Cocoa. Kingdom of the Netherlands. Schweizerische Eidgenossenschaft Confederation suisse Confederazione Svizzera Confederaziun svizra

dokumen-dokumen yang mirip
swisscontact Cerita sukses petani kakao

swisscontact Cerita Sukses Generasi Penerus Petani Kakao

Komponen GNP * dalam Sustainable Cocoa Production Program. Sebuah Pembelajaran dari Sulawesi. * Good Nutritional Practices / Praktik Gizi Keluarga

Boks 1 PELAKSANAAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

PENGEMBANGAN KELOMPOK dan SERTIFIKASI Penguatan Kemampuan Organisasi Penguatan Manajemen Keuangan Sertifikasi Produk Kakao Petani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkebunan kakao merupakan kegiatan ekonomi yang dapat dijadikan andalan

Duta Besar Swiss H.E. Dr. Yvonne Baumann Kunjungan ke Bone. The Field Travel. Rekap Inti. Sulawesi Selatan, 10 November 2014

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kisah-Kisah Sukses. Langkah Menuju Pertanian Kakao Profesional

Program Produksi Kakao Berkelanjutan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setelah pembahasan pada Bab sebelumnya mengenai produksi, pemasaran dan. pendapatan petani kakao di Desa Peleru Kecamatan Mori Utara Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang masih memerlukan. salah satu industri primer yang mencakup pengorganisasian sumber daya

Peran Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera Sebagai Penguat Kelembagaan Petani di Sulawesi Tenggara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga

PENGELOLAAN KAKAO LESTARI

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

[ nama lembaga ] 2012

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen

Penemuan Klon Kakao Tahan Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, oleh sektor

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

SERANGAN PENGGEREK BUAH KAKAO Conopomorpha cramerella Snellen. DI SENTRA PERKEBUNAN KAKAO JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

Pengelolaan Kakao di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl.PB.Sudirman 90 Jember 68118

Christina Oktora Matondang, SP dan Muklasin, SP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai

I. PENDAHULUAN. usaha perkebunan mendukung kelestarian sumber daya alam dan lingkungan

PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas. berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

SINTESA HASIL PENELITIAN RPI AGROFORESTRI TAHUN

PERANAN TEKNIK PEMANGKASAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI BENIH PADA KEBUN SUMBER BENIH KAKAO Oleh : Badrul Munir, S.TP, MP (PBT Ahli Pertama)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Heni Sulistyawati PR dan Lintje Hutahaean Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

Program Produksi Kakao Berkelanjutan Indonesia

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumberdaya lahan dan dan sumber daya manusia yang ada di wilayah

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

Kisah-Kisah Sukses Pertanian Kakao Berkelanjutan: Mengubah Kehidupan dan Membangun Komunitas

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ANCAMAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI WILAYAH JAWA TIMUR PADA BULAN AGUSTUS Oleh; Effendi WIbowo, SP dan Fitri Yuniarti, SP

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

LESTARI BRIEF MENGEMBALIKAN KEJAYAAN KOMODITAS PALA USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

FAKTOR TEKNIK BUDIDAYA Yang MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) di KECAMATAN KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI ARTIKEL ILMIAH

The Field Travel. Presiden Jokowi. Blusukan untuk Kakao Mamuju - Sulawesi Barat, 6 November 2014

adalah Muhammad Iqbal, seorang petani muda yang berhasil menjadi pemimpin koperasi dan menjadi inspirasi untuk kaum muda lainnya untuk bertani kakao.

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman

I. PENDAHULUAN Kakao merupakan salah satu produk perkebunan lndonesia yang

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

Taksasi Benih (Biji) (x 1.000)

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

I. PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan penting

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

JURNAL. KERUSAKAN BIJI KAKAO OLEH HAMA PENGGEREK BUAH (Conopomorpha cramerella Snellen) PADA PERTANAMAN KAKAO DI DESA MUNTOI DAN SOLIMANDUNGAN

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Pembiayaan Lahan bagi Petani Kakao

I PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang

PRODUKSI DAN HARGA KAKAO DI SIKKA, FLORES. Bernard de Rosari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan minuman internasional dan digemari oleh bangsa-bangsa di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan

Dairi merupakan salah satu daerah

Teknik Budidaya Tanaman Durian

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBAHASAN UMUM Visi, Misi, dan Strategi Pengelolaan PBK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian dan perkebunan memegang peranan penting dan

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PRODUKSI APEL BATU Oleh : Ruminta dan Handoko

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

SERANGAN BUSUK BUAH (Phytophthora palmivora) DI JAWA TIMUR Oleh: Tri Rejeki, SP. dan Yudi Yuliyanto, SP.

