LAPORAN KEMAJUAN TAHAP I PROGRAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

PENGARUH PEMAKAIAN MATERIAL PASIR TUFA DENGAN ABU SEKAM KOPI TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Rumusan masalah. 1.3 Tujuan

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

III. METODE PENELITIAN

LAPORAN KEMAJUAN (sd MEI 2012)

LAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DENSITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

I. PENDAHULUAN. mengalami kemajuan maka harus diimbangi dengan perkembangan. Dengan adanya bangunan-bangunan yang berdiri saat ini maka secara

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI YANG DIBERI PERLAKUAN DAN SUBSTITUSI CANGKANG BUAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

PEMANFAATAN ABU PEMBAKARAN SAMPAH SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN PAVING BLOCK

Kamis, 26 Juni Sidang

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pertamanan kota, Industri paving block juga berpengaruh. Hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

PEMANFAATAN LIMBAH PASIR KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR SUNGAI PADA PAVING BLOCK

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

LAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DENSITAS

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

Studi Awal Pemanfaatan Lusi sebagai Bahan Bangunan dengan Tambahan Tanah Sawah, Semen dan Kapur ABSTRAK

LAPORAN KEMAJUAN TAHAP II PROGRAM INSENTIF PKPP KAJIAN PENGELOLAAN HARA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERBASIS EFISIENSI PEMUPUKAN

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai

BAB III LANDASAN TEORI

PENENTUAN KUALITAS PAVING BLOCK BERDASARKAN SIFAT FISIS VARIASI CAMPURAN PASIR DAN SEMEN. Yon Fajri, Riad Syech, Sugianto

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

SCAFFOLDING 1 (1) (2012) SCAFFOLDING.

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN. harus ikut berkembang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini banyak sekali

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DAN SPLIT GUNUNG AIR DINGIN TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pembuatan benda uji batako sekam padi dilakakukan di

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kali kita membahas tentang konstruksi bangunan, tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada tahun 2010 hingga 2014 kabupaten karo dilanda bencana meletusnya

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

ANALISA FAKTOR UMUR PAVING BLOCK

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

PENGARUH PENGGUNAAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR PADA PAVING BLOCK

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Pasir Telaga Sari dan Styrofoam untuk Pembuatan Batako Ringan

Paving Block. Construction s Materials Technology

(Ririn Endah Badriani, ST., MT.) A. Umum. B. Acuan Normatif

Kajian Peningkatan Daya Dukung Sub Base Menggunakan Pasir Sumpur Kudus

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah tailing yang merupakan limbah hasil pengolahan mineral

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

Gambar 1.1. Tanaman Sagu Spesies Mitroxylon Sago

PEMANFAATAN CARBON CURING AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM CAMPURAN BATA BETON (PAVING BLOCK) DITINJAU DARI DAYA SERAP AIR DAN KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KREATIF, VOLUME 01, NOMOR 01

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pesatnya pembangunan perumahan, maka sangat jelas

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat. Hal ini disebabkan karena beberapa keuntungan dari penggunaan

Transkripsi:

