Angka Konversi Penderita Tuberkulosis Paru yang Diobati dengan Obat Antituberkulosis (OAT) Paket Kategori Satu di BP4 Garut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TBC PARU BTA (+) TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM DOTS PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PKM CIPAGERAN KOTA CIMAHI PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK EVALUASI HASIL TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS FASE INTENSIF PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian

2016 GAMBARAN MOTIVASI KLIEN TB PARU DALAM MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti karena menular. Menurut Robins (Misnadiarly, 2006), tuberkulosis adalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible

PEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM )

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Oleh banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepatuhan menurut Trostle dalam Simamora (2004), adalah tingkat perilaku

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang secara khas ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RS X NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

HUBUNGAN DUKUNGAN PMO DAN KETERATURAN MINUM OBAT DENGAN KEGAGALAN KONVERSI TB PARU

ABSTRAK. Sri Ariany P, 2009, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II: J. Teguh Widjaja, dr., Sp.P., FCCP

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. TB.Paru merupakan penyakit yang mudah menular dan bersifat menahun, disebabkan

ABSTRAK EFEK SAMPING PENGOBATAN TUBERKULOSIS DENGAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS KATAGORI 1 PADA FASE INTENSIF

S T O P T U B E R K U L O S I S

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama. The World Health Organization (WHO) dalam Annual Report on Global

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global

BAB I PENDAHULUAN. komplikasi berbahaya hingga kematian (Depkes, 2015). milyar orang di dunia telah terinfeksi bakteri M. tuberculosis.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU X TAHUN 2011

BAB I. Treatment, Short-course chemotherapy)

UNTUK PENGOBATAN TUBERKULOSIS DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. pengobatan. Pada era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv INTISARI... xv ABSTRACT...

PENDAHULUAN. M.Arie W-FKM Undip

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE DI KOTA SURABAYA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. yang akan dilakukan yaitu : Program Pemberantasan TB Paru. 3. Hambatan Pelaksanaan Program Pemberantasan TB Paru

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

PENGARUH KOINSIDENSI DIABETES MELITUS TERHADAP LAMA PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit ini tersebar ke seluruh dunia. Pada awalnya di negara industri

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PRAKATA... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sulianti (2004) Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MULTI DRUG RESISANT TUBERCULOSIS (MDR-TB): PENGOBATAN PADA DEWASA

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Penelitian

Transkripsi:

