STRATEGI MODEL PENGENDALIAN PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA. Noviana Pratiwi 1 dan Kartono 2. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

Minggu 9. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

Analisis Kestabilan Model Seiqr pada Penyebaran Penyakit Sars

ANALISA KESTABILAN MODEL DINAMIK PENYEBARAN VIRUS FLU BURUNG PADA POPULASI MANUSIA DAN BURUNG SKRIPSI. Oleh : Septiana Ragil Purwanti J2A

BAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk,

MODEL DINAMIKA PENYEBARAN DBD DENGAN MENERAPKAN TIGA STRATEGI PENGENDALIANNYA. Kartono 1, Djuwandi 2, Farikhin 3

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIK PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Oleh : HASNAN NASRUN SUBCHAN, MAHMUD YUNUS

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan zaman saat ini yang terus maju, diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular. Salah satu contohnya adalah virus flu burung (Avian Influenza),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR)

MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

BAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di

Kesimpulan serta Masalah yang masih Terbuka

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD

Oleh: Shelvi Sheptianti Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, M.Si Drs. M. Setijo Winarko, M.Si

MODEL MATEMATIKA DALAM KASUS EPIDEMIK KOLERA DENGAN POPULASI KONSTAN. Renny, M.Si Program Studi Matematika Universitas Jenderal Soedirman

Analisis Kestabilan Model Matematika Penyebaran Infeksi Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dengan Faktor Host dan Vaksinasi

Bab 4. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS-

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan

MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MODEL EPIDEMI SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN PROSES POISSON. oleh LUCIANA ELYSABET M

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas. Jalan Sukarno-Hatta Palu,

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan. akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Gejala awal campak berupa demam, konjungtivis, pilek batuk dan bintik-bintik

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

Unnes Journal of Mathematics

MODEL EPIDEMI RANTAI MARKOV WAKTU DISKRIT SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED DENGAN DUA PENYAKIT

Simulasi Pengaruh Imigrasi pada Penyebaran Penyakit Campak dengan Model Susceptible Exposed Infected Recovered (SEIR)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit virus Ebola merupakan salah satu penyakit menular dan mematikan

Jurnal Euclid, vol.3, No.2, p.501 MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI MANUSIA

Dinamika dan Aplikasi dari Model Epidemologi Hepatitis C Ema Hardika S. ( )

MODEL SEIR PADA PENULARAN HEPATITIS B

Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka

BAB II LANDASAN TEORI

MODEL PENYEBARAN MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME (MERS) DENGAN PENGARUH PENGOBATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyakit menular karena masyarakat harus waspada terhadap penyakit

Bab I. Pendahuluan. Model Penyebaran Avian Flu Hendra Mairides

Analisis Model SIR dengan Imigrasi dan Sanitasi pada Penyakit Hepatitis A di Kabupaten Jember

UJM 2 (1) (2013) UNNES Journal of Mathematics.

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM MODEL EPIDEMI SIR DENGAN EFEK DEMOGRAFI

ANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI. Oleh : Lisa Prihutami J2A

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI

ANALISIS MODEL EPIDEMIK SEIRS PADA PENYEBARAN PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh

T 1 Simulasi Laju Vaksinasi Dan Keefektifan Vaksin Pada Model Sis

ANALISIS STABILITAS MODEL MATEMATIKA DARI PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR MELALUI TRANSPORTASI ANTAR DUA KOTA

Model Matematika Untuk Kontrol Campak Menggunakan Vaksinasi

Kestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik dan Migrasi

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEIR DENGAN VAKSINASI PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DIY TUGAS AKHIR SKRIPSI

PERANCANGAN DAN INTEGRASI SITEM PCM ANALYSIS PENCEGAHAN TERHADAP VIRUS ZIKA. Oleh: Rika Puspitasari Rangkuti

APLIKASI METODE MATRIKS GENERASI DALAM MENENTUKAN NILAI MATEMATIKA PENYEBARAN VIRUS HIV/AIDS. 10 Makassar, kode Pos 90245

PENGARUH STRATEGI PULSE VACCINATION TERHADAP PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada pengembangan aplikasi matematika di seluruh aspek kehidupan manusia. Peran

Bab 3 MODEL DAN ANALISIS MATEMATIKA

Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae.

