Kata kunci Key words

dokumen-dokumen yang mirip
Effendi Abustam, Muhammad Irfan Said, Muhammad Yusuf, dan Hikmah M. Ali

PENINGKATAN SIFAT FUNGSIONAL DAGING SAPI BALI (Longisismus dorsi) MELALUI PENAMBAHAN ASAP CAIR PASCAMERTA DAN WAKTU RIGOR

PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN FOSFAT DAN ASAP CAIR TERHADAP KUALITAS NUGGET DAGING BROILER PRARIGOR BAGIAN PAHA DAN DADA

PEMANFAATAN ASAP CAIR SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA PEMBUATAN BAKSO DAGING DARI TIGA JENIS OTOT SAPI BALI

Peningkatan Sifat Fungsional Daging Sapi Bali (M. Longisismus Dorsi) Melalui Penambahan Asap Cair Pascamerta Dan Waktu Rigor

METODE PEMBERIAN ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS DAGING SAPI BALI PASCARIGOR

KUALITAS BAKSO DAGING SAPI DENGAN PENAMBAHAN GARAM (NaCl) DAN FOSFAT (SODIUM TRIPOLIFOSFAT/STPP) PADA LEVEL DAN WAKTU YANG BEBEDA

DAYA IKAT AIR (DIA) Istilah lain: Pengertian: Kemampuan daging didalam mengikat air (air daging maupun air yang ditambahkan)

TINGKAT PERUBAHAN KUALITAS BAKSO DAGING SAPI BALI BAGIAN SANDUNG LAMUR (Pectoralis profundus) SELAMA PENYIMPANAN DENGAN PEMBERIAN ASAP CAIR

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM

PENGARUH LAMA PERENDAMAN ASAP CAIR KONSENTRASI 10 % DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP DAYA IKAT AIR DAN DAYA PUTUS DAGING ABSTRACT

Kualitas Daging Se i Babi Produksi Denpasar

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal Vol. 6, No. 2 ISSN :

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP DAYA IKAT AIR DAN DAYA PUTUS DAGING ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

Pengaruh Lama Penyimpanan dalam Lemari Es terhadap PH, Daya Ikat Air, dan Susut Masak Karkas Broiler yang Dikemas Plastik Polyethylen

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu - 19 o c

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

KUALITAS FISIK DAGING LOIN SAPI BALI YANG DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) MODEREN DAN TRADISIONAL

SIFAT-SIFAT FISIK DAN PARAMETER SPESIFIK KUALITAS DAGING

SIFAT FISIK DAGING KERBAU YANG DIRENDAM DENGAN ASAP CAIR DAN ASAM SITRAT PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGOVENAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM KAMPUNG DENGAN PENAMBAHAN NANAS

Karakteristik mutu daging

KUALITAS KIMIA DAGING DADA AYAM BROILER YANG PAKANNYA DITAMBAHKAN CAMPURAN MINYAK IKAN KAYA ASAM LEMAK OMEGA-3 SKRIPSI DANNI HARJANTO

PENGARUH LAMA PERENDAMAN ASAP CAIR TERHADAP DAYA SIMPAN DAGING DOMBA SKRIPSI. Oleh : DWI WANTA SACAWIJAYA

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

2ooG KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM BROILER YANG RANSUMNYA DIBERI PENAMBAHAN MINYAK IKAN YANG MENGANDUNG OMEGA3 SKRIPSI MAD TOBRI

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar Air dan Aktivitas Air

PENGARUH SUBSTITUSI DAGING SAPI DENGAN KULIT CAKAR AYAM TERHADAP DAYA IKAT AIR (DIA), RENDEMEN DAN KADAR ABU BAKSO SKRIPSI. Oleh:

KUALITAS FISIK (DAYA IKAT AIR, SUSUT MASAK, DAN KEEMPUKAN) DAGING PAHA AYAM SENTUL AKIBAT LAMA PEREBUSAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan Metode

PENGOLAHAN DAGING PENGEMPUKAN (TENDERISASI) Materi 7 TATAP MUKA KE-7 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Karakteristik Kualitas Daging Sapi Peranakan Ongole yang Berasal dari Otot Longissimus Dorsi dan Gastrocnemius

Susunan Redaksi Indonesia Medicus Veterinus

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Percobaan Analisis Data

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

LEMHAR REKAPITULASI HASIL PENILAIAN 2 (DUA) SEJA.WAT SERIDANG ATAU 2 (DUA)PEERREVIEW KARY A ILMIAH: JURNAL ILMlAH

THE EFFECT OF DIFFERENT FROZEN STORAGE TIME ON THE CHEMICAL QUALITY OF BEEF

Pengaruh Perendam Sari Buah Stroberi (Fragaria vesca)... Gina Hermawati

PENGARUH PENAMBAHAN BAGIAN DAN LEVEL JANTUNG PISANG TERHADAP KUALITAS FISIK SOSIS DAGING SAPI. Abdul Hakim Fattah 1, M.N.