Angka Konversi Penderita Tuberkulosis Paru yang Diobati dengan Obat Antituberkulosis (OAT) Paket Kategori Satu di BP4 Garut Iis Kurniati Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan, Provinsi Jawa Barat Abstrak Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang menjangkiti organ paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M. tbc). Salah satu target program pemberantasan tuberkulosis paru ialah pencapaian angka konversi minimal 80% pada fase awal khususnya pada penderita paru Basil Tahan Asam (BTA) positif. Angka konversi adalah persentase penderita TBC paru BTA positif yang mengalami konversi menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif. Di BP4 Garut pada tahun 005 pencapaian angka konversi 50,5%. Telah dilakukan penelitian dengan metode deskriptif tentang angka konversi penderita TB paru BTA positif yang telah diobati dengan obat antituberkulosis (OAT) paket kategori pada bulan Februari 008 di BP4 Garut. Metode penelitian bersifat obsevasional yaitu pengobatan tahap intensif dilakukan terhadap 44 orang penderita TB paru BTA positif selama bulan, kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan dan diperiksa setiap bulan. Bahan pemeriksaan berupa dahak yang dikeluarkan sewaktu dan pagi hari terhadap 44 penderita TB paru BTA positif. Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 3 orang mengalami konversi sedangkan yang tidak konversi sebanyak 6 orang dan sebanyak 5 orang tidak ada hasil pemeriksaan BTA karena pindah berobat ke puskesmas. Penyakit TB paru dapat disembuhkan dengan pemberian OAT paru paket yang mengandung isoniazid, rifampisin, pirazinamid, streptomisin, dan etambutol. Keberhasilan angka konversi yang tinggi akan diikuti dengan angka kesembuhan yang tinggi pula. Dari hasil penelitian didapatkan angka konversi 5,30%. Untuk pencapaian angka konversi yang memenuhi target minimal program (80%), agar setiap Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) dapat menjalankan program DOTS (directly observed treatment, shortcourse chemotheraphy) seoptimal mungkin dan meningkatkan kerjasama antar Unit Pelayanan Kesehatan di wilayah kerja UPK tersebut. [MKB. 00;4():3-6]. Kata kunci: Angka konversi, tuberkulosis paru, obat antituberkulosis The Conversion Number of Lung Tuberculosis Patient Treated with Anti Tuberculosis Drugs Category One in BP4 Garut Abstract One of the efforts to eliminate lung tuberculosis program is the achivement of the conversion number which have the minimum number about 80% in first phase, especially for the BTA positive. Conversion rate is the percentage of positive pulmonary TB patients who experienced a negative conversion after undergoing intensive treatment period. In BP4 Garut in the beginning of year 005, the achivement of converstion number is 50.5%.The research has been done by descriptive method about the conversion number of lung tuberculosis which already get anti tuberculosis drugs category one on February 008 in BP4 Garut. Obsevasional research methods are intensive phase of treatment performed on 44 patients with positive pulmonary TB during the months, then continued with advanced stage given three times a week for 4 months and inspected every month. The spacement was sputum which produced in the morning by 44 patients of lung tuberculosis which positive acid fast. From the result of this research hopped that can be informed to the people who work in the health side on that area for the research things to prevent the lung Korespodensi: Iis Kurniati, Politeknik Kesehatan Jurusan Analis Kesehatan, Departemen Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Babakan Loa Cimahi Utara, Telp. (0) 6684, Hp 08337640 MKB, Volume 4 No., Tahun 00 3

