SIFAT-SIFAT MARSHALL PADA LAPIS TIPIS CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN PENAMBAHAN CRUMB RUBBER

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH BUBUTAN BAJA PADA LAPIS TIPIS CAMPURAN ASPAL PANAS TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

PENGARUH BITUMEN MODIFIKASI POLIMER ETHYLENE VINYL ACETATE (EVA) PADA ASPHALT CONCRETE TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISSN Kata Kunci : Lapis Tipis,Limbah Bubutan Baja, Kuat Tarik Tidak Langsung, Kuat Tekan Bebas, Permeabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN:

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

KAJIAN HUBUNGAN BATASAN KRITERIA MARSHALL QUOTIENT DENGAN RATIO PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO.#200 BITUMEN EFEKTIF PADA CAMPURAN JENIS LASTON

KARAKTERISTIK THIN SURFACING HOT MIX ASPHALT DITINJAU DARI NILAI MARSHALL, KUAT TARIK LANGSUNG, KUAT TEKAN BEBAS, DAN PERMEABILITAS

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Lapisan Antara (Asphalt Concrete-Binder Course) Salah satu produk campuran aspal yang kini banyak digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

ANALISIS KEKUATAN TARIK MATERIAL CAMPURAN SMA (SPLIT MASTIC ASPHALT) GRADING 0/11 MENGGUNAKAN SISTEM PENGUJIAN INDIRECT TENSILE STRENGTH

SIFAT-SIFAT MARSHALL PADA LAPIS TIPIS CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN PENGGUNAAN RETONA BLEND55

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

PENGARUH ENERGI PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI SENJANG

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan istilah lateks. Di dalam lateks terkandung 25-40% bahan karet

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 ( ) ISSN:

NASKAH SEMINAR INTISARI

KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE MENGGUNAKAN PENGIKAT SEMARBUT TIPE II

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA

INVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

NILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan bahan pengikatnya konstmksi perkerasanjalan dapat dibedakan atas:

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

Karakteristik Campuran AC-WC dengan Penambahan Limbah Plastik Low Density Polyethylene (LDPE)

EFEK PEMAKAIAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL PANAS (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 (Revisi 3)

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KERAMIK SEBAGAI TAMBAHAN AGREGAT HALUS DALAM CAMPURAN ASPAL

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

lapisan dan terletak di atas tanah dasar, baik berupa tanah asli maupun timbunan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS

PENGARUH VARIASI KADAR ASPAL TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

UJI STABILITAS TERHADAP FLOW CAMPURAN ASPAL DENGAN MARSHALL TEST (KADAR ASPAL 5 %, PENETRASI 60/70)

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

PENGGUNAAN ASPAL BUTON TIPE RETONA BLEND 55 SEBAGAI BAHAN SUSUN CAMPURAN HRS-B

KAJIAN EKSPERIMENTAL CAMPURAN HRS-WC DENGAN ASPAL MINYAK DAN PENAMBAHAN ADITIF LATEKS SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

SIFAT-SIFAT MARSHALL DAN RESILIENT MODULUS PADA THIN SURFACING HOT MIX ASPHALT DENGAN POLYMER MODIFIED BITUMEN

STUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR NTISARI BAB I PENDAHULUAN 1

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

SIFAT-SIFAT MARSHALL PADA LAPIS TIPIS CAMPURAN ASPAL PANAS MENGGUNAKAN ASPAL MODIFIKASI ETHYLENE VINYL ACETATE (EVA) Skripsi

ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi

KARAKTERISTIK ASPAL DENGAN BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN IONERJANYA DALAM CAMPURAN HRA OLEH YOLLY DETRA ASRAR NIM :

perkerasan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, ukuran dan gradasi,

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Suhu Pemadatan Campuran Untuk Perkerasan Lapis Antara (AC-BC) Budi Raharjo 1) Priyo Pratomo 2) Hadi Ali 3)

Abstract. Kata Kunci : Asphalt Concrete Wearing Course, SPSS, Karakteristik Marshall. Abstract

BAB III LANDASAN TEORI. dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus (well graded)

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK THIN SURFACING HOT MIX ASPHALT DI LABORATORIUM DENGAN HASIL LAPANGAN SERTA ANALISIS SKID RESISTANCE.