KARAKTERISTIK KIMIA SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8 o C)

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI SARI BUAH MARKISA KUNING

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LEVEL ASAP CAIR DAN JENIS OTOT TERHADAP NILAI DAYA IKAT AIR (DIA) DAN ph DAGING SAPI BALI YANG DITRANSPORTASIKAN SKRIPSI

PENGARUH ENZIM PAPAIN TERHADAP MUTU DAGING KAMBING SELAMA PENYIMPANAN

PENGEMPUKAN DAGING SAPI DAN AYAM KAMPUNG MENGGUNAKAN EKSTRAK JAHE (Zingiber Officinale Roscoe) DIBANDINGKAN DENGAN GETAH PEPAYA (Carica Papaya)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

PENGARUH PERENDAMAN DAGING PRA KYURING DALAM JUS DAUN SIRIH TERHADAP KETENGIKAN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK DENDENG SAPI SELAMA PENYIMPANAN

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI NaCl PADA TAHAP PENCUCIAN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA SURIMI-BASED PRODUCT AYAM BROILER SKRIPSI

KUALITAS SENSORIK DAN HEDONIK BAKSO KELINCI PRARIGOR DAN PASCARIGOR DENGAN PENAMBAHAN KOMBINASI TEPUNG KANJI DAN TEPUNG SAGU PADA LEVEL YANG BERBEDA

KARAKTERISTIK KARKAS DAN KUALITAS DAGING SAPI PO YANG MENDAPAT PAKAN MENGANDUNG PROBIOTIK

Kualitas Fisik Daging Sapi Peranakan Ongole dengan Pemberian Asam Askorbat dan Penyimpanan pada Suhu 5 0 C

PENGARUH LAMA SIMPAN DAN LAMA PERENDAMAN ASAP CAIR TERHADAP KUALITAS DAGING KERBAU

KUALITAS DAGING SAPI SEGAR DI PASAR TRADISIONAL KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENGERINGAN BEKU (FREEZE DRYING) DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS DAGING SAPI BALI SKRIPSI ANDRI TEGUH PRABOWO I

KARAKTERISTIK BAKSO DAGING KERBAU DENGAN PENAMBAHAN GELATIN PADA RASIO DAN LEVEL BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN

Lilis Suryaningsih Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ABSTRACT. Keywords : thawing, tenderness,water holding capacity,cooking loss

KARAKTERISTIK FISIK BAKSO DAGING SAPI BALI LOKAL YANG DIFORTIFIKASI DENGAN EKSTRAK SAYURAN SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2017, Hal Vol. 12 No. 1 ISSN :

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

DENDENG PENGASAPAN Dendeng adalah irisan daging yang dikeringkan dan ditambah bumbu. Pembuatan dendeng untuk memperoleh cita rasa khas adalah mengguna

PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS BAKSO DAGING SAPI PASCARIGOR

KARAKTERISTIK FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI BALI PADA BEBERAPA RUMAH POTONG HEWAN (RPH) DI SULAWESI SELATAN

KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK AYAM RAS PEDAGING DAN MINYAK KELAPA SEBAGAI BAHAN PERMINYAKAN KULIT SAMAK KAMBING

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

Susunan Redaksi Indonesia Medicus Veterinus. Pimpinan: I Wayan Batan. Wakil Pimpinan: Muhsoni Fadli

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

PENGARUH PENGGUNAAN ASAM CUKA NIRA AREN TERHADAP DAGING SAPI ASAM

DAGING. Theresia Puspita Titis Sari Kusuma. There - 1

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAYA MENGIKAT AIR DAN SUSUT MASAK DAGING SAPI BLANSIR YANG DIKERINGKAN DALAM OVEN DAN DIKEMAS VAKUM. John Ernst Gustaaf Rompis