tuberculosis. This disease can recovered by giving anti tuberculosis drugs which consisted of isoniazid, rifampycin, pyrazinamid, streptomycin, and ethambutol. The success of the high conversion number will be followed by the high number of recovering. The number of conversion was 5.30%. The successful of the minimal programme conversion rate must have level at 80%, therefor every health care unit should do DOTS (directly observed treatment, shortcourse chemotheraphy) effectively and improve the cooperation among health care unit on that area. [MKB. 00;4():3-6]. Key words: The conversion number, lung tuberculosis, the anti tuberculosis drugs Pendahuluan Penyakit TB paru dapat disembuhkan dengan pemberian OAT paru paket kategori satu yang Salah satu target dari program pemberantasan mengandung isoniazid, rifampisin, pirazinamid, tuberkulosis (TB) paru ialah pencapaian angka streptomisin, dan etambutol. konversi minimal 80% pada fase awal (intensif) Isoniazid (H) memiliki efek bakterisidal khususnya penderita baru Basil Tahan Asam terhadap Mycobacterium yang tumbuh cepat pada (BTA) positif. Angka konversi adalah persentase awal masa pengobatan. Rifampisin (R) adalah penderita TB paru BTA positif yang mengalami obat antituberkulosis yang bersifat bakterisidal, konversi menjadi BTA negatif setelah menjalani bekerja dengan cara menghambat sintesis asam, masa pengobatan intensif. nukleat yaitu menghambat transkripsi DNA Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru dengan cara terikat pada RNA polimerase yang (BP4) Garut pada tahun 005 pencapaian rata-rata mengkatalisis transkripsi DNA. Cara untuk angka konversi adalah 50,5%. Dilihat dari data mempercepat penyembuhan dan mencegah tersebut persentasenya belum mencapai target. resistensi kuman selama pengobatan, pemberian Pada kenyataannya banyak faktor yang dapat rifampisin sebaiknya dikombinasikan dengan mempengaruhi angka konversi pengobatan TB antituberkulosis lain seperti isoniazid (H) atau paru dengan obat antituberkulosis (OAT), seperti etambutol. Pirazinamid bekerja aktif dalam tidak teratur minum obat, dosis obat tidak sesuai, suasana asam dan efektif untuk mengeliminasi dan pasien lalai pada jadwal pemeriksaan dahak bakteri yang berkembang lambat pada lingkungan bulan kedua. Oleh karena itu perlu pengawasan intraselular maupun ekstraselular. Rifampisin dan dan kerjasama antara pasien, keluarga, pengawas pirazinamid merupakan obat antituberkulosis -4 menelan obat (PMO), dan petugas kesehatan. yang memiliki daya bunuh. Etambutol adalah Pemberian OAT berdasarkan rekomendasi suatu kemoterapeutik oral yang efektif terhadap WHO untuk penderita baru BTA positif yakni mikroorganisme jenis Mycobacterium. Etambutol menggunakan paket kategori satu, penderita yang merupakan tuberkulostatik dengan mekanisme kambuh kembali menggunakan paket kategori kerja yang menghambat sintesis RNA, sedangkan dua, sedangkan untuk penderita baru TB negatif streptomisin bekerja dengan cara menghambat tetapi rontgen positif diberi paket kategori tiga. sintesis protein. Subjek dari penelitian ini adalah penderita baru OAT yang dipakai program sesuai dengan BTA positif yang mendapatkan pengobatan paket rekomendasi WHO dan International Union kategori satu. Pasien tersebut belum pernah Against Tuberculosis and Lung Disease mendapatkan pengobatan paru, sehingga apabila (IUATLD) untuk penderita baru BTA positif pengobatan dan pemeriksaan ulang dahak menggunakan kategori satu (HRZE/4H3R3), dilakukan sesuai dengan aturan, maka diharapkan yaitu pada pengobatan tahap intensif terdiri dari dapat sembuh dan terhindar dari multi drug Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z) 5 resistant (MDR). dan Etambutol (E). Obat-obat tersebut diberikan Pemeriksaan ulang dahak, terutama bulan setiap hari selama bulan (HRZE), kemudian kedua setelah menjalani masa pengobatan yang diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari intensif, akan menentukan dosis obat untuk Isoniazid (H) dan Rifampisin (R), diberikan 3 kali pengobatan selanjutnya. Pemeriksaan ulang dalam seminggu selama 4 bulan (4H3R3). dahak secara mikroskopis bersifat spesifik dan Keberhasilan angka konversi tergantung pada cukup sensitif dalam mengikuti kemajuan keteraturan minum obat, pada fase awal dan pengobatan. pengawasan pengobatan, serta dosis obat yang diminum. Angka konversi yang tinggi akan diikuti 33 MKB, Volume 4 No., Tahun 00

