I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah

I. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian.

I. PENDAHULUAN. terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Kenaikannya diperkirakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

Ahmad Sapta Zuidar 1 ), Sri Hidayati 1 ), Rafma Junita Ariana Pulungan 2 ) 1 )Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian UniversitasLampung ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan

II. DESKRIPSI PROSES

DELIGNIFIKASI AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN PULP RENDEMEN TINGGI DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembuatan Pulp dari Batang Pisang

PERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun

DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI. Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

7 HIDROLISIS ENZIMATIS DAN ASAM-GELOMBANG MIKRO BAMBU BETUNG SETELAH KOMBINASI PRA-PERLAKUAN SECARA BIOLOGIS- GELOMBANG MIKRO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain

PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Noor Azizah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES PEMUTIHAN BERTINGKAT PADA PULP DARI TKKS HASIL PROSES ALKALI-METHANOL DENGAN KATALIS MgSO 4

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas yang semakin meningkat serta

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang dan Masalah. Kebutuhan energi makin lama makin meningkat. Peningkatan kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman salak (Salacca sp.) sefamili dengan kelapa (Palmae) merupakan

BAB I PENGANTAR. Robby Mukafi 13/348251/TK/40846 Azizah Nur Istiadzah 13/349240/TK/41066

I. PENDAHULUAN. Plastik sebagai kemasan produk menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UJI KINERJA DIGESTER DENGAN MENGGUNAKAN VARIABEL TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PROSES PULPING JERAMI PADI

Pembuatan Pulp Sabut Sawit dengan Proses Acetosolv

BAB I PENDAHULUAN. Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa. pembangunan tidak hanya mengejar kemakmuran lahiriah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kelapa sawit di Indonesia cukup besar, data tahun1999 menunjukkan

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu

BAB I PENDAHULUAN. pemberian tekanan yang tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Di pasaran,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan

I. PENDAHULUAN. Saat ini persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin

I. PENDAHULUAN. yang tidak dapat diperbaharui) disebabkan oleh pertambahan penduduk dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

KONDISI OPTIMUM PEMASAKAN ABACA (MUSA TEXTILIS NEE) DENGAN PROSES SULFAT (THE OPTIMUM OF COOKING CONDITION OF MUSA TEXTILIS NEE WITH SULPHATE PROCESS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN JERAMI PADI DARI KABUPATEN BOYOLALI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PULP DENGAN MENGGUNAKAN NATRIUM HIDROKSIDA

akan sejalan dengan program lingkungan pemerintah yaitu go green.

KAJIAN AWAL PULP DARI KULIT BUAH KAKAO DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

I. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

DAMPAK NEGATIF AKIBAT DARI LIMBAH PABRIK KERTAS

I. PENDAHULUAN. Perkebunann kelapa sawit berkembang pesat di kawasan Asia Tenggara, Malaysia,

(Pra <Rancangan <Pa6rik\,'Furfurat dariampas Tebu (Bagasse) Xapasitas ton pertahun BAB I PENDAHULUAN

Sidang Tugas Akhir. Penyaji: Afif Rizqi Fattah ( ) Dosen Pembimbing: Dr. Eng. Hosta Ardyananta ST, M.Sc.

I. PENDAHULUAN. konsumsi masyarakat, khususnya untuk plastik kemasan. Berdasarkan data

LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMBUATAN KERTAS DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN PROSES SODA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lindi hitam (black liquor) merupakan larutan sisa pemasak yang

Peralatan dan Metoda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

MAKALAH PROGRAM PPM PEMUTIHAN SERAT ECENG GONDOK. Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA

I. PENDAHULUAN. Popularitas salak sebagai buah meja semakin meningkat sejak petani di

PENURUNAN KADAR LIGNIN DARI KULIT BUAH COKLAT MENGGUNAKAN ETANOL PADA PROSES PEMISAHAN SELULOSA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan alami dan lingkungan telah meningkat. Dari segi lingkungan barangbarang

