KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK ERITROMISIN PADA BALITA PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN.

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

ABSTRAK KETEPATAN DOSIS COTRIMOXAZOLE SUSPENSI PADA BALITA DI PUSKESMAS TAMBARUNTUNG KABUPATEN TAPIN TAHUN 2013.

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENGGUNAANCEFADROXYL SIRUP PADA BALITA PENDERITA ISPA DI APOTEK KIMIA FARMA MISTAR BANJARBARU

ABSTRAK GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN BPJS PROGRAM RUJUK BALIK PUSKESMAS WILAYAH BANJARBARU PERIODE SEPTEMBER DESEMBER 2014

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN ASKES RAWAT JALAN DENGAN DPHO PADA APOTEK APPO FARMA BANJARMASIN PERIODE JULI-AGUSTUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak. Pemberian antibiotik merupakan pengobatan yang utama dalam

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu, infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah.

KESESUAIAN DOSIS PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA PASIEN ANAK DI POLI KIA PUSKESMAS PANJATAN I PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2014

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X DEMAK TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS KUAMANG KUNING I KABUPATEN BUNGO

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PARA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN COTRIMOXAZOL SUSPENSI PADA ANAK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

EVALUASI KELENGKAPAN FARMASETIK RESEP UMUM POLI ANAK RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE JANUARI - MARET TAHUN

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

INTISARI. Madaniah 1 ;Aditya Maulana PP 2 ; Maria Ulfah 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA DI BEBERAPA PUSKESMAS KOTA SAMARINDA

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran

BAB I PENDAHULUAN. Di berbagai negara khususnya negara berkembang, peranan antibiotik dalam

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Aceh Besar

RASIONALITAS PERESEPAN OBAT DIARE PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS CURUG TAHUN 2015

Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak dan dewasa muda. Penyakit ini mencapai lebih dari 13 juta kematian per

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit, radang tenggorokan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

INTISARI. Rahmatullah 1 ;Dita Ayuliav D.S 2 ; Iriani Yamuningsih 3

INTISARI. Rahminati ¹; Noor Aisyah, S.Farm., Apt ²; Galih Kurnianto, S.Farm., Apt³

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Asam Mefenamat, Pasien Poli Gigi

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi, bahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

Eva Silviana Rahmawati STIKES NU TUBAN ABSTRAK

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH ISPA PUSKESMAS DTP CIGASONG

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

MODEL ARIMA MUSIMAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENDERITA PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG

INTISARI STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN INFORMASI OBAT ANTIBIOTIK KEPADA PASIEN DI PUSKESMAS SUNGAI MESA BANJARMASIN

DI PUSKESMAS KEDIRI II TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang disebabkan oleh bakteri terutama Streptococcus pneumoniae,

IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No ijmsbm.org

Prosentase Penggunaan Amoksisilin secara Rasional untuk Swamedikasi Salesma

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi. Oleh: LUSI DIANA ALBERTIN S K

ABSTRAK GAMBARAN KEAMANAN OBAT YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL BERDASARKAN RESEP PERIODE JANUARI MARET 2013 DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRACT. Keywords : Rational, antibiotic, acute exacerbation of chronic bronchitis, elderly ABSTRAK

Kata Kunci : Medication Error, skrining resep, persentase ketidaklengkapan administrasi resep

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit, namun penyakit sering datang tiba-tiba sehingga tidak dapat dihindari.

DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) OF ANTIBIOTICS USE ON INPATIENTS CHILDREN IN SARI MEDIKA CLINIC AMBARAWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

ABSTRAK ANTIBIOGRAM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI KLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI -DESEMBER 2008