Ketersediaan klon kakao tahan VSD

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENGENDALIAN HAMA PBK PADA PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI DESA SURO BALI KABUPATEN KEPAHIANG ABSTRAK PENDAHULUAN

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN

Transkripsi:

R Schweizerische Eidgenossenschaft Confederation suisse Confederazione Svizzera Confederaziun svizra Swiss Confederation Federal Department of Economic Affairs, Education and Research EAER State Secretariat for Economic Affairs SECO Kingdom of the Netherlands Cocoa Bustami Muhammad Sabar (60 thn), petani kakao di Desa Pantee Rakyat Kecamatan Babah Rot Kabupaten Aceh Barat Daya. Mengikuti kegiatan sekolah lapang SCPP pada tahun 2012, memiliki kebun kakao dengan luas 1,2 ha dengan produksi 1 ton pertahun. 1

TM swisscontact SCPP Sustainable Cocoa Production Program Program Produksi Kakao Berkelanjutan Latar Belakang The Sustainable Cocoa Production Program (SCPP) atau Program Produksi Kakao Berkelanjutan adalah sebuah kerjasama skala besar antara Swiss State Secretariat for Economic Affairs SECO, The Sustainable Trade Initiative (IDH), Kedutaan Kerajaan Belanda (EKN) untuk Indonesia, Kementerian Dalam Negeri Indonesia (Kemendagri), Swisscontact dan perusahaan kakao swasta. Program ini menargetkan pelibatan 60.000 petani kakao dalam program pengembangan kapasitas guna meningkatkan produksi dan mutu kakao. Sekitar 1.100 kelompok tani dan sekurangnya 100 usaha kecil kakao ditingkat kecamatan diikutkan dalam penguatan manajerial, keuangan dan peningkatan kapasitas organisasi. Program ini juga menargetkan sertifikasi dengan standar keberlanjutan internasional bagi petani kakao dalam meningkatkan prospek keberlangsungan sektor kakao di Indonesia. Pada akhir tahun 2012, program menambahkan komponen nutrisi, yang dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman petani kakao mengenai pengetahuan gizi seimbang dan cara pengelolaan taman gizi keluarga untuk peningkatan konsumsi sayuran bergizi. Komponen nutrisi ini ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga petani kakao, serta menambah produktivitas petani kakao dikebun mereka. Wilayah Kerja SCPP Aceh 24.000 Petani Sumatera Barat 3.000 Petani Sulawesi Barat 6.000 Petani Sulawesi Selatan 12.000 Petani Sulawesi Tengah 9.000 Petani Sulawesi Tenggara 6.000 Petani Aceh Barat Daya Aceh Tamiang Aceh Tenggara Bireuen Pidie Jaya Kota Padang Padang Pariaman Tanah Datar Majene Mamuju Bone Luwu Luwu Timur Luwu Utara Soppeng Parigi Moutong Poso Kolaka Kolaka Timur 2

latar belakang Sasaran utama SCPP adalah mencapai tingkat produksi sekurangnya 1.000 kg kakao per hektar per tahun bagi petani yang terlibat dalam program ini melalui peningkatan manajemen kebun kakao. Peningkatan manajemen pengelolaan kebun kakao dapat dicapai melalui pelatihan di kebun yang tepat, penerapan praktek pertanian pasca panen yang baik, manajemen hama terpadu, penggunaan sarana produksi yang bertanggung jawab, penggunaan bahan penanaman yang baik serta penguatan kelompok tani. 3

Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) pada awalnya disebut juga dengan Acrocercops cramerella dan saat ini selalu disebut dengan Conopomorpha cramerella. Hama ini merupakan hama utama disamping hama lainnya seperti Helopeltis dan penggerek batang pada tanaman kakao di Asia Tenggara dan Indonesia. Kerusakan buah kakao akibat serangan hama PBK ini terjadi pada buah-buah muda sampai buah-buah tua bahkan pada buah siap panen. Pada buahbuah yang terserang terjadi perubahan warna kulit buah sesuai dengan perkembangan buah dan kerusakan yang ditimbulkan oleh larva atau ulat PBK. Serangan hama ini dapat menyebabkan kerusakan biji dan menurunkan produksi sampai 80%. 4

5

Penyakit akar adalah salah satu penyakit tanaman kakao yang sering dijumpai di Indonesia. Pada kebun kakao yang terjangkit hama tersebut tersebut kerugian yang diakibatkan bisa mengurangi populasi pohon kakao sampai 50%. Kerusakan karena jamur akar ini umumnya dikarenakan penanganan yang lambat. Padahal kerusakan yang diakibatkan sangat fatal. Penyakit lainnya yang juga banyak dijumpai pada tanaman kakao di Indonesia adalah kanker batang (inset) disebabkan jamur Phytophthora palmivora. Batang yang diserang biasanya batang pokok walaupun tidak menutupi kemungkinan cabang yang besar juga bisa terinfeksi. Penyakit mudah berkembang pada kebun yang lembab dengan curah hujan tinggi atau daerah yang sering tergenang air sampai berhari-hari. 6

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi kakao petani adalah dengan menyelenggarakan kegiatan sekolah lapang bagi petani kakao. Melalui kegiatan ini diharapkan pengetahuan petani akan pengendalian hama dan penyakit tanaman kakao dapat meningkat melalui metode ramah lingkungan, aman dan murah dengan melakukan panen sering, pemangkasan, sanitasi dan pemupukan yang tepat. Sebagai contoh, pengendalian hama Penggerek Buah Kakao (PBK) dapat dilakukan dengan memahami alur hidup hama dan memutusnya, sehingga hama tersebut tidak dapat berkembang biak. Sekolah lapang SCPP mengikutsertakan partisipasi perempuan dalam setiap kegiatannya, ditargetkan sebanyak 20% peserta perempuan dapat mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. SCPP dijalankan di 19 kabupaten di enam propinsi di Indonesia, termasuk Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. 7

8

9 Panen sering, pemangkasan, sanitasi dan pemupukan adalah salah satu kegiatan yang dianjurkan pada kegiatan sekolah lapang petani SCPP. Panen sering dilakukan untuk memutus daur hidup hama terutama hama PBK dan menghindari berjangkitnya penyakit dari buah-buah terinfeksi yang masih berada di pohon. Pemangkasan dilakukan untuk memaksimalkan distribusi makanan pada pohon kakao dan merangsang pembungaan serta mengusir hama yang menjangkit tanaman kakao. Sanitasi dilakukan juga untuk memutus daur hidup hama dan menghindari tergenangnya kebun pada musim hujan. Pemupukan dilakukan untuk merangsang pertumbuhan buah kakao yang sehat pada tanaman dalam meningkatkan produksi tanaman kakao petani.

10

latar belakang SCPP didanai oleh SECO, IDH, EKN dan kontribusi dari perusahaan kakao swasta seperti: Armajaro, ADM Cocoa, Cargill, Mars Inc., dan Nestlé. Jangka waktu program dimulai sejak 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2015. Program ini juga menyertakan kerjasama yang erat dengan Kemendagri dibawah payung Nota Kesepahaman dengan Swisscontact untuk menjalankan kegiatan program di Indonesia termasuk juga hubungan kerja yang erat dengan instansi pemerintah setempat seperti: Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dinas Kesehatan (Dinkes) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Dinas Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah (Diskop & UMKM) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) 11

Salah satu kegiatan sekolah lapang SCPP adalah mempelajari dan mengembangkan klon-klon unggul yang dapat menghasilkan buah kakao yang sehat dan berkualitas, tahan terhadap hama dan penyakit. Biji kakao yang berkualitas tinggi diambil dan dikembangbiakkan melalui metode pembibitan didalam area pembibitan yang dibangun disetiap kecamatan lokasi program SCPP untuk kemudian disebarluaskan kepada petanipetani lainnya. 12

