Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Akad Mudharabah Jenis Akad Mudharabah Dasar Syariah Prinsip Pembagian Hasil Usaha Perlakuan Akuntansi (PSAK 105) Ilustrasi Kasus Akad

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

Afifudin, SE., M.SA., Ak. atau (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

BAB II LANDASAN TEORI

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi Mudharabah ED PSAK 105 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

DAFTAR PUSTAKA. Ahmed, Salman. (2011). Analysis Of Mudharabah and A New Approach to Equity

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105)

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. UNS, 2009), Evaluasi Penerapan Prinsip Syariah pada Praktik

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB II LANDASAN TEORI. Sunnah Nabi. Konsekuensinya, apapun nilai yang dibutuhkan dalam analisis dan

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

Tinjauan Pelaksanaan Skema Musyarakah Pada Produk Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Garut

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI MUSYARAKAH TERHADAP PSAK 106 PADA BANK SYARIAH X

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan bisnis yang serupa dengan Koperasi atau Lembaga Swadaya

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB II Landasan Teori

EVALUASI PENERAPAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN Studi Kasus pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Bogor

BAB II LANDASAN TEORI. Baitulmal Mall Wa At-Tamwil ( BMT ), atau disebut juga dengan Koperasi

EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN PSAK NO. 59 DAN PSAK NO. 105 PADA KJKS-BMT BINA UMMAT SEJAHTERA YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI.

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Slamet Wiyono (2005 : 57) Revenue Sharing berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan diukur agar dapat menyajikan informasi yang relevan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

Siti Zahara Triani Putri, Wasilah. Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUDHARABAH

BAB II LANDASAN TEORITIS. seluruh perkiraan dilakukan berdasarkan prinsip akuntansi syariah yang

BAB II LANDASAN TEORI. tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah

STUDI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN LABA PERUSAHAAN PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA TBK. CABANG BOGOR

Akuntansi Musyarakah ED PSAK 106 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF. BMT Al-Ridha Laporan posisi keuangan (Neraca) Per 31 Desember 2013

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam hal ini pelaporan keuangan syariah dengan pelaporan bank

Transkripsi:

Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-07 Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung Rahayu, Ami Fitria STIE Ekuitas http://hdl.handle.net/123456789/62 Downloaded from STIE Ekuitas Repository

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum tentang BMT BMT merupakan Lembaga Keuangan Syariah yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi mikro. BMT pertama kali didirikan oleh beberapa aktivis mahasiswa di Mesjid Salman ITB pada tahun 1980. 2.1.1 Pengertian BMT BMT adalah singkatan dari Baitul Maal wat Tamwil atau Balai Usaha Mandiri Terpadu. Menurut Salman (2012:10) : BMT adalah Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil untuk menumbuhkembangkan derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakasa dan modal awal dari masyarakat setempat. BMT memiliki fungsi ganda sebagai Baitul Maal dan Baitut Tamwil. Baitul Maal adalah lembaga nonprofit yang bertugas menghimpun, mengelola dan menyalurakan dana sosial. Sedangkan Baitut Tamwil adalah lembaga yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana yang bersifat komersil. BMT bukan lembaga sosial meskipun melaksanakan aktivitas sosial dalam kegiatan usahanya. 7

2.1.2 Kegiatan Usaha BMT Sebagai Lembaga Keuangan Syariah, BMT menjalankan kegitan usahanya dengan berlandaskan prinsip syariah Islam. Kegiatan usaha yang terkait dengan perputaran dana di BMT dapat digambarkan pada skema berikut : Gambar 2.1 Kegiatan Usaha BMT (Sumber: Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Soemitra, 2010) Melalui skema pada gambar 2.1 terlihat bahwa BMT menghimpun dana dari masyarakat serta menyalurkannya kembali kepada masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam. Selain itu yang tertera pada skema tersebut, BMT juga memeberikan berbagai macam pelayanan jasa keuangan seperti ijazarah (sewa) dan rahn (gadai). Kegiatan usaha BMT mencerminkan 8