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

ABSTRAK. Kata Kunci: SEIS, masa inkubasi, titik kesetimbangan, pertussis, simulasi. iii

ANALISIS DAN KONTROL OPTIMAL MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT INFLUENZA H1N1 SKRIPSI

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Wabah penyakit infeksi seperti penyakit SARS, flu burung, flu babi yang

T 4 Simulasi Level Sanitasi Pada Model Sir Dengan Imigrasi Dan Vaksinasi

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI. RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

MODEL EPIDEMIK SIR UNTUK PENYAKIT YANG MENULAR SECARA HORIZONTAL DAN VERTIKAL

Kestabilan Model SIRS dengan Pertumbuhan Logistik dan Non-monotone Incidence Rate

MENENTUKAN TINGKAT IMUNISASI DAN PENGOBATAN OPTIMAL DARI MODEL EPIDEMIK PENYAKIT CAMPAK DENGAN METODE MINIMUM PONTRYAGIN

Analisis Kestabilan Model MSEIR Penyebaran Penyakit Difteri Dengan Saturated Incidence Rate

Analisis Stabilitas Model SIR (Susceptibles, Infected, Recovered) Pada Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Provinsi Maluku

BAB III PEMBAHASAN. tenggorokan, batuk, dan kesulitan bernafas. Pada kasus Avian Influenza, gejala

PEDOMAN KEWASPADAAN UNIVERSAL BAGI PETUGAS KESEHATAN

KESTABILAN DAN BIFURKASI MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN LAJU KESEMBUHAN TIPE JENUH. Oleh: Khoiril Hidayati ( )

Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2015 Vol. I : ISBN :

ANALISIS STABILITAS PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh Andy Setyawan NIM

Inisialisasi Sistem Peringatan Dini Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue

Mengapa disebut sebagai flu babi?

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

Bab 2 Tinjauan Pustaka

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza

Transkripsi:

urnal Matematika Vol No3 Desember 8: 4-45 ISSN: 4-858 STRATGI MODL PNGNDALIAN PNYBARAN VIRUS INFLUNZA Noviana Pratiwi dan Kartono urusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro ln Prof H Soedarto SH Tembalang Semarang Abstract Influenza or more popular is called flu is a kind of disease caused by virus which infect system of respiratory Virus of influenza spread by direct contact with a host so it is needed a quarantine and isolate program to rein it By quarantine and isolate formulation of reproduction number are made by then is to determine a strategy to rein the virus As a verification of formula obtained we study the avian influenza at entral ava on September 5 April 8 Keywords: influenza quarantine isolate reproduction PNDAHULUAN Penyebaran infeksi penyakit akibat virus merupakan ancaman yang berarti dibidang kesehatan sosial dan ekonomi masyarakat kita ontoh penyebaran infeksi penyakit yang berpotensi menjadi pandemik adalah SARS Severe Acute Respiratory Syndrome dan flu burung Kedua penyakit pernafasan tersebut disebabkan oleh virus SARS adalah penyakit pernafasan yang disebabkan oleh coronavirus Flu Burung adalah penyakit pernafasan yang disebabkan oleh virus influenza tipe H5N Hal yang perlu dilakukan sejak kemunculan penyakit-penyakit diatas adalah merumuskan strategi model untuk mengontrol penyebaran virus influenza tersebut sehingga penyebaran virus ini dapat diminimalkan Model dasar tentang penyebaran virus ini sudah dirumuskan oleh Kermack and McKendrick pada tahun 97 Model matematika untuk epidemik merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan strategi-strategi untuk mengendalikan penyebaran penyakit Meskipun matematika tidak menyembuhkan penyakitnya namun matematika dapat membantu dalam prediksi pengendalian epidemik di masa mendatang agar tidak terjadi pandemik Menurut WHO cara yang digunakan untuk mengontrol penyebaran infeksi antara lain dengan mengisolasi individu yang terdiagnosa dan mengkarantina penderita yang dicurigai terkena virus tersebut Selama program isolasi dan diagnosa tersebut pasien mendapat perawatan medis yang terbaik termasuk didalamnya pemberian vaksin bagi pasien INFLUNZA Kata influenza berasal dari bahasa Italia yang berarti menyebabkan penyakit [][3][6] Penyakit influenza bisa mengakibatkan kematian % dari angka kematian disebabkan oleh infeksi virus influenza Gejala pertama influenza adalah tubuh terasa dingin namun badan demam dengan suhu tubuh mencapai 39 Secara umum gejala influenza meliputi badan terasa sakit terutama tulang sendi dan tenggorokan batuk dan bersin demam pusing iritasi mata sakit perut dan lain sebagainya Imunisasi merupakan bagian penting dalam upaya melindungi tubuh dari virus Antibody dari protein ini dapat menetralisir virus dan mencegah infeksi virus Antibody ini juga bisa menurunkan laju penyebaran virus influenza [8] 3 FORMULASI MODL Model yang digunakan dalam kasus penyebaran virus influenza ini adalah model compartmental pembagian kelaskelas epidemologi Kebanyakan dari 4