KUALITAS DAGING SAPI BALI PADA LAHAN PENGGEMUKAN YANG BERBEDA

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR

J. Sains & Teknologi, April 2014, Vol.14 No.1 : ISSN

PENDAHULUAN. Populasi ayam ras petelur di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke

TINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di

EFEK LAMA STIMULASI LISTRIK DENGAN TEGANGAN BERBEDA TERHADAP KUALITAS FISIK DAGING AYAM PETELUR AFKIR. Oleh: Adnan Syam 1) dan La Ode Arsad Sani 1)

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

BABI PENDAHULUAN. Sosis merupakan produk olahan hewani dengan nilai g1z1 yang tinggi

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA UMUR SIMPAN DAN LEVEL PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI UMI SA ADAH

DAGING. Pengertian daging

Karakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI LARUTAN JAHE MERAH

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

SIFAT KIMIA KREKER YANG DIBERI PERLAKUAN SUBSTITUSI TEPUNG DAGING SAPI DAN PERUBAHAN BILANGAN TBA KREKER SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI WIEKE FAUZIAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET GURAMI DENGAN MENGGUNAKAN PATI GARUT, MAIZENA, DAN TAPIOKA SEBAGAI FILLER PROPOSAL SKRIPSI

Transkripsi:

KARAKTERISTIK KUALITATIF DAGING SAPI BALI DAN BROILER PASCAPENAMBAHAN ASAP CAIR PADA KONSENTRASI DAN WAKTU MATURASI YANG BERBEDA (The qualitative characteristics of Bali beef and broiler meat after the addition of liquid smoke with different concentration and aging time) Effendi Abustam, Muhammad Yusuf, Hikmah M. Ali, dan Farida Nur Yuliaty Laboratorium Teknologi Daging dan Telur Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Correspondent author: effendiabu@hotmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik kualitatif daging sapi Bali dan broiler setelah perendaman asap cair sebelum dilakukan maturasi pada suhu 2-5 0 C selama 4 minggu. Penelitian ini menggunakan daging sapi Bali jantan umur 3 tahun bagian otot Longissimus dorsi dan karkas broiler bagian dada dan paha umur 42 hari. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 3 x 4 dimana faktor 1 jenis daging ternak (sapi, dada ayam, paha ayam), faktor 2 konsentrasi asap cair (0, 5, 10 %) dengan taraf 20% dari berat daging (b/b), dan faktor 3 waktu maturasi (minggu-1, minggu-2, minggu-3, minggu-4) yang diulang selama 5 kali. Peubah yang diamati adalah DIA, DPD mentah, susut masak, dan TBA selama maturasi. Hasil penelitian memperlihatkan asap cair menurunkan DIA daging sapi Bali, DPD dada ayam dan TBA paha ayam. Pada konsentrasi 10% terjadi penurunan DIA 31.16%, DPD 0.63 kg/cm 2, dan TBA 0.042 mg mda/g, sementara susut masak cenderung meningkat. Pada minggu ke-4 maturasi meningkatkan DIA 33.98%, dan keempukan (DPD 0.62 kg/cm 2 ) sementara susut masak menurun mencapai 19.63%. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi asap cair 10% dengan waktu maturasi 4 minggu dapat mempertahankan karakteristik kualitatif daging sapi Bali dan broiler. Kata kunci: konsentrasi asap cair, maturasi, kualitas daging, sapi Bali, broiler Abstract This research aims to look at the qualitative characteristics of the Bali beef and broiler after soaking liquid smoke prior to aging at a temperature of 2-5 0 C for 4 weeks. This research uses beef Bali males aged 3 years of the muscle Longissimus dorsi and broiler carcass from the chest and thighs age 42 days. Research compiled based on Complete Random Design (RAL) factorial pattern 3 x 3 x 4 where the factor 1 types of livestock meat (beef, chicken breast, chicken thighs), factor 2 concentration of liquid smoke (0, 5, 10%) to the extent of 20% of the weight of the meat (v/v), and factor 3 aging time (week 1, week 2, week 3, week 4) are repeated for 5 times. The observed variables are water holding capacity (WHC), shear force value (SFV), cooking loss (CL), and thiobarbituric acid test (TBA) during aging. Results of the study showed that liquid smoke decreased WHC of Bali beef, SFV of the chicken breast and TBA of chicken thighs. At concentrations of 10% decline WHC 31.16%, SFV 0.63 kg/cm 2, and TBA 0.042 mg mda/g, while the CL tends to increase. On 4 weeks aging increased WHC 33.98%, and meat tenderness (SFV 0.62 kg/cm 2 ) while CL decrease to 19.63%. It can be concluded that the concentration of the liquid smoke 10% with aging 4 weeks time can maintain the qualitative characteristics of the Bali beef and broiler. Key words: concentration of liquid smoke, aging, meat quality, Bali cattle, broiler 1

