R i. Menjadi Kaya di Pasar Modal: Analisis Ekonomi dan Analisis Teknikal. Juli 2009

dokumen-dokumen yang mirip
Prospek Perekonomian Indonesia 2013: Tumbuh Lebih Cepat

MENDENGARKAN SUARA PASAR.

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist

INVESTASI DI PASAR SAHAM

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Market Review Macroeconomy Equity Fixed Income

Kondisi Perekonomian Indonesia

R i Danareksa Research Institute

Perkembangan & Prospek Perekonomian Indonesia Oktober 2015

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

DAFTAR ISI. Danareksa Research Institute Press

Kinerja CENTURY PRO FIXED

LAMPIRAN: GAMBARAN EKONOMI INDONESIA

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

R i Danareksa Research Institute

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Perkembangan & Prospek Perekonomian Indonesia Februari 2016

Perkembangan & Prospek Perekonomian Indonesia Januari 2015

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

R i Danareksa Research Institute

Monthly Market Update

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

R i Danareksa Research Institute

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi

R i Danareksa Research Institute

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

R i Danareksa Research Institute

Perkembangan & Prospek Perekonomian Indonesia Maret 2015

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute

Juni 2017 RESEARCH TEAM

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Desember Ndiame Diop Lead Economist & Economic Advisor, Indonesia Bank Dunia

Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

1. Tinjauan Umum

R i Danareksa Research Institute

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

R i Danareksa Research Institute

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

R i Danareksa Research Institute

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

PT Kharisma Asset Management

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

PROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF

R i Danareksa Research Institute

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

R i Danareksa Research Institute

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

R i D MARET 20 MARKET SC REEN, 2 M. dmia.danare. eksaonline. com. ke level. sebesar. persen ke. Dow. satu. guna industri.

R i Danareksa Research Institute

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

MARKET UPDATE & OUTLOOK

Tinjauan Perekonomian Bulanan

R i Danareksa Research Institute

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA

R i Danareksa Research Institute

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

Monthly Update. Market Review. Market Expectation

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

MEMPREDIKSI TREND HARGA SAHAM DENGAN ANALISIS TEKNIKAL.

MARKET UPDATE & OUTLOOK

ASUMSI NILAI TUKAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI/SPN APBN 2012

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup

GLOBAL OUTLOOK 1 Juni 2018

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Monthly Market Update

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

R i Danareksa Research Institute

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

MARKET UPDATE & OUTLOOK. Euro melejit sementara bursa AS berakhir datar pada perdagangan hari Kamis menyusul stimulus

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global

R i Danareksa Research Institute

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010

R i Danareksa Research Institute

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

Transkripsi:

Menjadi Kaya di Pasar Modal: Analisis Ekonomi dan Analisis Teknikal Juli 2009 DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE Jl. Medan Merdeka Selatan No. 14 Jakarta 10110 Tel. (6221) 350 9777 Fax: (6221) 3501709 http://www.danareksa-research.com

I. Indikator Ekonomi Makro dan Pasar Modal II. Ekonomi Dunia dan Indonesia: Ekonomi AS Ekonomi Indonesia - Inflasi, suku bunga, dan rupiah - Indeks kepercayaan konsumen - Early Economic Indicators: - Coincident Economic Index - Leading Economic Index - Siklus bisnis - Sequential Signaling III. Analisis Teknikal: Mendengarkan Suara Pasar -1-

Memahani Beberapa Indikator Makroekonomi Produk Domesti Brutto (PDB): Angka yang menggambarkan aktivitas perekonomian secara agregat (menyeluruh). Angka ini menjadi acuan utama para investor untuk melihat arah pergerakan suatu perekonomian secara menyeluruh. Pertumbuhan ekononomi mengacu pada pertumbuhan PDB (bisa tahunan, bisa triwualanan). Suatu perekonomian disebut mengalami ekspansi bila angka pertumbuhan PDB nya positif. Sebaliknya, suatu perekonomian disebut mengalami kontraksi (resesi) bila pertumbuhan PDB nya negatif. Reaksi Pasar: - angka pertumbuhan PDB yang tinggi akan direspon positif oleh pasar. - angka pertumbuhan PDB yang negatif akan direspon negatif oleh pasar. -2-

PDB detil Sector 2008F 2009F 2009F, % Y-o-Y 2009F, % Q-o-Q Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 1. Agriculture 4.5 2.5 3.5 2.5 2.6 1.3 16.2 4.4 6.9-21.8 2. Mining and Quarrying 0.5 0.0-1.7-0.2 1.1 0.8-5.1 2.3 2.9 0.9 3. Manufacturing 4.3 4.7 4.4 5.5 4.4 4.6-0.5 2.4 2.2 0.4 4. Electricity, Gas, and Clean Water 11.3 8.4 8.3 8.0 8.4 8.9-0.1 4.1 2.6 2.0 5. Construction 7.8 5.3 5.1 4.7 5.5 5.9-4.3 2.0 3.9 4.4 6. Trade, Hotel, and Restaurant 7.4 5.7 6.3 5.3 5.7 5.6-1.2 1.6 5.0 0.1 7. Transportation and Communication 17.7 12.5 12.7 11.9 12.6 12.6-0.3 3.3 4.9 4.3 8. Finance, Leasing, and Business Services 7.8 4.2 3.7 3.2 4.6 5.2-0.2 1.1 3.1 1.1 9. Services 6.1 4.1 4.5 3.6 3.9 4.4-0.8 1.6 1.2 2.3 GROSS DOMESTIC PRODUCT 6.3 4.8 4.7 4.6 4.8 4.9 0.7 2.4 3.7-1.9 1. Consumption Expenditures: Household 5.2 3.5 3.8 3.8 4.0 2.4-0.9 1.4 2.1-0.1 2. Consumption Expenditures: Government 9.2 5.6 9.8 5.5 1.1 6.9-30.4 21.5 3.4 22.3 3. Gross Fixed Capital Formation 12.5 6.0 5.7 4.3 6.6 7.4-2.2 1.0 7.7 0.9 4. Export of Goods and Services 13.7 3.6 1.7 1.4 4.2 7.0-1.3 4.8 2.7 0.7 5. Import of Goods and Services 13.6 5.7 5.2 4.5 6.3 6.6 0.1 4.7 2.9-1.2 6. Total Consumption 5.7 3.8 4.4 4.0 3.6 3.0-5.1 3.5 2.2 2.7 7. Domestic Demand 7.4 4.4 4.7 4.1 4.4 4.2-4.4 2.8 3.7 2.2-3-

