Elok Maharani Kertahadi Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Dewi Paramita Sari Siti Ragil Handayani DwiAtmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS DALAM MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN YANG EFEKTIF (Studi Pada PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS

BAB II TINJAUAN TEORI

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

Nida Afrigh Rozaana Moch. Dzulkirom AR Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. Sistem akuntansi terdiri dari dokumen bunti transaksi, alat-alat pencatatan,

PT. WIYO. Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE. PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait.

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA BENGKEL PUMP JAYA DIESEL PEMATANGSIANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dasarkan atas tipe atau jenis barang yang ada di PT.Supra Sumber Cipta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu Informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dan

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT XYZ. (Sales Accounting Information System On PT XYZ)

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Definisi Sistem Akuntansi, Prosedur dan Penjualan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS UNTUK MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERN (Studi pada Gema Insani Press Distribusi Jawa Timur)

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan. Kas pada PT. Syspex Kemasindo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini kondisi perekonomian di Indonesia belum sepenuhnya pulih.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL. Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak dalam bidang hasil bumi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan,

Evaluasi Sistem Penjualan Kredit pada PT Wahana Semesta Lampung. Evaluation of Credit Sales System onpt WahanaSemesta Lampung

ANALISIS IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PERUM BULOG SURABAYA UTARA

Seminar Nasional IENACO ISSN: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENJUALAN KREDIT PADA AL-IKHLAS STATIONERY SURAKARTA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Flowchart Sistem Penjualan Kredit PT Geotechnical Systemindo. Purchase Order. Copy PO. Kalkulasi harga. Memeriksa status customer

EVALUASI PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAGANG PADA PT CLTM BANDAR LAMPUNG

Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Piutang pada PT XXX

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Ol

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA TOKO ADI

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK. kerja praktek di SPBU Rancah, penulis ditempatkan di Administrasi

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. dapat mencapai laba yang optimal guna perkembangan perusahaan kedepan. Prosedur ini

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

Transkripsi:

ANALISIS PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PENERIMAAN KAS DALAM MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERN PERUSAHAAN (Studi Kasus Pt. Smart Tbk Refinery Surabaya) Elok Maharani Kertahadi Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang e-mail: elok92@yahoo.com ABSTRACT System of selling credit accounting and system of cash receiving from account receivable is the source of life to achieving company goals. This research on the system of credit sales and cash receipts to support the company internal control. This research was conducted at PT. SMART Tbk Refinery Surabaya. PT. SMART Tbk Refinery Surabaya only selling cooking oil in the form of branded product and trading product on credit. PT. SMART Tbk Refinery Surabaya still has any weakness on system of selling credit accounting and system of cash receiving from account receivable, some of the sales transaction activity that occurred less supportive of the company s internal control. This study aims to provide information to companies about the advantages and weakness of credit sales accounting system and cash receipts that have been applied by the company. Keywords : System of Selling Credit Accounting, System of Cash Receiving from Account Receivable, Internal Control System ABSTRAK Sistem akuntansi penjualan kredit dan penerimaan kas dari piutang adalah sumber kehidupan bagi perusahaan untuk mencapai tujuan. Penelitian ini meneliti mengenai sistem akuntansi penjualan kredit dan penerimaan kas dari piutang untuk mendukung pengendalian intern perusahaan. Penelitian dilakukan pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya. PT. SMART Tbk Refinery Surabaya menjual minyak goreng dalam bentuk branded product dan trading product. Seluruh aktivitas penjualan dilakukan hanya dengan satu macam yaitu dengan cara kredit. PT. SMART Tbk Refinery Surabaya masih memiliki kelemahan pada sistem akuntansi penjualan kredit dan penerimaan kas dari piutang, yaitu beberapa aktivitas terkait transaksi penjualan kredit serta penerimaan kas dari piutang yang terjadi, dirasa masih kurang untuk dapat mendukung sebuah pengendalian intern perusahaan yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk dapat memberikan informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai kelebihan serta kelemahan dari sistem akuntansi penjualan kredit dan penerimaan kas dari piutang yang selama ini diterapkan oleh perusahaan. Agar nantinya perusahaan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih ada, sehingga perusahaan dapat memiliki pengendalian intern yang baik. Kata Kunci : Sistem Akuntansi Penjualan Kredit, Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Piutang, Sistem Pengendalian Intern 16

