Kristalisasi. Shinta Rosalia Dewi (SRD)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1

BAB I PENDAHULUAN. produksi garam dapur, gula, sodium sulphat, urea, dan lain-lain. pada batas kristalisasi dan batas kelarutan teoritis.

KRISTALISASI. Kristalisasi empat macam, yaitu :

KRISTALISASI. Amelia Virgiyani Sofyan Azelia Wulan C.D Dwi Derti. S Fakih Aulia Rahman

MAKALAH AIK (ALAT INDUSTRI KIMIA) CRYSTALLIZER

PRINSIP DASAR KRISTALISASI

PENANGANAN BAHAN PADAT S1 TEKNIK KIMIA Sperisa Distantina KRISTALISASI

Air. Shinta Rosalia Dewi

MAKALAH. PERANCANGAN ALAT PROSES ALAT KRISTALISASI (Crystallizer) DOSEN: Prof. Dr. Zuhrina Masyithah, S.T., MSc.

Ahmad Zaki Mubarok Kimia Fisik Pangan 2014

1/14/2014 NERACA MASSA DALAM PENGOLAHAN PANGAN

E V A P O R A S I PENGUAPAN

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

KRISTALISASI. Teti Estiasih - THP - FTP UB 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

PENENTUAN METODE REKRISTALISASI YANG TEPAT UNTUK MENINGKATKAN KEMURNIAN KRISTAL AMONIUM PERKLORAT (AP)

E V A P O R A S I PENGUAPAN

NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA

STUDI EKSPERIMENTAL PEMURNIAN GARAM NACL DENGAN CARA REKRISTALISASI

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

Gambar 1 Open Kettle or Pan

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Revisi BAB I PENDAHULUAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti nanowire, nanotube, nanosheet, dsb. tidak terlepas dari peranan penting

DAFTAR LAMPIRAN...xi

Evaporasi S A T U A N O P E R A S I D A N P R O S E S T I P F T P UB

Ahmad Zaki Mubarok Kimia Fisik Pangan. Silika

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES FAUSER

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

STUDY PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA PADA EVAPORASI NIRA DI DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pengeringan Untuk Pengawetan

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

EVAPORASI 9/26/2012. Suatu penghantaran panas pada cairan mendidih yang banyak terjadi dalam industri pengolahan adalah evaporasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SIMULASI PROSES EVAPORASI NIRA DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA

Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

Penggunaan Data Karakteristik Minyak Sawit Kasar untuk Pengembangan Transportasi Moda Pipa

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH WAKTU KRISTALISASI DENGAN PROSES PENDINGINAN TERHADAP PERTUMBUHAN KRISTAL AMONIUM SULFAT DARI LARUTANNYA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN IX PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT (REKRISTALISASI, SUBLIMASI, DAN TITIK LELEH)

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE)

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI

a. Pengertian leaching

B T A CH C H R EAC EA T C OR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dewi Maya Maharani, STP, MSc

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1

BAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

INTERESTERIFIKASI INTERESTERIFIKASI 14/01/2014

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

BAB IV ANALISA. Gambar 4.1. Fenomena case hardening yang terjadi pada sampel.

TUTORIAL III REAKTOR

KELARUTAN DAN GEJALA DISTRIBUSI. Oleh : Nur Aji, S.Farm., Apt

BAB II. KESEIMBANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PLASTISISASI 14/01/2014

Larutan dan Konsentrasi

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

2. Fase komponen dan derajat kebebasan. Pak imam

Distilasi, Filtrasi dan Ekstraksi

BAB II PERANCANGAN PRODUK

PENGERINGAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

Transkripsi:

Kristalisasi Shinta Rosalia Dewi (SRD)

Pendahuluan Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan induk yang homogen. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Contoh proses kristalisasi : gula pasir, kristal pupuk, lemak, protein, pati, garam, dll.

Kristalisasi dalam produk pangan Salah satu unsur pembentuk struktur dalam bahan atau produk pangan adalah kristal Berbagai produk pangan seperti permen dan cokelat mengandung struktur dalam bentuk kristal. Komponen bahan pangan yg terutama berperan membentuk kristal adalah air, gula, alkohol, lemak, dan pati.

Produk pangan yang mengandung kristal

Kristalisasi Prinsip pembentukan kristal adalah : - Kondisi lewat jenuh untuk suatu larutan seperti larutan gula atau garam - Kondisi lewat dingin untuk suatu cairan atau lelehan (melt) seperti air atau lemak.

Kristalisasi (con t) Untuk membentuk kristal, fase cairan (liquid) harus melewati kondisi kesetimbangan dan menjadi lewat jenuh (untuk larutan) atau kondisi lewat dingin (untuk lelehan). Kondisi tersebut dapat tercapai melalui pendinginan di bawah titik leleh suatu komponen (misalnya air) atau melalui penambahan sehingga dicapai kondisi lewat jenuh (misalnya garam dan gula)

Tahapan kristalisasi 1. SUPERSATURATED STATE kondisi larutan lewat jenuh 2. NUCLEATION pembentukan inti kristal dari larutan jenuh tersebut 3. GROWTH pertumbuhan/perkembangan molekul kristal dari fase nucleation hingga mencapai keseimbangan (Equilibrium state).

Supersaturasi Pendinginan Solubilitas padatan dalam cairan akan menurun seiring dengan penurunan suhu (pendinginan) untuk larutan yg dipengaruhi suhu. Penguapan solven Konsentrasi larutan menjadi makin pekat Penambahan larutan lain (non solven) Menurunkan solubilitas padatan Reaksi kimia

Ketika suatu cairan atau larutan telah jenuh, terdapat termodinamika yang mendorong kristalisasi. Molekul-molekul cenderung membentuk kristal karena pada bentuk kristal, energi sistem mencapai minimum. Selama nukleasi atau pembentukan inti kristal, molekul dalam wujud cair mengatur diri kembali dan membentuk klaster yg stabil dan mengorganisasikan diri membentuk matriks kristal.