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS

PEMANFAATAN BONGKARAN LAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN ASPAL SEBAGAI CAMPURAN HRS

Pengaruh Penambahan Parutan Karet Ban Gradasi Tipe 2 terhadap Parameter Marshall pada Campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course SENTOT HARDWIYONO

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL

Transkripsi:

SIFAT-SIFAT MARSHALL PADA LAPIS TIPIS CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN PENAMBAHAN CRUMB RUBBER Nugroho Febrianto 1), Ary Setyawan 2), Djoko Sarwono 3) 1) Mahasiswa Program S1 Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret 2) 3) Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No.36A Surakarta 57126.Telp: 0271647069. Email : nugrohofebrianto71@gmail.com/nugrohofebrianto71@yahoo.com Abstract The use of a thin layer of hot mix asphalt is one alternative that can be used to anticipate problems in the thickness of the normal overlay. Crumb rubber is a material that has a flexible nature. From the addition of crumb rubber in the material overlay (layer re) pavement on thin-layer hot mix asphalt is expected to improve the quality of the pavement in terms of the value of the characteristic Marshall. In addition it is also expected to reduce the use of road pavement bitumen in the mix. This study aims to find the optimum bitumen content and optimum crumb rubber in hot mix asphalt with a thin layer of crumb rubber added material. In addition, to determine the effect of these characteristics in terms of the value of Marshall. Methods of data analysis is the method of linear regression analysis. This research was conducted at the Laboratory of Highway Universitas Sebelas Maret, Surakarta.. From the analysis it was concluded that the addition of crumb rubber in asphalt oil in a thin layer of hot mix asphalt marshall stability value indicates the better, the higher the flow rate, the lower the quotient marshall, the lower the void ratio, the lower the density value. In addition, the results of the analysis obtained charts the relationship of several parameters, namely the optimum bitumen content for each grade of crumb rubber 0%, 0.1%, 0.3% and 0.5%, ie 5.82%, 4.61%, 4, 42% and 4.49%. This suggests that along with the addition of crumb rubber levels lead to the use of diminishing petroleum asphalt. Keyword: crumb rubber, thin surfacing hot mix asphalt, Marshall properties Abstrak Penggunaan lapis tipis campuran aspal panas merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengantisipasi masalah ketebalan pada overlay biasa. Crumb rubber merupakan bahan yang mempunyai sifat lentur. Dari penambahan crumb rubber dalam bahan overlay (lapis ulang) perkerasan jalan pada lapis tipis campuran aspal panas diharapkan dapat meningkatkan mutu perkerasan jalan yang ditinjau dari nilai karakteristik Marshall. Selain itu diharapkan juga dapat mengurangi penggunaan aspal dalam campuran perkerasan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kadar aspal optimum dan crumb rubber optimum pada campuran lapis tipis aspal panas dengan bahan tambah crumb rubber. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh penambahan tersebut ditinjau dari nilai karakteristik Marshall. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi linier. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dari hasil analisis didapatkan kesimpulan yaitu penambahan crumb rubber pada aspal minyak dalam lapis tipis campuran aspal panas menunjukkan nilai stabilitas marshall yang semakin baik, nilai flow yang semakin tinggi, marshall quotient semakin rendah, angka pori yang semakin rendah, nilai densitas yang semakin rendah. Selain itu dari hasil analisa grafik hubungan beberapa parameter diperoleh kadar aspal optimum yaitu untuk masing-masing kadar crumb rubber 0%, 0,1%, 0,3% dan 0,5% yaitu 5,82%, 4,61%, 4,42% dan 4,49%. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan penambahan kadar crumb rubber menyebabkan penggunaan aspal minyak semakin berkurang. Kata kunci: crumb rubber, lapis tipis campuran aspal panas, karakteristik Marshall PENDAHULUAN Jalan adalah prasarana transportasi darat yang mempunyai peranan penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian dan pemerataan pembangunan. Di Indonesia jalan merupakan prasarana yang sangat vital bagi kelancaran kegiatan yang ada. Oleh karena itu kerusakan pada jalan meskipun hanya kecil akan berimbas pada tidak lancarnya roda kegiatan yang ada di Indonesia. Salah satu metode yang sering dipakai untuk memperbaiki kondisi jalan adalah dengan cara overlay (lapis ulang). Overlay digunakan sebagai pemeliharaan jalan atau jika kondisi struktur perkerasan sudah menurun, yaitu tegangan yang terjadi pada struktur perkerasan sudah melebihi tegangan izinnya sehingga perlu dibuat lapisan baru yang dapat mendukung kerja struktur perkerasan tersebut. Namun pelapisan baru struktur perkerasan dengan tingkat ketebalan cukup tebal serta dilakukan terus menerus akan membentuk ketebalan lapisan permukaan jalan yang semakin tinggi, sehingga akan menimbulkan beberapa dampak terhadap lingkungan baik dari segi ekonomi maupun segi yang lain. Penggunaan lapis tipis campuran aspal panas (Thin Surfacing Hot Mix Asphalt) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengantisipasi masalah ketebalan itu sendiri. Lapis tipis campuran aspal panas ini e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2014/748