urnal Matematika Vol No3 Desember 8:4-45 model ini menggunakan model klasik SIR Susceptible exposed infectious and recovery yang dikembangkan oleh Kermack and McKendrick 97 dengan memakai asumsi sederhana tentang laju penyebaran dan penyembuhan penyakit Dalam modelnya Kermack-McKendrick membagi populasi total N menjadi empat kelas yaitu Susceptible St merupakan jumlah individu yang mudah terinfeksi dan mudah ditulari penyakit xposed t yang artinya individu yang terdeteksi virus Infectious It adalah jumlah individu yang terinfeksi dan Recovered Rt menotasikan jumlah individu yang telah sembuh dari penyakit [4] Model yang digunakan untuk mengendalikan penyebaran virus influenza dalam kasus ini didapat dengan mengembangkan model awal SIR yaitu dengan menambahkan kelas Karantina Qt dan Isolasi t karena secara umum cara untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini dengan diterapkanya program karantina dan isolasi Dalam hal ini karantina berarti pemisahan antara individu yang terdeteksi virus infuenza dari populasi awal sebelum berkembannya gejala penyakit misalnya SARS atau flu burung Sedangkan isolasi berarti pemisahan individu yang terinfeksi virus setelah gejala penyakitnya berkembang [4][ 5] 3 Susceptible Populasi bertambah karena masuknya individu ke sebuah daerah yang meliputi kelahiran imigrasi dan emigrasi serta berkurang oleh kematian alami Namun diasumsikan jika pengendalian penyebaran penyakit influenza ini berada di suatu daerah tertutup tanpa ada individu lain yang masuk dan keluar maka populasi di kelas ini tidak bertambah Kontak langsung antara individu ini dengan individu yang terifeksi akan mengakibatkan individu ini ikut terinfeksi dan berdampak populasi ini berkurang Individu terinfeksi yang dimaksud meliputi individu di kelas terdeteksi individu yang menunjukkan telah terinfeksi individu karantina dan individu isolasi Koefisien transmisi empat kelas ini berturut-turut adalah Q dan S I QQ S S N 3 xposed Individu tedeteksi ini sudah terinfeksi tetapi belum menginfeksi xposed namun secara medis gejala penyakit influenza belum berkembang Populasi ini bertambah oleh masuknya individu yang membawa virus influenza sebanyak p dan individu dari susceptible yang terinfeksi Tetapi diasumsikan bahwa pengendalian penyakit influenza ini hanya berada di dalam wilayah yang tertutup maka tidak ada individu dari luar yang masuk dan mengakibatkan p Total populasi ini di notasikan dan berkurang oleh karantina dari orang-orang yang sudah terdeteksi γ berkembangnya gejala medis k dan kematian alamiah S I QQ N γ k 33 Karantina Individu yang sudah terdeteksi selanjutnya akan dikarantina sebanyak karena individu ini ditetapkan telah mempunyai kontak dengan sumber virus Dalam kelas karantina populasi Q ini berkurang karena berkembangnya gejala medis sebanyak k sebelum ke kelas isolasi dan juga berkurang oleh kematian alamiah Q γ k Q 3 34 Infeksi Individu terinfeksi Infectious I ini muncul setelah berkembangnya gejala medis penyakit influenza oleh kelas 4