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

ABSTRAK KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK ERITROMISIN PADA BALITA PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN. Evi Endah Wulandari 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ;Erwin Fakhrani 3 Angka kejadian ISPA yang disebabkan oleh pneumonia pada balita sekitar 10-20% per tahun, sedangkan angka kematian ISPA yang disebabkan oleh pneumonia pada balita di Indonesia 6 per 1000 balita setiap tahun. Penggunaan antibiotik terutama eritromisin untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan akut pada balita perlu mendapat perhatian khusus dalam pemberian dosis obat, frekuensi waktu pemberian obat, serta takaran dosis obat antibiotik eritromisin. Balita adalah bayi yang berumur dibawah lima tahun yang mendapatkan antibiotik eritromisin. ISPA adalah penyakit saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh masuknya kuman mikroorganisme. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui persentase ketepatan dosis peresepan antibiotik eritromisin pada balita penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), yang meliputi tepat frekuensi pemberian dan tepat takaran dosis. Penelitian ini menggunakan penelitian non-eksperimental yang dirancang secara deskriptif, dengan pendekatan retrospektif. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. Proses analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan dengan literatur Drug Information Handbook 2011(DIH), kemudian dilakukan pengolahan data dengan menghitung persentase pada setiap parameter yang digunakan. Hasil penelitian yang dilakukan di puskesmas alalak tengah pada resep periode Oktober 2012 sampai Maret 2013 diperoleh 74 resep antibiotik eritromisin yang diberikan pada balita penderita ISPA, dan diketahui hasil persentase ketepatan dosis yang meliputi tepat frekuensi waktu pemberian adalah 100 % (74 resep), tepat takaran dosis adalah 18 % (13 resep),dan 82 % (61 resep) tidak tepat takaran dosis. 14 % diantaranya adalah subdose (10 resep), dan 68 % (51 resep) adalah overdose tetapi tidak melebihi dosis maksimal 3,2 g/hari. Kata Kunci : Ketepatan Dosis, Eritromisin, Balita, ISPA

ABSTRACT ACCURACYDOSAGE ERYTHROMYCIN ANTIBIOTICS PRESCRIBING CHILDRENINPATIENTSOF ACUTE RESPIRATORYINFECTIONS(ISPA) HEALTH CENTER ALALAK TENGAH BANJARMASIN. Evi Endah Wulandari 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ;Erwin Fakhrani 3 The incidence of ARI caused by pneumonia in children under five around 10-20% per year, while the number of deaths caused by pneumonia ARI in children under five in Indonesia 6 per 1000 children under five every year. The use of antibiotics, especially erythromycin for the treatment of acute respiratory infections in infants should receive special attention in dosing of drugs, the frequency of drug administration time, as well as the size of the dose antibiotics erythromycin. Toddlers are babies under five years old who received the antibiotic erythromycin. ISPA is a respiratory disease above and below the entry of germs caused by microorganisms. The purpose of the study was to determine the percentage of accuracy of dose of erythromycin antibiotic prescribing in children under five patients with acute respiratory infections (ARI), which includes the right frequency of administration and the appropriate dosage schedule. This study used a non-experimental study designed descriptively, with a retrospective approach. The instrument used was the observation sheet. The process of data analysis is done by comparing the observations with the literature Drug Information Handbook, 2011 (DIH), then the data processing performed by calculating a percentage on each of the parameters used. Results of research conducted in health centers Alalak middle of the prescription period October 2012 to March 2013 obtained 74 prescription antibiotic erythromycin given to infants with ARI, and it is known that the percentage accuracy of dose which includes the right frequency timing is 100% (74 prescriptions), the right dose dose was 18% (13 prescriptions), and 82% (61 prescriptions) not appropriate dosage schedule. 14% of them are subdose (10 recipes), and 68% (51 prescriptions) is the overdose but do not exceed the maximum dose of 3.2 g / day. Keyword: Accuracy Dose, Erythromycin, Children, Acute Respiratory Infection

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan merupakan penyebab utama kematian anak-anak berumur di bawah 5 tahun di dunia. Angka kesakitan (morbiditas) ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) seringkali dilaporkan termasuk dalam 10 penyakit utama di negara berkembang, khususnya 6 sampai 8 kali pertahun. Angka kematian (mortalitas) ISPA pada anak, khususnya balita, terutama disebabkan oleh pneumonia. Angka kejadian ISPA yang disebabkan oleh pneumonia pada balita sekitar 10-20% per tahun, sedangkan angka kematian ISPA yang disebabkan oleh pneumonia pada balita di Indonesia 6 per 1000 balita setiap tahun (Maryunani, 2010). Infeksi saluran pernafasan akut sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernafasan atas. ISPA singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Infeksi saluran pernafasan bagian atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, dan otitis. Sedangkan infeksi saluran pernafasan bagian bawah meliputi infeksi pada bronkhus dan alveoli seperti bronkhitis, bronkhiolitis dan pneumonia. Infeksi saluran pernafasan akut pada anak seringkali berkaitan dengan infeksi virus dan sekitar 40-60% diantaranya diobati dengan antibiotik (Shaleh, 2008). ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah penyakit saluranpernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh masuknya kuman mikroorganisme (bakteri dan virus) ke dalam organ saluran pernafasan yang berlangsung selama

