BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

KONDISI UMUM 4.1 Aspek Fisik Wilayah Administrasi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. tersebut relatif tinggi dibandingkan daerah hilir dari DAS Ciliwung.

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAS KONAWEHA. Luas dan Wilayah Administrasi DAS Konaweha. Iklim

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

KARAKTERISTIK WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 3 Peta Lokasi Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran.

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

Gambar 3. Hasil simulasi debit Sumberjaya Lampung. Gambar 4. Hasil simulasi debit di Mae Chaem Thailand

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERKEMBANGAN PERTANIAN LAHAN KERING SEBAGAI PENDORONG EROSI DI DAERAH ALIRAN CI KAWUNG

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUNTANG, PROPINSI JAWA TENGAH

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 2013 BAB I PENDAHULUAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAERAH ALIRAN CIMANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN GUNUNGPATI

KEADAAN UMUM WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

DAS Ciliwung Hulu dibagi menjadi tujuh Sub DAS yaitu (I) Sub DAS Tugu, (2)

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONDISI UMUM WILAYAH KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir

Gambar 3 Peta lokasi penelitian terhadap Sub-DAS Cisangkuy

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini akan memberikan gambaran wilayah studi yang diambil yaitu meliputi batas wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu, kondisi fisik DAS, keadaan sosial dan ekonomi penduduk, serta fungsi dan permasalahan kependudukan di DAS Ciliwung Bagian Hulu. 3.1 Batas Wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu Sungai Ciliwung melewati dua provinsi, yaitu provinsi Jawa Barat dan provinsi DKI Jakarta. Lebih tepatnya bagian hulu Sungai Ciliwung berada di Gunung Telaga Mandalawangi (Kabupaten Bogor) dan bagian hilir bermuara di Teluk Jakarta. Sungai Ciliwung sendiri panjang bentang mencapai 76 km dan luas DAS mencapai 322 km 2. DAS Ciliwung berbatasan dengan DAS Cisadane di sebelah barat dan DAS Citarum di sebelah Timur. DAS Ciliwung mempunyai fenomena menarik, bentuk aliran menyempit di bagian hilir dan lebar di bagian hulu dengan aliran air dari arah selatan ke utara Jakarta. Bagian hulu DAS ini berada pada ketinggian 100 300 m dari permukaan laut. DAS Ciliwung Bagian Hulu meliputi daerah Gunung Gede Pangrango yang termasuk dalam kawasan Puncak. Kawasan Puncak yang merupakan kawasan wisata dan tempat peristirahatan yang terletak di Provinsi Jawa Barat ini banyak dikunjungi oleh orang-orang yang berdomisili di Jakarta. Tempat ini memiliki banyak tempat wisata yang menjadi tujuan keluarga untuk berakhir pekan dan menghabiskan liburannya. Fungsi yang disandangnya itu mengakibatkan berkembangnya pembangunan vilavila. Penentuan batas Wilayah Ciliwung Bagian Hulu didasarkan pada bentang alam dan administrasi. Luas DAS Ciliwung Bagian Hulu adalah 14.876 Ha terbagi kedalam 4 (empat) Sub DAS yaitu : 1. Sub DAS Ciesek seluas 2.452,78 Ha 2. Sub DAS Hulu Ciliwung seluas 4.593,03 Ha 3. Sub DAS Cibogo Cisarua seluas 4.110,34 Ha 4. Sub DAS Ciseuseupan Cisukabirus seluas 3.719,85 Ha

