PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII.2 SMP NEGERI 24 PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

ABSTRAK MODEL STAD (STUDIENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISION) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR COGNITIF SISWA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN 09 SUNGAI GERINGGING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA Materi Gejala Alam melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

Dita Tria Putri, Made Sukaryawan, Bety Lesmini Universitas Sriwijaya

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IIIB SDN 001 SALO

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar p-issn e-issn Vol. 9. No.2 Juli 2017 Hal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Study Program of Biology Education, Faculty of teacher Training and Education University of Riau

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Universitas Bung Hatta Abstract

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA FLIP CHART DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL DAN PENERAPANNYA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

Rini Tri Irianingsih 47

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE KERJA LABORATORIUM YANG DILENGKAPI LEMBARAN KERJA SISWA PADA KOMPETENSI DASAR KESETIMBANGAN KIMIA

ARTIKEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh Made Arya Sudita NIM

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI INTERAKSI ANTAR FAKTOR-FAKTOR FISIK DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOTOR LISTRIK

Hj. Noraina Guru SMP Negeri 3 Kertak Hanyar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

Key Words : cooperative learning two stay two stray, interactive cd, student learning achievement, cylinder and cone.

MENERAMPILKAN SISWA KELAS VII-G SMP NEGERI 18 MALANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SEGIEMPAT MELALUI CIRC DENGAN BANTUAN MEDIA PAPAN SOAL

MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

Keyword : Cooperative Type Think Pair Share (TPS), Science Learning Outcomes.

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

1130 ISSN:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE KELAS VIII SMPN 2 BANGKINANG KOTA TAHUN P 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI POKOK BAHASAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: RAHMA DONA NPM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII.2 SMP NEGERI 24 PALEMBANG Setiogohadi Guru SMP Negeri 24 Palembang E-mail: Setioadi24@gmail.com Abstract: This research is supposed to improve student s learning achievement in basic competence 3.4 science for students VII.2 SMP Negeri 24 Palembang with implementing of cooperative teaching model of STAD. The implementing of cooperative teaching STAD model is hoped to inject the character of cooperation among students. This reasearch is done at SMP Negeri 24 Palembang in Jalan Tegal Binangun Plaju Darat Palembang. From the research we conclude that: (1) the process of teaching by using cooperative teaching STAD type can improves the students learning activity at grade VII.2 SMP Negeri 24 Palembang. Students learning activity improved clasically from first cycle to second cycle by 16,6%. (2) the process of cooperative teaching can improves student learning achievement. STAD type learning model focus in group discussion, it means that the students who has understood the materials had to taught others students. Students learning achievement has improved clasically from first cycle to second cycle by 20%. Keywords :Cooperative type STAD teaching model, learning achievement, succesful of learning. PENDAHULUAN Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang dikembangkan berbasarkan hasil pembinaan manusia berupa gagasan dan konsep tentang alam sekitarnya yang diperoleh dari pengalamam melalui serangkaian proses ilmiah. Oleh sebab itu IPA dapat dipandang sebagai program untuk menanamkan dan mengembangkan ketrampilan, sikap, karakter dan nilai ilmiah pada siswa. Begitu juga halnya yang perlu dikembangkan di Sekolah Menengah Pertama termasuk di SMP Negeri 24 Palembang. Berdasarkan observasi dan pengamatan peneliti di SMP Negeri 24 Palembang, siswa kurang aktif menanggapi penyampaian materi pelajara IPA yang diberikan oleh saya sebagai gurunya. Siswa kurang dapat memahami materi pelajaran dan siswa bersikap tidak semangat terhadap penyampaian materi yang dilakukan guru maupun terhadap pelaksanan tugas. Siswa merasakan tugas yang diberikan guru adalah beban yang berat. Sering kali tugas yang diberikan guru tidak dapat diselesaikan dengan baik. Kondisi ini menyebabkan rendahnya hasil ulangan harian, dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPA Tahun Pelajaran 2011/2012 di Kelas di Kelas VII.2 SMP Negeri 24 Palembang Semester Gazal Tahun Pelajaran 2011/2012 Rentang Nilai Ulangan Harian 1 Ulangan Harian 2 Jumlah % Jumlah % 50 6 19.35 4 12.90 51 74 13 41.94 17 54.84 75 12 38.71 10 32.26 Jumlah 31 100 31 100 (sumber: Buku Nilai Siswa Kelas VII.2 KD 3.3 dan KD 3.4) 12