dengan angka kesembuhan yang tinggi pula. didekatkan pada api spiritus sampai kering, dan dipanaskan sampai membara. Setelah itu apusan dikeringkan di udara terbuka, kemudian difiksasi Metode di atas api spiritus sebanyak 3 kali. Sediaan tersebut diwarnai menurut Ziehl Metode pada penelitian ini adalah deskriptif. Neelsen. Mula-mula diteteskan larutan carbol Penyakit TB paru dapat disembuhkan dengan fuchsin 0,3% pada hapusan dahak sampai seluruh pemberian OAT paru paket yang mengandung permukaan sediaan tertutupi, lalu dipanaskan isoniazid, rifampisin, pirazinamid, streptomisin, dengan nyala api spiritus selama 3-5 menit sampai dan etambutol. Salah satu target dari program keluar uap (zat warna tidak boleh mendidih atau pemberantasan TB paru ialah pencapaian angka kering), kemudian didiamkan selama 5 menit. konversi minimal 80% pada fase awal (intensif) Sediaan dibilas dengan air, ditambahkan asam khususnya penderita baru BTA positif. alkohol (HCl-alkohol 3%) sampai warna merah Subjek pada penelitian ini sebanyak 44 orang fuchsin hilang. Sediaan dibilas air, lalu teteskan dengan kriteria inklusi adalah resistensi obat larutan methylen blue 0,3% sampai menutupi antituberkulosis paru paket kategori satu yang seluruh permukaan, didiamkan selama 0-0 kriteria resistensinya bisa kromosomal maupun detik, dibilas dengan air kemudian dikeringkan di ekstrakromosomal dan dosis obat yang diminum udara terbuka tidak sesuai dengan anjuran, sedangkan kriteria Pemeriksaan sediaan apus dilakukan di bawah eksklusi adalah keteraturan minum obat dan mikroskop dengan meneteskan setetes minyak pengawasan minum obat yang dilakukan secara imersi di atas sediaan dengan pembesaran.000x. teratur oleh petugas dari puskesmas atau penyuluh Dicari basil tahan asam yang berbentuk batang kesehatan dari LSM jangan sampai pengobatan berwarna merah, diperiksa paling sedikit 00 terhenti sebelum waktunya. Lama penelitian ini lapang pandang atau dalam waktu kurang lebih 0 dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan. menit. Bahan pemeriksaan yaitu berupa dahak yang Pembacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dikeluarkan sewaktu dan pagi hari. Alat yang dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD digunakan dalam penelitian ini adalah pot sputum, seperti yang tertera pada Tabel. ose, gelas objek, api spiritus, mikroskop, kertas label, pipet, pinset, dan corong dengan kertas saring. Hasil Bahan yang digunakan adalah zat warna Ziehl Neelsen (larutan HCl-alkohol 3%, carbol fuchsin Hasil penelitian dari 44 orang penderita TB paru 0,3%, dan methylene blue 0,3%), serta botol yang BTA positif sebelum mendapatkan OAT paket berisi pasir dan alkohol 70%. kategori satu, terdiri dari laki-laki orang (50%) Dibuat sediaan hapus yang baik, secara merata dan perempuan orang (50%). Interpretasi hasil (jangan terlalu tebal maupun terlalu tipis) pada pemeriksaan mikroskopik terhadap sediaan apus permukaan gelas objek dengan ukuran x3 cm. dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD Ose dimasukkan ke dalam botol yang berukuran seperti yang tercantum di dalam Tabel. Hasil 300-500 ml yang berisi pasir dan alkohol 70% pemeriksaan mikroskopis terhadap 3 spesimen (setinggi 3-5 cm di atas pasir), dan setelah itu dahak penderita tersebut, dapat dilihat pada Tabel digoyang-goyangkan untuk melepaskan partikel. yang melekat pada ose. Kemudian ose tersebut Untuk menyatakan hasil pemeriksaan Tabel Skala IUATLD Jumlah BTA yang ditemukan Interpretasi hasil Tidak ditemukan BTA/00 lapang pandang Negatif -9/00 lapang pandang ± 0-99/00 lapang pandang + -0/ lapang pandang ++ > 0 BTA/lapang pandang +++ MKB, Volume 4 No., Tahun 00 34