merupakan salah satu teknologi yang sedang dikembangkan sebagai usaha preventif dan resurfacing untuk perkerasan jalan. Lapisan ini memiliki tebal yang berkisar antara 25-40 mm dan diharapkan lapisan ini dapat mengatasi masalah kerusakan jalan seperti freeting (pelepasan agregat), lebih imepermeabilitas (kedap terhadap penetrasi air) dan meningkatkan skid resistance (kekesatan). Crumb rubber merupakan bahan yang mempunyai sifat lentur. Dari sifat tersebut akan dicoba dalam penambahan bahan overlay perkerasan jalan pada lapis tipis campuran aspal panas yang diharapkan dapat meningkatkan mutu perkerasan jalan dengan tujuan dapat mengurangi tingkat ketebalan lapisan aspal, mengurangi tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan yang melewati jalan karena dapat meredam getaran, serta dapat mengurangi tingkat kerusakan jalan karena jalan menjadi lebih lentur. Penggunaan crumb rubber sebagai bahan campuran aspal diharapkan juga dapat mengurangi penggunaan aspal secara berlebih, sehingga dapat menghemat aspal yang seperti kita ketahui merupakan salah satu sumber daya alam yang tak terbarukan. Crumb rubber dapat kita peroleh dengan mudah karena merupakan bahan sisa dari industri vulkanisir ban, jadi secara tidak langsung kita melakukan upaya daur ulang terhadap bahan yang tidak terpakai. Thin Surfacing Hot Mix Asphalt Thin Surfacing HMA merupakan lapis permukaan yang sangat tipis seperti permukaan dressing dan slurries, lapis permukaan tipis ini memiliki ketebalan dari 30 mm sampai 40 mm (Nicholls, 1998). Tujuan dari perbaikan lapis tipis ini adalah sebagai lapisan non-struktural yang diterapkan untuk pemeliharaan lapis permukaan perkerasan, baik korektif atau preventif. Secara umum, perawatan lapis tipis mempunyai ketebalan kurang dari 1½ inci (37,5 mm). (Caltrans, 2007). Berdasarkan British Broad Agreement HAPAS, tebal dari Thin Surfacing HMA dibagi menjadi 3 tipe, yaitu: Tipe A dengan ketebalan kurang dari 18 mm Tipe B dengan ketebalan antara 18 25 mm Tipe C dengan ketebalan antara 25 40 mm Spesifikasi yang digunakan pada campuran Thin Surfacing HMA mengacu pada National Asphalt Pavement Association (NAPA). Gradasi yang digunakan pada campuran ini adalah gradasi envelope yang merupakan standar dari North Carolina. Gambar 1. Gradations for Small NMAS Dense-Graded Asphalt Mixtures Gradasi Agregat Agregat adalah partikel mineral yang berbentuk butiran-butiran yang merupakan salah satu penggunaan dalam kombinasi dengan berbagai macam tipe mulai dari sebagai bahan material di semen untuk membentuk beton, lapis pondasi jalan, material pengisi, dan lain-lain (Harold N. Atkins, PE. 1997). Perencanaan gradasi campuran berdasarkan pada National Asphalt Pavement Association (NAPA), North Carolina. Rencana gradasi yang digunakan disajikan pada tabel sebagai berikut ini: Tabel 1. Perencanaan gradasi Ukuran Saringan (mm) Spesifikasi Median Gradasi Pilihan 3/4" (19 mm) 100-100 1/2" (12,7 mm) 85-100 92,5 92,65 3/8" (9,51 mm) 60-80 70 69,3 No.4 (4,76 mm) 28-38 33 33,62 No.8 (2,38 mm) 19-32 25,5 25,16 No.50 (0,297 mm) 8-13 10 10,6 No.200 (0,074 mm) 4-7 5,5 5,68 e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2014/749