Nukleasi primer Setelah kondisi supersaturasi dicapai, langkah pertama adalah membentuk inti kristal primer, yang akan merangsang pembentukan kristal. Untuk membentuk inti kristal primer, jika dibuat dari larutan induk, maka beda konsentrasi larutan lewat jenuh dengan konsentrasi jenuh (C-C*) sebagai driving force proses kristalisasi harus dibuat besar (membutuhkan energi yang sangat besar) untuk skala industri,tidak efisien. Lebih disukai cara penambahan kristal yang sudah jadi, untuk menginisiasi pembentukan inti kristal primer

Nukleasi sekunder Pada fase ini,kristal tumbuh dikarenakan kontak antara kristal dan larutan. Nukleasi sekunder membutuhkan bibit atau kristal yang sudah jadi untuk merangsang pertumbuhan kristal yang baru.

Kecepatan nukleasi

Beberapa parameter yg mempengaruhi terbentuknya inti kristal a. Kondisi lewat dingin larutan Semakin dingin larutan waktu induksi (waktu yg diperlukan sampai inti kristal terbentuk) akan semakin pendek. b. Suhu Penurunan suhu akan menginduksi pembentukan kristal secara cepat. c. Sumber inti kristal Inti yg terbentuk pada pembentukan tipe heterogen memiliki kecendrungan mempercepat kristalisasi

Parameter (con t) c. Viskositas Ketika viskositas meningkat akibat menurunnya suhu dan meningkatnya konsentrasi larutan, proses pembentukan inti kristal akan terbatasi. Hal ini disebabkan berkurangnya pergerakan molekul pembentuk inti kristal dan terhambatnya pindah panas sebagai energi pembetukkan inti kristal

Parameter (con t) d. Kecepatan Pendinginan Pendingingan yg cepat akan menghasilkan inti kristal yg lebih banyak dibandingkan pendinginan lambat e. Kecepatan agitasi Proses agitasi mampu meningkatkan laju pembentukan inti kristal. Agitasi menyebabkan pindah massa dan pindah panas berjalan lebih efisien.

Parameter (con t) f. Bahan tambahan dan pengotor bahan-bahan tambahan dapat berperan untuk membantu atau menghambat pembentukan inti kristal g. Densitas massa kristal Jumlah kristal yg terdapat dalam satu unit volume yg terdapat dalam larutan akan berpengaruh pada tingkat pertumbuhan setiap kristal.

Pertumbuhan kristal Fase ini sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dari larutan, suhu, energi yang dipakai untuk berada pada tahap ini (misalnya agitasi) dan tambahan eksternal (memakai molekul kristal kembali seeding agent).

Kecepatan pertumbuhan kristal

Jenis kristalisasi Berdasarkan metode pembentukan larutan supersaturation, kristalisasi dibedakan menjadi : Cooling crystallization Evaporative crystallization salting out crystallization Reactive crystallization

Neraca massa

Neraca energi

Jenis kristaliser 1. Kristaliser Tangki Kristaliser yang paling kuno. Larutan jenuh, panas dibiarkan berkontak dengan udara terbuka dalam tangki terbuka.

Jenis kristaliser (con t) 2. Scraped Surface Crystallizers Contoh kristaliser jenis ini adalah Swenson-Walker crystallizer. Bagian luar dinding dilengkapi dengan jaket pendingin dan sebuah pisau pengeruk yang akan mengambil produk kristal yang menempel pada dinding

Jenis kristaliser (con t) 3. Forced Circulating Liquid Evaporator Crystallizer Kristaliser jenis ini mengkombinasikan antara pendinginan dan evaporasi untuk mencapai kondisi supersaturasi. Larutan terlebih dulu dilewatkanpemanas HE, kemudian menuju badan kristaliser. Di sini terjadi flash evaporation, mengurangi jumlah pelarut dan meningkatkan konsentrasi solut,membawa ke kondisi supersaturasi. Selanjutnya larutan ini mengalir melalui area fluidisasi dimana kristal terbentuk melalui nukleasi sekunder. Produk kristal diambil sebagai hasil bawah, sedangkan larutan pekat direcycle,dicampur dengan umpan segar.

Jenis kristaliser (con t) 4. Circulating Magma Vacuum Crystallizer Pada tipe kristaliser ini, baik kristal ataupun larutan disirkulasi diluar badan kristal. Setelah dipanaskan larutan akan dialirkan ke badan kristaliser.kondisi vakum menjadi penyebab menguapnya pelarut, sehingga menjadi lewat jenuh

Jenis kristaliser (con t) 5. Continous Laminar Shear Crystallizer Merupakan cristalizer jenis nanostruktur dengan desain alat yang dilengkapi dengan sistem pendingin. Merupakan jenis kristalizer dengan umpan-umpannya sebaiknya berukuran besar dengan bentuk polimorpic yang berasal dari lelehan. Continous Laminar Shear Crystallizer untuk proses dan pembuatan coklat, margarine, susu, dan pelembut makanan.

Jenis kristaliser (con t) 6. Continuous Stirred Tank Reactor Crystallizer Pertumbuhan kristal dalam sebuah Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) Crystallizer dapat digunakan untuk meningkatkan ukuran pertambahan luas distribusi dari penyemaian populasi kristal dan juga dapat meningkatkan cakupan permukaan kristal.

Post test ^_^ 1. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara evaporasi dan pengeringan! 2. Tuliskan tipe2 evaporator yang Anda ketahui! 3. Sebutkan dan jelaskan metode pembekuan secara langsung! 4. Jelaskan tahapan pembentukan kristal!