Noviana Pratiwi Dan Kartono Strategi Model Pengendalian Penyebaran Virus Influenza terdeteksi sebanyak k Populasi I ini berkurang oleh isolasi γ kematian karena dari penyakit d penyembuhan penyakit σ dan kematian alamiah Sedangkan γ yang dimaksud di sini adalah individu terinfeksi yang sedang melakukan perawatan medis dan dimasukkan ke dalam kelas isolasi dan dilakukan proses isolasi I k γ d I 4 35 Isolasi Secara medis gejala penyakit pada individu terisolasi ini sudah berkembang dengan mengisolasi penderita di rumah sakit biasa dinamakan hozpitalization Populasi dalam kelas ini berasal dari kelas yang terinfeksi I sebanyak γ dan kelas karantina Q sebanyak k Populasi ini berkurang dengan adanya pasien yang sembuh σ kematian yang disebabkan dari penyakit d dan kematian alamiah γ I k Q σ d 5 36 Sembuh Populasi pada kelas yang individunya sembuh Recovery ini di simbolkan dengan notasi R dan diasumsikan bahwa individu ini mempunyai imunisasi yang tahan lama untuk melawan influenza Populasi dari kelas ini ada oleh individu terinfeksi I dan terisolasi yang sembuh dari penyakit sebanyak σ dan σ pasien serta populasi ini hanya berkurang oleh kematian alami pada R σ I R 6 37 Perkembangbiakan Penyakit Perkembangbiakan dasar penyakit The Basic Reproduction number diberi simbol R ditentukan sebagai jumlah perkiraan penghasil infeksi berikutnya setelah index case Yang dimaksud index case disini adalah individu pertama yang membawa dan menulari penyakit yang masuk ke dalam populasi susceptible individu yang mudah tertular Menurut lancy dalam jurnalnya pada tahun 6 [] untuk mencari R digunakan formulasi R S * dengan S * adalah fraksi bagian dari populasi susceptible pada saat setimbang yaitu ketika perubahan lajunya sama dengan nol Dari persamaan tiap kelas dicari fraksinya dan kemudian diperoleh titik kesetimbangannya yaitu P S* * I* R* dengan k d S* k d d * k d k I* k d dan σ k R* k d Sehingga diperoleh k d S* k d dan dari formulasi R k k R S * d d maka atau k R 7 k d k Variabel R merupakan jumlah perkiraan penghasil infeksi yang akan menularkan penyakit sebelum adanya tindakan untuk mengontrol epidemik tersebut Maka untuk menunjukkan jumlah perkiraan penghasil infeksi ketika adanya tindakan untuk mengontrol epidemik di 43