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

SfFAT PULP SULF BBEBERAPA TAWAF UM BERDASWRKAN A DBMENSI SERAT F Oleh FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BERAS (AIR LERI) SKRIPSI. Oleh : CINTHYA KRISNA MARDIANA SARI NPM

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universita Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Advisory (FAR), mengungkapkan bahwa Indonesia adalah penyumbang

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG KEPOK SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KERTAS ALAMI DENGAN METODE PEMISAHAN ALKALISASI

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan manusia. Hal ini ditunjukan dari tingkat konsumsinya yang makin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian Perindustrian tahun 2013, kebutuhan pulp dan kertas dunia tahun 2012 mencapai 340 juta ton dan diperkirakan akan naik menjadi 490 juta ton pada tahun 2013, sedangkan kebutuhan pulp dan kertas di Indonesia mencapai 7,8 juta ton. Pembuatan pulp dan kertas di Indonesia umumnya menggunakan bahan baku yang berasal dari kayu. Rencana pemerintah untuk mengembangkan HTI (Hutan Tanaman Industri) untuk menyediakan bahan baku bagi industri berbasis kayu termasuk industri kertas belum dapat mengatasi kelangkaan bahan baku, sehingga banyak perusahaan industri kertas skala besar yang berupaya memperoleh bahan baku dari pasar gelap (illegal logging) yang berasal dari hutan alam, sehingga sangat berpotensi merusak hutan (Manurung dan Sukaria, 2000). Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan mencari alternatif lain untuk bahan baku pembuatan pulp dan kertas selain kayu, yaitu dengan memanfaatkan limbah agroindustri seperti tandan kosong kelapa sawit (TKKS).

TKKS merupakan bahan non kayu yang dihasilkan dari limbah padat industri 2 pengolahan minyak kelapa sawit. Jumlah limbah TKKS seluruh Indonesia pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 4,2 juta ton (Wardani, 2012). Hal ini tidak sejalan dengan pemanfaatan yang dilakukan dimana pada industri minyak kelapa sawit, TKKS umumnya hanya dibakar untuk dijadikan pupuk kalium atau dibiarkan membusuk di lahan. Pembakaran TKKS sekarang ini telah dilarang karena dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Selain itu, TKKS yang membusuk di tempat akan menarik kedatangan kumbang yang berpotensi merusak pohon kelapa sawit hasil peremajaan di lahan sekitar tempat pembuangan. Darnoko (1995) menyatakan TKKS dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bagi produk-pruduk yang berbasis selulosa seperti pulp dan kertas. Hal ini dikarenakan TKKS memiliki kandungan holoselulosa cukup baik yaitu mencapai 65,45 % dengan hemiselulosa sebesar 26,69% dan selulosa 38,76%. Holoselulosa adalah bagian dari serat yang bebas dari lignin dan zat ekstraktif. Kadar lignin yang terkandung pada TKKS sebesar 22,23%. Oleh karena kandungan holoselulosa yang terdapat dalam TKKS, maka TKKS berpotensi untuk dijadikan alternatif pembuatan pulp non kayu pengganti pulp kayu. Proses pembuatan pulp merupakan suatu cara untuk memisahkan serat dari komponen lainnya. Salah satu teknologi yang masih dikembangkan dan ramah lingkungan adalah proses pembuatan pulp dengan menggunakan campuran pelarut asam asetat dan asam formiat sebagai bahan pemasaknya yang disebut dengan proses formacell (Nimz dan Schone, 1993). Fahreza (2013) melakukan proses formacell yang berbahan baku TKKS, melaporkan bahwa pulp dari TKKS yang