PENDAHULUAN Perubahan karakteristik kulitatif daging pascamerta ternak menuntut upaya untuk mempertahankan kualitas khususnya sifat fungsional daging tetap terpenuhi untuk pengolahan lebih lanjut. Perubahan karakteristik kualitatif daging pascamerta ternak ditandai dengan penurunan kemampuan daging mengikat air (DIA) selama proses rigor mortis, penurunan nilai ph kesuasana asam, peningkatan keempukan dan flavor daging pada saat pascarigor, susut masak, tingkat ketengikan (rancidity) dan total koloni bakteri. Intensitas perubahan ini dipengaruhi pula oleh jenis daging dimana terdapat perbedaan antara daging merah dengan daging putih (Aberle dkk, 2001; Abustam 2012). Usaha-usaha untuk meningkatkan waktu prarigor telah dilakukan dengan penambahan garam dan fosfat (Syaputra, 2009). Penambahan asap cair pada saat prarigor pada daging sapi dapat meningkatkan DIA, keempukan daging dan menurunkan susut masak (Abustam dkk, 2009; Abustam dkk, 2010; Abustam dan M. Ali, 2012). Karakteristik kualitatif daging sapi Bali dapat dipertahankan melalui penambahan asap cair pada konsentrasi dan waktu maturasi (Abustam dkk, 2013), dan stabilitas oksidasi lemak (Ernawati dkk, 2012). Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran konsentrasi asap cair dan waktu maturasi yang berbeda terhadap karakteristik kualitatif daging sapi Bali dan daging ayam. MATERI DAN METODA Materi Penelitian ini menggunakan daging sapi Bali jantan umur 3 tahun bagian otot Longissimus dorsi dan karkas broiler bagian dada dan paha umur 42 hari. Asap cair sebagai bahan pengawet alami pada konsentrasi 0, 5, dan 10%. Metode Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 3 x 4 dimana faktor 1 jenis daging ternak (sapi, dada ayam, paha ayam), faktor 2 konsentrasi asap cair (0, 5, 10 %) dengan taraf 20% dari berat daging (b/b), dan faktor 3 waktu maturasi ((minggu-1, minggu-2, minggu-3, minggu-4)) yang diulang selama 5 kali. Peubah yang diamati adalah DIA, DPD daging mentah, susut masak, dan TBA selama penyimpanan dingin (2-5 0 C). Pengukuran daya ikat air (DIA): dilakukan pada daging mentah menggunakan metode Filter -Paper Press Methode berdasarkan Hamm tahun 1986 (Abustam, 2012) 2

