KONDISI OPTIMUM PEMASAKAN ABACA (MUSA TEXTILIS NEE) DENGAN PROSES SULFAT (THE OPTIMUM OF COOKING CONDITION OF MUSA TEXTILIS NEE WITH SULPHATE PROCESS)
|
|
- Sukarno Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 30 KONDISI OPTIMUM PEMASAKAN ABACA (MUSA TEXTILIS NEE) DENGAN PROSES SULFAT (THE OPTIMUM OF COOKING CONDITION OF MUSA TEXTILIS NEE WITH SULPHATE PROCESS) Rudi Hartono 1 dan Gatot Ibnusantosa 2 1 Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara 2 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa Bandung Abstract The aim of these research are to know the effect of cooking condition to yield, kappa number, physical and optic properties from sulphate process of abaca, also the optimum of cooking condition of abaca to produce the yield, kappa number, bleached pulp yield, physical and optic properties of sulphate pulp. The result of this reseach show that sulphate pulp of abaca producing above 50% yield. In the general, cooking temperature on o C produce screened pulp yield, bleached pulp yield, physical and optic properties which better than cooking temperature on 180 o C. Increasing of active alkali which used in cooking will caused decreasing of screened pulp yield, kappa number, bleached pulp yield and tear index. However the tensile index, burst index, opacity and brightness were increase with increasing of active alkali. The optimum of cooking condition are when use temperature on o C with active alkali 18%. Key word: cooking, temperature, active alkali, abaca, sulphate process. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi pemasakan terhadap rendemen, bilangan kappa, sifat fisik dan optik pulp sulfat abaca yang dihasilkan serta menetapkan kondisi pemasakan yang tepat (optimum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pulp sulfat abaca menghasilkan rendemen di atas 50%. Secara umum, suhu pemasakan pada 0 C menghasilkan rendemen tersaring, rendemen pulp putih, sifat fisik dan optik yang lebih baik dibandingkan suhu pemasakan C. Peningkatan alkali aktif dalam pemasakan akan menyebabkan penurunan rendemen pulp tersaring, bilangan kappa, rendemen pulp putih, dan indeks sobek. Sedangkan indeks tarik, indeks retak, opasitas dan derajat keputihan meningkat dengan meningkatnya alkali aktif. Kondisi optimum diperoleh pada suhu pemasakan 0 C dengan alkali aktif 18%. Kata kunci: pemasakan, suhu, alkali aktif, abaca, proses sulfat. PENDAHULUAN Kebutuhan akan kertas semakin meningkat, baik untuk kebutuhan di Indonesia, maupun kebutuhan di dunia, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi serta pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Sealin itu, kebutuhan kertas semakin meningkat karena semakin luasnya kegunaan kertas baik sebagai pembungkus, kertas tulis, kertas koran, kertas toilet, maupun jenis kertas lainnya. Adanya peningkatan kebutuhan kertas memberikan konsekuensi terhadap peningkatan konsumsi kertas. Konsumsi kertas Indonesia pada tahun 2003 sebanyak 5,31 juta ton dan tahun 2004 konsumsi kertas telah mencapai 5,40 juta ton. Pada tahun 2005, konsumsi kertas diperkirakan akan mencapai 5,61 juta ton, dan tahun 2009 konsumsi kertas diperkirakan sebesar 6,45 juta ton ( Tingginya kebutuhan pulp dan kertas, maka perlu dicari alternatif bahan berlignoselulosa selain kayu untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku. Salah satu bahan berlignoselulosa yang dapat digunakan sebagai bahan baku pulp dan kertas adalah tanaman pisang abaca (Musa textilis Nee atau Manila hemp). Tanaman abaca
2 Kondisi Optimum Pemasakan Abaca (Musa textilis Nee) merupakan salah satu tanaman penghasil serat bukan kayu (non wood), memiliki serat panjang yang dikenal dengan kafo yang memungkinkan akan memiliki kekuatan yang sangat tinggi bilamana digunakan sebagai bahan baku kertas khusus (kertas berharga, kertas uang, security paper). Serat yang dihasilkan tanaman abaca memiliki kekuatan fisik yang lebih baik dibandingkan dengan bahan baku lain (Sugesty dan Haroen, 1997). Selain memperhatikan sifat serat batang abaca dalam pembuatan pulp dan kertas, maka yang perlu diperhatikan adalah kondisi pemasakan. Proses pemasakan yang digunakan adalah proses Sulfat. Salah satu faktor yang penting dalam kondisi pemasakan adalah suhu pemasakan dan jumlah alkali aktif. pemasakan dan jumlah alkali aktif akan sangat mempengaruhi terhadap rendemen pulp, bilangan kappa, dan kekuatan fisik pulp. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi pemasakan terhadap rendemen, bilangan kappa, sifat fisik dan optik pulp sulfat abaca yang dihasilkan serta menetapkan kondisi pemasakan yang tepat (optimum) untuk mendapatkan rendemen, bilangan kappa dan sifat fisik pulp sulfat yang memenuhi syarat. BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah batang pisang abaca (Musa textilis nee dan Manila hemp), berumur 12 bulan dan berdiameter 25 cm. Bahan kimia yang digunakan adalah larutan pemasak (NaOH dan Na 2 S), KMNO N, KI, Na 2 S 2 O N, larutan kanji, serta alkali aktif 14%, 16%, dan 18%. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven, waterbath, digester, screen pulp, sheet press, headsheat machine, alat uji tarik, uji sobek, uji jebol, uji bilangan kappa dan hunter sinar biru. Metode Bahan baku serat abaca dibuat serpih dengan ukuran 3 x 3 cm kemudian dikeringkan pada udara terbuka guna memperoleh bahan baku yang berkadar air seragam. Proses pembuatan pulp dilakukan dengan proses sulfat. Rasio antara serpih batang abaca dengan larutan pemasak yaitu 1: 4 dengan suhu 0 C dan suhu C, menggunakan alkali aktif 14%, 16% dan 18% dengan waktu pemasakan 3,5 jam dan sulfiditas 22,5%. Setelah proses pemasakan selesai, dilakukan perlakuan mekanis dengan cara mencuci pulp dengan air. Kemudian setelah pulp bersih (bebas dari larutan pemasak) diuraikan seratnya dengan alat defibrator. Pulp yang diperoleh ditentukan rendemen dan bilangan kappanya. Penetapan bilangan kappa dilakukan berdasarkan SNI Setelah rendemen dan bilangan kappa pulp diketahui, kemudian dilakukan proses pemutihan terhadap pulp hasil pemasakan. Proses pemutihan pulp menggunakan tahapan CEH (Chlorinasi Ekstraksi Alkali Hipoklorit). Pulp putih yang diperoleh ditentukan rendemennya. Pengujian fisik lembaran pulp meliputi indeks sobek, indeks retak, indeks tarik yang dilakukan menurut SNI , SNI dan SNI Derajat putih dan opasitas lembaran pulp masing masing ditentukan menurut SNI HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen Pulp Tersaring, Bilangan Kappa dan Rendemen Pulp Putih Hasil rendemen pulp tersaring, bilangan kappa dan rendemen pulp putih dengan tahapan CEH dari pemasakan proses sulfat dengan variasi suhu pemasakan 0 C dan suhu pemasakan C, serta variasi alkali aktif 14%, 16%, dan 18% disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rendemen Pulp Tersaring, Bilangan Kappa Pulp dan Rendemen Hasil Pemutihan Pulp dengan Tahapan CEH Pemasakan ( 0 C) Alkali Aktif Rendemen Pulp Tersaring Bilangan Kappa Pulp Rendeme n Pulp Putih 14 69,70 8,41 69, ,21 7,95 68, ,69 7,66 63,56
3 32 Kondisi Optimum Pemasakan Abaca (Musa textilis Nee)... Pemasakan ( 0 C) 180 Alkali Aktif Rendemen Pulp Tersaring Bilangan Kappa Pulp Rendeme n Pulp Putih 14 64,24 8,54 53, ,25 7,36 52, ,96 6,33 42,12 Rendemen pulp tersaring yang dihasilkan berkisar antara 53,96 69,70%, bilangan kappa berkisar antara 6,33 8,41 dan rendemen pulp putih dengan tahapan CEH berkisar antara 42,12 69,30% (Tabel 1). Rendemen pulp tersaring yang dihasilkan relatif tinggi, bahkan melebihi kisaran rendemen pulp sulfat yaitu 45 50% (Fengel dan Wegener, 1995) atau 44 55% (Haygreen dan Bowyer, 1986). Namun rendemen pulp putih yang dihasilkan dengan tahapan CEH lebih rendah bila dibandingkan dengan rendemen pulp tersaring. Proses pemutihan pulp dengan menggunakan tahapan CEH adalah melarutkan dan menghilangkan lignin dengan menggunakan senyawa khlor dan hipoklorit. Pada umumnya proses pemutihan pulp dilakukan beberapa tahap bertujuan untuk diperolehnya derajat putih yang tinggi dan degradasi karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa) serendah mungkin. Bahan pemutihan selain menghilangkan lignin, juga menyebabkan depolimerisasi selulosa dan degradasi hemiselulosa, sehingga rendemen pulp putih yang dihasilkan menjadi rendah (Sjostrom, 1993). Rendemen pulp tersaring dan rendemen pulp putih yang tertinggi dihasilkan pada suhu o C dengan alkali aktif 14% yaitu 69,70% dan 69,30%. Peningkatan suhu pemasakan dan peningkatan persentase alkali aktif dapat menurunkan rendemen pulp tersaring, nilai bilangan kappa dan rendemen pulp putih yang dihasilkan. Peningkatan suhu dan alkali aktif yang digunakan dalam larutan pemasak akan membawa akibat terhadap pelarutan lignin yang lebih tinggi di lamela tengah, sehingga menghasilkan pulp dengan kadar lignin yang rendah (Casey, 1980; Mirna, 1997). Bilangan kappa terendah diperoleh dari pulp hasil pemasakan pada suhu 180 dengan alkali aktif 18%. Seiring dengan pelarutan lignin, terjadi juga degradasi karbohidrat. Reaksi hidrolisis alkali pada suhu tinggi (di atas C) dari bahan pemasak akan membuat rantai polisakarida menjadi mudah larut, sehingga akan mengurangi rendemen pulp yang dihasilkan (Fengel dan Wegener, 1997). Kemudian Morail et al. (1999) dalam Arifin (2002) dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa penggunaan asam, uap dan air panas temperatur C pada chip kayu akam mampu mendegradasikan hemiselulosa, lignin, zat ekstraktif serta komponen kimia kayu lainnya dalam jumlah berkisar antara 15 20%. Pakadang (1996) mengemukakan bahwa peningkatan suhu pemasakan akan menyebabkan laju delignifikasi, laju degradasi selulosa dan hemiselulosa meningkat, sehingga rendemen pulp dan bilangan kappa yang dihasilkan menjadi turun. Sifat Fisik dan Optik Lembaran Pulp Hasil pengujian sifat fisik pulp yaitu indeks sobek, indeks tarik dan indeks retak, serta optik lembaran pulp putih disajikan pada Tabel 2. Peningkatan suhu menyebabkan penurunan kekuatan sifat fisik pulp putih yaitu indeks sobek, indeks tarik dan indeks retak. Sebaliknya peningkatan persentase alkali aktif menyebabkan peningkatan kekuatan sifat fisik pulp yaitu indeks tarik dan indeks retak, sedangkan indeks sobek mengalami penurunan (Tabel 2). Alkali aktif yang tinggi akan mendegradasi selulosa, sehingga menyebabkan rusaknya jaringan antar serat. Kerusakan yang terjadi diantaranya adalah serat serat (fibril fobril) menjadi terpotongpotong, sehingga 0 C Tabel 2. Sifat Fisik dan Optik Lembaran Pulp Putih. ( 0 C) Alkali Sifat Fisik Pulp Sifat Optik Aktif Sobek Tarik Retak Derajat Putih Opasitas