Kegiatan sekolah lapang SCPP lainnya adalah dengan mempelajari dan mengembangkan teknik budidaya kakao terbaik seperti teknik sambung pucuk dan sambung samping. Kedua teknik tersebut adalah dengan memanfaatkan entres unggul yang terdapat di kebun-kebun petani. Dalam penerapannya para peserta sekolah lapang dibantu dengan penggunaan peralatan yang baik dan tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan. latar belakang Dalam rangka meningkatkan keberlanjutan dan kesinambungan usaha dari rantai nilai sektor kakao di wilayah operasional program SCPP, keterlibatan sektor swasta dinilai sangat penting. Untuk itu SCPP bekerja bersama perusahaan terpilih yang memiliki komitmen kuat untuk meraih keberlangsungan rantai nilai kakao di ndonesia melalui kontribusi finansial dan keterlibatan di lapangan, menciptakan keberlangsungan hubungan jangka panjang didalam rantai nilai sektor kakao. 13

14

latar belakang Keterlibatan pemerintah dan swasta dalam kegiatan program, penyuluhan dan pelatihan merupakan jaminan bahwa pemerintah Indonesia dapat menerapkan pendekatan program yang sama dimasa yang akan datang dan memperkuat hubungan strategis antara pemerintah dan swasta. Kerjasama petugas penyuluh pemerintah, swasta dan SCPP sangatlah penting dalam mencapai tingkat mutu dan kuantitas yang diinginkan bagi peningkatan ekonomi kakao di Indonesia. 15

Salah satu tujuan program adalah peningkatan kualitas biji kakao melalui penanganan pasca panen yang tepat dengan menggunakan peralatan seperti alat penjemur biji kakao serta melakukan proses fermentasi. Proses fermentasi biji kakao dilakukan selama 4-5 hari didalam wadah/kotak khusus fermentasi dan menjaga suhu o ideal yakni 46 c guna menghasilkan biji kakao fermentasi yang sempurna dan dapat bersaing di industri pengolahan kakao. 25 16

latar belakang Sebanyak 60.000 petani akan menerima pelatihan pertanian dan usaha kakao program SCPP, termasuk didalamnya pelatihan nutrisi bagi 40.000 anggota keluarga petani kakao hingga akhir tahun 2015. Ditargetkan lebih dari 20% peserta pelatihan kakao dan 80% peserta pelatihan nutrisi diantaranya adalah peserta perempuan 17

Salah satu program SCPP adalah peningkatan nutrisi keluarga petani, program ini mengutamakan keikutsertaan istri petani atau perempuan guna mendapatkan informasi tentang bagaimana meningkatkan nilai nutrisi keluarga melalui pemanfaatan pekarangan rumah untuk ditanam sayuran yang memiliki nilai gizi dan ekonomi. 18

Kegiatan inti pada program SCPP di Indonesia meliputi penerapan praktek pertanian yang baik dan sistem alih teknologi melalui sekolah lapang, integrasi nutrisi keluarga petani kakao dan sensitifitas jender, menggiatkan organisasi petani melalui kelompok tani dan menjembatani akses pasar dan penerapan sertifikasi, menjembatani pembiayaan agri-bisnis yang terintegrasi serta mengkomunikasikan manajemen para pemangku kepentingan serta sarana penghubung yang terkait. 19 Juma Ali (kiri) dan Anace, petani kakao dan alumnus sekolah lapang yang diselenggarakan oleh SCPP-Swisscontact di Sulawesi Barat, menerima penghargaan atas partisipasi mereka dalam menggalakkan keberlanjutan pertanian kakao di Indonesia oleh PISAgro di Malang, 29 Mei 2013 yang lalu

Astuty (49) Petani Pemandu, Kab. Aceh Tenggara, Aceh Zarmi (59) Alumnus SL SCPP Kota Padang, Sumatera Barat 20

Mawarni (45) Alumnus SL SCPP, Kab. Bone, Sulawesi Selatan Tanda (52) Alumnus SL SCPP, Kab. Mamuju, Sulawesi Barat 21

Baharuddin (42) Peserta SL SCPP, Kab. Parimo, Sulawesi Tengah S. Sonda (63) Peserta SL SCPP, Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan 22