Bertitik tolak dari hasil belajar yang diperoleh siswa, diperlukan perubahan cara pembelajaran, sebab selama ini saya sebagai guru masih menggunakan cara pembelajaran yang tidak bervariasi dan belum banyak memotivasi aktivitas siswa untuk berinteraksi, dan pembelajaran yang masih terpusat pada guru. Hasil ulangan harian tersebut, belum mencapai target minimal 85 % siswa mencapai KKM, hanya 38.71 % dan 32.26 % yang dapat mencapai KKM pada Ulangan Harian materi KD 3.3 dan KD 3.4. Perlu perubahan model pembelajaran guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII.2 SMP Negeri 24 Palembang pada KD 3.4. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengutamakan kompetisi secara kelompok sehingga sangat sesuai diterapkan pada siswa kelas VII untuk menanamkan karakter dan sebagai usaha variasi penggunaan model pembelajaran. Sintak pada Model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai untuk materi KD 3.4. Permasalahan dalam penelitian ini, adalah bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas VII. 2 di SMP Negeri 24 Palembang supaya menguasai materi KD 3.4 tentang zat dan kalor. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII. 2 SMP Negeri 24 Palembang pada mata pelajaran IPA, Kompetensi Dasar 3.4 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. METODE Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.2 SMP Negeri 24 Palembang dengan jumlah siswa 30 orang 9 siswa putra dan 21 siswa putri. Observator (pengamat) terdiri dari dua orang guru yaitu : Ibu Eny Faridah dan Ibu Sri Murni yang membantu peneliti mencatat aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 24 Palembang Jalan Tegal Binangun Plaju Darat Kecamatan Plaju Palembang. Pembuatan rencana tindakan berdasarkan refleksi yang ditulis pada proposal dilaksanakan tanggal 21 sampai dengan 26 Januari 2013. Pelaksanaan tindakan dikerjakan mulai tanggal 5 Maret 2013 sampai 9 April 2013. Dengan 10 Jam pelajaran satu kali pertemuan setiap minggu pada tiap hari Selasa 2 x 40 menit. Data diambil dari observasi dengan berpedoman pada lembar observasi yang terdiri dari tiga indikator dan tiga deskriptor. Observasi dilakukan guru pengamat (observer) pada saat berlangsung proses belajar mengajar. Data yang diperoleh melalui lembar observasi diberikan skor dengan mengacu pada perhitungan nilai untuk setiap deskriptor pada setiap kali pertemuan dengan rumus : (Sudjana, 2008) Pedoman ketuntasan belajarnya adalah: 1. Ketuntasan Belajar Individual jika siswa tersebut mendapat nilai 75 (KKM SMP Negeri 24 Palembang) 2. Ketuntasan Belajar Klasikal : telah tuntas secara klasikal apabila dalam kelas tersebut minimal terdapat 85% siswa telah tuntas secara individu. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran Siklus I a. Keterlaksanaan model pembelajaran STAD Hasil observasi yang dilakukan oleh dua orang observer terhadap keterlaksanaan model pembelajaran STAD pada siklus I seperti pada Tabel 2 berikut. 13

