorelasi residual setiap lag. Langkah ketiga adalah menentukan nilai orde model ARIMA sekaligus menjadikan model sementara dalam hal ini di peroleh model yang tepat adalah ARIMA (4, 1, 3)(0, 1, 1) 12.Langkah keempat memeriksa ketepatan model. Langkah terakhir adalah melakukan peramalan. Model peramalan produksi aluminium batangan diselesaikan dengan bantuan software Minitab 16.0 sehingga di hasilkan peramalan hasil produksi aluminium batangan untuk 24 periode adalah Januari 2012 : 20.586,2 ton, Februari 2012 : 17.882,9 ton, Maret 2012 : 20.069,1 ton, Apri l2012 : 19.743,2 ton, Mei 2012 : 20.302, 6 ton, Juni 2012: 19.199,9 ton, Juli 2012 : 19.803,2 ton, Agustus 2012: 20.312,0 ton, September 2012: 19.594,5 ton, oktober 2012: 20.484,9 ton, November 2012: 19.662,0 ton, Desember 2012: 19.963,2 ton, Januari 2013: 19.850,4 ton, Februari 2013: 17.701,6 ton, Maret 2013: 20.043,3 ton, April 2013: 19.248,0 ton, Mei 2013: 19.365,7 ton, Juni 2013: 18.428,0 ton, Juli 2013: 19.540,0 ton, Agustus 2013: 20.198,8 ton, September 2013: 19.087,4 ton, Oktober 2013: 19.585,9 ton, November 2013:18.883,5 ton, Desember 2013: 19.619,5 ton Received 22-10-2012, Accepted 29-11-2012. 2010 Mathematics Subject Classification: 62M10 Key words and Phrases: ARIMA, Produksi, Peramalan. 1

Lukas Panjaitan PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN 2 1. PENDAHULUAN INALUM (Indonesia Asahan Aluminium) adalah perusaahaan patungan antara Pemerintahan Republik Indonesia dan beberapa penanam modal dari Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Aluminium Co.Ltd. (NAA) yang memproduksi aluminium batangan. Terletak di Kuala Tanjung kabupaten Batubara. INALUM adalah satu-satunya perusahaan di Indonesia yang berhubungan dengan industri peleburan aluminium dan satu-satunya di Asia Tenggara. Sebagai salah satu perusahaan besar, PT INALUM tidak dapat lepas dari masalah terutama dalam bidang produksi, misalnya dalam menentukan kebijakan perusahaan. Hasil produksi adalah faktor yang paling penting dalam pengawasan. Diperlukannya suatu peramalan hasil produksi untuk mengetahui atau melihat perkembangan di masa yang akan datang dan juga untuk referensi mengenai keadaan PT INALUM bebarapa tahun ke depan terhadap pemerintahan Indonesia yang mau berencana untuk mengambil alih saham INALUM dan untuk memperkaya pemakaian peramalan Box- Jenkins (ARIMA) terhadap peramalan produksi. Metode ARIMA (Autoregressive integrated Moving Average) merupakan metode yang sangat tepat untuk mengatasi kerumitan deret waktu dan situasi peramalan lainnya. Assauri[1] menyatakan metode ARIMA dapat dipergunakan untuk meramalkan data historis dengan kondisi yang sulit dimengerti pengaruhnya terhadap data secara teknis dan sangat akurat untuk peramalan periode jangka pendek. Oleh karena itu metode ini sangat tepat digunakan untuk meramalkan hasil produksi yang dimana kondisi data hasil produksi yang tidak stasioner. Dengan memperhatikan uraian di atas, penulis akan menganalisa dan meramalkan jumlah produksi aluminium batangan PT INALUM dengan metode ARIMA. Sehingga dapat mengetahui peramalan hasil produksi untuk membantu dalam membuat perencanaan di masa yang akan datang. ARIMA ini: Secara umum model ARIMA[2,4] dirumuskan dengan notasi berikut ARIMA(p, d, q) (1) dengan: p menunjukkan orde atau derajat autoregressive (AR),

