entrep-uas Fungsi pengelolaan keuangan meliputi (Bambang Riyanto, 1987): 1.Investasi 2.Sumber dana 3.Penganggaran modal 4.Kebijakan laba 1. Investasi Dana dalam perusahaan dapat digunakan untuk membeli bahan, upah karyawan, aktiva, dan membayar berbagai biaya untuk kegiatan operasional perusahaan. Secara umum dana digunakan dalam pengaturan investasi untuk berbagai aktivitas, seperti: a. Kas, sebagai bagian dari modal kerja yang dapat berupa uang tunai dan uang di bank yang pencairannya dapat setiap waktu. Motif memegang uang kas adalah: ØMotif aspekulasi ØMotif precautionary atau berjaga-jaga ØMotif transaksi b. Piutang, dimaksudkan sebagai sejumlah tagihan terhadap pihak lain akibat transaksi usaha yang disetujui dengan pembayaran yang ditunda selama jangka waktu tertentu. page 1 / 10
c. Persediaan barang merupakan jenis investasi modal kerja yang dinamis. Untuk perusahaan perdagangan jenis persediaan berupa barang dagangan. Untuk perusahaan yang melakukan proses produksi, jenis persediaan dibagi dalam 3 bentuk persediaan, yaitu: 1.Bahan mentah untuk proses produksi (raw materials) 2.Barang sedang dalam proses (good in process) 3.Barang jadi (finished good) d. Peralatan, merupakan segala bentuk peralatan yang digunakan untuk membantu kegiatan operasional perusahaan, seperti: mebel, telpon, komputer, dan lain-lain. e. Mesin, peralatan yang digunakan untuk proses produksi dan diperhitungkan sebagai biaya overhead pabrik. f. Gedung dan bangunan. g. Aktiva tetap lain, seperti tanah. page 2 / 10
2. Sumber dana Dana dalam perusahaan dapat diperoleh dari berbagai sumber pendanaan, baik sumber dana internal maupun sumber dana eksternal, seperti: a.modal sendiri b.hutang jangka pendek, merupakan kredit dengan jangka waktu paling lama 12 bulan. c. Hutang jangka menengah, merupakan jenis hutang yang jangka waktunya antara 1-5 tahun. d. Hutang jangka panjang, lima tahun atau lebih. e. Sumber pendanaan lain page 3 / 10
yang sah, seperti saham publik, dan lain-lain. 3. Penganggaran modal Anggaran modal merupakan suatu metode untuk pembuatan keputusan tentang pemilihan investasi dalam aktiva tetap. Dalam anggaran modal dianalisa perbandingan antara berbagai alternatif proyek yang menguntungkan untuk dipilih dan diputuskan. 4. Kebijakan laba Kebijakan laba merupakan kebijakan yang berhubungan dengan pemanfaatan keuntungan usaha. Kebijakan laba yang tepat akan memberikan dampak yang baik terhadap kelangsungan usaha, perusahaan di masa kini dan masa mendatang. 1.Menanamkan kembali laba ke perusahaan. 2.Dibagikan kepada pemilik. B. Modal Kerja Modal kerja perusahaan dapat diartikan sebagai keseluruhan aktiva lancar yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan setiap waktu. Ini disebut modal kerja kotor (gross working capital). Modal kerja kotor dapat dilihat pada item-item aktiva lancar, seperti: kas (cash), surat berharga (security), piutang (account receivable) dan persediaan (inventory). page 4 / 10
Modal kerja bersih (net working capital) adalah aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar. Hutang lancar terdiri dari: hutang dagang, gaji terhutang, pajak terhutang, dan hutang lain. Contoh: Jika jumlah kas Rp. 30 juta, jumlah piutang Rp. 20 juta, jumlah persediaan Rp. 50 juta, dan jumlah hutang lancar Rp. 50 juta, maka modal kerja kotor = Rp. 100 juta, sedangkan modal kerja bersih = Rp. 100 juta Rp. 50 juta = Rp. 50 juta Tujuan perencanaan keuangan jangka pendek adalah meyakinkan bahwa perusahaan dapat memelihara atau mengendalikan kegiatan operasional setiap hari likuiditasnya. Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban operasional yang segera jatuh tempo, seperti misalnya: membayar gaji karyawan tepat pada waktunya, tagihan-tagihan dari pemasok (supplier), tagihan pajak, dan sebagainya. Beberapa rasio modal kerja untuk mengukur kinerja adalah sebagai berikut: Ø Current ratio Ø Quick ratio Ø Days liquidity on hand ratio Ø Days cash on hand ratio Current ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membiayai operasional jangka pendek. Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Meskipun misalnya aktiva lancar lebih besar dari hutang lancar, perlu diingat bahwa aktiva lancar seperti persediaan dan piutang terkadang sukar dicairkan atau ditagih atau dijual secara cepat. Quick ratio atau acid test, rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar minus persediaan dengan hutang lancar. Jadi Quick ratio merupakan rasio likuiditas yang tidak memperhitungkan persediaan yang merupakan aktiva lancar paling tidak likuid. Days liquidity on hand ratio, yakni aktiva lancar dibagi dengan biaya operasi tunai page 5 / 10