A. PENDAHULUAN Perusahaan membuat sebuah target penjualan yang harus dicapai setiap bulannya, guna tercapainya salah satu tujuan perusahaan yakni perolehan laba yang tinggi. Bagi perusahaan manufaktur, aktivitas penjualan merupakan sumber penerimaan kas yang paling besar. Perusahaan mampu berkembang dengan pesat jika penjualan mengalami kenaikan yang signifikan. Sehingga dibutuhkan suatu pengelolaan aktivitas, seperti sebuah sistem guna menjaga keutuhan kekayaan perusahaan dan menghindari adanya kecurangan yang dilakukan oleh pegawai. Sistem adalah sebuah jaringan dari prosedur yang dibuat dengan pola-pola yang terpadu dalam pelaksanaan aktivitas utama perusahaan (Sutabri, 2003:18). Sistem merupakan sebuah jaringan dari prosedur yang tersusun dalam suatu rangkaian yang menyeluruh guna melakukan bermacam-macam kegiatan sebuah badan usaha (Marom, 2002:1). Prosedur adalah urutan aktivitas yang melibatkan banyak orang dalam satu fungsi atau lebih, agar perlakuan yang seragam terhadap aktivitas yang terjadi secara berulang-ulang dapat terjamin (Marom, 2002:1). Prosedur merupakan urutan aktivitas klerikal yang banyak orang terlibat dalam satu fungsi atau lebih untuk memastikan bahwa aktivitas transaksi yang terus terjadi berulangkali diperlakukan secara seragam (Baridwan, 2009:3). Sistem akuntansi memiliki kegunaan yang penting untuk aktivitas penjualan secara kredit yang bertujuan untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan dalam proses pengelolaan data-data dari transaksi yang efisien dan efektif. Setiap kali terjadi transaksi penjualan secara kredit, akan menimbulkan suatu aktivitas penerimaan kas, karena sistem akuntansi penjualan kredit memiliki keterkaitan yang erat dengan aktivitas penerimaan kas. Kas adalah aktiva yang paling lancar yang dimiliki oleh perusahaan dan mudah dipindahtangankan setiap kali transaksi dilakukan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem akuntansi penjualan kredit dan penerimaan kas yang baik guna menutup celah penyelewengan harta kekayaan perusahaan. Sistem akuntansi penjualan kredit dan penerimaan kas mampu berjalan dengan bagus apabila terdukung oleh pengendalian intern yang bagus pula. Pengendalian intern adalah sebuah proses dan dipengaruhi oleh dewan direktur, manajemen, dan personel lain dalam perushaan, terancang untuk memberikan jaminan yang logis dalam mencapai tujuan kategori efektif dan efisien, realibilitas laporan keuangan, serta kepatuhan hukum dan regulasi yang berlaku (Murtanto, 2005:13). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis sistem akuntansi penjualan kredit, retur penjualan, dan penerimaan kas dalam mendukung pengendalian intern PT. SMART Tbk Refinery Surabaya. PT. SMART Tbk Refinery Surabaya adalah perusahaan penyaringan minyak goreng dalam kemasan branded product dan trading product. Seluruh penjualan yang ada pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya ini hanyalah penjualan secara kredit. B. KAJIAN PUSTAKA 1. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit, Retur Penjualan, dan Penerimaan Kas Penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian bahwa pembayaran dilakukan secara bertahap, yaitu pada saat barang pesanan telah dikirimkan ke pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagian dari harga total penjualan dan sisanya akan dibayar sesuai dengan kesepakatan bersama (Yunus, 2009:109). Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan kredit adalah bagian pesanan penjualan, bagian kredit, bagian gudang, bagian pengiriman, bagian billing (Baridwan, 2012:110). Pada saat barang telah dikirim ke pembeli, lalu terjadi kesalahan terhadap barang yang dikirim ternyata tidak sesuai dengan pesanan, maka akan terjadi retur penjualan. Terjadinya transaksi retur penjualan adalah pada saat perusahaan menerima kembali barang dari pembeli (Mulyadi, 2001:226). Fungsi yang terkait dalam sistem retur penjualan adalah fungsi penjualan, fungsi penerimaan, fungsi gudang, dan fungsi akuntansi (Mulyadi, 2001:231). Kas merupakan alat pertukaran dan digunakan juga untuk ukuran dalam akuntansi (Baridwan, 2004:83). Kas adalah sumber kehidupan perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Bentuk penerimaan kas dapat berupa uang tunai, cek, giro bilyet, dan transfer bank. Fungsi yang terkait dalam penerimaan kas adalah fungsi sekretariat, fungsi penagihan, fungsi kas, fungsi akuntansi, dan fungsi pemeriksaan intern (Mulyadi, 2001:487). 2. Pengendalian Internal Setiap perusahaan perlu melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya penggelapan harta kekayaan perusahaan yang dilakukan oleh pegawainya yang dapat 17

menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Sistem pengendalian intern diperlukan oleh perusahaan karena sistem pengendalian intern merupakan rencana serta seluruh metode yang disertai kebijaksanaan yang dikoordinasikan dalam perusahaan demi mengamankan harta kekayaan perusahaan, menguji ketepatan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah dibuat (Narko, 2002:59). Sistem pengendalian intern memiliki tujuan yang penting untuk perusahaan, yaitu untuk menjaga kekayaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong terpatuhinya kebijakan manajemen (Bastian dan Soepriyanto, 2003:103). C. METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini, dibutuhkan sebuah metode penelitian untuk dasaran dalam melakukan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif menjelaskan data yang berkenaan dengan keadaan sesungguhnya berkaitan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung (Sabana, 2005:89). Penelitian kualitatif merupakan penelitian terhadap subyek penelitian dalam lingkungan hidup kesehariannya (Rianse, 2008:7-8). Peneliti berusaha memaparkan gambaran yang terjadi mengenai sistem akuntansi penjualan kredit, sistem akuntansi retur penjualan, dan sistem akuntansi penerimaan kas yang dapat mendukung sistem pengendalian intern yang baik bagi perusahaan. D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya a. Fungsi yang Terkait Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan kredit pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya adalah fungsi penjualan, fungsi sales administration, fungsi gudang barang jadi, fungsi logistic section, fungsi accounting, fungsi account receivable, fungsi kassa, fungsi collector, fungsi tank yard, dan fungsi weight bridge. b. Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit pada PT. surat pesanan, sales order, surat perjanjian kontrak distributor, delivery order, surat jalan, billing, tanda terima, rekening koran, surat pemberitahuan, return delivery order. c. Catatan Akuntansi yang Digunakan Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit pada PT. jurnal penjualan, jurnal retur penjualan, kartu stock barang, sounding tanky, jurnal manual bank statement, jurnal incoming ke account receivable. d. Prosedur yang Membentuk Sistem Prosedur yang membentuk sistem dalam sistem akuntansi penjualan kredit pada PT. sebagai berikut: 1. Prosedur order penjualan Pada prosedur ini Trading Section bagian penjualan menerima order. Setelah menerima order dan melakukan deal dengan Customer akan langsung membuat surat pesanan. 2. Prosedur pemberian kredit Dalam prosedur ini, Trading Section bagian administrasi penjualan akan memeriksa status kredit Customer dengan memasukkan data yang tertera pada surat pesanan lembar 1 ke dalam program komputer. Jika Customer masih mempunyai piutang yang over limit kepada perusahaan atau yang sudah jatuh tempo namun belum dilunasi, maka sistem komputer Standart Application Product (SAP) akan langsung mengeblok sehingga tidak bisa dibuatkan kontrak. Jika tidak memiliki tangguhan utang maka ajuan kredit diterima. 3. Prosedur pengeluaran barang Untuk Branded Product, dalam prosedur ini administrasi Logistic Section akan membuat Delivery Order rangkap dua atas dasar sales order lembar 3 sebagai surat perintah kepada bagian gudang barang jadi untuk pengeluaran Branded Product dan menaikkannya ke kontainer. Sedangkan untuk Trading Product dalam prosedur ini administrasi Operation Section akan membuat Delivery Order rangkap dua atas dasar Sales Order lembar 3 sebagi surat perintah kepada bagian Tank Yard untuk mengeluarkan minyak dari tangki. 18