Berdasarkan Pedoman Teknik No.028 / T / BM / 1999, kadar aspal optimum rencana (Pb) diperoleh persamaan sebagai berikut ini:... [Rumus 1] Dengan: P = Kadar aspal tengah/ideal, persen terhadap berat campuran. CA = Persen agregat tertahan saringan no.8. FA = Persen agregat lolos saringan no.8 dan tertahan saringan no.200. Filler = Persen agregat minimal 75% lolos saringan no.200. K = Konstanta (0,5 1 untuk laston; 2 3 untuk lataston; 1 2,5 untuk campuran lain). Karakteristik Campuran Lapis Tipis Campuran Aspal Panas Lapis perkerasan harus memenuhi karakteristik tertentu sehingga didapat suatu lapisan yang kuat menahan beban, aman dan dapat dilalui kendaraan dengan nyaman. Karakteristik perkerasan antara lain : Stabilitas Stabilitas adalah kemampuan lapis perkerasan menerima beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan bentuk tetap seperti gelombang (deformasi permanen), alur ataupun bleeding (keluarnya aspal ke permukaan). Stabilitas terjadi dari hasil geseran antar agregat, penguncian butir partikel (interlock) dan daya ikat yang baik dari lapisan aspal. Sehingga stabilitas yang tinggi dapat diperoleh dengan mengusahakan penggunaan: - Agregat dengan gradasi yang rapat. - Agregat dengan permukaan kasar. - Agregat berbentuk kubikal. - Aspal dengan penetrasi rendah. - Aspal dalam jumlah yang mencukupi untuk ikatan antar butir. Angka - angka stabilitas benda uji didapat dari pembacaan alat uji Marshall. Angka stabilitas ini masih harus dikoreksi lagi dengan kalibrasi alat dan ketebalan benda uji. Nilai stabilitas yang dihitung dengan rumus 2. S = q k H 0,454...... [Rumus 2] Dimana : S = Stabilitas (kg). q = Pembacaan stabilitas alat (lb). k = Faktor kalibrasi alat. H = Koreksi tebal benda uji. 0,454 = Konversi satuan dari (lb) ke (kg). Flow Flow adalah besarnya deformasi vertikal sampel yang terjadi mulai saat awal pembebanan sampai kondisi kestabilan maksimum sehingga sampel hancur, dinyatakan dalam satuan milimeter (mm). Pengukuran flow bersamaan dengan pengukuran nilai stabilitas Marshall. Nilai flow mengindikasikan campuran bersifat elastis dan lebih mampu mengikuti deformasi akibat beban. Nilai flow dipengaruhi oleh kadar aspal dan viskositas aspal, gradasi, suhu, dan jumlah pemadatan. Semakin tinggi nilai flow, maka campuran akan semakin elastis. Sedangkan apabila nilai flow rendah, maka campuran sangat potensial terhadap retak. Angka flow diperoleh dari hasil pembacaan arloji flow yang menyatakan deformasi benda uji. Hasil bagi dari stabilitas dan flow, yang besarnya merupakan indikator dari kelenturan yang potensial terhadap keretakan disebut Marshall Quotient. Nilai Marshall Quotient dihitung dengan rumus 3. MQ =........... [Rumus 3] MQ = Marshall Quotient (kg/mm) s = Stabilitas (kg) f = Nilai flow (mm) Durability (daya tahan) Durability yaitu kemampuan lapis perkerasan untuk mencegah keausan atau kerusakan selama umur rencananya. Kerusakan dapat terjadi karena pengaruh lalu lintas serta pengaruh buruk dari lingkungan dan iklim (cuaca, air, dan temperatur). Faktor yang mempengaruhi durabilitas adalah: - Film aspal atau selimut aspal, lapis aspal yang berdurabilitas tinggi dapat dihasilkan oleh film aspal yang tinggi, tetapi memungkinkan terjadi bleeding yang bertambah tinggi. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2014/750