Tabel 2 Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran STAD Pada Siklus I No Aspek Skor Nilai Katagori 1. Menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan pembelajran sebelumnya 27 75 Baik 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran 30 83 Sangat Baik 3. Meyajikan materi 26 72 Baik 4. Membagi kelompok 27 75 Baik 5. Melatihkan keterampilan kooperatif 26 72 Baik 6. Mengawasi dan membimbing setiap kelompok secara bergiliran 26 72 Baik 7. Mempresentasikan hasil kegiatan 26 72 Baik 8. Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran 27 75 Baik 9. Memberikan kuis 30 83 Sangat Baik 10. Memberikan penghargaan 30 83 Sangat Baik Jumlah 762 Rata-rata 76,2 Sangat Baik Berdasarkan data pada Tabel 2 diketahui bahwa pada siklus I untuk aspek menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan kuis dan memberikan penghargaan mendapat kategori sangat baik, sedangkan ketujuh aspek lainnya tergolong katagori baik. Data ini menunjukkan indikasi yang baik terhadap keterlaksanaan model pembelajaran STAD pada siklus I dengan nilai rara-rata 76,2 dikatagorikan sangat baik. Temuan model pembelajaran STAD yang diterapkan pada siklus I terlihat bahwa 1) waktu untuk berdiskusi banyak terbuang ketika siswa berpindah tempat duduk untuk bergabung dengan kelompoknya, karena pengumuman kelompok pada saat pembelajaran berlangsung dan posisi kelompok belum jelas, 2) siswa mengalami kesulitan dalam melakukan percobaan karena siswa kurang bisa memahami petunjuk LKS, 3) siswa yang sudah mengerti pada materi yang di bahas belum sepenuh hati mau menjelaskan kepada teman kelompoknya yang belum mengerti pada materi tersebut, dan 4) kelompok belum semuanya mau untuk presentasi di depan kelas. Selama proses pembelajaran berlangsung, tiga orang observer melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa mengenai aktivitas siswa yang meliputi aspek frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa, aspek perhatian, aspek kerjasama antar siswa dalam menyelesaikan tugas dan aspek peningkatan sumber belajar yang dimanfaatkan oleh siswa. Aspek aktivitas tersebut diamati menggunakan lembar observasi aktivitas. Pada akhir pertemuan ketiga atau akhir siklus pembelajaran dilakukan tes siklus untuk melihat hasil belajar belajar siswa. b. Aktivitas siswa Hasil observasi aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh tiga observer pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3 Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I No Rentang nilai Siklus I Kategori Aktivitas Frekuensi % 1 0 50 9 30 Rendah 2 51 75 20 66,7 Sedang 3 76 100 2 3,3 Tinggi 14

15 Persentase aktivitas tiap aspeknya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4 Persentase Aktivitas Tiap Aspek Pada siklus I No Aspek Skor perolehan % Kategori 1 Frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa 109,00 45,42 Rendah 2 Perhatian siswa 180,00 75,00 Tinggi 3 Kerjasama siswa dalam kelompok 131,00 54,58 Sedang 4 Peningkatan sumber belajar yang dimanfaatkan siswa 123,00 51,25 Sedang Berdasarkan Tabel 4 nampak bahwa diantara keempat aspek aktivitas yang telah diobservasi, aspek perhatian memiliki persentase paling tinggi 75,00%, sedangkan aspek frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa tergolong katagori rendah. Penyebab dari masalah ini karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran STAD. Oleh Tabel 5 Data hasil belajar belajar Siswa Pada Siklus I Uraian karena itu sosialisasi peran dan fungsi siswa dalam kegiatan kelompok ditegaskan kembali kepada siswa. c. Hasil belajar belajar siswa Data hasil belajar belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tes Siklus I Jumlah Siswa 30 Nilai max 85,00% Nilai Min 45,00% Rerata 72,33% Ketuntasan Klasikal 63,33% Tabel 5 menunjukkan persentase Ketuntasan Klasikal (KK) hanya 63,33% belum memenuhi persentse minimal 85% KK, yang menyatakan proses pembelajaran berhasil. 4. Refleksi Tindakan Siklus I Ada beberapa catatan penting selama siklus I sebagai berikut. a. Sebagian besar siswa belum memahami fungsi dan perannya dalam kegiatan kelompok, akibatnya tugas kelompok dikerjakan sendiri-sendiri oleh setiap anggota kelompok tanpa adanya interaksi satu dengan yang lain. Penyebab dari masalah ini karena siwsa belum terbiasa dengan model pembelajaran STAD. Oleh karena itu sosialisasi peran dan fungsi siswa dalam kegiatan kelompok ditegaskan kembali kepada siswa. b. Adanya ketergantungan diantara anggota kelompok belum terjadi, akibatnya kebersamaan dalam kelompok belum nampak. Siswa yang sudah mengerti belum mau menjelaskan kepada teman satu kelompoknya yang belum mengerti. Penyebab dari masalah ini adalah kesadaran dan kepedulian siswa yang sudah mengerti pada suatu materi ketika diskusi kelompok untuk bersedia menjelaskan kepada temannya yang belum mengerti pada materi tesebut. Demikian juga siswa yang belum mengerti pada materi diskusi kelompok belum tampak memulai bertanya kepada siswa yang sudah mengerti. Sehingga saling ketergantungan belum terjadi c. Penegasan pemberian penghargaan pada waktu kegiatan pembelajaran terhadap anggota kelompok yang bekerjasama dengan kelompoknya, agar bisa menyelesaikan tugas tepat waktu. Penyebab dari masalah ini karena penghargaan diberikan pada akhir pertemuan sehingga selama proses