4 Kondisi Optimum Pemasakan Abaca (Musa textilis Nee) kekuatan sobek pulp yang dihasilkan menjadi rendah (Clark, 1985). Alkali aktif juga mendegradasi lignin, sehingga kadar lignin di dalam pulp menjadi berkurang. Semakin kecil kadar lignin dalam pulp, maka semakin besar kekuatan ikatan antar serat yang ditunjukkan oleh semakin tingginya kekuatan tariknya (Soenardi, 1976). Kondisi dasar bahan baku berupa dimensi serat (panjang, diameter dan tebal dinding serat) juga memberikan pengaruh terhadap kekuatan pulp. Hal serupa dikemukakan oleh Triyanto et al. (1982) bahwa serat abaca termasuk tanaman berserat panjang, sehingga ikatan antar serat satu dengan serat yang lain lebih baik dan menghasilkan kekuatan tarik dan retak yang tinggi. Nilai indeks retak dan indeks tarik tertinggi dicapai dengan suhu pemasakan 0 C dengan alkali aktif 18%, sedangkan indeks sobek tertinggi dicapai dengan suhu pemasakan 0 C dengan alkali aktif 14%. Pada sifat optik lembaran pulp putih, semakin tinggi alkali aktif semakin meningkat opasitas dan derajat putih pulp. Peningkatan ini sejalan dengan semakin tingginya penambahan alkali aktif. Derajat putih tertinggi dicapai pada alkali aktif 18% dengan suhu pemasakan 0 C, sedangkan opasitas tertinggi dicapai pada alkali aktif 16% dengan suhu pemasakan C. Faktor yang mempengaruhi derajat putih lembaran pulp adalah kandungan lignin, sedangkan peningkatan opasitas pulp putih disebabkan oleh kandungan hemiselulosanya yang lebih rendah (Fengel dan Wegener, 1995). Secara kualitas nilai indeks tarik telah memenuhi kriteria SNI, nilai indeks retak dan derajat putih telah memenuhi kriteria SNI, kecuali pada perlakuan suhu C dengan alkali aktif 14% belum sesuai kriteria SNI, sedangkan pada indeks sobek belum memenuhi kriteria SNI. KESIMPULAN Kesimpulan 1. Pembuatan pulp sulfat serat abaca dengan perlakuan suhu pemasakan 0 C dan suhu C dengan alkali aktif 14%, 16% dan 18% menghasilkan pulp dengan rendemen yang tinggi dan bilangan kappa yang rendah. Rendemen pulp tersaring dihasilkan termasuk tinggi yaitu diatas 60% untuk suhu pemasakan 0 C, sedangkan rendemen dengan suhu pemasakan C diatas 50%. 2. Pemutihan pulp dengan tahapan CEH menghasilkan pulp putih dengan rendemen yang tinggi yaitu di atas 60% dengan suhu pemasakan 0 C 3. Peningkatan alkali aktif dalam proses sulfat dapat meningkatan sifat fisik dan dapat meningkatkan sifat optik lembaran pulp yaitu indeks tarik, indeks retak dan derajat putih pulp. 4. Kondisi pemasakan yang optimum adalah kondisi pada penggunaan suhu pemasakan 0 C dengan alkali aktif 18%, karena menghasilkan rendemen, bilangan kappa, sifat fisik dan optik lembaran pulp yang relatif baik. Saran Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan variasi umur pohon abaca yang cocok untuk pembuatan pulp kertas. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z Pengaruh Kebakaran Hutan Pada Tegakan Hutan Tanaman Industri Terhadap Perubahan Kualitas Pulp dan Kertas. Jurnal Mahakam, Universitas Mulawarman, samarinda. http: // Casey, J. P Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology. Third Edition Vol. I. A. Wiley Interscience Publication, John Wiley and Sons. New York. Clark, J. P Pulp and Treatment for Paper. Miller Freeman Publication Inc. San Fransisco. Fengel, D. dan G. Wegener Kayu: Kimia, Ultrastruktur, Reaksi Reaksi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
5 34 Kondisi Optimum Pemasakan Abaca (Musa textilis Nee)... Haygreen, J.G. dan J.L. Bowyer Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Peningkatan Konsumsi Kertas Tidak Disertai dengan Investasi Industri. [diakses 4 Maret 2005 ] Mirna, S Pengaruh Alkali Aktif Terhadap Kualitas Pulp Pada Proses RDH. Akademi Teknologi Pulp dan Kertas. Pakadang, Y Hubungan dan Waktu Hidrolisa Terhadap Pentosa. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan Unwim. Jatinangor Sumedang. Tidak Dipublikasikan. Soenardi Sifat Sifat Kimia Kayu. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Sjostrom, E Wood Chemistry, Fundamentals and Aplication. Second Edition. Academic Press, Orlando. USA. Sugesty, S. dan W. K. Haroen Pelestarian Sumberdaya Alam Melalui Pemanfaatan Abaca untuk Pulp dan Kertas. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa. Bandung. Triyanto, H.S, Muliah dan Mansyur, E Batang Abaca (Musa textiles Nee) Sebagai Bahan Baku Kertas. Berita Selulosa. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa. Bandung.
PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU CAMPURAN BATANG TERHADAP KUALITAS PULP DAN KERTAS KAYU LEDA (Eucalyptus deglupta Blume) DENGAN PROSES KRAFT
PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU CAMPURAN BATANG TERHADAP KUALITAS PULP DAN KERTAS KAYU LEDA (Eucalyptus deglupta Blume) DENGAN PROSES KRAFT HENNI ARRYATI Program Studi Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan
Lebih terperinciPulp - Cara uji bilangan kappa
Standar Nasional Indonesia Pulp - Cara uji bilangan kappa ICS 85.040 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciDELIGNIFIKASI AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN PULP RENDEMEN TINGGI DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI
DELIGNIFIKASI AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN PULP RENDEMEN TINGGI DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI Gustriani, St Chadijah, dan Wa Ode Rustiah Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
Lebih terperinciSIFAT PULP CAMPURAN KAYU RANDU DAN TUSAM PADA KONSENTRASI ALKALI AKTIF YANG BERBEDA
SIFAT PULP CAMPURAN KAYU RANDU DAN TUSAM PADA KONSENTRASI ALKALI AKTIF YANG BERBEDA Oleh/by YAN PIETER THEO Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
46 HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen Non Struktural Sifat Kimia Bahan Baku Kelarutan dalam air dingin dinyatakan dalam banyaknya komponen yang larut di dalamnya, yang meliputi garam anorganik, gula, gum, pektin,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan manusia. Hal ini ditunjukan dari tingkat konsumsinya yang makin
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Industri pulp dan kertas merupakan industri yang cukup penting untuk keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian. Kebutuhan pulp
Lebih terperinciPENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS
PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA BATANG SAWIT MENGGUNAKAN EKSTRAK ABU TKS Padil, Silvia Asri, dan Yelmida Aziz Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Riau, 28293 Email : fadilpps@yahoo.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan penting, mulai dari dunia pendidikan, sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
Lebih terperinciPEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES SODA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES SODA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciPembuatan Pulp dari Batang Pisang
Jurnal Teknologi Kimia Unimal 4 : 2 (November 2015) 36-50 Jurnal Teknologi Kimia Unimal http://ft.unimal.ic.id/teknik_kimia/jurnal Jurnal Teknologi Kimia Unimal Pembuatan Pulp dari Batang Pisang Syamsul
Lebih terperinciSfFAT PULP SULF BBEBERAPA TAWAF UM BERDASWRKAN A DBMENSI SERAT F Oleh FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
SfFAT PULP SULF BBEBERAPA TAWAF UM BERDASWRKAN A DBMENSI SERAT Oleh BUD1 HERMANA F 23. 1736 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR pada kisaran umur kayu 3 sampai 8 tahun adalah 14.262,
Lebih terperinciPulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason
Standar Nasional Indonesia ICS 85.040 Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciPEMBUATAN PULP DARI SERABUT GAMBAS TUA KERING DENGAN PROSES ALKALI DENGAN ALKOHOL
Jurnal Teknik Kimia, Vol.9, No.1, September 2014 PEMBUATAN PULP DARI SERABUT GAMBAS TUA KERING DENGAN PROSES ALKALI DENGAN ALKOHOL Nur Masitah Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan
Lebih terperinciPEMANFAATAN SERAT PISANG ABAKA (Musa textilis Nee) DAN KERTAS HVS SEBAGAI KERTAS SENI YOGA PRASETYO
PEMANFAATAN SERAT PISANG ABAKA (Musa textilis Nee) DAN KERTAS HVS SEBAGAI KERTAS SENI YOGA PRASETYO DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Lebih terperinciUJI KINERJA DIGESTER DENGAN MENGGUNAKAN VARIABEL TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PROSES PULPING JERAMI PADI
LAPORAN TUGAS AKHIR UJI KINERJA DIGESTER DENGAN MENGGUNAKAN VARIABEL TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PROSES PULPING JERAMI PADI (Test of Digester Work by Cooking Temperature and Time Variable in the
Lebih terperinciANALISIS KIMIA KAYU BATANG, CABANG DAN KULIT KAYU JENIS KAYU LEDA
ANALISIS KIMIA KAYU BATANG, CABANG DAN KULIT KAYU JENIS KAYU LEDA (Eucalyptus deglupta Blume) Oleh/by HENNI ARYATI Program Studi Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Indonesia serta Amerika. Pisang merupakan salah satu buah tropik yang
TINJAUAN PUSTAKA Pisang (Musa paradisiaca) Pisang (Musa paradisiaca) berasal dari Asia dan tersebar di Spanyol, Itali, Indonesia serta Amerika. Pisang merupakan salah satu buah tropik yang mempunyai nilai
Lebih terperinciZulferiyenni, Otik Nawansih dan Sri Hidayati 1)
PROSES PEMBUATAN PULP BERBASIS AMPAS TEBU: BATANG PISANG DENGAN METODE ACETOSOLVE (Pulp Making Process Based on Solid Waste of Sugar Cane Banana Trunk with Acetosolve Method), Otik Nawansih dan Sri Hidayati
Lebih terperinciKertas adalah barang ciptaan manusia berwujud lembaranlembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret. Kertas dibuat untuk
Kertas adalah barang ciptaan manusia berwujud lembaranlembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret. Kertas dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam. Selain untuk
Lebih terperinciPEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES ORGANOSOLV
PEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES ORGANOSOLV Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERLAKUAN AWAL SERPIH KAYU KARET TIDAK PRODUKTIF UNTUK PULP SULFAT PRE-TREATMENT OF CHIPS RUBBER WOOD NON PRODUCTIVE FOR SULPHATE PULP.