36 No TABEL III.1 LUAS SUB DAS CILIWUNG BAGIAN HULU PER KECAMATAN (Hektar) Kecamatan/ Desa Sub DAS Ciesek Sub DAS Ciliwung Hulu Sub DAS Cibogo Cisarua Sub DAS Cisereupan Cisukabirus Total 1 Kec. Ciawi 0 0 83,76 1261,02 1344,78 2 Kec. Cisarua 233,8 3739,95 962,48 0 6936,23 3 Kec. 2218,98 835,08 1064,1 1868,52 6004,68 Megamendung 4 Kec. Sukaraja 0 0 0 211,47 211,47 5 Kec Kota Bogor 0 0 0 368,84 368,84 Timur JUMLAH 2.452,78 4.593,03 4.110,34 3.719,85 14.876 Sumber: Rencana Pengelolaan DAS Ciliwung Terpadu, 2003 DAS Ciliwung Bagian Hulu mempunyai curah hujan rata-rata sebesar 2929-4956 mm/tahun. Perbedaan bulan basah dan kering sangat menyolok yaitu 10,9 bulan basah per tahun dan hanya 0,6 bulan kering per tahun. Tipe iklim DAS Ciliwung Bagian Hulu menurut sistem klasifikasi Smith dan Ferguson (1951) yang didasarkan pada besarnya curah hujan, yaitu bulan basah (>200mm) dan bulan kering (<100mm) adalah termasuk kedalam Type A. 3.2 Kondisi Fisik Wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu Kondisi fisik yang dibahas antara lain meliputi kondisi tanah dan geologi serta keadaan geomorfologi, topografi, dan bentuk wilayah. 3.2.1 Kondisi Tanah dan Geologi Jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Sub DAS Ciliwung Bagian Hulu meliputi jenis kompleks Aluvial Kelabu, Andosol Coklat dan Regosol Coklat, Andosol Coklat, Latosol Coklat, Latosol Coklat Kemerahan dan Latosol Coklat. Hal ini didasarkan atas Peta Tanah Tinjau untuk Kabupaten Bogor dan Kota Bogor skala 1 : 250.000 dari Pusat Penelitian Tanah Bogor. Dari jenis-jenis tanah diatas, jenis tanah yang tersebar luas di DAS Ciliwung Bagian Hulu adalah Latosol Coklat Kemerahan dan Latosol Coklat sebesar 32,89 % dari total luas areal DAS Ciliwung Bagian Hulu. Jenis tanah Latosol dan asosiasinya memiliki sifat tanah yang baik yaitu tekstur liat berdebu hingga lempung berliat, struktur granular dan remah, kedalaman efektif umumnya >90 dan agak tahan terhadap erosi serta sifat kimia tanah pada dasarnya

37 tergolong baik dengan PH tanah agak netral serta kandungan bahan organik biasanya rendah atau sedang. DAS Ciliwung Bagian Hulu dibangun oleh formasi geologi vulkanik yaitu komplek utama Gunung Salak dan komplek Gunung Pangrango. Deskripsi Litologi Kawasan DAS Ciliwung Bagian Hulu adalah tufa glas lhitnik kristal, tufa fumice, dan batu pasiran tufa, sedangkan kondisi fisiografi daerah kawasan DAS Ciliwung Bagian Hulu merupakan daerah pegunungan dan berbukit. Elevasi umumnya diatas 150 m dpl dan terdiri atas daerah lungur volkan tua dan muda. Bahan induk tanah yang terdapat di DAS Ciliwung Bagian Hulu adalah berupa tufa volkanik dan derivatifnya merupakan bahan dasar pembentuk tanah jenis tanah Latosol Coklat Kemerahan adalah jenis tanah yang dominan. Adanya pencampuran bahan vulkanik tua dan yang lebih muda memungkinkan terbentuknya jenis-jenis tanah lain yang berasosiasi dengan Latosol antara lain adalah tanah Andosol dan Regosol. 3.2.2 Keadaan Geomorfologi, Topografi, dan Bentuk Wilayah Berdasarkan keadaan geomorfologinya, DAS Ciliwung Bagian Hulu didominasi oleh dataran vulkanik tua dengan bentuk wilayah bergunung seluas 3767,76 Ha dan sebagian kecil merupakan alluvial sungai seluas 255,33 Ha. Kawasan Sub DAS Hulu merupakan daerah pegunungan dan berbukit dengan kelerengan yang bervariasi antara datar, landai, agak curam, curam sampai dengan sangat curam dengan ketinggian tempat 150 meter dari permukaan laut. Pembagian wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu berdasarkan topografi dan bentuk wilayah diklasifikasikan dalam bentuk kelas lereng seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini. TABEL III.2 LUAS WILAYAH BERDASARKAN KEMIRINGAN LERENG DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU No. Kelas Kelerengan (%) Luas (%) 1 0-3 8,47 2 3-8 13,91 3 8-15 11,73 4 15-25 9,78 5 25-40 15,99 6 >40 40,12 JUMLAH 100,00 Sumber: Rencana Pengelolaan DAS Ciliwung Terpadu, 2003