Tabel Hasil Pemeriksaan Ulang Dahak pada Akhir Bulan Ke- Hasil Pemeriksaan Akhir Bulan Sebelum Keterangan ke- Jumlah Pengobatan Sewaktu Pagi Tidak Pindah Penderita(n=44) Tidak Ada ke Teratur + ++ +++ + - + - Teratur Hasil PKM Laki-laki 5 6 3 4 7 5 4 Perempuan 7 3 3 7 8 - Tabel 3 Hasil Pemeriksaan BTA pada Tiga Sampel Dahak (Sewaktu, Pagi, Sewaktu) Terhadap 44 Orang Penderita TB Paru BTA Positif Sebelum Mendapat OAT Kategori Satu Jumlah Penderita (n=44) Hasil Pemeriksaan Sebelum Diberi OAT Sewaktu Pagi Swaktu + ++ +++ - + ++ +++ - + ++ +++ - Laki-laki 6 5 6 0 4 5 Perempuan 3 6 7 3 0 4 4 3 mikroskopis dari tiga spesimen dahak, dilihat diikuti dengan angka kesembuhan yang tinggi tingkat gradasi positif yang paling tinggi. Dari pula. data tersebut dapat dikelompokkan penderita Dari hasil wawancara terhadap enam orang dengan BTA + sebanyak 3 orang (5,3%) terdiri penderita yang pada pemeriksaan ulang dahak dari laki-laki orang dan perempuan orang, akhir bulan ke- tidak konversi (tetap positif) + sebanyak orang (7,3%) yang terdiri dari didapatkan data bahwa tiga orang pernah tidak laki-laki tujuh orang dan perempuan lima orang, makan obat selama satu minggu, satu orang oleh 3+ sebanyak sembilan orang (0,4%) terdiri dari karena dosis obat yang diminum tidak sesuai laki-laki enam orang dan perempuan tiga orang. dengan paduan OAT, dan dua orang teratur minum Empat puluh empat penderita TB paru BTA obat dengan gradasi positif yang menurun yaitu positif, sebanyak 3 orang mengalami konversi 3+ menjadi +. menjadi BTA negatif terdiri dari laki-laki orang Penderita yang pindah berobat ke puskesmas dan perempuan orang, yang tidak konversi sebanyak 5 orang, satu orang pindah setelah (tetap positif) sebanyak enam orang terdiri dari mendapat OAT di BP4 Garut selama minggu, laki-laki empat orang dan perempuan dua orang, empat orang 3 minggu, tiga orang 4 minggu, dan yang tidak ada hasil pemeriksaan BTA karena empat orang 5 minggu, dua orang 6 minggu, dan pindah berobat ke puskesmas sebanyak 5 orang satu orang 7 minggu. Untuk penderita yang pindah terdiri dari laki-laki tujuh orang dan perempuan berobat ke unit pelayanan kesehatan (UPK) yang delapan orang. lain digunakan formulir rujukan TB 09. Formulir Persentase penderita TB paru BTA positif ini diperlukan untuk UPK yang baru, sehingga yang mengalami konversi menjadi BTA negatif pengobatan dapat dilanjutkan dengan mudah. setelah menjalani pengobatan intensif adalah Bagian atas formulir diisi oleh petugas dari unit 5,3%. pengobatan yang mengirim penderita. Bagian bawah formulir diisi oleh petugas yang menerima rujukan/pindahan penderita, kemudian dikirim Pembahasan balik ke unit pengirim sehingga pengirim tahu bahwa penderita tersebut sudah meneruskan Berdasarkan Tabel menunjukkan bahwa jumlah pengobatannya. Dari Tabel tersebut terlihat pada penderita BTA positif yang mengalami konversi penderita yang pindah tidak ada hasil pemeriksaan menjadi BTA negatif sebanyak 3 orang (5,3%). ulang dahak akhir bulan ke-, hal ini disebabkan Salah satu target dari program pemberantasan karena puskesmas yang menerima pasien TB paru ialah pencapaian angka konversi minimal pindahan tersebut tidak mengirim balik formulir 80% fase awal (intensif) khususnya penderita baru TB 09 ke BP4. Jarak yang jauh dari puskesmas ke BTA positif. Angka konversi yang tinggi akan BP4 merupakan salah satu kendala dalam sistem 35 MKB, Volume 4 No., Tahun 00