harian. Rasio ini untuk mengukur jumlah hari di mana perusahaan dapat beroperasi dengan semata-mata mengandalkan aktiva lancarnya saja. Biaya operasi tunai harian dapat diperoleh dari (1) proyeksi anggaran kas (cash budget), atau (2) harga pokok produksi ditambah biaya administrasi penjualan serta biaya tunai lainnya dibagi 360 atau 365 hari. Days cash on hand ratio, yakni kas ditambah sekuritas dibagi dengan biaya operasi tunai harian. Idenya sama dengan days liquidity on hand ratio, hanya saja aktiva lancar yang diperhitungkan hanya terdiri dari kas dan sekuritas yang merupakan bagian dari aktiva lancar paling likuid. C. Kebijakan Investasi Aktiva Lancar Keputusan investasi aktiva lancar secara prinsip adalah sama dengan keputusan keuangan jangka panjang, seperti keputusan anggaran permodalan dan struktur modal (capital structure), dibuat berdasarkan kerangka trade-off antara resiko dan keuntungan. Kebijakan keuangan yang menyangkut pengelolaan aktiva lancar terdiri atas dua keputusan dasar (Brigham, Gapenski, Daves, 1999): 1.Tingkat investasi pada aktiva lancar. 2.Bagaimana perusahaan mendanai aktiva lancar tersebut. Ada tiga alternatif kebijakan keuangan page 6 / 10
perusahaan menyangkut jumlah aktiva lancar yang harus ada pada perusahaan, yakni: Ø Kebijakan longgar (relaxed policy) Ø Kebijakan ketat (restricted policy) Ø Kebijakan moderat (moderate policy) Relaxed policy adalah kebijakan menetapkan jumlah aktiva lancar pada tingkat tinggi. Restricted policy merupakan kebalikan dari relaxed policy, menetapkan aktiva lancar pada tingkat rendah. Moderate policy berada di antara keduanya. Jika dikaitkan dengan cash conversion cycle, relaxed investment policy cenderung meningkatkan persediaan dan piutang, memperpanjang inventory conversion period dan page 7 / 10
receivables conversion period, yang akhirnya akan memperpanjang cash conversion period. Sebaliknya restricted investment policy akan memberikan cash conversion cycle yang lebih pendek. Pada umumnya, keputusan tentang tingkat investasi pada aktiva lancar meliputi pertimbangan trade-off antara resiko dan keuntungan. Relaxed policy akan meminimumkan resiko, tetapi tingkat keuntungan juga ikut menurun karena dana yang terikat pada aktiva lancar cukup tinggi. Restricted policy menawarkan tingkat keuntungan yang tinggi karena jumlah dana yang terikat pada aktiva lancar sedikit, namun resikonya juga tinggi. D. Pendanaan Aktiva Lancar Pada umumnya bisnis akan mengalami fluktuasi perubahan dan kecenderungan secara siklus. Kenyataan ini menimbulkan pemikiran tentang adanya aktiva lancar yang permanen (permanent current assets). Lawan dari aktiva lancar permanen adalah aktiva lancar musiman atau temporer (seasonal/temporary current assets), yakni aktiva lancar yang berfluktuasi akibat musim. Bagaimana perusahaan mendanai aktiva lancar permanen dan aktiva lancar temporer inilah yang membedakan kebijakan pendanaan aktiva lancar. page 8 / 10
Ada tiga alternatif kebijakan pendanaan aktiva lancar (Brigham, Gapenski, Daves, 1999): Ø Pendekatan penyelarasan usia (maturity matching approach) Ø Pendekatan agresif (aggressive approach) Ø Pendekatan konservatif (conservative approach) Maturity matching approach Adalah kebijakan untuk menyelaraskan usia aktiva dan pasiva perusahaan. Strategi ini meminimumkan kemungkinan perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban-kewajiban keuangannya. Ada dua kendala dalam menyelaraskan usia aktiva dengan pasiva: Ø Usia aktiva kadangkala tidak menentu. Ø Timbul masalah jika menggunakan pendanaan dari modal sendiri karena modal sendiri tidak memiliki waktu jatuh tempo (usia tak terhingga). Menurut maturity matching approach, aktiva tetap dan aktiva lancar permanen harus didanai dengan hutang jangka panjang dan modal sendiri ditambah pasiva lancar spontan (spontaneous current liabilities). Pasiva lancar spontan terdiri atas hutang dagang (account payable) dan accruals (gaji atau upah dan pajak yang belum dibayar) yang tidak membutuhkan biaya bunga. Sedangkan aktiva lancar temporer yang berfluktuasi didanai dengan hutang jangka pendek yang tidak spontan (short term nonspontaneous debt). page 9 / 10
Aggressive approach Adalah kebijakan di mana perusahaan mendanai seluruh aktiva tetapnya serta sebagian dari aktiva lancarnya dengan hutang jangka panjang dan modal sendiri ditambah pasiva lancar. Sebagian dari aktiva lancar permanen serta aktiva lancar temporer didanai dengan hutang jangka pendek tidak spontan. Kebijakan ini disebut agresif karena penggunaan hutang jangka pendek untuk mendanai sebagaian aktiva lancar permanen relatif beresiko. Resiko timbul jika suku bunga naik atau masalah-masalah yang mungkin timbul dalam memperbarui hutang. Resiko ini dikompensasi dengan keuntungan karena hutang jangka pendek biasanya lebih murah dari hutang jangka panjang. Semakin agresif kebijakan ini, semakin besar bagian dari aktiva lancar permanen yang didanai dengan hutang jangka pendek. Jika kebijakan sangat agresif dilakuakan, sebagian dari aktiva tetap dibiayai dengan hutang jangka pendek. page 10 / 10