4. Prosedur pengiriman barang Dalam prosedur ini administrasi Operation Section bagian Weight Bridge akan membuat surat jalan rangkap tiga atas dasar Delivery Order yang diterima via Transporter (sopir). Surat jalan rangkap tiga ini akan dimintakan tanda tangan Customer atau perusahaan angkutan umum sebagai bukti telah menerima barang. 5. Prosedur pencatatan penjualan Pada prosedur ini bagian administrasi penjualan akan membuat billing rangkap empat atas dasar surat jalan lembar 2. Pada saat billing muncul, akan muncul juga adjusment atas penjualan pada laporan Financial Accounting di bagian Accounting. 6. Prosedur penagihan 7. Dalam prosedur ini Trading Section bagian administrasi penjualan akan mengirim Collector untuk melakukan penagihan kepada Customer sesuai dengan billing yang diterima. 2. Sistem Akuntansi Retur Penjualan PT. SMART Tbk Refinery Surabaya a. Fungsi yang Terkait Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi retur penjualan pada PT. fungsi logistic section, fungsi gudang, fungsi sales administration, dan fungsi accounting. b. Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi retur penjualan pada PT. surat jalan lembar dua dan return delivery order. c. Catatan Akuntansi yang Digunakan Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi retur penjualan pada PT. jurnal umum, jurnal retur penjualan, dan billing. d. Prosedur yang Membentuk Sistem Prosedur yang membentuk sistem dalam sistem akuntansi retur penjualan pada PT. sebagai berikut: 1. Prosedur pembuatan return delivery order Pada prosedur ini Logistic Section menerima surat jalan lembar 2 yang telah ditandatangani oleh Customer serta mendapat informasi dari Transporter (sopir) bahwa terjadi pengembalian barang. Atas dasar informasi dan surat jalan ini, Logistic Section akan membuat dokumen Return Delivery Order rangkap tiga. 2. Prosedur penerimaan barang Dalam prosedur ini, Logistic Section bagian gudang barang jadi akan menerima barang, memeriksanya, mencocokkan Return Delivery Order dengan fisik barang yang dikembalikan dan mengisi kartu stock barang. Setelah Return Delivery Order ditandatangani oleh bagian gudang barang jadi. 3. Prosedur pencatatan retur penjualan Dalam prosedur ini bagian Accounting telah menerima Return Delivery Order dari Sales Administration. Kemudian bagian Accounting akan mencatat retur penjualan bersamaan dengan jurnal umum atau jurnal retur penjualan untuk membuat Billing (prosedur penerimaan kas dari piutang). 3. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya a. Fungsi yang terkait Fungsi yang terkait sistem akuntansi penerimaan kas pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya adalah fungsi sales administration, fungsi collector, fungsi kassa, dan fungsi account receivable.. b. Dokumen yang digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas pada PT. surat pemberitahuan, bukti setor bank, dan tanda terima. c. Prosedur yang membentuk sistem Prosedur yang membentuk sistem dalam sistem akuntansi penerimaan kas pada PT. sebagai berikut: 1. Bagian administrasi penjualan atas dasar surat jalan lembar 2, akan membuat dokumen penagihan yaitu billing rangkap empat. 2. Atas dasar billing, Collector akan membuat tanda terima rangkap tiga dan dimintakan tanda tangan bagian 19