monitoring serta pencatatan dan pelaporan yang kerjasama setiap UPK supaya dapat menjalankan baik, yang merupakan salah satu komponen dari program DOTS seoptimal mungkin untuk strategi Directly Observed Treatment Shortcourse meningkatkan angka konversi. Demi tercapainya chemotherapy (DOTS). tingkat kesembuhan yang tinggi, penderita TB Strategi DOTS terdiri dari lima komponen. paru BTA positif hendaknya dapat berobat secara Pertama, adanya jaminan komitmen pemerintah teratur dan melakukan pemeriksaan dahak sesuai untuk menanggulangi TB. Kedua, penemuan jadwal yang telah ditentukan serta diadakan kasus dengan cara pemeriksaan mikroskopis, penyuluhan kesehatan dan kunjungan rumah oleh utamanya dilakukan pada mereka yang datang ke petugas kesehatan secara teratur dan kontinu fasilitas kesehatan karena keluhan pernapasan dan kepada masyarakat penderita TB paru supaya paru. Ketiga, pemberian obat yang diawasi secara timbul kesadaran pentingnya meminum OAT langsung oleh PMO. Keempat, jaminan akan paket kategori I untuk kesembuhan penyakit TB. tersedianya obat secara teratur, menyeluruh dan tepat waktu. Kelima, sistem monitoring serta 5 pencatatan dan pelaporan yang baik. Daftar Pustaka Prinsip DOTS adalah mendekatkan pelayanan pengobatan terhadap penderita supaya dapat. Dirjen PPM & PLP. Pedoman penyakit tuberku- secara langsung mengawasi keteraturan menelan losis dan penanggulangannya. Jakarta: Depkes RI; obat dan melakukan pelacakan bila penderita 996. tidak datang mengambil obat sesuai dengan yang. Depkes RI. Pedoman nasional penanggulangan ditetapkan, yaitu dua hari berturut-turut pada fase tuberkulosis. Edisi ke-8. Jakarta: Depkes RI; 00. awal atau seminggu pada fase lanjutan. 3. Profil Dinas Kesehatan Garut, Garut, Dinas Penderita yang rumahnya jauh dari UPK, Kesehatan; 005. perlu pengawasan pengobatan yang dilakukan 4. BP4 Garut. Pelaporan TB II, 005. dengan bantuan masyarakat dan LSM seperti 5. Yoga AT. Tuberkulosis diagnosis, terapi dan masa- Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis lahnya. Edisi ke-5. Jakarta: IDI; 005. Indonesia (PPTI) dan Penyuluh Kesejahteraan 6. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI. Keluarga (PKK). 5 Farmakologi dan terapi. Edisi ke-4. Jakarta: Gaya Pada kenyataannya banyak sekali faktor yang Baru; 997. mempengaruhi angka konversi pengobatan TB 7. Jawet M, Melnick A. Adelberg's, mikrobiologi kedokteran. Edisi ke-. Jakarta: Salemba Medika; paru dengan OAT, seperti tidak teratur minum 005. obat, dosis obat yang diminum, dan pasien lalai 8. Satish G, Mikrobiologi dasar. Jakarta: Binarupa pada jadwal pemeriksaan bulan kedua. Oleh Aksara; 990. karena itu perlu pengawasan dan kerjasama antara 9. Pelezar Jr, Chan M. Dasar-dasar mikrobiologi. pasien, keluarga, PMO dan petugas kesehatan Edisi ke-. Jakarta: Universitas Indonesia; 005. 4 dalam pengobatan penyakit TB paru. 0. Fumel I. Case principles of internal medicine. Hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini International Edition. Toronto: Benyamin adalah jumlah penderita TB paru BTA positif yang Cunnings; 994. diobati dengan OAT paket kategori satu di BP4. Price SA, Wilson LM, Patofisiologi dalam konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: Garut sebanyak 44 orang dan angka konversi EGC; 006. penderita TB paru BTA positif yang telah diobati. Tuberculosis (diunduh 8 Februari 008). Tersedengan OAT paket kategori satu di BP4 Garut dia dari: http://www.infeksi.com. adalah 5,3%. 3. Mansjoer A, Trianti K, Safitri R, Wardhani WI, Pada penelitian ini pencapaian angka konversi Setiowulan W. Kapita selekta kedokteran. Edisi masih jauh di bawah target program pemberan- ke-3. Jilid. Jakarta: Media Aesculapius; 00. tasan tuberkulosis paru, maka disarankan adanya MKB, Volume 4 No., Tahun 00 36