Inflasi Inflasi adalah perubahan level harga secara umum. Angka inflasi diumumkan oleh BPS setiap awal bulan. Ada dua angka inflasi: - Bulanan (MoM); perubahan level harga dibandingkan dengan bulan sebelumnya. - Tahunan (YoY): perubahan level harga dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju inflasi: - Faktor musiman. - Kenaikan BBM. - Pergerakan nilai tukar. - Gangguan distribusi barang. - Kualitas panen beras. -4-

Inflasi Changes in Consumer Price Index (percent) M-on-M changes Y-on-Y changes YTD (Jan-Feb) Dec-08 Jan-09 Feb-09 Dec-08 Jan-09 Feb-09 2007 2008 2009 FOODSTUFF 0.57 0.76 0.95 16.35 14.29 13.06 3.56 4.67 1.71 PREPARED FOOD 0.52 0.95 0.91 12.53 11.15 11.25 1.72 3.04 1.87 HOUSING 0.52-0.06 0.28 10.92 8.95 9.26 1.54 1.75 0.22 CLOTHING 1.13 0.55 2.85 7.33 6.11 8.30 0.66 2.50 3.42 MEDICAL CARE 0.21 0.37 0.17 7.96 7.79 6.14 1.04 2.27 0.54 EDUCATION 0.16 0.12 0.04 6.66 5.76 5.76 1.56 1.01 0.15 TRANSPORTATION -2.74-2.53-2.43 7.49 4.25 1.59 0.24 0.62-4.89 GENERAL -0.04-0.07 0.21 11.06 9.13 8.60 1.83 2.41 0.14 Food and Non-Food FOOD 0.54 0.84 0.93 14.63 12.88 12.25 2.71 3.94 1.78 NON-FOOD -0.44-0.66-0.23 8.77 6.78 6.26 1.02 1.45-0.89 Source : BPS -5-

Suku Bunga Suku bunga adalah instrumen yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mempercepat atau untuk memperlambat perekonomian. Bila perekonomian dirasakan bergerak terlalu cepat maka BI akan menaikkan BI rate agar perekonomian tidak terlalu panas. Sebalinya, bila perekonomian diarasakan tumbuh lebih lambat dari laju pertumbuhan potensialnya, maka BI akan menurunkan suku bunga acuannya. Bunga yang tinggi akan memperlambat pertumbuhan ekonomi karena naiknya suku bunga akan meningkatkan opportunity cost of money. Naiknya suku bunga acuan akan menaikkan pula suku bunga deposito dan pinjaman. Akibatnya, peminjam akan enggan meminjam dari bank, dan pemilik uang akan enggan membelanjakan uangnya. Akibatnya, aktivitas perekonomian cenderung melambat. BI rate adalah suku bunga acuan/target dari BI. Targetnya adalah suku bunga SBI yang dilelang setiap minggu. BI berusaha agara bunga yang dihasilkan dalam lelang SBI mendekati BI rate. -6-

BI Rate % One month SBI rate Inflation rate, %YoY 20 15 10 5 0 Jan-05 Jul-05 Jan-06 Jul-06 Jan-07 Jul-07 Jan-08 Jul-08 Jan-09-7-

Ekspor-Impor Menunjukkan aktivitas perdagangan Indonesia dengan luar negeri. Angka ekspor juga dapat menunjukkan tingkat ketergantungan kita dengan perekonomian global. Ekspor yang meningkat menunjukkan aktivitas perusahaan eksportir yang meningkat, yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita. Impor yang naik juga dapat menunjukkan permintaan domestik yang meningkat. Artinya, angka impor juga dapat menunjukkan aktivitas perekonomian yang meningkat. Angka ekspor dan impor dipublikasikan oleh BPS setiap awal bulan. -8-