LAPORAN KEMAJUAN TAHAP I PROGRAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA 2012 PENGEMBANGAN KOMPOSISI BAHAN SUBTITUSI DALAM PEMBUATAN PAVING BLOCK PENELITI UTAMA : EVI DWI YANTI, ST. UPT LOKA UJI TEKNIK PENAMBANGAN DAN MITIGASI BENCANA LIWA DEPUTI BIDANG ILMU PENGETAHUAN KEBUMIAN - LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Pekon Padang Dalom Kecamatan Balik Bukit Liwa, Kabupaten Lampung Barat Telp. 0728.21630 Fax. 0728.21631 Email : upt_lipiliwa@yahoo.com 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paving block (bata beton) didefinisikan suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton itu. Bata beton dapat berwarna seperti warna aslinya atau diberi zat warna pada komposisinya dan digunakan untuk halaman baik di dalam maupun di luar bangunan (SNI 03-0691-1996). Bahan ini berfungsi menutup lantai dengan bersih dan dalam jangka waktu yang lama. Paving block dapat dipasang tanpa menggunakan semen. Hal ini membuatnya sebagai alternatif yang murah dan mudah untuk penyerapan air limpasan (runoff) dan tempat yang bebas lumpur. Dari segi keindahan, bangunan yang sederhana akan lebih indah dengan lantai dan tempat parkir yang bagus. Paving block dapat ditemukan berbagai bentuk, motif dan pola bahkan warna sesuai dengan selera konsumen. Ketebalan paving block yang sering digunakan (Specifications for Precast Concrete Paving Block, 1980): 1. Ketebalan 6 cm untuk beban lalu lintas ringan yang frekuensinnya terbatas, misalnya pejalan kaki, sepeda motor 2. Ketebalan 8 cm untuk beban lalu lintas berat yang padat frekuensinnya, misalnya sedan, pick up, bus dan truk 3. Ketebalan 10 cm atau lebih untuk beban lalu lintas super berat misalnya crane, loader. Dewan Standarisasi Nasional (1996) mengklasifikasikan 4 Paving block (Bata beton), yaitu: 1. Bata beton mutu A digunakan untuk jalan 2. Bata beton mutu B digunakan untuk peralatan parkir 3. Bata beton mutu C digunakan untuk pejalan kaki 4. Bata beton mutu D digunakan untuk taman dan penggunaan lain Tufa yang tersebar khususnya di daerah Lampung, dihasilkan oleh aktivitas gunung api muda berumur Kuarter. Penyebaran Tufa yang tersingkap di daerah Lampung, mulai dari Kalianda (Lampung Selatan) hingga Liwa dan Danau Ranau (Lampung Barat) telah terjadi penebalan ke arah Danau Ranau (Lampung Barat). Luas sebaran pasir Tufa di daerah Lampung 200.000 hektar, bila ketebalan diambil rata - rata 50 m, maka cadangan perkiraannya 2

mencapai 10.000.000 m 3. Pasir Tufa termasuk bahan galian golongan C, yang artinya boleh ditambang oleh masyarakat atas pengawasan pemerintah daerah dalam manajamen penambangannya. Selama ini bahan galian C ini (pasir tufa dan pasir halus) dipasarkan langsung tanpa diolah sehingga tidak menambah nilai ekonomis bagi masyarakat pengelola. Sebagai bahan baku paving block, pasir tufa ini dapat memberikan peningkatan pemasukan bagi pengelola karena nilai jual paving lebih tinggi dibanding dijual dalam bentuk pasir mentah. Lampung Barat yang dengan potensi lahan dan iklimnya merupakan sentra perkebunan kopi robusta. Potensi limbah kulit kopi cukup besar sebagai hasil samping produksi biji kopi. Selama ini kulit kopi dibuang begitu saja karena dianggap kurang bermanfaat dan tidak berharga, namun ada juga sebagian kecil petani menggunakannya sebagai pupuk organik di perkebunannya. Apabila limbah kulit kopi ini dapat dimanfaatkan, tentunya dapat menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat lampung barat yang mayoritas petani kopi. Produksi paving blok oleh UKM di Lampung Barat sudah berlangsung lama, dengan bahan baku dan alat sederhana, tetapi sampai saat ini belum pernah dilakukan pengukuran atau analisa laboratorium, sejauh mana kesesuaian paving block yang sudah diproduksi dengan kriteria SNI yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi bahan pembuatan paving block yang sesuai dengan SNI dan dapat mengurangi limpasan permukaan. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, maka sasaran penelitian ini diantaranya adalah : Mengidentifikasi sampai sejauh mana komposisi bahan limbah kopi sebagai bahan subtitusi pembuatan paving block. Mendapatkan komposisi bahan paving blok yang sesuai dengan SNI. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dibuat paving block dengan variasi komposisi semen, pasir tufa/pasir alam dan kulit kopi, yang berbeda-beda untuk mengetahui komposisi mana yang memiliki efisiensi infiltrasi limpasan permukaan yang paling baik dan memiliki kekuatan yang memadai untuk menahan beban. 1.2. Pokok Permasalahan a. Aktivitas perkebunan kopi robusta di Lampung Barat telah menjadi potensi unggulan yang membangun masyarakatnya. Dengan luas perkebunan kopi yang ada di Lampung Barat, kulit kopi yang merupakan produk sampingan belum 3