dimasak menggunakan pelarut berupa asam asetat dan asam formiat 20% serta 3 katalis HCl 0,5% pada suhu 130 o C dan lama waktu 2 jam menghasilkan rendemen sebesar 80%, selulosa 75%, hemiselulosa 8% dan lignin 11%, dan pulp masih berwarna coklat. Warna gelap pada pulp disebabkan oleh kandungan lignin yang masih tinggi sehingga diperlukan proses delignifikasi untuk mengurangi lignin dan meningkatkan penilaian organoleptik warna dari pulp tersebut. Salah satu bahan kimia yang dapat digunakan dalam proses delignifikasi pulp adalah hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) dalam media asam asetat. Keuntungan menggunakan H 2 O 2 dalam media asam asetat adalah tidak merusak selulosa dan bebas klor sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan (Sofian, 2011). Penelitian mengenai proses delignifikasi pulp menggunakan H 2 O 2 dalam media asam asetat dengan bahan baku TKKS secara formacell belum pernah dilakukan. Sehingga perlu dikaji pengaruh konsentrasi H 2 O 2 dalam media asam asetat terhadap sifat kimia dan organoleptik warna pulp yang dihasilkan. 1.2. Tujuan Penelitian ini bertujuan mendapatkan konsentrasi hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) dalam media asam asetat optimal untuk menghasilkan pulp dengan rendemen, selulosa, hemiselulosa, dan lignin serta organoleptik warna terbaik dari pulp yang dihasilkan.

1.3. Kerangka Pemikiran 4 Dalam proses pemasakan pulp, keberadaan lignin tidak dapat dihilangkan seluruhnya dari pulp yang dihasilkan. Bila pulp yang dihasilkan masih mengandung lignin yang tinggi, maka kualitas kertas menjadi rendah dengan sifat kaku, mudah patah dan berwarna gelap. Untuk memperoleh pulp yang lebih putih dan tidak mengalami degradasi maka perlu dilakukan proses penghilangan/pengurangan lignin (delignifikasi). Tujuan delignifikasi pulp adalah untuk menghilangkan sisa lignin setelah proses pemasakan untuk menghasilkan pulp dengan derajat putih di atas 90% atau untuk memperoleh kualitas semi pemutihan dengan derajat putih berkisar antara 60-70% (Fengel dan Wegener, 1995). Klor banyak digunakan untuk pemutih tetapi penggunaannya sudah dibatasi karena mencemari lingkungan dan bersifat toksik (Goncalves et al., 2004). Salah satu bahan kimia yang bersifat oksidator ramah lingkungan dan dapat digunakan dalam proses delignifikasi pulp adalah hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) dalam media asam asetat. Hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) dalam media asam asetat adalah asam yang dibentuk dengan mereaksikan hidrogen peroksida dengan asam asetat. Hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) dalam media asam asetat merupakan senyawa yang selektif, tidak merusak selulosa tetapi mampu mendegradasi lignin sehingga menjadikan pulp lebih putih dan menghasilkan rendemen yang tinggi. Mailisa (2012) menyatakan bahwa penambahan H 2 O 2 konsentrasi 50% dalam media asam asetat sebanyak 4% pada pulp berbasis ampas rumput laut menghasilkan rendemen 65,64%, hemiselulosa 16,26%, dan lignin sebesar 5,83%.

Barus (2013) melaporkan penggunaan 9% H 2 O 2 konsentrasi 50% dalam media 5 asam asetat pada delignifikasi pulp asal bagas dan bambu betung menghasilkan rendemen 82,868%, selulosa 84,587%, hemiselulosa 10,680% dan lignin sebesar 2,32%. Selain itu, pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanto (2011) menunjukkan bahwa delignifikasi pulp dari ampas tebu dan bambu betung menggunakan 15% H 2 O 2 konsentrasi 50% dalam media asam asetat pada suhu pemasakan 85 o C selama 3 jam menghasilkan rendemen sebesar 74,03%, selulosa 79,69%, hemiselulosa 11,47%, dan lignin sebesar 5,18%. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian penggunaan konsentrasi H 2 O 2 dalam media asam asetat yang terbaik terhadap rendemen, selulosa, hemiselulosa, lignin, dan organoleptik warna dalam proses delignifikasi pulp dari tandan kosong kelapa sawit. 1.4 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat konsentrasi H 2 O 2 dalam media asam asetat yang terbaik terhadap rendemen, selulosa, hemiselulosa, lignin, dan organoleptik warna dalam delignifikasi pulp dari tandan kosong kelapa sawit.