Lukas Panjaitan PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN 3 d menunjukkan orde atau derajat differencing, q menunjukan orde atau derajat moving average (MA). Bentuk umum[3] dari model ARIMA (p,d,q) adalah sebagai berikut: (1 φ 1 B 1 φ p B p )Y t = µ + (1 θ 1 B 1 θ q B q )e t (2) Notasi umum[2] Untuk deret waktu musiman adalah ARIMA(p, d, q)(p, D, Q) s (3) dengan: (p, d, q) = bagian yang tidak musiman dari model (P, D, Q) = bagian musiman dari model s = jumlah periode per musim 2. METODE PENELITIAN Langkah-langkah metode yang ditempuh untuk menyelesaikan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penelitian kepustakaan yaitu mencari referensi mengenai metode peramalan ARIMA. 2. Mengumpulkan data yang diperoleh dari penelitian di PT INALUM dari bulan Januari 2005 sampai Desember 2011. 3. Menghasilkan data stasioner. 4. Mengidentifikasi model sementara. 5. Melakukan pemeriksaan ketepatan model. 6. Menggunakan model terpilih untuk peramalan. 7. Mengambil kesimpulan.

Lukas Panjaitan PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN 4 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil produksi aluminium batangan pada PT INALUM untuk periode bulan Januari 2005 sampai Desember 2011 sebagai berikut: Tabel 1: Data Hasil Produksi Aluminium Batangan (dalam ton) Produksi Aluminium Batangan No Bulan (ton) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1 Januari 21.180,78 21.250,68 20.489,90 20.067,43 21.182,96 21.621,03 22.151,55 2 Februari 19.237,43 19.220,06 18.297,70 19.004,06 19.522,68 18.886,75 19.143,77 3 Maret 21.349,75 21.285,09 20.519,94 20.422,57 21.846,47 21.485,37 21.220,33 4 April 20.749,75 20.499,67 19.741,57 20.422,57 21.124,27 21.509,12 19.877,29 5 Mei 21.754,96 21.237,23 20.458,47 20.456,81 21.847,32 21.681,41 19.760,99 6 Juni 20.639,20 20.723,15 19.803,65 19.824,06 21.301,52 19.565,28 19.627,89 7 Juli 21.735,83 21.582,52 20.589,76 20.747,40 21.902,55 20.265,53 21.126,48 8 Agustus 21.428,59 21.519,70 20.617,58 20.692,80 22.008,66 22.558,92 21.155,68 9 September 20.692,89 20.762,56 19.833,86 19.981,64 20.806,36 21.263,97 20.011,22 10 Oktober 21.497,08 21.323,99 20.631,17 20.523,98 21.738,89 21.559,26 20.953,81 11 November 20.738,77 20.201,97 19.800,03 20.061,40 21.268,63 20.423,65 20.423,65 12 Desember 21.335,73 20.684,44 20.351,48 20.823,24 22.003,61 21.869,24 20.879,21 Sumber : Laporan PT INALUM Langkah pertama menentukan kestasioneran data, untuk melihat kesatisioneran data dilakukan perhitungan autokorelasi dan autokorelasi parsial seperti pada gambar berikut ini. (a) (b) Gambar 1: (a) Gambar Autokorelasi, (b) Gambar Autokorelasi Parsial Dari hasil perhitungan nilai-nilai autokorelasi dan autokorelasi parsial yang diselesaikan menggunakan program komputer Minitab 16.0 yang hasilnya seperti pada gambar 1 diperoleh bahwa nilai-nilai autokorelasi dan autokorelasi parsial pada lag 1 sampai lag 6 masih berbeda secara signifikan dari nol, yakni berada diluar interval.

Lukas Panjaitan PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN 5 1.96( 1 84 ) r k +1.96( 1 84 ) 0.2138535 r k +0.2138535 Ini menunjukkan bahwa data tidak stasioner dan adanya faktor musiman dilihat dari nilai autokorelasinya. Oleh karena itu dilakukan differencing dan differencing musiman sebagai berikut. (a) (b) Gambar 2: musiman (a) Gambar Differencing Pertama, (b) Gambar Differencing Dari plot differencing pertama pada Gambar 2 dapat dilihat data sudah stasioner dengan rata-rata dan variannya. Untuk lebih menyakinkan hal tersebut dapat[2] dilihat dari plot nilai-nilai autokorelasi dan autokorelasi parsial hasil differencing seperti pada gambar berikut. (a) (b) Gambar 3: (a) Gambar Autokorelasi Differencing Pertama, (b) Gambar Autokorelasi Differencing musiman Dalam menentukan model ARIMA(p,d,q), nilai-nilai autokorelasi dan autokorelasi parsial yang melebihi confidence limit bisa dijadikan panduan[2].