termanfaatkan secara maksimal. Untuk itu perlu dilakukan studi pemanfaatan limbah kulit kopi, salah satunya sebagai bahan subtitusi pembuatan paving block b. Produksi paving block berbahan pasir tufa, selama ini yang telah banyak diproduksi oleh beberapa UKM di Lampung Barat, akan tetapi sejauh mana kualitasnya belum diketahui. Pengukuran dan analisa laboratorium dianggap perlu untuk mengetahui efektifitas paving block dalam fungsinya mereduksi limpasan permukaan c. Komposisi bahan paving block dengan menggunakan kulit kopi robusta sebagai bahan subsitusi pasir belum dilakukan sebelumnya di Lampung Barat. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dan uji laboratorium agar dapat diketahui kualitasnya dan kemampuannya meloloskan limpasan permukaan. 1.3. Metodologi Pelaksanaan Tahapan penelitian dilakukan dengan pengumpulan data sekunder dan pengambilan sampel di lapangan (data primer) dan pengujian di laboratorium. Tahapan pengambilan sampel di lapangan dengan pengambilan sampel pasir tufa dan kulit kopi di beberapa wilayah penelitian. Tahapan selanjutnya membuat rancangan penelitian pembuatan prototipe paving block dengan menentukan variabel (bebas dan tetap). Variabel bebas adalah komposisi pasir tufa dan kulit kopi, sedangkan yang menjadi variabel tetap adalah semen. Parameter pengujian meliputi densitas, uji kuat tekan dan penyerapan air. Bahan pembuatan prototipe paving block diantaranya: 1. Semen, yang digunakan pada pembuatan paving ini adalah semen Portland jenis I. karena semen jenis ini paling banyak digunakan oleh masyarakat umum, termasuk kalangan praktisi industri paving block. 2. Kulit kopi, limbah hasil penggilingan buah kopi yang telah dipisahkan dari biji kopi. Kulit kopi ini diberi perlakuan sesuai kebutuhan penggunaan. Pasir halus/pasir tufa, digunakan pasir yang berasal dari aliran sungai di sekitar Lampung dan Sumatera Selatan. Metodologi dalam penelitian ini meliputi pengambilan data sekunder, primer dan pengujian di laboratorium. Parameter pengujian terhadap paving block dilakukan terhadap uji : Densitas (Density) Untuk pengukuran densitas digunakan metode Archimides dan hitung dengan persamaan sebagai berikut (ASTM C 00-2005) : 4

Dimana : air = densitas air (1 g/cm 3 ) Ws = massa sampel kering (g) Wb = massa sampel setelah direndam air (g) Wg = massa sampel dan kawat penggantung (g) Wk = massa kawat penggantung (g) Penyerapan Air (Water Absorption) Untuk pengukuran penyerapan air digunakan metode Archimides dan hitung dengan persamaan sebagai berikut (ASTM C 20-2005) : Dimana : Mk = massa sampel kering (g) Mj = massa sampel setelah direndam air (g) Kuat Tekan (Compreesive Strength) Untuk pengukuran kuat tekan mengacu pada ASTM C 270-2004 dan ASTM C 780 dan dihitung dengan persamaan : Dimana : F = gaya penekan alat (Newton) A = luas penampang yang terkena tekan (cm 2 ) 1.1.1. Lokus Kegiatan Lokasi kegiatan penelitian ini difokuskan di Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Propinsi Lampung. Dalam program PKPP 2012 masuk dalam wilayah koridor 1. 1.1.2. Fokus Kegiatan Fokus kegiatan penelitian yaitu sains dasar mendukung material maju (kode 8.07), sebagaimana tupoksi lembaga yang diemban oleh UPT. Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana. 5