Wawan Kartiwa Haroen Sudarmin AL Hari Adi Prasetya Perlakuan Awal Serpih Kayu Karet PERLAKUAN AWAL SERPIH KAYU KARET TIDAK PRODUKTIF UNTUK PULP SULFAT PRE-TREATMENT OF CHIPS RUBBER WOOD NON PRODUCTIVE
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODA
III. BAHAN DAN METODA A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Baku Bahan baku utama yang digunakan adalah kayu daun lebar campllran terdiri dari kurang lebih 15 jenis kayu yang berasal dari areal hutan alam produksi
Lebih terperinciSIFAT KIMIA TIGA JENIS KAYU RAKYAT
SIFAT KIMIA TIGA JENIS KAYU RAKYAT CHEMICAL COMPONENTS OF THREE KINDS OF SOCIAL FORESTRY TIMBER Yuniarti *) *) Staf Pengajar Fakultas Kehutanan UNLAM Banjarbaru ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jagung (Zea mays) Menurut Effendi S (1991), jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain padi dan gandum. Kedudukan tanaman ini menurut
Lebih terperinciLuthfi Hakim 1 dan Fauzi Febrianto 2. Abstract
21 KARAKTERISTIK FISIS PAPAN KOMPOSIT DARI SERAT BATANG PISANG (MUSA. SP) DENGAN PERLAKUAN ALKALI (PHYSICAL PROPERTIES OF COMPOSITE BOARD MADE FROM BANANA FIBER (MUSA SP.) WITH ALKALI TREATMENT) Luthfi
Lebih terperinciPENGARUH PEMUTIHAN OKSIGEN DUA TAHAP TERHADAP KUALITAS PULP Acacia mangium
Pengaruh Pemutihan Oksigen Dua Tahap Kualitas Pulp Acacia mangium : Paryono PENGARUH PEMUTIHAN OKSIGEN DUA TAHAP TERHADAP KUALITAS PULP Acacia mangium Paryono Balai Besar Pulp dan Kertas Jl. Raya Dayeuhkolot
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan serat lignoselulosa kategori non kayu sebagai bahan alternatif pengganti serat kayu dalam
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PEMBUATAN PULP DARI BAHAN BAKU SERAT LIDAH MERTUA (SANSEVIERIA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORGANOSOLV
LAPORAN AKHIR PEMBUATAN PULP DARI BAHAN BAKU SERAT LIDAH MERTUA (SANSEVIERIA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORGANOSOLV Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING Aris Kurniawan dan Haryanto Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu produk turunan selulosa yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus mengalami
Lebih terperinciUJI KINERJA DIGESTER PADA PROSES PULPING KULIT JAGUNG DENGAN VARIABEL SUHU DAN WAKTU PEMASAKAN
TUGAS AKHIR UJI KINERJA DIGESTER PADA PROSES PULPING KULIT JAGUNG DENGAN VARIABEL SUHU DAN WAKTU PEMASAKAN (Digester Test Run on Corn s Skin Pulping Process with Temperature and Time Cooking Variable)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Kenaikannya diperkirakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan yang penting di dunia. Kebutuhan kertas terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Kenaikannya diperkirakan mencapai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digester Digester merupakan alat utama pada proses pembuatan pulp. Reaktor ini sebagai tempat atau wadah dalam proses delignifikasi bahan baku industri pulp sehingga didapat
Lebih terperinciKUALITAS KAYU NILOTIKA (Acacia nilotica) SEBAGAI BAHAN BAKU PULP Quality of Nilotika (Acacia nilotica) Wood as a Pulp Raw Material
KUALITAS KAYU NILOTIKA (Acacia nilotica) SEBAGAI BAHAN BAKU PULP Quality of Nilotika (Acacia nilotica) Wood as a Pulp Raw Material Ganis Lukmandaru 1), Sri Nugroho Marsoem 1), dan Rena M. Siagian 2) 1)
Lebih terperinciOleh : Ridwanti Batubara, S.Hut., M.P. NIP DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009
KARYA TULIS NILAI ph DAN ANALISIS KANDUNGAN KIMIA ZAT EKSTRAKTIF BEBERAPA KULIT KAYU YANG TUMBUH DI KAMPUS USU, MEDAN Oleh : Ridwanti Batubara, S.Hut., M.P. NIP. 132 296 841 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Furfural merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai pelarut dalam memisahkan senyawa jenuh dan tidak jenuh pada industri minyak bumi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Semua tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat dapat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Semua tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat dapat dipakai sebagai bahan baku pulp, baik tumbuhan yang termasuk tumbuhan dycotyledoneae atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan laju perkembangan teknologi yang semakin pesat diperlukan
XII BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk meningkatkan laju perkembangan teknologi yang semakin pesat diperlukan sumber daya manusia yang tangguh dan handal, agar teknologi yang semakin berkembang
Lebih terperinciC10. Oleh : Titik Sundari 1), Burhanuddin Siagian 2), Widyanto D.N. 2) 1) Alumni Fakultas Kehutanan UGM, 2) Staf Pengajar Fakultas Kehutanan UGM
C10 DIMENSI SERAT DAN PROPORSI SEL PADA BEBERAPA VARIASI UMUR POHON DAN LETAK RADIAL BATANG Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth. DARI DESA KEDUNGPOH, GUNUNGKIDUL Oleh : Titik Sundari 1), Burhanuddin
Lebih terperinciPENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C
PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Jerami Padi dari Boyolali untuk Pembuatan Pulp dengan Proses Soda Menggunakan Digester Batch
LAPORAN TUGAS AKHIR Pemanfaatan Limbah Jerami Padi dari Boyolali untuk Pembuatan Pulp dengan Proses Soda Menggunakan Digester Batch Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program
Lebih terperinciPENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol., No., Juni 009 : 7 PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL THE INFLUENCE OF NATURAL AND ARTIFICIAL DRYING FOWORD THE
Lebih terperinciKAYU JUVENIL (JUVENILE WOOD)
KARYA TULIS KAYU JUVENIL (JUVENILE WOOD) Disusun oleh : RUDI HARTONO, S.HUT, MSi NIP 132 303 838 JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2006 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar
Lebih terperinciPengaruh Variabel Hidrodinamika Pada Proses Hidrolisis Limbah Padat PT. Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper dalam Kondisi Asam dengan Aliran Osilasi
Seminar Teknik Kimia Soehadi Reksowardojo ISSN 0854-7769 2007 http://www.che.itb.ac.id/stksr Pengaruh Variabel Hidrodinamika Pada Proses Hidrolisis Limbah Padat PT. Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper
Lebih terperinciISOLATION STUDY OF EFFICIENT α - CELLULOSE FROM WASTE PLANT STEM MANIHOT ESCULENTA CRANTZ
ISOLATION STUDY OF EFFICIENT α - CELLULOSE FROM WASTE PLANT STEM MANIHOT ESCULENTA CRANTZ KAJIAN PROSES ISOLASI α - SELULOSA DARI LIMBAH BATANG TANAMAN MANIHOT ESCULENTA CRANTZ YANG EFISIEN Ketut Sumada,
Lebih terperinciPEMANFAATAN JERAMI PADI DARI KABUPATEN BOYOLALI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PULP DENGAN MENGGUNAKAN NATRIUM HIDROKSIDA
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN JERAMI PADI DARI KABUPATEN BOYOLALI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PULP DENGAN MENGGUNAKAN NATRIUM HIDROKSIDA Utilization of Rice Straw from Boyolali Regency as Raw Material
Lebih terperinciModul Mata Kuliah S1. Mata ajaran Kimia Kayu. Tim Pengajar: Prof.Dr.Ir. Wasrin Syafii Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc
Modul Mata Kuliah S Mata ajaran Kimia Kayu Tim Pengajar: Prof.Dr.Ir. Wasrin Syafii Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc DIVISI KIMIA HASIL HUTAN DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciRendemen dan Sifat Fisik Pulp Sulfat Kayu Gubal dan Teras Mangium (Acacia mangium Willd.) Asal Merauke pada Tiga Konsentrasi Alkali Aktif
Seminar Nasional XVIII MAPEKI Rendemen dan Sifat Fisik Pulp Sulfat Kayu Gubal dan Teras Mangium (Acacia mangium Willd.) Asal Merauke pada Tiga Konsentrasi Alkali Aktif Siti Hanifah Mahdiyanti* dan Sri
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli
Lebih terperinci= nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = rataan umum α i ε ij
5 Pengujian Sifat Binderless MDF. Pengujian sifat fisis dan mekanis binderless MDF dilakukan mengikuti standar JIS A 5905 : 2003. Sifat-sifat tersebut meliputi kerapatan, kadar air, pengembangan tebal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp (Paskawati dkk, 2010). Di pasaran, terdapat beberapa macam kertas
Lebih terperinciKAJIAN SIFAT FISIS KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) PADA BERBAGAI BAGIAN DAN POSISI BATANG
KAJIAN SIFAT FISIS KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) PADA BERBAGAI BAGIAN DAN POSISI BATANG Oleh Iwan Risnasari, S.Hut, M.Si UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Iwan Risnasari : Kajian
Lebih terperinciWOOD CHEMICAL PROPERTIES RESAK (Cotylelobium Burkii ) AND WOOD BANGKAL (Tarenna Costata ) POSITION BASED ON HEIGHT ROD
WOOD CHEMICAL PROPERTIES RESAK (Cotylelobium Burkii ) AND WOOD BANGKAL (Tarenna Costata ) POSITION BASED ON HEIGHT ROD Eka Indriani Tampubolon, Evy Wardenaar, Harnani Husni Faculty of Forestry, University
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Eucalyptus berserat pendek dan dikelompokkan dalam kayu keras (Training and
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komposisi Kayu Kayu adalah yang dijadikan sebagai bahan baku yang mengandung serat utama untuk pembuatan pulp dikarenakan rendemen seratnya yang tinggi. Kayu Eucalyptus berserat
Lebih terperinciEMILVIAH YEPIN 1), SIPON MULADI 2) DAN EDI SUKATON 2) ABSTRACT. 32 Yepin dkk. (2002). Variasi Komponen Kimia Kayu Pendu
3 Yepin dkk. (00). Variasi Komponen Kimia Kayu Pendu VARIASI KOMPONEN KIMIA JENIS KAYU PENDU (SCAPHIUM AFFINIS PIERRE.) DAN KATIAU (GANUA MOTLEYANA PIERRE.) BERDASARKAN LETAK KETINGGIAN DAN PENAMPANG MELINTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dalam negeri maupun luar negeri yaitu untuk berkomunikasi dan berkreasi. Industri pulp dan kertas
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. - Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 15.00; dan WIB. - Analisis dilakukan pada tanggal 21 Februari 2016
23 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metodologi Percobaan - Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 15.00; 17.00 dan 19.00 WIB - Analisis dilakukan pada tanggal 21 Februari 2016 - Penentuan bilangan kappa dilakukan