urnal Matematika Vol No3 Desember 8:4-45 suatu daerah diperkenalkan control reproduction number R Tindakan untuk mengontrol perjangkitan itu meliputi karantina dan isolasi akibatnya dalam perhitungan mencari R nilai Q γ dan γ tidak sama dengan nol atau dengan kata lain parameter tersebut ada nilainya ara mencari R sesuai dengan perhitungan mencari R sehingga diperoleh R k γ k γ d Qγ γ k γ k k γ k γ k γ d σ d γ k γ k σ d k Kemudian jika diasumsikan 447 dan 4 maka diperoleh: 73693847 995488 R 744746 Q 33757 Dari beberapa estimasi di atas bisa dilihat bahwa parameter yang paling besar koefisiennya adalah maka bisa dikatakan bahwa parameter yang paling berpengaruh pada R adalah karena sedikit perubahan nilai pada bisa mengakibatkan perubahan yang berarti pada R jika dibandingkan dengan perubahan parameter yang lain Dalam model diatas diprediksikan bahwa dengan mengurangi transmisi virus pada saat karantina dan Q namun dalam hal ini dikhususkan pada saat individu terexposed akan didapatkan hasil yang efektif penurunan R jika dibandingkan program isolasi atau sebelum dikarantina Sehingga dengan karantina yang efektif pada saat individu terexposed 4 STUDI KASUS Dalam pengendalian epidemik dikembangkan model dinamik yang dilengkapi dengan tindakan medis mempelajari perjangkitan influenza Kasus perjangkitan penyakit dapat dikontrol influenza yang paling besar baru-baru ini Namun isolasi juga bisa digunakan untuk adalah SARS dan flu burung namun mengontrol perjangkitan penyakit tapi kesulitan data merupakan kendala yang pengaruhnya tidak sebesar karantina adi dihadapi dalam penerapan model Untuk karantina dan isolasi dapat mengontrol studi kasus digunakan data penyakit flu epidemik secara terpisah Pengandalian burung di awa Tengah September 5 epidemik ini dapat dicapai dengan April 8 yang diperoleh dari dinas menurunkan transmisi virus secara kesehatan awa Tengah walaupun data signifikan selama karantina dan isolasi yang diperoleh kurang lengkap dan akurat Deteksi awal pada individu masuk Data yang diperoleh diterapkan dalam dalam populasi merupakan tugas yang sulit persamaan R dan didapat hal ini disebabkan screening test kurang 79 dipercaya karena adanya kesalahan R 48 37 58 manusia dan individu masuk yang tidak teratur Namun screening test pada 79 Q penumpang transportasi di terminal 744 6 terbukti merupakan salah satu deteksi awal yang efektif adi jika screening test dari 48348 64 individu yang masuk ke komunitas lebih 3 4 9336536 6354 3953 36 diefektifkan maka kemungkinan epidemik bisa diminimalkan 44

Noviana Pratiwi Dan Kartono Strategi Model Pengendalian Penyebaran Virus Influenza Penerapan karantina yang tepat waktu penting dalam membatasi epidemik Simulasi berdasarkan pada tidak adanya individu takterdeteksi yang masuk ke dalam populasi p menunjukkan bahwa waktu antara awal epidemik sampai penerapan karantina serta isolasi menyebabkan capat munculnya kematian kumulatif adi dapat disimpulkan bahwa karantina penting dan efektif sebagai alat untuk mengendalikan penyebaran virus Karena karantina akan mengurangi nilai R sehingga jika sumber penyebaran virus berkurang penyebaran virus bisa dikendalikan 5 KSIMPULAN Model yang didapat memperkirakan bahwa karantina dari individu yang terjangkit virus dengan perawatan medis pasien dapat mengendalikan penyebaran virus di dalam suatu komunitas secara efektif Pembasmian virus ini bergantung pada: penerapan secara efektif diturunkan sampai nol untuk menurunkan nilai R pada saat karantina individu yang terjangkit virus dengan perawatam medis dan pencegahan secara higienis jika diperlukan penerapan isolasi merupakan tindak lanjut dari karantina deteksi dini dari individu pada saat masuk ke dalam komunitas berkurangnya transmisi virus dari hewan sumber penyakit ke manusia 6 DAFTAR PUSTAKA [] Anonim Influenza http://enwikipediaorg/wiki/influenza [] lancy M A O allaghan and T Kelly 6 A multi-scale problem arising in a model of avian flu virus in a seabird colony Institute of Physics Publishing Ireland [3] Davis harles 8 What is Influenza? http://wwwmedicinenetcom/influenza /articlehtm [4] Gumel AB S Ruan Troy Day 4 Modelling Strategies for ontrolling SARS Outbreaks The Royal Society anada [5] Handel Andreas Ira M R Rustom A 6 What is the Best ontrol Strategy for MultipleIinfectious Disease Outbreaks? The Royal Society USA [6] Hunt Margent 8 Influenza Virus ORTHOMYXOVIRUS http://pathmicromedscedu/mhunt/flu htm [7] Ikhsan Mokoagow Tentang Flu Burung http://wwwkoalisiorgtopik/infokeseh atan/php [8] Schoenstadt Artur 8 Influenza Virushttp://virusemedtvcom/influenz a-virus/influenza-virushtml 45