1.1.3. Bentuk Kegiatan Penelitian ini berupa kegiatan in door dan out door, yakni : Studi literatur dan konsultasi penelitian Rapat koordinasi internal tim dan koordinasi terkait perkembangan kegiatan PKPP 2012 Survey dan pengambilan sampel lapangan Pengolahan sampel dan pembuatan paving blok Analisa laboratorium dan pengolahan data Administrasi dan penyusunan laporan kegiatan 1.4. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan penelitian ini dibagi dalam 5 tahap kegiatan berdasarkan target pencapaian kinerja yang telah ditetapkan : 1. Invertarisasi data dan informasi tentang keadaan biofisik rencana wilayah penelitian Target pencapaian kinerja 30 % 2. Pengumpulan bahan-bahan penelitian lapangan Target pencapaian kinerja 60 % 3. Pengambilan sampel di lapangan dan analisis laboratorium Target pencapaian kinerja 80 % 4. Data rancangan komposisi bahan Target pencapaian kinerja 90 % 5. Penyusunan laporan dan pembuatan prototipe Target pencapaian kinerja 100 % 6

BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1. Pengelolaan Administrasi Manajerial 2.1.1. Perencanaan Anggaran Rencana penggunaan anggaran telah dibuat sebelumnya berdasarkan kebutuhan kegiatan penelitian serta kegiatan lainnya yang mendukung penelitian, untuk mencapai output penelitian yang diharapkan. Realisasi anggaran diharapkan dapat terserap seluruhnya untuk optimalitas dan kelancaran kegiatan itu sendiri. Rencana penggunaan dana tahap awal PKPP 2012 tertera pada Tabel 1. Tabel 1 Rancangan Penggunaan Dana Awal Tahap I No Uraian Jumlah Persentase (%) 1 Belanja Uang Honor 26,400,000 35.20 2 Belanja Bahan 8,428,182 11.24 3 Belanja Lain-lain 20,800,000 27.73 4 Belanja Perjalanan 10,440,000 13.92 5 Monev BKPI 8,931,818 11.91 JUMLAH KESELURUHAN 75,000,000 100 2.1.2. Pengelolaan Anggaran Pengelolaan anggaran dalam garis koordinasi peneliti dan pembantu peneliti/tenaga administrasi keuangan selaku pemegang kas dan pencatat aktivitas anggaran. Memasuki akhir termin I kegiatan PKPP 2012 sampai laporan ini dibuat, kegiatan penelitian ini telah merealisasikan 79% dari dana PKPP 2012 tahap I sebesar Rp. 75.000.000,-. Rincian realisasi dana seperti tertera pada Tabel 2. 7

Tabel 2 Realisasi Pencairan Dana Awal Tahap I No Uraian Realisasi Jumlah Persentase (%) 1 Belanja Uang Honor 13,400,000 17.87 2 Belanja Bahan 8,428,000 11.24 3 Belanja Lain-lain 19,500,000 26 4 Belanja Perjalanan 8,850,000 11.80 5 Monev 8,936,818 11.92 JUMLAH KESELURUHAN 59,114,818 79 2.1.3. Rancangan Pengelolaan Aset Pengelolaan aset direncanakan akan dihibahkan kepada masyarakat berupa prototype, dalam hal ini hibah diberikan kepada UMKM yang telah lama bergerak dalam industri kecil pembuatan paving blok yang ada di Lampung Barat. 2.2. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja 2.2.1. Kerangka Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja Proses pencapaian target kinerja dilakukan dengan metode pentahapan kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 tahap masingmasing dalam waktu 2 bulanan(format UKMP3). Sehingga dalam waktu tertentu dapat ditentukan jenis kegiatan dan terukur yang dapat dilakukan sampai produk akhir penelitian diperoleh. 2.2.2. Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja Indikator keberhasilan pencapaian target kinerja keseluruhan adalah dihasilkannya prototype paving yang berkualitas dan dapat meresapkan air limpasan. Untuk tahap I indikator tercapainya target kinerja adalah data dan informasi yang terinventaris tentang keadaan biofisik rencana wilayah penelitian 8