Export and Import Performance (billions of US$) 2007 2008 Jan - Jul Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul 2004 2005 2006 2007 2008 Export Total Export 10.04 9.60 9.52 10.30 9.84 10.94 11.19 10.55 12.01 10.92 12.91 12.90 12.55 37.80 47.90 55.80 63.90 83.03 Oil & Gas 1.83 1.86 2.08 1.99 2.11 2.52 2.24 2.38 2.77 2.48 3.23 2.98 2.87 8.69 10.46 12.51 11.55 18.95 Total excl. oil/gas 8.21 7.74 7.44 8.32 7.74 8.42 8.95 8.16 9.24 8.44 9.68 9.91 9.68 29.12 37.45 43.29 52.35 64.07 Import Total Import 6.36 6.92 6.79 6.29 7.57 6.84 7.50 7.87 7.97 9.35 9.67 9.83 10.74 25.15 33.45 34.35 40.07 62.93 Oil & Gas 1.77 1.84 2.28 1.81 2.44 2.42 1.91 2.57 2.49 2.83 3.30 3.58 3.55 6.05 9.47 10.88 11.15 20.22 Total excl. oil/gas 4.59 5.08 4.51 4.48 5.14 4.42 5.59 5.31 5.48 6.52 6.37 6.25 7.19 19.10 23.98 23.47 28.92 42.70 Balance Total incl. oil/gas 3.68 2.68 2.72 4.02 2.27 4.10 3.69 2.67 4.04 1.57 3.24 3.06 1.82 12.65 14.45 21.44 23.83 20.10 Oil & Gas 0.06 0.01-0.20 0.17-0.33 0.10 0.34-0.18 0.28-0.35-0.07-0.60-0.68 2.63 0.98 1.63 0.40-1.27 Total excl. oil/gas 3.62 2.66 2.92 3.84 2.60 4.00 3.35 2.86 3.76 1.92 3.31 3.67 2.49 10.02 13.47 19.81 23.44 21.37 Y on Y Growth (percent) Export Total Export 13.05 7.68 7.60 18.20 10.38 13.86 34.48 28.69 32.48 22.53 31.63 34.92 25.03 5.82 26.72 16.48 14.52 29.93 Oil & Gas -12.99 0.15 29.80 24.26 20.38 32.81 47.51 62.15 75.73 61.47 80.00 63.15 57.38 8.92 20.35 19.68-7.73 64.16 Total excl. oil/gas 21.11 9.65 2.69 16.85 7.94 9.20 31.56 21.38 23.38 14.42 20.82 28.26 17.84 4.93 28.62 15.59 20.95 22.38 Import Total Import 17.24 21.26 20.26 37.19 30.36 37.63 41.98 68.80 41.13 65.71 49.78 63.43 68.80 35.02 32.98 2.71 16.63 57.06 Oil & Gas -4.22 7.35 20.63 5.12 75.57 76.84 37.05 132.71 46.81 73.97 72.48 116.90 100.70 41.37 56.47 14.90 2.45 81.38 Total excl. oil/gas 28.32 27.24 20.07 56.49 16.18 22.74 43.74 49.01 38.69 62.37 40.22 43.20 56.51 33.13 25.53-2.11 23.21 47.68-9-

Respon Pasar Modal Terhadap Variabel Makro PDB naik (tumbuh lebih cepat) : positif, karena keuntungan perusahaan cenderung membaik. PDB tumbuh lebih lambat (atau rurun) : negatif, karean keungungan perusahaan cenderung menurun. Inflasi tinggi: negatif, karena bunga akan dinaikkan dan perekonomian akan cenderung melambat. Inflasi rendah: positif, karena ada peluang bunga menurun yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Suku bunga turun: positif Suku bunga naik: negatif -10-

Respon Pasar Modal Terhadap Variabel Makro Ekspor naik: Positif Ekspor turun: Negatif Rupiah Menguat: Positif Rupiah Melemah: Negatif -11-

Dalam prakteknya, BI menggunakan kerangka kebijakan inflation targeting: Artinya, naik dan turunnya suku bunga ditentukan oleh laju inflasi yang terjadi. Setiap awal tahun BI menetapkan target inflasi untuk tahun itu. Bila inflasi berada di atas target yang telah ditetapkan, maka BI akan menaikkan suku bunga, dengan tujuan memperlambat sedikit pertumbuhan ekonomi agar tekanan inflasi dari sisi permintaan dapat mengendur. Sebaliknya, bila laju inflasi berada di bawah target, maka BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuannya agar perekonomian dapat berjalan lebih cepat. BI rate ditentukan oleh BI dalam periode tertentu. Tapi saat ini BI rate ditentukan dalam rapat dewan gubernur BI yang diadakan setiap bulan. -12-

I. Indikator Ekonomi Makro dan Pasar Modal II. Ekonomi Dunia dan Indonesia: Ekonomi AS Ekonomi Indonesia - Inflasi, suku bunga, dan rupiah - Indeks kepercayaan konsumen - Early Economic Indicators: - Coincident Economic Index - Leading Economic Index - Siklus bisnis - Sequential Signaling III. Analisis Teknikal: Mendengarkan Suara Pasar -13-

Ekonomi AS : Pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi Int. rate GDP,CPI 9.0 8 FFR GDP (YoY%) Inflation 7.5 6 6.0 4 4.5 2 3.0 0 1.5-2 0.0-4 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 Di tahun 2008 perekonomian Amerika masih bertumbuh, meskipun lebih rendah dari pertumbuhan 2007. Data terakhir menunjukkan perekonomian Amerika dalam fase resesi. Pemerintah Amerika memberikan stimulus fiskal dan moneter untuk mengurangi kedalaman resesi. -14-

Ekonomi AS : Upah, penjualan ritel dan tingkat pengangguran Penjualan Ritel, Upah dan Tingkat Pengangguran 12.0 8.0 4.0 0.0-4.0 J-05 M-05 M-05 J-05 S-05 N-05 J-06 M-06 M-06 J-06 S-06 N-06 J-07 M-07 M-07 J-07 S-07 N-07 J-08 M-08 M-08 J-08 S-08 N-08 J-09 M-09 M-09 Seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi tingkat pengangguran juga meningkat hingga mencapai 9.7% di bulan Juni 2009. -8.0-12.0-16.0 Hourly earnings, %YoY Retail sales, %YoY Uemployment rate, % Penurunan penjualan ritel mulai berkurang. -15-

Ekonomi AS : Indeks Produksi Industri, Penurunannya Makin Kecil YoY% 6 4 2 0-2 -4-6 Industrial Production Index Meskipun Indeks Produksi Industri masih menurun, namun penurunannya makin kecil, seperti terlihat pada laju pertumbuhannya yang bergerak menuju titik nol. -8-10 -12 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009-16-