pembelajaran siswa tidak merasa ada dorongan untuk bekerjasama. Penyebab permasalahan diatas dicari solusinya agar tidak muncul pada siklus II. Solusi yang direncanakan berupa perbaikan tindakan diantaranya memberikan tambahan waktu untuk diskusi kelompok agar kegiatan saling kerjasama memecahkan masalah menjadi lebih lama serta memberi penghargaan sepanjang proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas dan data hasil belajar belajar, ternyata hasil yang diperoleh pada siklus I belum sesuai dengan harapan, karena terdapat 24 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM dan ketuntasan klasikal baru mencapai 63,33% belum memenuhi persentse minimal 85% KK, yang menyatakan proses pembelajaran berhasil. Oleh karena itu diperlukan tindakan selanjutnya pada siklus II dengan rencana perbaikan yaitu dalam penyelesaian tugas kelompok dimana siswa yang telah mengerti harus menjelaskan kepada siswa yang belum mengerti sampai bisa. Perbaikan yang lain yaitu pemberian penghargaan kepada anggota kelompok yang bekerjasama dengan kelompoknya pada saat diskusi kelompok dan pemberian waktu diskusi kelompok yang lebih lama dari waktu diskusi kelompok pada siklus yang pertama. Pembelajaran Siklus II a. Keterlaksanaan Model Pembelajaran STAD Hasil observasi yang dilakukan oleh tiga observer terhadap keterlaksanaan model pembelajaran STAD seperti pada tabel 6 berikut. Tabel 6 Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran Stad Siklus II No Aspek Skor Nilai Katagori 1. Menghubungkan materi yang akan diajarkan 32 89 Baik dengan pembelajran sebelumnya 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran 33 92 Sangat Baik 3. Meyajikan materi 32 89 Sangat Baik 4. Membagi kelompok 34 94 Sangat Baik 5. Melatihkan keterampilan kooperatif 32 89 Sangat Baik 6. Mengawasi dan membimbing setiap kelompok 32 89 Sangat Baik secara bergiliran 7. Mempresentasikan hasil kegiatan 31 86 Sangat Baik 8. Membimbing siswa menyimpulkan materi 32 89 Sangat Baik pelajaran 9. Memberikan kuis 34 94 Sangat Baik 10. Memberikan penghargaan 34 94 Sangat Baik Jumlah 905 Rata-rata 90,5 Sangat Baik Berdasarkan tabel 6, keterlaksanaan model pembelajaran STAD diketahui bahwa pada siklus II semua aspek memperoleh nilai dengan katagori sangat baik. Data ini menunjukkan indikasi yang baik terhadap keterlaksanaan model pembelajaran STAD pada siklus II dengan nilai rata-rata 90,5 dikatagorikan sangat baik Temuan model pembelajaran STAD yang diterapkan pada siklus II terlihat bahwa: 1) siswa sudah tahu posisi tempat kelompoknya masing masing, sehingga proses perpindahan posisi duduk siswa tidak menyita waktu, 2) siswa disuruh membaca terlebih dahulu petunjuk LKS sebelum melakukan percobaan, sehingga percobaan berjalan lancar, 3) siswa yang sudah mengerti diberi tanggung jawab untuk menjelaskan kepada siswa yang belum mengerti sampai mengerti merupakan tugas kelompok, 4) presentasi dapat berlangsung lancar, tampak banyaknya pertanyaan dan jawaban yang mereka diskusikan.