sikap saling tolong menolong dan kerja sama di lingkungan masyarakat, sehingga BMT dapat dikatan sebagai motor penggerak perekonomian. 2.1.3 Ciri-ciri BMT BMT tergolong sebagai Lembaga Keuangan Mikro yang memiliki ciri tersendiri sehingga tidak bisa disamakan dengan Lembaga Keuangan Mikro lainnya. Soemitra (2010:454) membagi ciri-ciri BMT secara umum dan khusus. Ciri-ciri umum BMT adalah berorientasi pada pengembangan ekonomi mikro dengan cara mencari laba bersama yang berlandaskap prinsip-prinsip syariah. Sedangkan ciri khusus dari BMT diantaranya melaksanakan kegiatan pembinaan sosial dan agama melalui pengajian yang dilakukan secara berkala oleh semua pihak yang terlibat dalam BMT tersebut. 2.2 Tinjauan Umum tentang Mudharabah Prinsip Mudharabah diterapkan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dalam menjalankan usahnya. Sebagai pengelola dana, LKS melakukan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan dan deposito. Selain itu LKS berperan sebagai pemilik dana yang menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan modal kerja. Mudharabah merupakan salah satu akad dalam transaksi keuangan syariah. Mudharabah dalam istilah Bahasa Inggris disebut trust financing. Praktik Mudharabah adalah apabila seseorang menyerahkan harta kepada orang lain 9

untuk mengelolanya dan keuntungannya dibagi diantara keduanya sesuai dengan kesepakatan keduanya (Lukman,2012:182). Transaksi dengan akad Mudharabah telah dipraktikan oleh Nabi Muhammad SAW bersama Siti Khadijah. Saat itu Nabi Muhammad berperan sebagai Mudharib (pengelola) dan Siti Khadijah sebagai pihak Shahibul Maal (pemilik). 2.2.1 Pengertian Mudharabah Mudharabah berasal dari kata adhdhardy fil ardhy yang artinya berpergian untuk urusan dagang. Menurut Salman (2012:74) Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis kerja sama usaha dimana pihak pertama menyediakan dana (shahibul maal) dan pihak kedua bertanggung jawab atas pengelolaan usaha (mudharib). Sedangkan menurut PSAK No.105 dijelaskan : Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian financial hanya ditanggung oleh pemilik dana. Mudharabah merupakan kerjasama antara dua pihak. Pihak pertama adalah pemilik dana yang menginginkan hasil lebih dari dana yang dimilikinya namun tidak memiliki keterampilan atau keinginan untuk memproduksi barang atau jasa. Sedangkan pihak kedua adalah pihak yang memiliki keterampilan dalam memproduksi barang atau jasa namun tidak memiliki dana untuk membiayai hal tersebut. Dengan menggunakan akad mudharabah pihak pertama dapat menyalurkan dana yang dimilikinya untuk membiayai kegiatan produksi yang dilakukan oleh pihak kedua. 10

Pihak pertama tidak memiliki wewenang dalam pengelolaan dana dan tidak berhak mematok tarif atas pengembalian dana yang disalurkan. Pihak kedua bertanggung jawab dalam pengelolaan dana tersebut dan memiliki kewajiban untuk mengembalikan serta memberikan hasil usaha sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Apabila terjadi kerugian yang disebabkan oleh kelalaian, maka pihak kedua harus mengganti kerugian tersebut, namun apabila kerugian disebabkan oleh hal diluar kelalaian pengelola, maka kerugian menjadi tanggungan pihak pertama. Apabila pihak kedua menghasilkan keuntungan, maka pihak pertama pun akan memperoleh keuntungan. Jenis transaksi seperti ini dinilai menguntungkan kedua belah pihak serta selaras dengan ajaran Islam. Secara sederhana, transaksi mudharabah dapat digambarkan melalui skema seperti pada gambar di bawah ini : Gambar 2.2 Skema Mudharabah (Sumber: Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Syafii Antonio, 2011) 11

Dapat disimpulkan bahwa kerjasama dengan akad mudharabah berlandaskan asas kepercayaan. Wiroso (2011:325) menjelaskan bahwa kepercayaan harus dilandasi dengan penerapan akidah dan akhlak yang sesuai dengan ketentuan syariah. Para pelaku mudharabah khususnya pengelola dana harus memahami dan memiliki sifat Nabi Muhammad yaitu Shidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah agar dana yang dikelola bisa dipertanggungjawabkan. 2.2.2 Jenis Mudharabah Dalam PSAK Nomor 105 tentang Akuntansi Mudharabah dijelaskan beberapa istilah mudharabah sesuai dengan jenisnya, yaitu : 1. Mudharabah Mutlaqah yaitu mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. 2. Mudharabah Muqayyadah yaitu mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi. 3. Mudharabah Musytarakah yaitu mudharabah dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi. Di LKS sendiri, jenis Mudharabah yang paling sering digunakan adalah Mudharabah Mutlaqah, karena lebih fleksibel dalam pelaksanaanyya, sehingga bisa dijangkau oleh semua pihak. 2.2.3 Landasan Syariah Transaksi Mudharabah mengacu kepada landasan yang telah tercantum dalam Al-Quran dan Al-Hadis, diantaranya : 12