Lukas Panjaitan PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN 6 Disini nilai autokorelasi lag 1, 6, 11 dan 12 berbeda secara signifikan sehingga ordo AR(4), untuk nilai koefisien autokorelasi parsial yang melebihi confidence limit yaitu pada lag 1, 5, 11 sehingga ordo MA(3) Dengan pertimbangan tersebut dipilih model sementara yaitu ARIMA(4, 1, 3)(0, 1, 1) 12. Selanjutnya dilakukan pencarian nilai nilai parameter φ 1, φ 2, φ 3, φ 4, θ 1, θ 2, θ 3, dan Θ 1 seperti pada Tabel 2. Tabel 2: Final Estimasi Parameter P arameter Koef isien SE Koef isien T P value ˆφ 1-1,4890 0,1573-9,46 0,000 ˆφ 2-1,7283 0,1778-9,72 0,000 ˆφ 3-1,1469 0,2154-5,32 0,000 ˆφ 4-0,4762 0,1229-3,87 0,000 ˆθ 1-1,4431 0,1023-14,10 0,000 ˆθ 2-1,4455 0,0436-33,19 0,000 ˆθ 3-0,5737 0,1122-5,11 0,000 ˆΘ 1 0,7085 0,1648 4,30 0,000 Nilai-nilai parameter yang diperoleh yakni dengan nilai φ 1 =1, 4890, φ 2 =1, 7283, φ 3 =1, 1469, φ 4 =0, 4762, θ 1 =1, 4431, θ 2 =1, 4455, θ 3 =0, 5737, dan Θ 1 = 0,7085. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi terhadap nilai-nilai parameter model ARIMA(4, 1, 3)(0, 1, 1) 12 yang lain pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3: Final Estimasi Parameter M odelarim A P arameter P V alue Keputusan ˆφ 1 = 1, 4890 0,000 Signifikan ˆφ 2 = 1, 7283 0,000 Signifikan ˆφ 3 = 1, 1469 0,000 Signifikan (4,1,3)(0, 1, 1) 12 ˆφ4 = 0, 4769 0,000 Signifikan ˆθ 1 = 1, 4431 0,000 Signifikan ˆθ 2 = 1, 4455 0,000 Signifikan ˆθ 3 = 0, 5737 0,000 Signifikan ˆΘ 1 = 0, 7085 0,000 Signifikan Sehingga diperoleh model dengan nilai parameter yang diperoleh adalah

Lukas Panjaitan PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN 7 Y t = Y t 0, 4890Y t 1 2, 393Y t 2 + 5, 814Y t 3 + 0, 6707Y t 4 + 0, 4762Y t 5 +Y t 12 + 0, 4890Y t 13 + 0, 2393Y t 14 0, 5814Y t 15 + 0, 4762Y t 16 0, 4762Y t 17 + e t + 1, 4431e t 1 + 1, 4455e t 2 + 0, 5737e t 3 0, 7085e t 12 0, 4065e t 13 1, 0241e t 14 + 0, 4065e t 15 Sebelum model sementara digunakan selanjutnya dilakukan pemeriksaan ketepatan model dengan melihat kondisi nilai residual dan kecukupan model untuk membuktikan bahwa model tersebut cukup memadai. Nilai residual data hasil produksi aluminium batangan diperlihatkan dalam bentuk histogram seperti pada Gambar 4 berikut ini. Gambar 4: Histogram Nilai Residual Peramalan Aluminium Batangan Diperoleh nilai-nilai koefisien autokorelasi residualnya untuk melihat tidak adanya nilai-nilai autokorelasi yang signifikan seperti pada Gambar 5 berikut ini. Gambar 5: Autokorelasi Nilai Residual Dari hasil perhitungan nilai-nilai autokorelasi yang diselesaikan menggunakan program komputer Minitab 16.0 yang hasilnya seperti pada gambar 5 diperoleh bahwa nilai-nilai autokorelasi residual dengan selang kepercayaan 95% berada pada interval

Lukas Panjaitan PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN 8 1.96( 1 70 ) r k +1.96( 1 70 ) 0.2342648 r k +0.2342648 Dengan demikian nilai r k residual yang diperoleh tidak ada yang berbeda secara signifikan sehingga memberi keyakinan bahwa residual tersebut adalah acak. Untuk menentukan kecukupan model harus memenuhi[2] dua asumsi yaitu residual bersifat white noise dan berdistribusi normal. Pengujian asumsi residual bersifat white noise dapat dilakukan menggunakan uji statistik Portmanteau. Pada pembahasan ini yang akan di lakukan memperlihatkan model sudah berdistribusi normal. Dengan menggunakan program komputer minitab 16.0 diperoleh plot probabilitas dari residual model ARIMA(4, 1, 3)(0, 1, 1) 12 seperti pada Gambar 6 berikut ini. Gambar 6: Plot Nilai Residual Uji statistik Portmonteau dilakukan untuk menunjukkan bahwa fungsi autokorelasi residualnya bersifat White Noise. Hasil χ 2 hitung dilakukan menggunakan program komputer Minitab 16.0 sebagai berikut. Tabel 4: Nilai Chi-Square Lag Chi Square DF P Value 24 21,4 15 0,124 36 31,2 27 0,265 48 36,2 15 0,598