empat belas hari (Shaleh, 2008). Penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat menyebabkan kecacatan sampai pada masa dewasa karena ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya chronic obstructive pulmonary disease. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan, seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, tetapi anak akan menderita pneumonia yang dapat mengakibatkan kematian bila infeksi paruparu tidak diobati dengan antibiotik (Shaleh, 2008). Antibiotik merupakan obat pilihan untuk mengobati berbagai penyakit. Hingga saat ini, antibiotik dipercaya telah menyembuhkan jutaan bahkan miliaran orang dari ancaman kematian akibat penyakit. Seperti halnya obat pada umumnya, antibiotik memiliki efek samping yang bisa muncul jika penggunaannya tidak tepat, antara lain dapat menyebabkan alergi, gatal-gatal, nyeri lambung, mual, atau bengkak pada bibir, kelopak mata, dan bagian tubuh lainnya, terutama bila diberikan kepada balita, karena sistem tubuh dan fungsi organ pada balita masih belum tumbuh sempurna.untuk itu penggunaan antibiotik pada balita memerlukan perhatian khususkarena absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat termasukantibiotik pada balita berbeda dengan dewasa, serta tingkat maturasi organ yangberbeda,sehingga dapat terjadi perbedaan respons terapetik atau efek sampingnya (Susanto, 2011). Meningkatnya penggunaan antibiotik yang tidak rasional di berbagai bidang ilmu kedokteran termasuk ilmu kesehatan anak merupakan salah satupenyebab timbulnya resistensi. Resistensi bakteri terhadap antibiotik mengakibatkan masalah tersendiri yang dapat menggagalkan terapi dengan antibiotik. Resistensi adalah ketahanan mikroba terhadap antibiotik tertentu.resistensi antibiotik bisa terjadi

karena didapat atau bawaan. Pada resistensi bawaan semua spesies bakteri bisa resisten terhadap suatu obat sebelum bakteri kontak dengan obat tersebut. Secara klinis, resistensi yang didapat merupakan hal yang serius, dimana bakteri yang pada awalnya sensitif terhadap suatu obat menjadi resisten. Resistensi silang juga dapat terjadi antara obat-obat antibiotik yang mempunyai kerja yang serupa, terutamapenggunaan antibiotik dengan indikasi yang tidak jelas, dosis atau lama pemakaianyang tidak sesuai, cara pemakaian yang kurang tepat, status obat yang tidak jelas,serta pemakaian antibiotik secara berlebihan.dampak lainnya dari pemakaianantibiotik secara irasional (berlebihan) dapat berakibat peningkatan toksisitas, efek samping dan biaya pengobatan, sehingga diperlukanpenggunaan antibiotik berdasarkan diagnosis oleh tenaga medis profesional,monitoring dan regulasi penggunaan antibiotik untuk meningkatkan penggunaanantibiotik secara rasional(neal, 2006). Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Larutan netral eritromisin yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5 o C biasanya tahan sampai beberapa minggu. Eritromisin efektif terhadap organisme yang sama seperti penisilin, Sehingga obat ini digunakan pada penderita yang alergi terhadap penisilin. Selain itu, obat ini merupakan obat pilihan untuk pengobatan infeksi (Mycek, 2001). Eritromisin memiliki efek yang besar terhadap kokus gram positif terutama untuk infeksi saluran pernapasan atas oleh Staphylococcus, Streptococcus dan infeksi saluran pernapasan bawah oleh Pneumococcus mycoplasma legionella (FKUI, 2008). Dosis suspensi oral eritromisin yang digunakan pada balita yaitu 30-50 mg/kg BB sehari dibagi dalam 2-4 dosis, maksimal 3,2 g/hari (Lacy dkk., 2011).

Kecamatan Alalak Tengah termasuk salah satu daerah yang sampai saat ini masih memiliki kasus infeksi saluran pernafasan akut, khususnya infeksi saluran pernafasan bagian atas. Hal ini disebabkan karena lingkungan masyarakat Alalak Tengah yang dikelilingi oleh pemotongan kayu yang menghasilkan limbah kayukayu dan debu yang mencemari lingkungan tersebut, sehingga pada saat peneliti melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) banyak masyarakat yang berobat ke Puskesmas Alalak Tengah Banjarmasin, terutama anak-anak dengan keluhan batuk, pilek yang mendapatkan suspensi antibiotik eritromisin. Berdasarkan uraian di atas, penggunaan antibiotik terutama eritromisin untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan akut pada balita perlu mendapat perhatian khusus dalam pemberian dosis obat, frekuensi waktu pemberian obat, serta takaran dosis obat antibiotik eritromisin, sehingga dilakukan penelitian tentang Ketepatan Dosis Peresepan Antibiotik Eritromisin pada Balita Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Puskesmas Alalak Tengah Banjarmasin.