administrasi penjualan, bagian Collector dan customer juga akan menandatangani tanda terima disamping tanda tangan bagian administrasi penjualan. 3. Collector melakukan penagihan dengan menyerahkan atau mengirimkan billing lembar 1 kepada Customer. 4. Customer memberikan cek, giro bilyet, copy transfer, atau tanda terima (jika pembayaran akan dilakukan setelah billing jatuh tempo atau dengan transfer kemudian) sebagai pembayaran kepada Collector beserta surat pemberitahuan. 5. Collector melengkapi tanda terima rangkap tiga atas dasar pembayaran dari Customer. 6. Giro bilyet, cek, atau copy transfer dari Customer akan diserahkan oleh Collector kepada bagian kassa untuk di Clearing (cek atau giro bilyet) saat jatuh tempo atau jika Customer membayar dengan cara transfer, akan dikonfirmasikan ke bank via telepon atau dengan meminta Rekening Koran harian melalui Internet Banking. 7. Bagian Kassa akan mencocokkan Tanda Terima dengan pembayaran Customer dan memaraf tanda terima tersebut disetiap transaksi. 8. Bagian Kassa akan menjurnal Manual Bank Statement dengan menginput Noted Item Registered Cheque jika pembayaran dengan cek, atau menginput Note Payment Advice jika pembayaran dengan transfer. 9. Setiap akhir jam kerja dan saat cek atau giro bilyet jatuh tempo, bagian kassa akan membuat bukti setor bank rangkap dua yang akan dimintakan tanda tangan bank. 10. Bagian Account Receivable akan mencocokkan surat pemberitahuan atau copy transfer dengan billing lembar 3, tanda terima dan informasi dari bank berupa Rekening Koran harian. Setelah melakukan pencocokkan, bagian Account Receivable akan melakukan pelunasan piutang dari uang yang masuk (menjurnal penerimaan kas). 11. Setiap akhir jam kerja setiap harinya, Bank akan langsung secara otomatis memindah bukukan ke rekening Holding di Jakarta. 12. Setiap akhir bulan, bagian kassa akan menerima rekening koran bulanan dari bank, dan akan mengcopynya sebanyak satu lembar. 13. Pelunasan piutang dari uang yang masuk (jurnal penerimaan kas) yang dibuat oleh bagian Account Receivable setiap harinya, akan dikontrol oleh bagian Accounting dengan merekonsilasinya dengan Rekening Koran harian dan copy Rekening Koran bulanan. 4. Analisis Sistem Akuntansi Penjualan Kredit pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya a. Fungsi yang Terkait fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah berjalan dengan baik. Setiap fungsi telah terpisah dengan baik. Tidak ada satu fungsi yang memiliki perangkapan tugas dan wewenang yang dapat membuka peluang terjadinya salah pencatatan atau penyelewengan yang dapat dilakukan karyawan yang berakibat pada keamanan harta kekayaan perusahaan dan tidak maksimalnya ketelitian serta keandalan data akuntansi sehingga salah satu tujuan dari pengendalian intern sudah tercapai yaitu terjaganya kekayaan perusahaan. b. Dokumen yang Digunakan diuraikan, pada sisi dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit telah cukup memadai karena seluruh transaksi penjualan kredit telah terekam dalam dokumen-dokumen terkait transaksi tersebut. Dokumen yang digunakan seperti surat pesanan, sales order, surat perjanjian kontrak, delivery order, surat jalan, billing, tanda terima, surat pemberitahuan, dan Return Delivery Order sudah baik karena telah ditanda tangani oleh fungsi yang memang bertanggungjawab atas dokumen tersebut, sehingga salah satu tujuan dari pengendalian intern sudah terpenuhi yaitu 20