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Pelepah Pisang di Meteseh sebagai Bahan Baku pembuatan kertas dengan Proses Soda menggunakan Alat Digester
TUGAS AKHIR Pemanfaatan Limbah Pelepah Pisang di Meteseh sebagai Bahan Baku pembuatan kertas dengan Proses Soda menggunakan Alat Digester (Waste Utilization of Banana in Meteseh as Raw Material Soda Process
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU (H-FAKTOR) TERHADAP BILANGAN KAPPA DAN VISKOSITAS PADA PROSES PEMASAKAN DI UNIT DIGESTER PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA
PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU (H-FAKTOR) TERHADAP BILANGAN KAPPA DAN VISKOSITAS PADA PROSES PEMASAKAN DI UNIT DIGESTER PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA KARYA ILMIAH YOHANA LAMRIA SITANGGANG 112401100 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara agraris (agriculture country) yang mempunyai berbagai keragaman hasil pertanian mulai dari padi, ubi kayu, sayursayuran, jagung
Lebih terperinciOPTIMASI PEMASAKAN PROSES SODA TERBUKA DAN PENGGILINGAN PULP BAMBU BETUNG DAN BAMBU KUNING
OPTIMASI PEMASAKAN PROSES SODA TERBUKA DAN PENGGILINGAN PULP BAMBU BETUNG DAN BAMBU KUNING Oleh : Widya Fatriasari, Faizatul Falah, Dede Heri Yuli Yanto, dan Euis Hermiati UPT. BPP Biomaterial LIPI, Cibinong
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Labaratorium Analisis
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI PELARUT, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP DARI SABUT KELAPA MUDA
PENGARUH KONSENTRASI PELARUT, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP DARI SABUT KELAPA MUDA Abdullah Saleh, Meilina M.D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinciSIFAT KAYU TARIK, TERAS DAN GUBAL ACACIA MANGIUM TERHADAP KARAKTERISTIK PULP
SIFAT KAYU TARIK, TERAS DAN GUBAL ACACIA MANGIUM TERHADAP KARAKTERISTIK PULP Wawan Kartiwa Haroen * dan Fahmi Dimyati * Peneliti Kelompok Pulp, Balai Besar Pulp dan Kertas PROPERTY OF TENSION WOOD, HEARTWOOD
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KETAHANAN TARIK DAN KETAHANAN SOBEK KERTAS SENI Hasil penelitian tentang kertas yang terbuat dari bulu ayam dan kulit jagung diperoleh data hasil pengujian ketahanan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR Pembuatan Pulp. dari Pelepah Pisang dengan Alat Digester. ( Making Of Pulp From Musa Paradiciasa with a Digester )
TUGAS AKHIR Pembuatan Pulp dari Pelepah Pisang dengan Alat Digester ( Making Of Pulp From Musa Paradiciasa with a Digester ) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Rumput laut Eucheuma cottonii mempunyai ciri-ciri yaitu thallus silindris,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Eucheuma cottonii Rumput laut Eucheuma cottonii mempunyai ciri-ciri yaitu thallus silindris, percabangan thallus berujung runcing atau tumpul, ditumbuhi nodulus (tonjolantonjolan),
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. 7. Tabel Rendemen etanol dari uulp pada berbagai kandungan lignin
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i RIWAYAT HIDUP... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv PENDAHULUAN... 1 METODOLOGI... 4 HASIL DAN PEMBAHASAN... 7 Karakteristik Bahan Baku... 7 Kadar Gula Pereduksi... 7
Lebih terperinciLAMPIRAN C DOKUMENTASI
LAMPIRAN C DOKUMENTASI C.1 Pembuatan Reaktor Pulp 1. Penyiapan peralatan penunjang reaktor pulp Pengaduk Ternokopel Pemarut Pembaca Suhu Digital Pengatur Suhu Pemanas Motor Pengaduk Peralatan Lainnya yaitu
Lebih terperinciANALISIS KOMPONEN KIMIA EMPAT JENIS KAYU ASAL SUMATERA UTARA (Chemical Component Analysis of Four Endemic Wood Species From North Sumatra)
ANALISIS KOMPONEN KIMIA EMPAT JENIS KAYU ASAL SUMATERA UTARA (Chemical Component Analysis of Four Endemic Wood Species From North Sumatra) Oleh /By: Gunawan Pasaribu, Bonifasius Sipayung & Gustan Pari
Lebih terperinciPEMBUATAN PULP SECARA NON KONVENSIONAL (PROSES ORGANOSOLV) (Makalah Teknologi Pulp dan Kertas) Oleh Kelompok 5
PEMBUATAN PULP SECARA NON KONVENSIONAL (PROSES ORGANOSOLV) (Makalah Teknologi Pulp dan Kertas) Oleh Kelompok 5 Anwika Utami Putri D. 1114051006 Isnaini Rahmadi 1114051028 M. Satria Gunawan 1114051032 JURUSAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu dan Sifat - sifat Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi.kayu berasal
Lebih terperinciPENGARUH RASIO CAIRAN PEMASAK (AA CHARGE) PADA PROSES PEMBUATAN PULP DARI KAYU SENGON (ALBIZIA FALCATARIA ) TERHADAP KUALITAS PULP
PDFaid.com PENGARUH RASIO CAIRAN PEMASAK (AA CHARGE) PADA PROSES PEMBUATAN PULP DARI KAYU SENGON (ALBIZIA FALCATARIA ) TERHADAP KUALITAS PULP Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciPEMISAHAN METANOL DARI LIMBAH BIOMASSA TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DARI HASIL SAMPING PEMBUATAN PULP