Pengukuran Daya Putus Daging (DPD) Pengukuran DPD dimaksudkan untuk melihat tingkat keempukan daging dengan menggunakan CD Shear Force. dimana sampel daging dalam bentuk silender dengan ukuran panjang 1 cm dan diameter 0.5 inci diletakkan dalam lubang CD shear force yang menggunakan pisau dengan tebal 1 mm untuk memotong sampel. Semakin besar beban untuk memutus sampel daging maka semakin alot daging tersebut. Nilai DPD dinyatakan dalam kg/cm 2 (Abustam dkk, 2009; Abustam, 2012). Pengukuran Susut masak (%) Pengukuran dilakukan berdasarkan perbandingan antara berat daging sebelum dan sesudah dimasak pada suhu 80 0 selama 15 menit (Abustam, 2012). Pengukuran TBA (mg malonaldehida/gram sampel) Pengukuran tingkat ketengikan yang terjadi akibat oksidasi lemak selama penyimpanan (Apriyantono dkk, 1989) Analisis Statistik Data diolah dengan analysis of variance (ANOVA) dilanjutkan uji BNT jika berpengaruh nyata berdasarkan Steel dan Torrie (1991) dengan menggunakan bantuan program SPSS (SPSS 16.0, SPSS Ltd., West Street Woking, Surrey, UK) HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai Daya Ikat Air Daging (DIA) Tabel 1. Nilai rata-rata parameter dan tingkat signifikansi Perlakuan Jenis Daging: Sapi Bali Dada Ayam Paha Ayam Konsentrasi: 0% 5% 10% Maturasi: Mg-1 Mg-2 Mg-3 Mg-4 Signifikansi Nilai Rata-rata Kualitas Daging DIA (%) DPDM ( kg/cm 2 ) SM (%) TBA (mgmda/g) Sig:0.01 Sig: 0.01 Sig:0.01 Sig: 0.01 30.85 a 0.68 a 26.76 a 0.055 a 34.80 b 0.59 b 17.32 bc 0.071 ab 33.28 b 0.77 c 20.67 c 0.038 ac Sig:0.01 Sig:0.01 Sig:0.01 Sig:0.01 35.35 x 0.73 x 18.98 x 0.072 x 32.42 y 0.69 y 21.27 y 0.049 y 31.16 z 0.63 z 21.76 y 0.042 yz Sig:0.01 Sig:0.01 Sig:0.05 Sig: NS 31.00 a 0.78 a 21.42 a 0.052 33.62 b 0.71 ab 20.20 a 0.046 33.31 b 0.63 b 21.43 ab 0.060 33.98 b 0.62 b 19.63 c 0.061 Keterangan: Angka dengan notasi huruf berbeda pada kolom yang sama menyatakan perbedaan nyata (P<0.05) dan sangat nyata (P<0.01) 3

DIA=Daya Ikat Air, DPDM=Daya Putus Daging Mentah, SM=Susut Masak, TBA=Thiobarbituric acid, mgmda/g=mg malonaldehida/gram Jenis daging, konsentrasi asap cair, dan waktu maturasi berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap nilai DIA (Tabel 1). DIA daging sapi sangat nyata lebih rendah (11.35%) dari daging dada ayam dan lebih rendah (7.30%) dari daging paha ayam. Sementara itu DIA daging dada ayam tidak berbeda nyata dengan daging paha ayam. Rendahnya DIA daging sapi dibanding dengan daging ayam disebabkan karena daging ayam tersusun atas proporsi serat putih yang lebih tinggi dibanding dengan daging sapi, mengakibatkan rigor mortis yang terbentuk lebih cepat dengan kemampuan mengikat air yang lebih tinggi pula (Aberle dkk, 2001; Abustam, 2012). DIA menurun dengan bertambahnya konsetrasi asap cair, namum tidak berbeda nyata antara konsentrasi 5% dengan 10%. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya dimana penambahan asap cair konsentrasi 10% pada daging sapi Bali (Longissimus dorsi), DIA semakin meningkat dengan meningkatnya taraf asap cair (Abustam dan M. Ali, 2012). Perbedaan ini mungkin disebabkan taraf asap cair yang digunakan pada penelitian ini cukup tinggi yakni 20% dari berat sampel (b/b) dan hanya direndam selama 30 menit sebelum penyimpanan. Dibanding dengan penelitian sebelumnya sekalipun menggunakan taraf asap cair yang cukup rendah (1 2%) tetapi dibiarkan meresap selama penyimpanan. Maturasi mengakibatkan peningkatan DIA, pada minggu ke-4 DIA meningkat 9.61% dari DIA pada minggu ke-1, namun tidak terdapat perbedaan yang nyata antara maturasi minggu ke-2 dengan minggu ke-3 dan ke-4, demikian pula antara minggu ke-3 dan ke-4. Hal ini mengindikasikan kemampuan asap cair meningkatkan DIA minimal 8.45% pada maturasi minggu ke-2, sangat berarti dalam penanganan daging segar selama penyimpanan sebagai bahan baku dalam pengolahan daging. Meningkatnya daya ikat air selama maturasi daging menandakan bahwa asap cair berperan dalam melonggarkan ikatan serabut myofibril membentuk ruang-ruang kosong yang diisi oleh air dalam bentuk setengah bebas sehingga kemampuan daging mengikat air meningkat (Abustam dan M. Ali, 2011). Daya Putus Daging (DPD) Mentah Jenis daging, konsentrasi asap cair, dan waktu maturasi berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap DPD mentah daging sapi Bali (Longissimus dorsi) (Tabel 1). 4