- Void In Mix (VIM) kecil sehingga lapis kedap air dan udara tidak masuk ke dalam campuran sehingga mencegah terjadinya oksidasi yang membuat aspal menjadi rapuh. - Void in Material (VMA) besar, sehingga film aspal dapat dibuat tebal. Jika VMA dan VIM kecil serta kadar aspal tinggi kemungkinan terjadi bleeding besar. Untuk mencapai VMA yang besar ini dipergunakan agregat bergradasi senjang. Skid Resistance (kekesatan) Skid resistance adalah kemampuan lapis permukaan pada lapis perkerasan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya roda selip atau tergelincir pada waktu permukaan basah. Hal ini terjadi karena pada saat terjadi hujan kekesatan pada lapis permukaan akan berkurang. Kekesatan dinyatakan dengan koefisien gesek antara permukaan jalan dan ban kendaraan. Untuk mendapatkan ketahanan geser yang tinggi dapat dilakukan dengan cara : - Penggunaan kadar aspal yang tepat sehingga tidak terjadi bleeding. - Penggunaan agregat dengan permukaan kasar. - Penggunaan agregat yang cukup. - Penggunaan agregat berbentuk kubikal. Fleksibelitas Fleksibilitas pada lapis perkerasan adalah kemampuan lapisan untuk dapat mengikuti deformasi yang terjadi akibat beban lalu lintas yang berulang tanpa timbulnya retak dan perubahan volume. Porositas Porositas adalah prosentase pori atau rongga udara yang terdapat dalam suatu campuran. Porositas dipengaruhi oleh densitas dan specific gravity campuran. Densitas menunjukkan besarnya kepadatan pada campuran. Densitas diperoleh dari rumus sebagai berikut: Wdry D =................ [Rumus 4] ( Ws Ww) D = Densitas/berat isi Wdry = Berat kering/berat di udara (gr) Ws = Berat SSD (gr) Ww = Berat di dalam air (gr) Specific Gravity Campuran adalah perbandingan persen berat tiap komponen pada campuran dan specific gravity tiap komponen. Besarnya Specific Gravity campuran penting untuk menentukan besarnya porositas. Untuk menghitung berat jenis campuran (Specific Gravity Campuran) digunakan rumus berikut: 100 SGmix =... [Rumus 5] % ca % fa % f % cr % b ( + + + + ) SGca SGfa SGf SGcr SGb SGmix = Specific Gravity Campuran (gr/cm³) %W = % berat tiap komponen pada campuran SG = Specific Gravity tiap komponen (gr/cm³) (ca = course aggregate, fa = fine aggregate, f = filler, b = bitumen, cr = crumb rubber) Dari nilai densitas dan specific gravity campuran dapat dihitung besarnya porositas dengan rumus 6. P = D SGmix 1 x 100%.... [Rumus 6] P = Porositas benda uji (%) D = Densitas benda uji yang dipadatkan (gr/cm3) SGmix = Spesific gravity campuran (gr/cm 3 ) METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembuatan campuran Thin Surfacing HMA berdasarkan National Asphalt Pavement Association (NAPA), dan standar-standar pengujian yang digunakan sebagian menggunakan standar yang dikeluarkan oleh The Asphalt Institute (1997) Superpave Series No.1 (SP-1) serta sebagian besar mengadopsi dari metode metode yang disahkan atau distandarkan oleh Bina Marga yang berupa SK SNI. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2014/751