Syamsul Bahri Pemisahan Methanol dari Limbah PEMISAHAN METANOL DARI LIMBAH BIOMASSA TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DARI HASIL SAMPING PEMBUATAN PULP METHANOL RECOVERY OF LIQUID WASTE OF TREATMENT OIL PALM
Lebih terperinciKINETIKA REAKSI PEMBENTUKAN KALIUM SULFAT DARI EKSTRAK ABU JERAMI PADI DENGAN ASAM SULFAT
Pramitha Ariestyowati: Kinetika reaksi pembentukan kalium sulfat dari ekstrak abu jerami padi dengan asam sulfat KINETIKA REAKSI PEMBENTUKAN KALIUM SULFAT DARI EKSTRAK ABU JERAMI PADI DENGAN ASAM SULFAT
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akan tetapi ini diproses dengan selulosa yang berbeda, seperti sebagai rayon sutera
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum Tentang Kayu Pulp adalah produk dasar dari kayu, sebagian besar digunakan untuk pembuatan kertas, akan tetapi ini diproses dengan selulosa yang berbeda, seperti sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan. Kerajinan tangan yang bisa dibuat dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional
Lebih terperinciV HASIL DAN PEMBAHASAN
V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kadar Air Kadar air merupakan berat air yang dinyatakan dalam persen air terhadap berat kering tanur (BKT). Hasil perhitungan kadar air pohon jati disajikan pada Tabel 6. Tabel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa
Lebih terperinciPULP RAMI PUTIH SEBAGAI BAHAN BAKU KERTAS
PULP RAMI PUTIH SEBAGAI BAHAN BAKU KERTAS Sonny Kurnia Wirawan a, Jenni Rismijana a *, Cucu a, Dadang Setiawan Asid a a Balai Besar Pulp dan Kertas, Jl. Raya Dayeuhkolot No. 132 Bandung * Telp. (022) 5202980
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan Perternakan UIN SUSKA RIAU dan SMAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Lignin Klason Lignin Klason merupakan residu reaksi hidrolisis kayu yang mendegradasi dan melarutkan polisakarida kayu dengan menggunakan asam sulfat 72% (Yasuda et al.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Tentang kayu Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya kegunaan kayu sengon menyebabkan limbah kayu dalam bentuk serbuk gergaji semakin meningkat. Limbah serbuk gergaji kayu menimbulkan masalah dalam penanganannya,
Lebih terperinciPENGARUH BAGIAN TANAMAN DAN LAMA PEMASAKAN TERHADAP RENDEMEN DAN SIFAT FISIK PULP SULFAT KAYU RANDU (Ceiba pentandra Gaertn.)
PENGARUH BAGIAN TANAMAN DAN LAMA PEMASAKAN TERHADAP RENDEMEN DAN SIFAT FISIK PULP SULFAT KAYU RANDU (Ceiba pentandra Gaertn.) Yus Andhini Bhekti Pertiwi dan Sri Nugroho Marseom Bagian Teknologi Hasil Hutan,
Lebih terperinciPEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KERTAS KOMPOSIT ALTERNATIF
12 Paskawati: PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KERTAS... PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KERTAS KOMPOSIT ALTERNATIF Yessica Arini Paskawati 1), Susyana 1), Antaresti
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan
TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tanaman berkayu yang mempunyai tinggi 4,5 6 meter atau lebih. Kayu
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kayu Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam dan merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan bahan baku pembuatan pulp ataupun kertas
Lebih terperinciSIFAT PULP SULFAT KAYU KURANG DIKENAL ASAL JAWA BARAT. The Properties of Lesser Known Wood Species Sulphate Pulp from West Java
Sifat pulp sulfat (Rena M. Siagian dkk) SIFT PULP SULFT KYU KURNG DIKENL SL JW RT The Properties of Lesser Known Wood Species Sulphate Pulp from West Java Oleh/y: Rena M. Siagian, Setyani. Lestari & Yoswita
Lebih terperinciPAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)
Papan partikel dari campuran limbah rotan dan penyulingan PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp) Particle Board from Mixture of Rattan Waste and Gemor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya terbuat dari kayu, sering digunakan untuk berbagai kepentingan misalnya untuk menulis, mencetak, menggambar,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Robby Mukafi 13/348251/TK/40846 Azizah Nur Istiadzah 13/349240/TK/41066
BAB I PENGANTAR Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah utama dari industri pengolahan kelapa sawit yang belum termanfaatkan secara optimal. Dari pengolahan buah kelapa sawit, dihasilkan limbah berupa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pohon-pohon termasuk tanaman berbiji (Spermatophyta), dibagi menjadi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum Kayu Pohon-pohon termasuk tanaman berbiji (Spermatophyta), dibagi menjadi gymnosperm (Gymnospermae) dan angiosperm (Angiorspermae). Kayu-kayu konifer atau kayu lunak
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan 5.1.1 Alat yang digunakan Tabel 3.1 Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Sendok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kosong Sawit Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2010 mencapai 21.958.120 ton dan pada tahun 2011 mencapai
Lebih terperinci