1. QS Al-Jumuah ayat 10 yang artinya : Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. 2. HR Ibnu Majah yang artinya : Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan yaitu : jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampurkan dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual. 2.2.4 Rukun Mudharabah yaitu : Salman (2012:223) membagi rukun dari akad Mudharabah menjadi empat, 1. Pelaku 2. Objek Mudharabah 3. Ijab Kabul 4. Nisbah Keuntungan Sedangkan menurut Wiroso (2010:327) rukun dari akad mudharabah ada lima, diantaranya : 1. Orang yang berakad 2. Modal 3. Kerja atau Usaha 4. Keuntungan 5. Shighat Walaupun ada perbedaan pendapat mengenai jumlah rukun, pada dasarnya ketentuan Mudharabah adalah sama, yaitu : 13

1. Orang yang melakukan akad Mudharabah terdiri dari pemilik dan pengelola dana yang telah cakap hukum dan baligh tanpa bergantung kepada identitas keaagaaman (muslim/nonmuslim). Pemilik hanya boleh mengawasi pengelolaan dana dan tidak memiliki wewenang dalam pengelolaan dana. 2. Objek Mudharabah terdiri atas modal dan kerja. Modal dapat berbentuk uang atau aset lainnya dan harus diberikan secara tunai oleh pemilik dana. Sedangkan kerja adalah kontribusi pengelola dalam bentuk keahlian, keterampilan, selling skill, management skill, dan lain-lain (Salman:2012:223). 3. Shigat adalah ungkapan kerelaan antara kedua belah pihak yang dituangkan secara lisan maupun tulisan. 4. Nisbah Keuntungan adalah distribusi hasil usaha yang dihitung berdasarkan pendapatan atau laba usaha yang dilakukan oleh pihak kedua sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak di awal perjanjian. 2.2.5 Prinsip Pembagian Hasil Usaha dalam Mudharabah Pembagian hasil usaha Mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba. Bagi hasil berdasarkan total pendapatan usaha kotor, sedangkan bagi laba bergantung kepada laba bersih yang dihasilkan. Berikut adalah contoh perhitungan pembagian hasil usaha : 14

Uraian Jumlah (Rp) Metode Penjualan 100 Harga Pokok Penjualan 65 Laba Kotor 35 Bagi Hasil Beban 25 Laba/ (Rugi) Bersih 10 Bagi Laba Tabel 2.1 Metode Pembagian Hasil Usaha (Sumber: PSAK No.105, IAI, 2009) Berdasarkan Fatwa DSN nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha dalam Lembaga Keuangan Syariah dijelaskan : Pertama : Ketentuan Umum 1. Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip Bagi Hasil (Revenue Sharing) maupun bagi Untung (Profit Sharing) dalam pembagian hasil usaha dengan mitra (nasabah)-nya. 2. Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah),saat ini, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil (Revenue Sharing). 3. Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad. LKS pada umumnya menggunakan prinsip Bagi Hasil karena lebih menguntungkan bagi pihak pemilik dana. Jumlah keuntungan yang diterima akan lebih besar daripada keuntungan dengan perhitungan Bagi Laba. 2.3 Tinjauan PSAK No.105 tentang Akuntansi Mudharabah PSAK 105 tentang Akuntansi Mudharabah adalah bagian dari PSAK Syariah yang menjelaskan bahwa ruang lingkup Akuntansi Mudharabah adalah untuk entitas yang melakukan transaksi mudharabah baik sebagai pemilik dana 15

maupun pengelola dana. PSAK ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas obligasi syariah yang menggunakan akad mudharabah. 2.3.1 Akuntansi untuk Pemilik Dana Dalam menjalankan usahanya, LKS berperan sebagai pemilik dana yang menyalurkan dananya kepada nasabah (anggota BMT). Berikut ketentuan yang berkaitan dengan Akuntansi Mudharabah pada LKS menurut PSAK Nomor 105 tentang Akuntansi Mudharabah: 1. Penyerahan Modal Mudharabah dalam bentuk Kas 12 Dana Mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana. 13 Pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai berikut: (a) Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan. Jurnal untuk mencatat pengakuan transaksi ini adalah : Rekening Debit Kredit Investasi Mudharabah Kas Xxx 2. Penerimaan Hasil Usaha Mudharabah 20 Jika investasi mudharabah melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. 16

