Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN SPN 3 BULAN SEBAGAI PENGGANTI SBI 3 BULAN DALAM APBN (Perspektif Bank Indonesia)

CATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

MARKET UPDATE UTANG JUNI 2011

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

ASUMSI NILAI TUKAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI/SPN APBN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. terbukanya perekonomian negara emerging marketseperti Indonesia dan

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian,

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB V PEMBAHASAN. Wenny (2011) yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan rata-rata

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

I. PENDAHULUAN. harian bank (cash in vaults), dikurangi kewajiban Giro Wajib Minimum (Reserve

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

RUU STABILITAS SISTEM KEUANGAN

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

Kinerja CENTURY PRO FIXED

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

MARKET OUTLOOK Pengaruh Pengurangan Stimulus The Fed Pada Ekonomi Global

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi, salah satunya ialah

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

Monthly Market Update

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Hutang luar negeri Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

RENCANA INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Transkripsi:

1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan dalam prediksi tersebut berupa data timeseries kuartalan dari tahun 2004 hingga tahun 2014. Latar Belakang SPN 3 bulan Surat Perbendaharaan Negara atau yang disingkat SPN merupakan Surat Utang Negara yang yang berjangka waktu dibawah atau sama dengan 12 bulan dengan suku bunga diskonto melalui mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Pembentukan SPN 3 bulan disebabkan karena derasnya modal asing masuk ke instrument investasi berjangka pendek yang berdampak pada fluktuasi nilai tukar yang berlebihan karena mudahnya pembalikan arus dana kembali ke negara investor dalam waktu singkat. Oleh karena itu, sejak November 2010, Bank Indonesia tidak lagi melakukan lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan dihentikan supaya modal asing tidak serta merta keluar dari Indonesia namun dapat dimanfaatkan kembali untuk negeri ini. Pemerintah, dalam hal terkait SPN ditangani oleh Kementerian Keuangan, menggantikan SBI 3 bulan dengan SPN. Penerbitan SPN dengan jangka waktu 3 bulan masih tetap diperlukan sebagai acuan

2 untuk penentuan bunga obligasi seri variable rate, mengingat SBI 3 bulan yang sebelumnya digunakan sebagai acuan. Tujuan dari diterbitkannya SPN adalah untuk menutup defisit APBN atau untuk membayar kekurangan kas negara jangka pendek. Kenaikan tingkat suku bunga SPN 3 bulan akan berdampak negatif terhadap postur APBN. Perubahan tingkat suku bunga tersebut hanya akan berdampak pada sisi belanja negara, terutama pembayaran bunga utang. Perkembangan Suku Bunga SPN 3 Bulan Tabel 1. Rata-rata SBI/SPN 3 bulan Tahun 2004-2014 Sumber: Kementerian Keuangan, diolah Dari tabel 1 di atas, tingkat suku bunga dari 2004 hingga 2012 cenderung menurun. Dari 2004 sampai 2008 dengan menggunakan SBI 1 bulan, rata-rata tingkat suku bunga sebesar 7,43 % kemudian

3 tahun 2006 mengalami peningkatan 11,8 % di 2006 lalu menurun sampai 2008 sebesar 9,35%. SBI 3 bulan mulai ditawarkan sejak tahun 2008. SBI 3 bulan dari 2008 rata-rata suku bunga sebesar 9,35 % dan terus menurun sampai tahun 2010 sebesar 6,53 %. Sejak Oktober 2010, pemerintah (Kementerian Keuangan) mengeluarkan SPN 3 bulan. Awal tahun 2011, yield SPN 3 bulan mencapai 8,58 % kemudian bergerak relatif stabil hingga kemudian mencapai 5,44 % pada pelelangan di bulan Juni 2011. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh meningkatnya faktor ketidakpastian di pasar global seiring eskalasi isu krisis utang Yunani. Di bulan-bulan berikutnya suku bunga SPN 3 bulan kembali menurun hingga kemudian mencapai titik terendah sebesar 3,75 % di bulan Agustus 2011. Pergerakan tersebutjuga dipengaruhi oleh membaiknya optimisme pasar seiring munculnya titik penyelesaian krisis utang Yunani melalui paket penghematan anggaran serta bantuan paket penyelamatan Uni Eropa dari IMF. Yield kembali meningkat hingga mencapai tingkat tertinggi sebesar 5,46 % di bulan Oktober. Peningkatan kali ini terkait dampak kebijakan Operation Twist di AS yang mendorong peralihan likuiditas dari emerging market ke instrumen US treasury yang bertenor panjang. Pada periode selanjutnya, yield menurun hingga mencapai 4,47 % pada pelelangan bulan November 2011. Peningkatan dana European Financial Stability Facility (EFSF) dari 440 miliar Euro menjadi 1,0 trilun Euro mampu memberikan dampak sentimen positif bagi kondisi pasar global dan di Indonesia. Rencana The Fed untuk mengurangi besaran besaran quantitative easing (QE) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