Lukas Panjaitan PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN 9 Berdasarkan nlai χ 2 hitung yang didasari pada lag 24, 36, dan 48 residual autokorelasinya adalah 21,4, 31,2 dan 36,2 dan tabel χ 2 hitung untuk derajat kebebasan χ 2 0,05 (16) = 26, 2962, χ2 0,05 (28) = 41, 3372 dan χ2 0,05 (40) = 55, 7585. Sehingga diperoleh bahwa χ 2 hitung < χ2 yang berarti kumpulan nilai r k tidak berbeda secara signifikan dari nol atau White Noise, sehingga dapat disimpulkan model memadai. Dengan menggunakan program komputer Minitab 16.0 dapat diperoleh ramalan untuk 24 periode ke depan dengan taraf kepercayaan 95%. Interval ramalan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5: Peramalan Produksi Aluminium Batangan (dalam Ton) Tahun Bulan Ramalan Batas Bawah Batas Atas Januari 20.586,2 19.731,3 21.441,0 Februari 17.882,9 16.811,3 18.954,5 Maret 20.069,1 18.911,9 21.226,3 April 19.743,2 18.452,5 21.033,9 Mei 20.302,6 18.802,2 21.803,0 2012 Juni 19.199,9 17.521,8 20.878,0 Juli 19.803,2 18.030,3 21.576,1 Agustus 20.312,0 18.476.8 22.147,2 September 19.594,5 17.669,3 21.519,7 Oktober 20.484,9 18.422,5 22.547,3 November 19.662,0 17.472,0 21.851,9 Desember 19.963,2 17.696,3 22.230,1 Januari 19.850,4 17.463,1 22.237,7 Februari 17.701,6 15.192,2 20.211,0 Maret 20.043,3 17.394,1 22.692,4 April 19.248,0 16.452,5 22.043,5 Mei 19.365,7 16.451,6 22.279,8 2013 Juni 18.428,0 15.422,2 21.433,7 Juli 19.540,0 16.441,4 22.638,5 Agustus 20.198,8 16.987,5 23.410,1 September 19.087,4 15.756,7 22.418,2 Oktober 19.585,9 16.154,7 23.017,0 November 18.883,5 15.371,7 22.395,3 Desember 19.619,5 16.026,7 23.212,3 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Model peramalan yang digunakan untuk meramalkan hasil produksi aluminium batangan untuk 24 periode ke depan adalah Y t = Y t 0, 4890Y t 1 2, 393Y t 2 +5, 814Y t 3 +0, 6707Y t 4 +0, 4762Y t 5 +Y t 12 +0, 4890Y t 13 +0, 2393Y t 14 0, 5814Y t 15 +0, 4762Y t 16 0, 4762Y t 17 + e t + 1, 4431e t 1 + 1, 4455e t 2 + 0, 5737e t 3 0, 7085e t 12 0, 4065e t 13 1, 0241e t 14 + 0, 4065e t 15

Lukas Panjaitan PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN 10 2. Rata-rata hasil produksi aluminium batangan tahun 2012 dan 2013 adalah 19.548 ton dengan standard deviasi 745,2 Daftar Pustaka [1] S. Assauri. Teknik dan Metode Peramalan. Edisi 1. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, (1984). [2] S. Makridakis, S.C. Wheelwright, dan V.E. McGee. Metode dan Aplikasi Permalan. Terjemahan Untung Sus Andriyanto dan Abdul Basith. Jakarta: Erlangga, (1999). [3] A. Hendranata. ARIMA (Autoregrressive Moving Average), Manajemen Keuangan Sektor Publik FEUI, (2003). [4] Sugiarto dan Harijono. Peramalan Bisnis. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, (2000). LUKAS PANJAITAN: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia E-mail: lukashariman.p@students.usu.ac.id Gim Tarigan: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia E-mail: gim1@usu.ac.id Pengarapen Bangun: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia E-mail: pengarapen@usu.ac.id