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. c. Catatan Akuntansi yang Digunakan diuraikan, pada sisi catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit sudah cukup baik karena catatan akuntansi yang digunakan memiliki keandalan data yang baik, dan sudah ditanda tangani oleh fungsi yang berwenang dalam hal tersebut sehingga salah satu tujuan dari pengendalian intern sudah terpenuhi yaitu mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. d. Prosedur yang Membentuk Sistem diuraikan, pada sisi jaringan prosedur yang membentuk sistem dalam sistem penjualan kredit pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah cukup bagus. Masingmasing fungsi telah terpisah dan tidak memiliki perangkapan tugas yang dapat membuka peluang terjadinya salah pencatatan atau penyelewengan yang dapat dilakukan karyawan yang berakibat pada keamanan harta kekayaan perusahaan dan tidak maksimalnya ketelitian serta keandalan data akuntansi sehingga tujuan dari pengendalian intern sudah terpenuhi yaitu menjaga kekayaan organisasi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. 5. Analisis Sistem Akuntansi Retur Penjualan a. Fungsi yang Terkait fungsi yang terkait dalam sistem retur penjualan pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah berjalan dengan baik. Setiap fungsi telah terpisah dengan baik. Tidak ada satu fungsi yang memiliki perangkapan tugas dan wewenang yang dapat membuka peluang terjadinya salah pencatatan atau penyelewengan yang dapat dilakukan karyawan yang berakibat pada keamanan harta kekayaan perusahaan dan tidak maksimalnya ketelitian serta keandalan data akuntansi sehingga salah satu tujuan dari pengendalian intern sudah terpenuhi yaitu menjaga kekayaan organisasi. b. Dokumen yang Digunakan dokumen yang digunakan dalam sistem retur penjualan pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya telah cukup memadai karena seluruh transaksi retur penjualan telah terekam dalam dokumen-dokumen terkait transaksi tersebut. Dokumen yang digunakan seperti surat jalan dan Return Delivery Order telah baik karena telah ditanda tangani oleh fungsi yang memang bertanggungjawab atas dokumen tersebut, sehingga salah satu tujuan dari pengendalian intern sudah terpenuhi yaitu mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. c. Catatan Akuntansi yang Digunakan catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem retur penjualan pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah cukup baik karena catatan akuntansi yang digunakan memiliki keandalan data yang baik, dan sudah ditanda tangani oleh fungsi yang berwenang dalam hal tersebut sehingga salah satu tujuan dari pengendalian intern sudah terpenuhi yaitu mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. d. Prosedur yang Membentuk Sistem jaringan prosedur yang membentuk sistem dalam sistem retur penjualan PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah cukup memadai. Masing-masing fungsi telah terpisah dan tidak memiliki perangkapan tugas yang dapat membuka peluang terjadinya salah pencatatan atau penyelewengan yang dapat dilakukan karyawan yang berakibat pada keamanan harta kekayaan perusahaan dan tidak maksimalnya ketelitian serta keandalan data akuntansi, sehingga salah satu tujuan dari pengendalian intern sudah terpenuhi yaitu menjaga kekayaan dan dipatuhinya kebijakan manajemen. 6. Analisis Sistem Akuntansi Penerimaan Kas a. Fungsi yang Terkait diuraikan, pada sisi fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang 21

sudah berjalan dengan baik. Setiap fungsi telah terpisah dengan baik. Tidak ada satu fungsi yang memiliki perangkapan tugas dan wewenang yang dapat membuka peluang terjadinya salah pencatatan atau penyelewengan yang dapat dilakukan karyawan yang berakibat pada keamanan harta kekayaan perusahaan dan tidak maksimalnya ketelitian serta keandalan data akuntansi sehingga salah satu tujuan dari pengendalian intern sudah terpenuhi yaitu menjaga kekayaan organisasi. b. Dokumen yang Digunakan dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah cukup baik karena seluruh kegiatan transaksi penerimaan kas dari penjualan kredit telah terekam dalam dokumendokumen terkait transaksi tersebut sehingga tujuan dari pengendalian intern sudah terpenuhi yaitu mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. c. Catatan Akuntansi yang Digunakan catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya masih memerlukan adanya perbaikan karena perusahaan tidak mengadakan penyisihan piutang yang tidak tertagih apabila pada saat jatuh tempo piutang tidak dapat dilunasi oleh customer karena kebangkrutan. Untuk itu disarankan kepada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya untuk menggunakan catatan akuntansi skedul umur piutang. d. Prosedur yang Membentuk Sistem jaringan prosedur yang membentuk sistem dalam sistem penerimaan kas dari piutang masih membutuhkan perbaikan karena adanya penambahan penggunaan dokumen skedul umur piutang yang digunakan untuk mengetauhi piutang yang tidak dapat ditagih dan Tanda Terima yang diterima oleh customer pada saat menyerahkan cek atau BG kepada colector belum diotorisasi oleh bagian sale administration dan tidak dibubuhi cap LUNAS. Maka disarankan untuk melakukan perubahan jaringan prosedur sistem penerimaan kas dari piutang. 7. Analisis Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Penjualan Kredit pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya a. Organisasi organisasi sistem penjualan kredit pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah cukup baik. Setiap fungsi telah terpisah dan tidak ada perangkapan tugas dalam satu fungsi, sehingga akan mampu memperkecil peluang terjadinya salah pencatatan atau penyelewengan yang dapat dilakukan karyawan sehingga keamanan harta kekayaan perusahaan, ketelitian serta keandalan data akuntansi dapat terjaga dengan baik. b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan diuraikan, pada sisi sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dalam sistem penjualan kredit pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah cukup baik. Otorisasi telah dilakukan oleh pegawai yang memang memiliki tanggung jawab untuk melakukan tugasnya dengan baik disertai dengan membubuhi tanda tangan pada dokumen yang terkait dengan transaksi penjualan kredit. Pencatatan akuntansi telah didasari atas dokumen pendukung yang lengkap sehingga tujuan dari pengendalian intern yaitu mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi telah tercapai. c. Praktik yang Sehat diuraikan, pada sisi praktik yang sehat dalam sistem penjualan kredit pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya masih membutuhkan perbaikan. Tidak adanya pemeriksaan mendadak (surprised audit) pada perusahaan sehingga dapat memicu karyawan melaksanakan tugasnya dengan tidak maksimal untuk menghindari tersebut diperlukannya pelakasanaan pemeriksaan mendadak setidaknya satu kali dalam satu tahun. Hal tersebut akan mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. 22