Ekonomi AS : Indeks Kepercayaan Konsumen Cenderung Membaik 160 US - Consumer Confidence Index 140 120 100 80 60 40 20 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Meskipun pada bulan Juni Indeks kepercayaan konsumen (IKK) menurun, namun trendnya dalam empat bulan terakhir masih meningkat. IKK adalah salah satu leading economic indicator bagi perekonomian Amerika. -17-

Penjualan Rumah: Masih Mengalami Kontraksi (Index) 80 70 60 Housing Market Index Housing Started Home Sales (YoY%) 60 45 30 Penjualan rumah mulai mengalami kontraksi sejak bulan November 2005. 50 40 30 20 10 0 2005 2006 2007 2008 2009 15 0-15 -30-45 -60 Memasuki tahun 2009 laju pertumbuhan penjualan rumah masih negatif, yang berarti masih menurun. Namun penurunannya cenderung makin mengecil dalam beberapa bulan terakhir. -18-

Ekonomi AS : Kondisi ekonomi terkini masih resesi, namun LEI membaik USA: Coincident & Leading Index USA: Coincident & Leading Index 115 112 108 CEI LEI 107 105 100 106 95 88 105 85 76 104 75 64 103 102 65 52 101 CEI LEI 55 40 100 Jun-09 Jan-80 Jan-81 Jan-82 Jan-83 Jan-84 Jan-85 Jan-86 Jan-87 Jan-88 Jan-89 Jan-90 Jan-91 Jan-92 Jan-93 Jan-94 Jan-95 Jan-96 Jan-97 Jan-98 Jan-99 Jan-00 Jan-01 Jan-02 Jan-03 Jan-04 Jan-05 Jan-06 Jan-07 Jan-08 Jan-09 Jan-07 Feb-07 M a r-0 7 A p r-0 7 May-07 Jun-07 Jul-07 Aug-07 Sep-07 Oct-07 Nov-07 Dec-07 Jan-08 Feb-08 M a r-0 8 A p r-0 8 May-08 Jun-08 Jul-08 Aug-08 Sep-08 Oct-08 Nov-08 Dec-08 Jan-09 Feb-09 M a r-0 9 A p r-0 9 May-09 Resesi ekonomi yang terjadi saat ini telah terdeteksi oleh sistem LEI Amerika sejak bulan Juli 2007, saat mana LEI mengalami penurunan yang signifikan. Menurut Conference Board, Amerika memasuki resesi sejak bulan Desember 2007 dan masih berlangsung hingga saat ini, seperti ditunjukkan oleh CEI yang masih menurun. Namun dalam tiga bulan terakhir LEI mulai membaik, indikasi awal akan adanya perbaikan. -19-105 104 103 102 101 100 99 98 97

Laju Inflasi global: banyak negara maju mengalami deflasi 10 US Japan Euro China 14 Indonesia Malaysia Philippina Thailand 8 6 12 10 8 4 2 6 4 2 0 0-2 -2-4 -4-6 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J 2007 2008 2009 2007 2008 2009 Seiring dengan penurunan harga komoditi di pasar global, laju inflasi juga makin menurun. Sebagian besar negara maju mengalami deflasi, bahkan beberapa negara berkembang pun mengalami deflasi juga. -20-

Seiring dengan penurunan inflasi, suku bunga juga makin menurun % 8 7 6 5 US China Euro Japan 5.31 20 % 18 16 14 12 Indonesia Thailand Malaysia Filipina 4 10 3 2 1 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 0.25 0.1 8 6 4 2 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 6.75 4 2 1.25 Setelah mengalami penurunan yang cukup pesat, suku bunga di negara maju stabil di level yang rendah. Sedangkan suku bunga di negara berkembang masih dalam tren menurun sejalan dengan penurunan laju inflasi. Penurunan suku bunga juga dimaksudkan menjadi stimulus bagi perekonomian untuk meminimalkan dampak resesi. -21-

Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara, % Negara 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009F 2010F Amerika Serikat 0.8 1.6 2.5 3.6 2.9 2.8 2.0 1.1-2.5 2.1 Jepang 0.2 0.3 1.4 2.8 1.9 2.0 2.4-0.7-5.9 0.9 Eropa 1.9 1.0 0.9 1.9 1.8 3.1 2.7 0.6-4.3 0.6 China 8.3 9.1 10.0 10.1 10.4 11.6 13.0 9.0 8.0 8.5 Singapura -2.2 4.1 2.9 7.5 6.6 8.3 7.8 1.3-5.3 2.9 Malaysia 0.5 5.4 5.8 6.8 5.0 5.9 6.3 4.6-2.1 3.0 Thailand 2.2 5.3 7.1 6.3 4.6 5.2 4.9 2.6-3.5 3.0 Korea 4.0 7.2 2.8 4.6 4.0 5.2 5.1 2.2-1.6 3.7 Filipina 3.1 4.5 4.9 6.4 4.9 5.4 7.1 3.9 2.3 4.2 INDONESIA 3.9 4.4 4.9 4.9 5.7 5.5 6.3 6.1 4.2 5.5 Sumber: Bloomberg, Juli 2009 Tahun 2009 diperkirakan hanya sedikit negara yang masih bertumbuh positif. Namun di 2010 kondisi perekonomian dunia diperkirakan akan membaik. Indonesia termasuk negara yang kondisi ekonominya diperkirakan relatif baik. -22-

Suku Bunga (BI rate) dan Pertumbuhan Ekonomi YoY% 7 6 5 4 3 2 1 percent 21 18 15 12 9 6 3 Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Data historis menunjukkan bahwa suku bunga di bawah 10 persen akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. 0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 GDP Growth SBI 1M 0-23-