2.2.3. Perkembangan Pencapaian Target Kinerja Perkembangan capaian target kinerja sampai saat ini mencapai 30 % dari pencapaian target kinerja keseluruhan. Pencapaian target ini meliputi data dan informasi tentang keadaan biofisik rencana wilayah penelitian. Dalam tahap I kegiatan penelitian ini telah terlaksana : 1. Studi literatur dan konsultasi kegiatan terkait penelitian yang dilaksanakan 2. Rapat internal tim penelitian 3. Survey awal titik lokasi pengambilan sampel diwilayah sekitar liwa 4. Kordinasi dengan lembaga terkait (dalam hal ini stakeholder) dimana lokus penelitian ini dilaksanakan 5. Pengadaan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian 6. Kegiatan administrasi pelaporan dan keuangan 2.3. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 2.3.1. Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Melakukan upaya-upaya untuk bersinergi dalam koordinasi kelembagaan program, untuk kelancaran program dan terwujudnya tujuan program ini. Selalu mengikuti perkembangan kegiatan program dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan program terkait. 2.3.2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Terbangun hubungan kerjasama yang baik dan saling mendukung perkembangan kegiatan kelembagaan program. 2.3.3. Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan - Program Tahap awal kegiatan PKPP 2012 telah berlangsung beberapakali koordinasi kelembagaan-program, hal ini menjadi sarana komunikasi informatif mengenai pelaksanaan program. 2.4. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 2.4.1. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 9

Hasil litbangyasa akan diberikan kepada lembaga tempat peneliti berkerja, diharapkan teknologi yang nantinya akan diperoleh dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan material maju dan menjadi informasi berharga untuk masyarakat. 2.4.2. Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Strategi pemanfaatan hasil litbangyasa yaitu ditranformasikan teknologi yang dihasilkan kepada UMKM yang bergerak dibidang terkait untuk mengembangkan produk asli daerah serta meningkatkan nilai ekonomi limbah kopi. 2.4.3. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasiul Litbangyasa Indikatornya adalah tekhnologi ini mampu diterapkan oleh masyarakat, menghasilkan produk paving blok yang lebih baik dan peningkatan pemanfaatan limbah kulit kopi untuk bahan bangunan. 2.4.4. Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Hingga saat ini kegiatan penelitian belum menghasilkan produk litbangyasa. 10

BAB III RENCANA TINDAK LANJUT 3.1. Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja Pelaksanaan pencapaian target kinerja saat ini (Febuari-Mei) telah mencapai 30 % dari target keseluruhan. Untuk tahap selanjutnya direncanakan pencapaian target kinerja 80% (Mei Agustus) dengan indikator dan kegiatan yang direncanakan pengumpulan dan persiapan bahan-bahan penelitian lapangan, pengambilan sampel di lapangan serta analisis laboratorium. Pentahapan kegiatan penelitian berdasarkan target pencapaian lebih mengorganisir kerja, sehingga kegiatan dapat berlangsung lebih fokus dan terealisasi target yang terukur. 3.2. Rencana Koordinasi Kelembagaan Program Berkerjasama dan mengikuti koordinasi kelembagaan-program yang diadakan oleh pihak pengelola maupun stakeholder lokus penelitian. 3.3. Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Prototype dapat menjadi produk contoh dalam pemanfaatan limbah kopi untuk mengatasi permasalahan limpasan permukaan, serta dapat menjadi komoditi yang bisa dimanfaatkan olah masyarakat. 3.4. Rencana Pengembangan ke Depan Melakukan pendekatan dengan UMKM yang memiliki potensi dalam pengembangan teknologi hasil litbangyasa, sehingga hasil litbangyasa dapat termanfaatkan sebagai prototipe bahan perkerasan yang mampu melimpaskan air permukaan. 11

BAB IV PENUTUP Demikian laporan kemajuan kegiatan ini dibuat, mengingat kegiatan ini baru berada pada tahap awal, ada beberapan poin yang belum mencapai perkembangan, sehingga belum dapat kami laporkan dalam laporan. 12