d. Karyawan yang Mutunya Sesusai Tanggung Jawab diuraikan, pada sisi karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab dalam sistem penjualan kredit pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah cukup baik dengan memperhatikan keahlian dari pegawai tersebut. Sehingga tugas dan wewenang yang diberikan kepada pegawai tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan kerjanya perusahaan bisa maksimal, dan tercapainya tujuan dari pengendalian intern yaitu mendorong efisiensi terhadap penggunaan sumber daya perusahaan. 8. Analisis Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Retur Penjualan pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya a. Organisasi diuraikan, pada sisi organisasi dalam sistem retur penjualan pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah cukup baik. Bagian penjualan terpisah dari bagian gudang barang jadi. Bagian akuntansi terpisah dari bagian penjualan. Hal ini mampu memperkecil peluang terjadinya salah pencatatan atau penyelewengan yang dapat dilakukan karyawan sehingga keamanan harta kekayaan perusahaan, ketelitian serta keandalan data akuntansi dapat terjaga dengan baik. b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Berdasarkan penyajian data yang diuraikan, pada sisi sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dalam sistem retur penjualan pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah berjalan cukup baik. Otorisasi telah dilakukan oleh pegawai yang memang memiliki tanggung jawab untuk melakukan tugasnya dengan baik disertai dengan membubuhi tanda tangan pada dokumen yang terkait dengan transaksi retur penjualan. Pencatatan akuntansi telah didasari atas dokumen pendukung yang lengkap sehingga ketelitian serta keandalan data akuntansi dapat terjaga dengan baik. c. Praktik yang Sehat Berdasarkan penyajian data yang diuraikan, pada sisi praktik yang sehat dalam sistem retur penjualan pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya masih membutuhkan perbaikan. Tidak adanya pemeriksaan mendadak (surprised audit) pada perusahaan sehingga dapat memicu karyawan melaksanakan tugasnya dengan tidak maksimal untuk menghindari tersebut diperlukannya pelakasanaan pemeriksaan mendadak setidaknya satu kali dalam satu tahun. Hal tersebut akan mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. d. Karyawan yang Mutunya Sesuai Tanggung Jawab karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab dalam sistem retur penjualan pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah cukup baik dengan memperhatikan keahlian dari pegawai tersebut. Sehingga tugas dan wewenang yang diberikan kepada pegawai tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan kerjanya perusahaan bisa maksimal atau mendorong efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan. 9. Analisis Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya a. Organisasi organisasi dalam sistem penerimaan kas dari piutang pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah cukup baik. Bagian Kassa terpisah dengan bagian Accounting. Bagian Accounting terpisah dari bagian Sales Administration dan bagian kassa. Hal ini mampu memperkecil peluang terjadinya salah pencatatan atau penyelewengan yang dapat dilakukan karyawan sehingga keamanan harta kekayaan perusahaan, ketelitian serta keandalan data akuntansi dapat terjaga dengan baik. 23