Pengujian pada penelitian ini meliputi uji penentuan hasil kadar aspal optimum serta pengaruh penambahan crumb rubber pada lapis tipis campuran aspal panas yang ditinjau dari karakteristik Marshall. Jenis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi dan korelasi. Tabel 2. Jumlah Benda Uji dalam Penelitian Kadar Aspal pb -1 pb - 0.5 Pb pb + 0.5 pb +1 Crumb Rubber 0 3 3 3 3 3 0,1 3 3 3 3 3 0,3 3 3 3 3 3 0,5 3 3 3 3 3 HASIL DAN ANALISIS Kadar Aspal Optimum Kadar aspal optimum dapat ditentukan dengan melakukan uji Marshall atau yang sering disebut dengan metode Asphalt Institute. Pengujian Marshall dilakukan berdasarkan perkiraan kadar aspal sementara dengan variasi kadar aspal 3,5%, 4%, 4,5%, 5%, 5,5% (Job Mix Design dapat dilihat pada Lampiran). Sebelum uji Marshall dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji Volumetrik meliputi pengukuran diameter, tebal dan berat di udara, kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai densitas, SGmix, dan porositas. Kemudian baru dilakukan pengujian Marshall dan didapatkan nilai stabilitas, flow, dan Marshall Quotient. Dari nilai nilai tersebut dapat ditentukan sifat campuran yang terbaik atau kadar aspal optimum yang kemudian dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan benda uji berikutnya. Pengujian Lapis Tipis Campuran Aspal Panas Pengujian dalam penelitian ini dilakukan pengujian yang meliputi pengujian nilai Marshall. Hasil dan Pembahasan a. Stabilitas b. Flow Gambar 2. Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan Stabilitas e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2014/752

Gambar 3. Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan Flow c. Marshall Quotient Gambar 4. Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan Marshall Quotient d. Densitas Gambar 5. Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan Densitas e. Angka Pori e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2014/753

Gambar 6. Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan Angka Pori SIMPULAN Dari hasil kajian penelitian didapatkan beberapa kesimpulan antara lain: 1. Dari hasil analisa grafik hubungan beberapa parameter diperoleh kadar aspal optimum yaitu untuk masingmasing kadar karet remah 0%, 0,1%, 0,3% dan 0,5% yaitu 5,82%, 4,61%, 4,42% dan 4,49%. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan penambahan kadar karet remah menyebabkan penggunaan aspal minyak semakin berkurang. 2. Penambahan karet remah pada aspal minyak dalam lapis tipis campuran aspal panas menunjukkan nilai stabilitas marshall yang semakin baik, nilai flow yang semakin tinggi, marshall quotient semakin rendah, angka pori yang semakin rendah, nilai densiitas yang semakin rendah. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih saya sampaikan kepada Ir. Ary Setyawan, MSc, PhD dan Ir. Djoko Sarwono, MT. yang sangat banyak memberikan pengarahan dan dukungan dalam penelitian ini. REFERENSI Adji Adisasmita, Sakti, H. Nur Ali, A. Atwin Amiruddin, dan H. lskandar Renta. 2012. Studi Karakteristik Perkerasan HRS-WC Menggunakan Aspal Minyak dan Penambahan Aditif Lateks. Universitas Hasanuddin Alpha Tora K, Wahyu. 2012. Pengaruh Penambahan Limbah Bubutan Baja Pada Lapis Tipis Campuran Aspal Panas Terhadap Karakteristik Marshall. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Anonim. 1998. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, Spesifikasi. Jakarta. Anonim. 2005. Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Dwi Ariyanto, Nugroho. 2006. Pemanfaatan. Limbah Vulkanisir Ban (Crumb Rubber) Sebagai Modifikasi Bitumen. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Pramudya Iskandar, Adhe. 2012. Pengaruh Penambahan Limbah Bubutan Baja Pada Lapis Tipis Campuran Aspal Panas Terhadap Karakteristik Kuat Tarik Tidak Langsung, Kuat Tekan Bebas Dan Permeabilitas. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Rachmayati, Dina. 2010. Evaluasi Asphalt Properties Campuran Aspal-Crumb Rubber sebagai Alternatif Pengganti Aspal Minyak. Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Prasetyo, Anang, 2013. Karakteristik Thin Surfacing Hot Mix Asphalt Ditinjau Dari Nilai Marshall, Kuat Tarik Tidak Langsung, Kuat Tekan Bebas, Dan Permeabilitas. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sukirman, Silvia. 1993. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung: Nova. Uzarowski, Ludomir. 2005. Thin Surfacing - Effective Way of Improving Road Safety within Scarce Road Maintenance Budget. Annual Conference of the Transportation Association of Canada. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2014/754