Selama proses pembelajaran berlangsung, tiga orang observer melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa mengenai aktivitas siswa yang meliputi aspek frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa, aspek perhatian, aspek kerjasama antar siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan aspek peningkatan sumber belajar yang dimanfaatkan oleh siswa. Aspek aktivitas tersebut diamati menggunakan lembar observasi aktivitas. Selain pengamatan secara langsung oleh observer, setelah proses pembe-lajaran dilakukan pula post test padasiklus II untuk melihat hasil belajar siswa. b. Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas pada siklus II yang dilakukan oleh tiga orang observer dapat dilihat pada tabel 7 berikut. Tabel 7 Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II No Rentang nilai Siklus II Frekuensi % Katagori Aktivitas 1 0 50 - - Rendah 2 51 75 25 83,3 Sedang 3 76 100 5 16,7 Tinggi Persentase aktivitas belajar yang meliputi empat aspek yaitu frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa, perhatian siswa, kerjasama siswa, dan peningkatan sumber belajar siswa dapat dilihat pada tabel 8 berikut. Tabel 8 Persentase Aktivitas Tiap Aspek Pada Siklus II No Aspek Skor perolehan % Kategori 1 Frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa 135 56,25 Sedang 2 Perhatian siswa 202 84,17 Tinggi 3 Kerjasama siswa dalam kelompok 191 79,58 Tinggi 4 Peningkatan sumber belajar yang dimanfaatkan siswa Berdasarkan tabel 8 nampak bahwa diantara keempat aspek aktivitas yang telah diobservasi aspek perhatian siswa dan kerjasama siswa memiliki persentase paling tinggi, sedangkan dua aspek lainnya yaitu frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa dan peningkatan sumber belajar yang 132 55,00 Sedang dimanfaatkan oleh siswa memiliki kategori sedang. c. Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 9 berikut. Tabel 9 Data hasil belajar Belajar Siswa Pada Siklus II No Uraian Tes Siklus II 1 Jumlah Siswa 30 2 Nilai max 95% 3 Nilai Min 70% 4 Rerata 76,67% 5 Ketuntasan Klasikal 86,67% 17

Berdasarkan Tabel 9 di atas tampak kenaikan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini berarti bahwa perbaikan yang telah direncanakan sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II telah berhasil. 4. Refleksi Tindakan Siklus II Sesuai dengan hasil observasi dan evaluasi, ada beberapa catatan penting selama siklus II antara lain sebagai berikut. a. Siswa sudah memahami fungsi dan perannya dalam kegiatan kelompok. Siswa yang sudah mengerti pada materi yang sedang dibahas bersedia menjelaskan kepada yang belum mengerti pada materi tersebut. Kelancaran fungsi dan peran siswa pada kegiatan kelompok ini karena sudah terbiasa dengan situasi diskusi kelompok. Siswa yang sudah bisa tampak aktif berperan untuk menjelaskan kepada teman dalam kelompoknya. b. Ketergantungan antara anggota kelompok sudah terjadi. Siswa yang belum mengerti tidak malu lagi bertanya pada yang sudah mengerti. Demkian juga siswa yang sudah mengerti merasa bertanggungjawab terhadap kelompoknya agar semua anggota mengerti terhadap materi yang sedang didiskusikan. c. Pemberian penghargaan pada waktu kegiatan pembelajaran kepada anggota kelompok yang bekerjasama dengan kelompoknya. dapat memberi aktivitas siswa untuk menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Siswa merasa terdorong untuk bekerjasama ketika aktivitas penghargaan disampaikan pada waktu proses pembelajaran, tidak hanya diakhir pertemuan saja. Keadaan ini tampak pada diskusi kelompok untuk saling bekerjasama menyelesaikan tugasnya memecahkan materi yang sedang dibahas. Analisis Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II lebih sempurna jika dibandingkan pada siklus I, hal ini disebabkan peneliti telah mengkaji hasil refleksi pada siklus I sehingga pembelajaran pada siklus II lebih efisien dan efektif dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Hasil observasi dan post tes hasil belajar pada siklus I dan siklus II, peningkatan aktivitas dan hasil dapat dilihat pada tabel 10. Uraian Tabel 10. Hasil Observasi Aktivitas Dan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Aktivitas % Siklus I Siklus II Peningkatan Hasil % Aktivitas % Hasil % Aktivitas % Hasil % Rerata 66,7 63,33 83,3 83,33 16,6 20,0 Berdasarkan tabel 10 terlihat peningkatan aktivitas hasil pengamatan observer 16,6%, dan peningkatan hasil belajar siswa 20,0%. Hal ini berarti bahwa perbaikan yang telah direncanakan sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II telah berhasil. Berikut ini disajikan grafik peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I dan Siklus II. 18