38 Dengan melihat bahwa wilayah dengan kelerengan di atas 40% (40,12%) sangat menyebar luas dan mendominasi wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu, maka kondisi tersebut mempunyai potensi erosi yang sangat besar sehingga dalam perlakuannya perlu memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah, baik vegetatif maupun teknik sipil. Tingkat erosi pun cukup tinggi di beberapa daerah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL III.3 BAHAYA EROSI (BE) No. Kelas Bahaya Erosi Erosi (ton/ha/th) Luas (Ha) Persentase Luas (%) 1 I <5 6357,34 42,74 2 II 15-60 3481,35 23,4 3 III 60-180 1357,52 9,13 4 IV 180-480 1290,54 8,67 5 V >480 1128,23 7,58 JUMLAH 13614,98 91,52 Sumber: RTL-RLKT Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 2000 Kelas bahaya erosi tersebut menunjukkan tingkat bahaya erosi yang bervariasi dari kelas sangat ringan sampai sangat berat. Tingkat bahaya erosi di DAS Ciliwung Bagian Hulu dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL III.4 TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) No. Tingkat Bahaya Klasifikasi Luas (Ha) Persentase Luas (%) Erosi (TBE) 1 0 Sangat Ringan 2983,09 20,05 2 I Ringan 3375,35 22,69 3 II Sedang 4115,37 27,66 4 III Berat 1517,54 10,21 5 IV Sangat berat 2884,65 19,39 JUMLAH 14876 100 Sumber: RTL-RLKT Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 2000 3.3 Keadaan Sosial dan Ekonomi Penduduk Kependudukan di wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu meliputi beberapa aspek penjabaran menyangkut jumlah, sex ratio, ukuran keluarga, kelas umur dan beban tanggungan kerja produktif, mata pencaharian.

39 3.3.1 Jumlah Penduduk Secara keseluruhan jumlah penduduk di DAS Ciliwung Bagian Hulu adalah sebanyak 219.395 jiwa yang terdiri dari 110.688 jiwa laki-laki dan 108.702 jiwa perempuan dengan jumlah keluarga sebanyak 48.159 Kepala Keluarga. Berdasarkan kondisi jumlah laki-laki dan perempuan seperti itu, maka sex ratio yang terjadi adalah 1,02. Angka sex ratio ini menunjukkan bahwa jumlah peduduk laki-laki dan perempuannya relatif sama. Berdasarkan kelas umur penduduk, jumlah penduduk terdiri atas kelas umur 0-15 tahun sebanyak 78.571 jiwa, kelas umur 16-55 tahun sebanyak 118.431 jiwa dan kelas umur Lansia (>56 tahun) adalah sebanyak 22.388 jiwa. Keadaan penduduk demikian menunjukkan bahwa jumlah penduduk tidak produktif lebih kecil sebanyak 100.959 jiwa dari penduduk produktif 118.431. Hal ini mengakibatkan beban tanggungan tenaga produktif yang cukup besar yaitu sebesar 85 %. 3.3.2 Keadaan Tenaga Kerja, Tekanan Penduduk, dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tingkat tenaga kerja di wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu adalah 1.369,06 jiwa/km2 untuk kepadatan geografis dan 43,54 jiwa/km2 untuk kepadatan agraris. Kepadatan tenaga kerja yang terbesar yaitu di Kota Bogor (Desa Katulampa, Sindangrasa, Sindangsari, dan Tajur) yaitu sebesar 4.242,06 jiwa/km2 untuk kepadatan geografis dan 129,30 jiwa/km2 untuk kepadatan agraris. Luas kepemilikan lahan pertanian di wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu adalah seluas 5.039,221 ha dengan jumlah penduduk sekitar 219.395 jiwa. Kondisi demikian telah mengakibatkan tekanan-tekanan penduduk terhadap kondisi alam sebesar 2,8. Pertumbuhan penduduk di wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu adalah sebesar 0,642. 3.3.3 Mata Pencaharian Dengan jumlah penduduk 219.395 jiwa di seluruh wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu, berbagai macam mata pencaharian penduduk sangat beragam dan yang paling besar adalah mata pencaharian sebagai petani sejumlah 15.321 jiwa, buruh tani sejumlah 12.107 jiwa dan pedagang sejumlah 11.766 jiwa dan yang lainnya sebagai pedagang, Pegawai Negeri Sipil dan ABRI, Buruh Industri Kecil, sopir angkutan, peternak dan lain-lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketergantungan penduduk