Harga Minyak dan Pertumbuhan Ekonomi Amerika 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00-2.00-4.00 GDP: 2000p (% YoY) US GDP vs Oil Price Crude Oil Price: EIA: Domestic First Purchase 100.00 90.00 1977 1980 1983 1986 1989 1992 1995 1998 2001 2004 2007 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00-24-

Harga komoditi cenderung menguat kembali 1400 160 Palm oil (Index) WTI Oil Price ($US/Barrel) 1200 140 1000 120 100 800 80 600 60 400 40 200 20 0 0 Jan- 00 Nov- 00 Sep- 01 Jul- 02 May- 03 Mar- 04 Jan- 05 Nov- 05 Sep- 06 Jul- 07 May- 08 Mar- 09-25-

Perkiraan laju inflasi dan suku bunga: menurun 3.0 2.5 MoM, % YoY, % BI Rate Laju Inflasi dan BI Rate 13.2 11.6 2.0 10.0 1.5 8.4 1.0 6.8 0.5 5.2 0.0 3.6-0.5 2.0 Jan-07 Mar-07 May-07 Jul-07 Sep-07 Nov-07 Jan-08 Mar-08 May-08 Jul-08 Sep-08 Nov-08 Jan-09 Mar-09 May-09 Jul-09 Sep-09 Nov-09 Laju inflasi diperkirakan akan cenderung menurun menjadi sekitar 4.0 % di akhir tahun 2009. Suku bunga juga diperkirakan akan cenderung menurun. BI rate diperkirakan akan berada di kisaran 6.0-6.5% hingga akhir tahun 2009. -26-

Indeks Nilai Tukar Beberapa Negara: Rupiah Relatif Terlalu Lemah 150 Indonesia 125 Thailand 100 Singapore Korea 75 Philippines 50 2005 2006 2007 2008 2009 as of: July 21-27-

Rupiah Tak Akan Melemah Terus: AS Akan Cetak Uang Dalam Jumlah Besar YoY% 21 18 15 12 9 6 3 0 Uang Beredar - M1 (LHS) Indeks Nilai Tukar USD (RHS) Periode Resesi Ekonomi Indeks 119 108 97 86-3 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 75 - The Fed beli 1.7 triliun dolar bond di secondary market: AS mencetak uang (tak perlu serap dari luar negeri) - Laju pertumbuhan uang di sana sudah amat pesat. - Save haven akan segera hilang. -28-

Rupiah Tak Akan Melemah Terus: Pengalaman Krisis 97-98 IDR/USD (%) 16000 140 14000 120 12000 100 10000 80 8000 60 6000 40 4000 20 2000 IDR (sumbu kiri) SBI 1M (sumbu kanan) M1-g (sumbu kanan) M0-g (sumbu kanan) 0 1997 1998 1999 0-20 -29-

Rupiah Tak Akan Melemah Terus: Kebijakan Moneter Cukup Ketat Rp Trn 250 200 150 Rekening Pemerintah di BI Inter Bank Rate BI Rate percent 14 12 10 8 Rp Trn 300 280 260 240 220 200 persen 12 11 10 9 100 50 6 4 2 180 160 140 120 8 7 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 YoY% 50 0 100 2007 2008 2009 SBI Outstanding (sumbu kiri) BI Rate (sumbu kanan) SBI 1-bulan (sumbu kanan) 6 40 30 20 10 Laju pertumbuhan suplai uang relatif terlalu rendah 0 2005 2006 2007 2008 2009-10 -20 M2 M1 M0-30-

Indikator Jangka Pendek Nilai Tukar Rupiah Rp/US$ 13000 Actual (LHS) 12000 Short-term Indicator (LHS) 11000 10000 9000 8000 7000 Nov-99 Nov-00 Nov-01 Nov-02 Nov-03 Nov-04 Nov-05 Nov-06 Nov-07 Nov-08-31-

Banking Pressure Index (BPI) Banking Pressure Index (BPI) adalah salah satu sistem peringatan dini (early warning system) untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya krisis perbankan di suatu negara. BPI adalah kombinasi dari 6 variabel yang berdasarkan studi dibeberapa negara merupakan leading indicator terhadap terjadinya banking crisis di suatu negara. Ke-6 variabel tersebut adalah real effective exchange rate atau REER (deviation from Hodrick- Prescott filter trend), indeks harga saham (six-months smoothed annualized growth rate atau SM6), money multiplier (six-months smoothed annualized growth rate), PDB riil (interpolated) atau composite leading economic indicator (six-months smoothed annualized growth rate), ekspor dalam nominal US$ (six-months smoothed annualized growth rate) dan suku bunga jangka pendek. Semakin tinggi nilai BPI (menurut para praktisi di atas 0.5), maka semakin vulnerable pula sistem perbankan suatu negara, dan sebaliknya (<0.5) less vulnerable. -32-

Banking Pressure Index: tekanan menurun 1.5 Banking Pressure Index 1.0 0.5 0.0-0.5-1.0 0.19 Tekanan di sektor perbankan makin berkurang seiring dengan perbaikan kondisi perekonomian, penurunan suku bunga dan penguatan nilai tukar Rupiah. -1.5 J- 03 S- 03 D- M- 03 04 J- 04 S- 04 D- M- 04 05 J- 05 S- 05 D- M- 05 06 J- 06 S- 06 D- M- 06 07 J- 07 S- 07 D- M- 07 08 J- 08 S- 08 D- M- 08 09-33-