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan diuraikan, pada sisi sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dalam sistem penerimaan kas dari piutang pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya masih memerlukan perbaikan yaitu pada dokumen Tanda Terima yang diterima oleh customer pada saat menyerahkan cek atau BG kepada collector sebagai pembayaran, belum diotorisasi oleh bagian sale administration dan tidak dibubuhi cap LUNAS. c. Praktik yang Sehat d. diuraikan, pada sisi praktik yang sehat dalam sistem penerimaan kas dari piutang masih membutuhkan perbaikan. Tidak adanya pemeriksaan mendadak (surprised audit) pada perusahaan sehingga dapat memicu karyawan melaksanakan tugasnya dengan tidak maksimal untuk menghindari tersebut diperlukannya pelakasanaan pemeriksaan mendadak setidaknya satu kali dalam satu tahun. Hal tersebut akan mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. e. Karywan yang Mutunya Sesuai Tanggung Jawab diuraikan, pada sisi karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab dalam sistem penerimaan kas dari piutang sudah cukup baik dengan memperhatikan keahlian dari pegawai tersebut. Sehingga tugas dan wewenang yang diberikan kepada pegawai tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan kerjanya perusahaan bisa maksimal dan mampu mendukung efisiensi perusahaan. E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan sistem akuntansi penjualan kredit dan penerimaan kas yang diterapkan oleh PT. SMART Tbk Refinery Surabaya memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut akan menyebabkan lemahnya sistem pengendalian intern pada perusahaan. Berikut ini adalah beberapa kelemahan yang terdapat khususnya yang menyangkut sistem akuntansi penjualan kredit dan penerimaan kas: a. Tidak adanya pemeriksaan mendadak (surprised audit) pada perusahaan sehingga dapat memicu karyawan melaksanakan tugasnya dengan tidak maksimal. b. Pada Tanda Terima yang diterima oleh customer pada saat menyerahkan cek atau BG kepada collector sebagai pembayaran, belum diotorisasi oleh bagian sale administration dan tidak dibubuhi cap LUNAS sehingga sistem pengendalian intern yang baik pada sisi sistem otorisasi dan prosedur pencatatan belum terpenuhi terpenuhi. c. PT. SMART Tbk Refinery Surabaya tidak mengadakan penyisihan piutang yang tidak tertagih apabila pada saat jatuh tempo piutang tidak dapat dilunasi oleh customer karena kebangkrutan. 2. Saran Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang telah diuraikan pada kesimpulan diatas, maka sebaiknya PT. SMART Tbk Refenery Surabaya menerapkan beberapa alternative pemecahan masalah untuk perbaikan dalam hal sistem akuntansi penjualan kredit dan penerimaan kas sehingga mampu mendukung pengendalian intern perusahaan. saran-saran tersebut antara lain: a. Untuk mencegah karyawan melaksanakan tugasnya dengan tidak maksimal, perlu dilaksanakan pemeriksaan mendadak (surprised audit) setidaknya satu kali dalam satu tahun. Hal tersebut akan mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. b. Tanda Terima yang diterima oleh customer dari collector seharusnya diotorisasi terlebih dahulu oleh sales administration dan dibubuhi cap LUNAS agar keabsahan dokumen tersebut tidak diragukan. c. PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sebaiknya menggunakan catatan akuntansi skedul umur piutang untuk dapat menaksirkan besarnya piutang yang tak 24

dapat tertagih karena kebangkrutan yang dialami oleh customer. DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Z. 2009. Sistem Akuntansi Penyusunan Persediaan dan Metode. Edisi keempat. Yogyakarta: BBFE. Bastian, Indra dan Soepriyanto, G. 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: PT. Salemba Empat Patria. Marom, C. 2002. Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Jakarta: Grasindo. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Murtanto. 2005. Sistem Pengendalian Internal. Jakarta: PT. Hecca Mitra Utama. Narko. 2002. Sistem Akuntansi, Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. Rianse, Usman dan Abdi. 2008. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta. Sabana, M dan Sudrajat. 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. Sutabri, Tata. 2004. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Andi. 25