40 akan sumber daya alam berupa tanah /lahan demikian besar dimana penghidupan penduduk didominasi oleh pemanfaatan sumber daya alam berupa pertanian. Agar dominasi mata pencaharian dibidang pertanian tidak mengganggu kelestarian alam dan agar produktifitas penduduk dan lahan tetap terjaga diperlukan adanya upayaupaya rehabilitasi lahan dan konservasi tanah secara baik dan berkesinambungan. 3.3.4 Pendidikan Pendidikan merupakan modal di dalam berkehidupan dan bermasyarakat. dengan pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki oleh anggota masyarakat suatu daerah akan kelihatan tumbuh dan berkembang melalui pembangunan di berbagai sektor. Pendidikan dan pengetahuan dapat dimiliki baik secara formal dan non formal dan untuk itu diperlukan sarana pendidikan. Keadaan sarana pendidikan di wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu pada umumnya terdiri dari pendidikan TK/RA 20 buah, SD 91 buah, SMP/MTS 15 buah. SMA/Aliyah 5 buah, Pesantren 93 Buah dan Madrasah 60 buah dan Perguruan Tinggi 2 buah. Berdasarkan jumlah penduduk yang ada, jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan formal 129.116 jiwa atau 58,85 % dari jumlah seluruh penduduk sedangkan non formal sebanyak 17.609 jiwa atau sebesar 8 %. TABEL III.5 JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN No Kecamatan Mata Bogor Megame Pencaharian Ciawi Cisarua Sukaraja (Kodya) ndung Jumlah 1 Petani 350 1.396 0 10.227 488 15.327 2 Pedagang 2.634 875 3.587 4.563 107 11.766 3 PNS/TNI 1.171 1.141 2.183 2.161 77 6.733 4 Buruh tani 371 2.456 3.851 3.964 1.465 12.107 5 Industri kecil/ 3.153 3.974 719 2.032 80 9.958 Buruh lainnya 6 Tukang kayu/ 630 333 1.031 1.470 47 3.511 bangunan 7 Angkutan 69 159 1.104 868 449 0 8 Peternakan 0 31 274 449 0 754 9 Lain-lain 24.204 17.932 62.805 46.052 5.936 156.959 Jumlah 32.582 28.297 78.420 71.786 8.310 219.395 Sumber: Rencana Pengelolaan DAS Ciliwung Terpadu, 2003

41 3.4 Fungsi dan Permasalahan DAS Ciliwung Bagian Hulu Daerah hulu Sungai Ciliwung yang berfungsi sebagai kawasan resapan air dan melindungi daerah di bawahnya sangat sensitif terhadap perubahan debit aliran sungai yang pada gilirannya memberikan implikasi terhadap risiko serius terhadap kerusakan lingkungan. Kawasan resapan air merupakan kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuifer) yang bermanfaat sebagai sumber air. Kawasan resapan air berarti dalam daerah terbuka, dimana air yang datang dari atas atau air hujan dapat leluasa tergenang dan meresap ke dalam tanah untuk mengisi rongga-rongga air dalam tanah. Kawasan resapan air sangat perlu dilindungi karena hal ini merupakan tindakan preventif dari suatu tindakan pelestarian sumber daya air tanah dan penanggulangan banjir. Kriteria umum penetapan kawasan resapan adalah mempunyai curah hujan tinggi, struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran. Berdasarkan Rakeppres tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabek-Punjur (2003) menyebutkan pola pemanfaatan ruang DAS Ciliwung ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Prioritas dengan fungsi utamanya adalah kawasan resapan air. Beberapa permasalahan utama yang harus dimitigasi oleh berbagai kebijakan terkait dalam pengelolaan Sungai Ciliwung seperti RTRW DKI Jakarta, Jawa Barat, RTRW Kabupaten/Kota serta peraturan terkait lainnya akan diuraikan lebih rinci mulai dari daerah hulu-tengah-hilir. Pada bagian selanjutnya identifikasi permasalahan daerah hulu dan tengah dikelompokkan menjadi satu bagian mengingat memiliki keterkaitan yang kuat, dan bagian hilir secara khusus. Dengan perimbangan kependudukan dimana sex ratio 1,02 dan beban tanggungan produktif 85% perlu mendapat perhatian karena peluang kerja untuk lakilaki dan perempuan sama serta beban tanggungan tenaga produktif yang cukup besar akan sangat berpengaruh kepada kesempatan kerja di DAS Ciliwung Bagian Hulu dan bertendensi untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang ada untuk keperluan dan pemenuhan kebutuhan hidup. Sebagian besar penduduk memiliki mata pencaharian sebagai petani/buruh tani sehingga ketergantungan penduduk akan sumberdaya alam berupa tanah/lahan sebagai sumber penghidupan penduduk cukup besar. Pada musim penghujan jeluk

42 limpasan sungai Ciliwung Bagian Hulu lebih besar dibanding tengah ataupun hilir yang ditunjukkan dengan debit harian 67,46 minimum sebesar 3,38 m 3 /detik dengan nisbah mendekati nilai 30. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi DAS Ciliwung Bagian Hulu mendekati kritis. DAS Ciliwung mendapat banyak sorotan dibanding Sub DAS yang lain karena wilayah hilir DAS Ciliwung mencakup daerah ibukota DKI Jakarta. Kerusakan wilayah Sub DAS Ciliwung Hulu akan berdampak langsung terhadap kondisi lingkungan di bagian tengah (kota Bogor) dan hilir (kota Jakarta). DAS Ciliwung mempunyai potensi menimbulkan banjir yang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu topografi, kemunduran daerah resapan air, intensitas hujan yang cukup tinggi dan bentuk DAS yang seperti corong dimana bagian hulu luas dan lebar mengalir ke hilir yang menyerupai pipa.

44

45

46