Ketergantungan Eksternal Indonesia Relatif Lebih Kecil Rasio Ekspor Terhadap PDB (%). Indonesia Malaysia Singapore Thailand Hongkong 2000 41.0 119.8 195.6 66.8 143.3 2001 39.0 110.4 191.5 65.9 138.7 2002 32.7 108.3 192.7 64.2 149.5 2003 30.5 106.9 212.5 65.7 171.0 2004 32.2 115.4 225.4 70.7 190.2 2005 34.1 117.5 238.5 73.4 198.7 2006 31.0 116.7 246.2 73.5 205.5 2007 29.4 110.2 230.9 73.3 207.3 2008 29.8 103.3 234.3 76.4 212.3 sumber: CEIC -34-

Melihat Dampak Peristiwa Bom 1200 1100 1000 Bom Bali II 900 800 700 Bom Aussie 600 500 400 Bom Bali I Bom JW Mar 300 200 1/1/2002 3/1/2002 5/1/2002 7/1/2002 9/1/2002 11/1/2002 1/1/2003 3/1/2003 5/1/2003 7/1/2003 9/1/2003 11/1/2003 1/1/2004 3/1/2004 5/1/2004 7/1/2004 9/1/2004 11/1/2004 1/1/2005 3/1/2005 5/1/2005 7/1/2005 9/1/2005 11/1/2005 Penutupan IHSG Peristiwa Tanggal Penutupan IHSG pada hari sebelum dan sesudah peristiwa % Change -3-2 -1 0 1 2 3 Pada 0 1. Bom Bali I 12 Oct 2002 391.8 384.5 376.2 337.5 342.2 357.4 355.1-10.3 2. Bom JW Marriot 05 Aug 2003 508.0 508.7 503.9 488.5 494.4 508.3 505.4-3.1 3. Bom Kedubes Australia 09 Sep 2004 786.5 784.8 786.7 789.1 782.7 797.8 809.0 0.3 4. Bom Bali II 01 Oct 2005 1027.9 1048.3 1079.3 1083.4 1101.2 1104.1 1096.4 0.4-35-

Siklus Bisnis Perekonomian Indonesia 120 114 108 102 96 90 84 78 72 Jan 90 Oct 90 Jul 91 Apr 92 Jan 93 Oct 93 Jul 94 Apr 95 Jan 96 Oct 96 Jul 97 Apr 98 Jan 99 Oct 99 Jul 00 Apr 01 Jan 02 Oct 02 Jul 03 Apr 04 Jan 05 Oct 05 Jul 06 Apr 07 Jan 08 Oct 08 LEI (LHS) CEI (RHS) -36-111 108 104 101 97 94 90 87 83

Early Economic Indicators Component of prompt indicators: - CEI (coincident economic index) - LEI (leading economic index) Coincident Economic Index: adalah indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi terkini. Leading Economic Index (LEI): adalah indeks yang bergerak mendahului CEI, sehingga dapat memberikan gambaran tentang arah pergerakan perekonomian dalam waktu 6 sampai 12 bulan mendatang. -37-

Coincident Economic Index: Rebound! 110 108 106 104 102 99 97 95 J- 05 A- 05 Index (LHS) J- 05 O- 05 J- 06 A- 06 Composite Coincident Index SM6,% (RHS) J- 06 O- 06 J- 07 A- 07 J- 07 O- 07 J- 08 A- 08 J- 08 O- 08 J- 09 A- 09 8 6 5 3 2 0-2 -3-5 -6 Dalam periode Juli 2008 Februari 2009 CEI cenderung menurun. Hal ini mengindikasikan adanya perlambatan yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada bulan Maret 2009, CEI rebound yang mengindikasikan pertumbuhan ekonomi akan kembali meningkat. -38-

Leading Economic Index: Rebound! 114 110 Index (LHS) COMPOSITE LEADING INDEX SM6,% (RHS) 8.0 5.0 LEI cenderung menurun dari bulan Desember 2007 hingga Oktober 2008. 106 102 2.0-1.0 Pada bulan Nopember 2008 LEI mulai membaik dan terus meningkat hingga Mei 2009. 98 94-7.0 J-05 M-05 S-05 J-06 M-06 S-06 J-07 M-07 S-07 J-08 M-08 S-08 J-09 M-09-4.0 Hal ini mengindikasikan bahwa peluang perekonomian kita memasuki fase ekspansi dalam bulan-bulan mendatang makin besar. -39-

The Business Cycle P1 P2 P3 T3 T2 T1 ekspansi kontraksi ekspansi -40-

Peak Detection: Ekonomi melambat sejak Juli 2008 s/d Feb 2009 CEI P1 P2 P3 108 105 102 99 96 93 90 87 Oct-08 Jan-96 Oct-96 Jul-97 Apr-98 Jan-99 Oct-99 Jul-00 Apr-01 Jan-02 Oct-02 Jul-03 Apr-04 Jan-05 Oct-05 Jul-06 Apr-07 Jan-08-41-

Trough Detection: Ekonomi Rebound! 108 Feb-02 105 102 99 96 93 90 87 Jan-96 Jan-97 Jan-98 Jan-99 Jan-00 Jan-01 Jan-02 Jan-03 Jan-04 Jan-05 Jan-06 Jan-07 Jan-08 Jan-09 CEI T1 T2 T3-42-

Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK): Daya Beli Membaik Indeks Kepercayaan Konsumen 110 CCI berdasarkan Tingkat Pendapatan 105 100 100 95 90 90 85 80 75 70 65 60 Harga BBM Naik Jan-05 Apr-05 Jul-05 Harga BBM Naik Oct-05 Jan-06 Apr-06 Jul-06 Harga Kebutuhan Pokok Naik Oct-06 Jan-07 Apr-07 Harga Kebutuhan Pokok Naik Jul-07 Oct-07 Jan-08 Harga BBM Naik Apr-08 Jul-08 Oct-08 Jan-09 Harga BBM Turun Apr-09 Jul-09 80 70 60 50 Jan- 06 Apr- 06 under RP 500.000 Rp. 500.000-700.000 Rp 700.000-1.000.000,- Rp 1.000.000,- and over Jul- 06 Oct- 06 Jan- 07 Apr- 07 Jul- 07 Oct- 07 Jan- 08 Apr- 08 Jul- 08 Oct- 08 Jan- 09 Apr- 09 Jul- 09 IKK memberikan indikasi tentang tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian secara keseluruhan. IKK turun tajam ke level 65.3 di bulan Mei 2008 menyusul kenaikan harga BBM, dan setelah itu rebound dan mencapai level 92.4 di bulan Juli 2009. -43-

Indeks Sentimen Bisnis: membaik 160 150 140 130 S ales Expectation Index Profits Ex pec tation Index Current S ales Index Current Profits Index 120 110 100 90 80 70 60 Mar-08 May-08 J ul-08 S ep-08 Nov-08 J an-09 Mar-09 May-09 Di bulan Mei 2009, sentimen pelaku bisnis membaik. Para pelaku bisnis tampaknya makin optimis kedepan seperti terlihat pada indeks ekspektasi sales dan profit yang terus meningkat. -44-

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2009 Sector 2008 2009F 2009F, % Y-o-Y 2009F, % Q-o-Q Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 1. Agriculture 4.8 3.4 4.8 3.2 2.2 3.5 19.3 4.7 6.1-21.9 2. Mining and Quarrying 0.5 1.7 2.2 1.0 1.3 2.1-0.5-0.3 2.2 0.7 3. Manufacturing 3.7 3.0 1.6 2.0 2.7 5.8-0.3 1.8 3.8 0.5 4. Electricity, Gas, and Clean Water 10.9 9.3 11.4 8.0 8.3 9.5 3.6 1.2 2.5 1.9 5. Construction 7.3 6.7 6.3 6.1 6.0 8.4-1.2 2.1 3.1 4.2 6. Trade, Hotel, and Restaurant 7.2 4.6 0.6 5.2 4.7 7.9-4.8 8.1 4.4 0.4 7. Transportation and Communication 16.7 13.8 16.7 13.3 13.2 12.4 2.1 1.3 4.4 4.1 8. Finance, Leasing, and Business Services 8.2 5.0 6.3 4.7 5.2 4.1 0.8-0.1 2.4 0.9 9. Services 6.4 5.1 6.8 4.9 4.3 4.6 1.3 0.7 0.5 2.1 GROSS DOMESTIC PRODUCT 6.1 4.8 4.4 4.4 4.3 6.1 1.6 2.8 3.6-2.0 1. Consumption Expenditures: Household 5.3 4.3 5.8 3.8 4.0 3.6 0.8-0.6 2.0 1.3 2. Consumption Expenditures: Government 10.4 17.0 19.2 21.4 16.8 12.6-28.7 28.4 1.6 21.1 3. Gross Fixed Capital Formation 11.7 5.3 3.5 4.4 5.2 8.1-5.4 4.1 5.9 3.5 4. Export of Goods and Services 9.5-4.8-19.1-7.2-2.2 9.7-17.2 18.6 5.3 5.9 5. Import of Goods and Services 10.0-10.2-24.1-16.5-9.1 10.3-18.6 15.2 9.8 7.1 6. Total Consumption 5.9 5.9 7.2 6.0 5.6 4.9-3.6 2.6 2.0 4.1 7. Domestic Demand 7.4 5.7 6.2 5.5 5.5 5.7-4.1 3.0 3.0 3.9 Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh 4.8% di tahun 2009. Pertumbuhan antara lain akan ditopang oleh konsumsi dan investasi. Source: -45-

Kesimpulan Keadaan Makroekonomi Indonesia Perekonomian global masih dalam fase resesi, namun ada indikasi akan mulai rebound dalam beberapa bulan mendatang. Suku bunga dan laju inflasi global berada pada level yang rendah. Secara umum perekonomian Indonesia sudah mencapai bottom, dan saat ini berada dalam fase ekspansi. Hal ini ditopang oleh perbaikan daya beli seiring dengan penurunan laju inflasi, perbaikan sentimen pebisnis serta penurunan suku bunga. Ekspansi tersebut akan semakin pesat bila diikuti dengan percepatan realisasi stimulus fiskal, pembelanjaan APBN yang tepat waktu serta penurunan suku bunga pinjaman ke level yang lebih rendah. Risiko: Dampak musim kemarau panjang (El Nino). -46-

I. Indikator Ekonomi Makrodan Pasar Modal II. Ekonomi Dunia dan Indonesia: Ekonomi AS Ekonomi Indonesia - Inflasi, suku bunga, dan rupiah - Indeks kepercayaan konsumen - Early Economic Indicators: - Coincident Economic Index - Leading Economic Index - Siklus bisnis - Sequential Signaling III. Analisis Teknikal: Mendengarkan Suara Pasar -47-

Analisis Teknikal Analisis teknikal untuk mengidentifikasi arah pergerakan harga saham, melalui studi harga pasar, dan volume perdagangan historis. Idenya adalah bahwa harga bergerak dalam trends yang dicerminkan dengan perubahan perilaku investor dalam menaksirkan ekonomi, moneter, politik, dan psikologi. -48-

Analisis Teknikal Pergerakan harga saham dapat ditampilkan dalam bentuk: Line chart Line chart dapat digunakan untuk menggambarkan last price, median price, typical price, atau weighted close. Candlesticks dan OHLC Tampilan ini menggambarkan perkembangan pergerakan harga saham dalam satu hari (open, high, low, close price). Beberapa indikator teknikal berdasarkan kegunaan: Identifikasi bullish (bearish) Identifikasi kekuatan trend Identifikasi volatilitas Identifikasi overbought (oversold) -49-