Daging dada ayam sangat nyata lebih rendah DPD 13.24% dari daging sapi dan 23.38% dari daging paha ayam, menandakan bahwa daging dada ayam mentah lebih empuk dibanding dengan daging sapi mentah dan daging paha ayam mentah. Sementara itu DPD daging dada ayam 23.38% lebih rendah dari daging paha ayam. Karakteristik struktur otot pada ketiga jenis daging tersebut yang berbeda khususnya kandungan kolagen dan struktur jaringan ikat menyebabkan perbedaan keempukan tersebut (Abustam, 2012). Pada otot paha ayam mengandung jaringan ikat (kolagen) yang lebih banyak dari pada otot dada ayam mengakibatkan keempukan yang kurang pada otot paha ayam. Sementara itu pada otot Longissimus dorsi sapi Bali sekalipun kandungan kolagennya cukup rendah namun umur yang membedakan antara ayam dan sapi menjadikan daging sapi lebih kurang keempukannya dibanding dengan daging ayam bagian dada. Nilai DPD menurun dengan meningkatnya konsentrasi asap cair sekalipun tidak berbeda nyata antara tanpa penambahan asap cair dengan konsentrasi 5% demikian pula antara 5% dengan 10%. Hal ini mengindikasikan bahwa penambahan asap cair akan meningkatkan keempukan daging mentah sampai pada konsentrasi 10%. Kerja asap cair yang selama ini diduga melonggarkan serat-serat miofibril daging atau melakukan kerusakan positif pada jaringan miofibril mengakibatkan daging mengalami peningkatan keempukan (DPD menurun) (Abustam dan M. Ali, 2011). Semakin lama waktu maturasi semakin menurun DPD sekalipun tidak terdapat perbedaan nyata antara minggu ke-2 dengan minggu ke-3 dan ke-4 demikian pula antara minggu ke-3 dengan minggu ke-4. Susut Masak Jenis daging dan konsentrasi asap cair berpengaruh sangat nyata (P<0.01) sedang waktu maturasi berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap susut masak (Tabel 1). Susut masak daging sapi Bali sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi 54.50% dari daging dada ayam dan lebih tinggi 29.46% dari daging paha ayam, sementara susut masak daging dada ayam tidak berbeda nyata dengan daging paha ayam. Hal ini sejalan dengan DIA yang lebih rendah pada daging sapi Bali dibanding dengan DIA daging ayam bagian dada dan bagian paha. Rendahnya susut masak daging ayam dibanding dengan daging sapi Bali disebabkan karena daging ayam tersusun atas proporsi serat putih yang lebih tinggi dibanding dengan daging sapi, mengakibatkan rigor mortis yang 5

terbentuk lebih cepat dengan kemampuan mengikat air (DIA) yang lebih tinggi sehingga susut masak menjadi rendah pada saat pemasakan (Abustam, 2012). Susut masak meningkat dengan meningkatnya konsentrasi asap cair, namun tidak berbeda nyata antara konsentrasi 5% dengan 10%. Waktu maturasi berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap susut masak daging namun tidak terdapat perbedaan yang nyata antara maturasi minggu ke-1 dengan minggu ke-2 dan ke-3. Maturasi mengakibatkan penurunan susut masak, pada minggu ke-4 susut masak menurun 8.36%. Tingkat oksidasi lemak (Nilai TBA) Jenis daging dan konsentrasi asap cair berpengaruh sangat nyata (P<0.01) sedang lama maturasi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai TBA (Tabel 1). Nilai TBA daging sapi tidak berbeda nyata dengan daging dada ayam dan paha ayam. Sementara nilai TBA daging paha ayam lebih rendah 46.48% dari daging dada ayam. Rendahnya nilai TBA daging paha ayam menandakan bahwa tingkat oksidasi lemak yang berlangsung selama maturasi suhu dingin (2-5 0 C) pada daging paha ayam tidak seintesif yang terjadi dibanding dengan daging dada ayam dan daging sapi. Sekalipun perlemakan pada daging paha ayam lebih tinggi dari daging dada ayam namun proporsi asam lemak tidak jenuh yang lebih tinggi pada daging dada ayam dapat menjelaskan tingkat oksidasi lemak yang tinggi dengan konsekuensi nilai TBA yang tinggi pada daging dada ayam dapat menjelaskan hal ini. Semakin tinggi konsentrasi asap cair nilai TBA semakin menurun mencapai 41.67% pada konsentrasi 10% dan 31.94% pada 5%, namun tidak berbeda nyata antara konsentrasi 5% dengan konsentrasi 10%. Hal ini mengindikasikan bahwa asap cair dapat menghambat proses okisidasi lemak selama penyimpanan daging sapi Bali dan daging ayam (dada dan paha). Waktu maturasi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai TBA pada daging sapi Bali dan daging ayam (dada dan paha), sekalipun terdapat kecenderungan nilai TBA meningkat selama maturasi. Asap cair sebagai antioksidan mampu untuk mempertahankan tingkat oksidasi yang kurang lebih sama selama maturasi. SIMPULAN 1. Pascapenambahan asap cair menghasilkan DIA yang rendah pada daging sapi Bali, DPD pada daging dada ayam, dan TBA pada paha ayam. 6