4 pergerakan tingkat suku bunga obligasi pemerintah Indonesia. Selain faktor global, tingkat suku bunga tahun 2013 dipengaruhi oleh tekanan faktor domestik yaitu kenaikan laju inflasi. Tingkat suku bunga SPN 3 bulan cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2012 dari 3,37 % di tahun 2013 sebesar 4,61%. Pemerintah telah melakukan pelelangan SPN 3 bulan sebanyak 5 kali pelelangan ditahun 2014, 11 kali di tahun 2013 dan 14 kali di tahun 2012. Rata-rata tingkat suku bunga SPN 3 bulan tahun 2014 mencapai 5,9 %. Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya, rata-rata tingkat suku bunga SPN 3 bulan sebesar 4,61% di tahun 2013 dan 3,37 % di tahun 2012. Prediksi Suku Bunga SPN 3 Bulan Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga SPN 3 bulan terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Pertama, faktor eksternal meliputi aliran modal masuk melalui penanaman modal asing dan suku bunga Bank Sentral AS. Dampak taperring off yang dilakukan Bank Sentral AS serta pemulihan ekonomi dunia yang masih dibayangi oleh tekanan akibat krisis eropa menyebabkan terjadinya persaingan untuk mendapatkan likuiditas global. Kondisi ini mendorong peningkatan tingkat suku bunga SPN 3 bulan untuk menarik aliran modal masuk. Masa jatuh tempo 3 bulan menjadi daya tarik investor karena investor dapat mengalihkan dananya ke instrument lain yang lebih menguntungkan dengan waktu yang singkat. Misalnya ketika tingkat suku bunga SPN turun maka investor akan menarik dananya ke instrument yang lebih menguntungkan, sedangkan ketika tingkat suku bunga SPN naik maka investor akan membeli SPN 3 bulan tersebut. Kedua, faktor internal yang paling mempengaruhi SPN 3 bulan yaitu BI rate dan

5 inflasi. Apabila BI rate naik maka suku bunga SPN akan ikut naik jika suku bunga acuan turun maka suku bunga SPN akan cenderung turun. Selain dipengaruhi oleh BI rate, suku bunga SPN juga dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi. Bila inflasi ke depan diperkirakan akan naik, maka imbal hasil yang diminta pelaku pasar juga akan naik karena imbal hasil yang diminta mengalami kenaikan maka suku bunga SPN akan bergerak naik dan sebaliknya. Sejalan dengan penurunan laju inflasi, BI melakukan kebijakan moneter yang cenderung longgar dengan BI rate yang cenderung stabil. Kondisi BI rate yang cenderung stabil ini dipengaruhi oleh faktor internal berupa relatif terkendalinya laju inflasi yang didukung oleh kebijakan fiskal, moneter serta sektor riil yang terus semakin membaik. Suku bunga SPN 3 bulan pada tahun 2016 diprediksikan sebesar 6,3% relatif sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan suku bunga APBNP tahun 2015 sebesar 6,2%. Hal tersebut masih didasarkan pada antisipasi kenaikan suku bunga the fed yang akan mendorong penarikan aliran dana likuiditas sehingga turut memberikan tekanan pada pergerakan suku bunga SPN 3 bulan. Selain itu kenaikan suku bunga SPN 3 Bulan ini pun bisa terjadi karena pengaruh masih tingginya besaran nilai Inflasi. Disamping itu program pemerintah yang focus pada sektor Riil khususnya pembangunan Infrastruktur sehingga menekan suku bunga SPN 3 bulan meningkat. Menurut pakar ekonomi Dr. Aviliani dari Lembaga INDEF (Institute for Development of Economic & Finance) besaran SPN 3 bulan Pada tahun 2016 masih belum aman hingga tahun 2017, yaitu berada pada kisaran 6,5-7 % hal ini karena

6 gejolak di amerika dan eropa belum selesai, dan pengaruh trend inflasi yang masih tinggi. 1 Terjaganya stabilitas ekonomi makro yang didukung kondisi fiskal yang sehat berdampak positif pada kinerja pasar keuangan domestik dan perbaikan tingkat imbal hasil surat-surat berharga negara. Perbaikan daya dukung pendanaan dalam negeri disertai terjaganya laju inflasi domestik pada tingkat yang rendah, mampu mendorong pergerakan yield Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan di tingkat yang relatif rendah. ANA & JP 1 Dr. Aviliani. 2016. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016: Gambaran Faktor yang Berpengaruh. Disampaikan pada Diskusi pakar Peramalan Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam RAPBN 2016 Biro Analisa APBN, 6 April 2015