How to Use Silahkan membuka www.danareksa-research.com stock market real time technical chart. Membuka account untuk login. Atur halaman teknikal dengan parameter sbb (contoh): 1. Ticker symbol : TLKM 2. Time period : 6 months 3. Chart type : Last price 4. Price band : Bollinger band 5. Moving average : None Simple : 20 6. Technical indicators : MACD Slow Stochastic 7. Klik Update chart -50-

How to Use (tampilan) -51-

Indikator Teknikal- Indikasi Tinggi atau Rendahnya Harga Bollinger Bands Harga saham dianggap tinggi ketika menyentuh upper band, dan rendah disaat menyentuh lower band. Double Bottom Buy: Sinyal ini terjadi ketika harga saham menembus lower band, dan kembali berbalik arah (titik reverse pertama) diatas lower band. Satu hal yang penting adalah ketika terjadi penurunan yang kedua, dan berbalik (titik reverse kedua), maka titik ini lebih tinggi dari titik reverse pertama, dan diatas lower band. Sinyal bullish (beli) terjadi jika harga saham bergerak memotong keatas middle band. -52-

Double Top Sell: Sinyal ini sifatnya hampir sama dengan double bottom buy, tetapi diterapkan pada kondisi bearish. Sinyal ini terjadi ketika harga saham bergerak menembus upper band, dan berbalik (titik reverse pertama), selanjutnya terjadi kenaikan kedua dan berbalik arah(titik reverse kedua). Titik reverse kedua ini biasanya lebih rendah dari yang pertama dan berada dibawah upper band. Sinyal bearish (jual) terjadi jika harga saham bergerak memotong kebawah middle band -53-

Indikator Teknikal- Indikasi Tinggi atau Rendahnya Harga Harga saham saat ini relatif tinggi karena hampir menembus upper bands -54-

Indikator Teknikal- Bullish (Bearish) Negative Volume Index (NVI) Jika nilai NVI berada diatas 1 tahun moving averagenya, pasar berada dalam kondisi bullish Jika nilai NVI berada dibawah 1 tahun moving averagenya, pasar berada dalam kondisi bearish -55-

Indikator Teknikal- Bullish (Bearish) NVI yang masih berada dibawah 1 tahun moving average menunjukkan saham masih bearish -56-

Indikator Teknikal- Kekuatan Trend Indikator Aroon Indikator AO terdiri atas Aroon Up dan Aroon Down, dan Aroon Oscillator (AO). Aroon Up Aroon Up berada diatas 70 momentum trend kenaikan yang kuat. Aroon Up berada dibawah 30 trend penurunan lebih dominan. Aroon Down Aroon Down berada diatas 70 momentum trend penurunan yang kuat. Aroon Down dibawah 30 trend kenaikan lebih mendominasi. Apabila nilai kedua indikator (baik Aroon Up dan Aroon Down) lebih besar dari 70, maka hal ini menunjukkan trend kuat kearah yang sama. -57-

Indikator Teknikal- Kekuatan Trend Average Directional Movement index (ADX) ADX biasanya mendasarkan pada pergerakan dua indikator ADX, yaitu +DI (14 periode) dan DI (14 periode). +DI menunjukkan adanya tekanan kenaikan harga (naik), sedangkan DI menunjukkan tekanan penurunan harga (turun). ADX yang berada dibawah 20 menunjukkan trend lemah, sedangkan jika bergerak diatas nilai 40, menunjukkan adanya trend kuat. ADX bergerak dari bawah nilai 20 ke nilai diatas 20 trend. ADX bergerak dari atas nilai 40 ke nilai dibawah 40 non trend (trading). -58-

Indikator Teknikal- Kekuatan Trend Momentum kenaikan mulai terlihat melemah, seiring turunnya Aroon Up dan ADX -59-

Indikator Teknikal- Volatilitas Pasar Chaikin Volatility Kenaikan indikator ini menunjukkan volatilitas harga saham yang cukup tinggi. Bersiap terhadap pembalikan arah harga saham. Donchian Channel Width Semakin lebar atau naik indikator ini, berarti volatilitas harga saham cukup tinggi Penggunaan indikator ini dikombinasikan dengan indikator teknikal lain, sebagai titik masuk atau keluar pasar. -60-

Indikator Teknikal- Volatilitas Pasar Penurunan nilai Chaikin Vol. dan Donchian CW. Menunjukkan pelemahan volatilitas harga saham. -61-

Indikator Teknikal- Overbought (Oversold) Commodity Channel Index (CCI) Nilai CCI yang berada diatas +100 menunjukkan keadaan terjadinya titik jenuh beli (Overbought), Nilai CCI di bawah -100 menunjukkan keadaan terjadinya titik jenuh jual (Oversold) Slow Stochastic (SS) Nilai SS dibawah 20 berarti memasuki oversold, dan nilai diatas 80 berarti memasuki overbought. Sinyal beli muncul ketika garis %K memotong dari bawah keatas garis %D. Sinyal jual muncul ketika garis %K memotong dari atas kebawah garis %D. Hati-hati sinyal palsu. -62-

Indikator Teknikal- Overbought (Oversold) Harga saham diprediksi akan menurun, ketika indikator CCI meninggalkan daerah overbought, dan indikator SS telah menunjukkan penurunan. -63-

Contoh Kasus: Telkom -64-

Contoh Kasus: BMRI -65-

Contoh Kasus: BUMI -66-

R i 67-67-