2. Pada konsentrasi 10% terjadi penurunan DIA 31.16%, DPD 0.63 kg/cm 2, dan TBA 0.042 mg mda/g, sementara susut masak cenderung meningkat. 3. Pada minggu ke-4 maturasi meningkatkan DIA 33.98%, dan keempukan (DPD 0.62 kg/cm 2 ) sementara susut masak menurun mencapai 19.63%. 4. Konsentrasi asap cair 10% dengan waktu maturasi 4 minggu dapat mempertahankan karakteristik kualitatif daging sapi Bali dan broiler. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada DIT. LITABMAS DIKTI yang telah mendanai penelitian ini melalui Program Penelitian Strategis Nasional TA 2013 dengan kontrak No. 093/SP2H/PL/DIT.LITABMAS/V/2013 DAFTAR PUSTAKA Aberle E.D., J.C. Forrest, D.E. Gerrad, dan E.W. Mills. 2001. Principles Of Meat Science. 4 th Ed. Kendall/Hunt Publishing Company, USA. Abustam, E. 2012. Ilmu Daging: Aspek Produksi, Kimia, Biokimia dan Kualitas. Cet. 1, Masagena Press Makassar Abustam, E, J. C. Likadja dan A. Ma arif. 2009. Penggunaan asap cair sebagai bahan pengikat pada pembuatan bakso daging sapi Bali. Prosiding Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan. Program Magister Ilmu Ternak Pasacasarjana Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Abustam, E, J. C. Likadja dan F. Sikapang. 2010. Pemanfaatan asap cair sebagai bahan pengikat pada pembuatan bakso daging dari tiga jenis otot sapi Bali. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010. Bogor, 3-4 Agustus 2010 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Abustam, E., dan H. M. Ali 2011. Pengaruh jenis otot dan level asap cair terhadap daya ikat air dan daya putus daging sapi Bali prarigor. Proc. of Nat. Sem. On Zootechniques for Indegenenous Resources Development. ISAA Publication No.1/2012. p: 233-236 Abustam, E dan H. M. Ali. 2012. Peningkatan sifat fungsional daging sapi Bali (Longissimus dorsi) melalui penambahan asap cair pascamerta dan waktu rigor. Pros. Seminar Nasional Peningkatan Produksi dan Kualitas Daging Sapi Bali Nasional Bali, 14 Seprtember 2012. Pusat Kajian Sapi Bali Universitas Udayana. Abustam, E, M. Yusuf, H.M. Ali, dan F. N. Yuliati. 2013. Karakteristik kualitas daging sapi Bali (m. longissimus dorsi) pascapenambahan asap cair pada konsentrasi dan waktu maturasi yang berbeda. Proc. Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan 5. Fakultas Peternakan Unpad. Hal: 277-282. Apriyantono, A., D. Fardiaz, NL Puspitasari, Sedarnawati, dan S. Budiyanto. 1989. Analisis Pangan. IPB Press, Bogor. Ernawati, H. Purnomo dan T. Estiasih. 2012. Effek antioksidan asap cair terhadap stabilitas oksidasi sosis ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) selama penyimpanan. Jurnal Tek. Pertanian, Vol. 13. No. 2, Hal: 119-124 7

Steel, R.G.D., dan J.H. Torrie. 1991. Principles and Procedures of Statistics. McGraw- Hill, Book Co. Inc, New York Syaputra, M.R. 2009. Pengaruh penambahan level kombinasi garam (NaCl) dan posfat (sodium tripolifosfat/sttp) pada fase pre rigor dan post rigor terhadap kualitas bakso post rigor. Skripsi Fakutas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar 8