Jurnal untuk mencatat pengakuan bagi hasil adalah : Rekening Debit Kredit Piutang pendapatan basil Pendapatan basil 3. Pada Saat Akad Berakhir 19. Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka investasi mudharabah diakui sebagai piutang. Jurnal pada saat akad berkahir: Rekening Debit Kredit Piutang Investasi Mudharabah 4. Apabila terjadi kerugian 21. Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah berkahir diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat akad mudharabah berakhir, selisih antara: (a) investasi mudharabah setelah dikurangi penyisihan kerugian investasi; dan (b) pengembalian investasi mudharabah; diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Jurnal apabila terjadi kerugian : Rekening Debit Kredit Kerugian Investasi Mudharabah Penyisihan Kerugian Investasi Mudharabah Apabila terjadi kerugian selama akad mudharabah berlangsung, maka kerugian tersebut akad diperhitungkan saat akad berakhir. Jurnal untuk mencatat perhitungan : 17

Rekening Debit Kredit Kas/ Piutang Penyisihan Kerugian Investasi Mudharabah Kerugian Investasi Mudharabah Investasi Mudharabah Xxx 5. Penyajian dalam Laporan Keungan 36. Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat. Investasi Mudharabah akan mempengaruhi sisi Aktiva di dalam Neraca : Aktiva Pasiva Investasi Mudharabah 6. Pengungkapan 38. Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas pada : (a) Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lainlain; (b) Rinian jumlah invstasi mudharabah berdasarkan jenisnya. (c) Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan; dan (d) Pengungkapan yang sesuai dengan PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah. 2.3.5 Akuntansi Untuk Pengelola Dana Pada umumnya jenis Mudharabah yang digunakan oleh LKM adalah Mudharabah Mutlaqah. Dalam menjalankan kegiatan usaha, LKS harus memperhatikan ketentuan-ketentuan akuntansi mudharabah. Pengelolaan atas 18

dana yang terhimpun harus bisa dipertanggungjawabkan, oleh karena itu, PSAK 105 mengatur beberapa aspek yang harus diterapkan, yaitu : 1. Pengakuan dan pengukuran modal Mudharabah 25. Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, diukur sebsar nilai tercatatnya. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah : Rekening Debit Kredit Kas Dana Syirkah Temporer Xxx 2. Pengakuan Hasil Usaha 29. Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah Rekening Debit Kredit Beban Bagi Hasil Mudharabah Utang Bagi Hasil Mudharabah Xxx Kemudian, jurnal untuk mencatat pemabayaran bagi hasil adalah Rekening Debit Kredit Utang Bagi Hasil Mudharabah Kas Xxx 3. Pengakuan Kerugian 30. Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebgai beban pengelola dana. 19

Jurnal untuk mencatat kerugian adalah : Rekening Debit Kredit Dana Syirkah Temporer Kas Xxx 4. Penyajian dalam Laporan Keuangan 37. Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah dalam laporan keuangan; (a) dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai wajar tercatatnya untuk setiap jenis mudharabah. (b) bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai pos bagi hasil yang belum dibagikan di kewajiban. Modal Mudharabah dan dana bagi hasil akan mempengaruhi sisi Pasiva di dalam Neraca : Aktiva Pasiva Bagi Hasil diumumkan belum dibagi Dana Syirkah Temporer 5. Pengungkapan 39. Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait transaski mudharabah, tetapi tidak terbatas pada : (a) Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lainlain; (b) Rinian jumlah dana syirkah temporer mudharabah berdasarkan jenisnya. (c) Penyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayadah; dan (d) Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah. 20

PSAK 105 mulai diberlakukan sebagai standar penyusunan dan penyajian laporan keungan sejak 1 Januari 2008. PSAK ini menggantikan PSAK 59 tentang Perbankan Syariah. LKS diharuskan menerapkan PSAK 105 untuk meningkatkan daya banding dari Laporan Keuangan. 21