Siklus 1 Siklus 2 Grafik 1. Aktivitas belajar siswa pada siklus I dan Siklus II Berdasarkan grafik I tampak kenaikan persentase aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Penyebab kenaikan aktivitas ini antara lain karena penghargaan yang diberikan selama proses pembelajaran, bertambahnya frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa, dan bertambahnya rasa tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok. Sesuai dengan pendapat Chairani (2003:10), dalam belajar kooperatif setiap anggota kelompok bertanggungiawab terhadap keberhasilan anggota-anggota kelompoknya dalam mencapai tujuan pembelajaran.berikut ini disajikan grafik peningkatan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II. Grafik II Peningkatan Persentase Hasil Belajar Siklus I Grafik II Peningkatan Persentase Hasil Belajar Siklus II Grafik 2. Aktivitas belajar siswa pada siklus I dan Siklus II Berdasarkan grafik II tampak kenaikan peningkatan hasil belajar siswa 20,0%. Hal ini berarti bahwa perbaikan yang telah direncanakan sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II telah berhasil. Penyebab kenaikan aktivitas ini antara lain karena penghargaan yang diberikan selama proses pembelajaran, bertambahnya frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa, dan bertambahnya rasa tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok. Sesuai dengan pendapat Chairani (2003:10), dalam belajar kooperatif setiap anggota kelompok bertanggungiawab terhadap keberhasilan anggota-anggota kelompoknya dalam mencapai tujuan pembelajaran.berikut ini disajikan grafik peningkatan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II. 19

Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar yang dipengaruhi oleh prosesproses penerimaan, keaktifan, penyimpanan serta pemanggilan untuk pembangkit pesan dan pengalaman (Dimyati & Mudjiono, 2006). PENUTUP Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.2 SMP Negeri 24 Palembang yang telah dilaksanakan ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII.2 SMP Negeri 24 Palembang. Aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 16,6% secara klasikal. 2. Proses pembelajaran dengan model STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran STAD yang menekankan diskusi kelompok, dimana siswa yang sudah mengerti pada materi yang sedang dibahas harus menjelaskan kepada siswa yang belum mengerti pada materi tersebut sampai bisa. Hasil belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 20,0% Ketuntasan Klasikalnya. Berdasarkan pada hasil refleksi siklus II, maka diajukan saran yang perlu dipertimbangkan antara lain sebagai berikut. 1. Guru a. Karena penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar dan pres-tasi belajar siswa, diharapkan guru menggunakan model pembelajaran STAD dalam proses belajar mengajar sebagai variasi dalam pembelajaran fisika. b. Bagi tenaga pengajar yang tertarik menggunakan model pembelajaran STAD sebaiknya mempertimbangkan hal-hal seperti: kesiapan guru, kesiapan siswa, dan keter-sediaan waktu untuk menyusun bahan pembelajaran. 2. Peneliti selanjutnya a. Penelitian ini terbatas pada pokok bahasan kalor, sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menerapkan model pembelajaran STAD pada pokok bahasan lain. b. Ketuntasan klasikal pada penelitian ini mencapai 83,33%, sehingga belum tercapai Ketuntasan Klasikal Minimal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 85%, kekurangan ini diharapkan dapat disempurnakan pada penelitian berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dewi. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadapprestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Fisika. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Dimyati & Mujiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ellyana.2007. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD untuk Meningkatkan Motivasi, Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII-A SMP PGRI Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar mengajar. Jakarta. Bumi Aksara. Nur, M.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press-UNESA. Parlan, Dewi Ambarwati, Eni. 2006. Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model STAD untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Siswa kelas XII SMA Negeri 9 Malang. PTK Tidak diterbitkan. Malang. Soeharto, Karti. 2003. Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Surabaya Intellectual Cub. Suciati, dkk. 2001. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta: Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Dirjen Dikti Depdiknas. Sujana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda karya. 20

Sulastri, Sri. 2008. Identifikasi Kondisi Laboratorium IPA dan Penggunaannya di SMP Negeri di Wilayah Jakarta Selatan. Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan Volume 1 No 03, Desember 2008 Supriyo. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD (Sstudent Teams Achievement Divisions) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Fisika Siswa Kelas IX-D SMPN 5 Malang. PTK Tidak diterbitkan Malang. Susilo, H, dkk. 2007. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia. 21