PEDOMAN PELATIHAN JARAK JAUH (LJJ) KONSELOR HIV



dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS BAGI PERAWAT/BIDAN FASYANKES DI BBPK CILOTO, 27 JULI SD 03 AGUSTUS 2016

PEDOMAN. Penggunaan Fasilitas Pelatihan Jarak Jauh untuk Konselor HIV. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

SOSIALISASI APLIKASI SISTIM INFORMASI HIV-AIDS & IMS (SIHA) HARTAWAN Pengelola Program PMS dan HIV

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007

Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan

Pengembangan Kepemimpinan

KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN HIV-AIDS DAN IMS. Subdit AIDS dan PMS DITJEN PP & PL, KEMENKES KUPANG, 4 September 2013

DIKLAT ONLINE GURU MELEK IT POLA 16 HARI (81 JP) ANGKATAN

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar

PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI

MENUJU DIKLAT JARAK JAUH (DJJ) ONLINE DI BDK MANADO Oleh: Kasmawati HP ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. persiapannya lebih singkat. E-Learning menjawab semua tantangan tersebut.

KURIKULUM PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang semakin maju dan kompleks di berbagai

Mekanisme dan Panduan Mengikuti LJJ Pusdiklat Aparatur untuk Peserta

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

MATERI PELATIHAN ELEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR PADA E-LEARNING. Muhamad Ali, MT.

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun

Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes MODUL MATERI INTI. 6 AKREDITASI INSTITUSI DAN PROGRAM KESEHATAN

PERAN BIDAN DALAM PENGENDALIAN HIV/AIDS DI KOTA DENPASAR

PENGENDALIAN PENYAKIT, SURVEILANS EPIDEMIOLOGI, IMUNISASI & KESEHATAN MATRA

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, dan pengajaran dalam lingkungan pembelajarannya. Sistem

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

PERJALANAN DIKLAT ONLINE/E-TRAINING PPPPTK MATEMATIKA

Perpustakaan adalah diklat pertama yang saat ini sedang disiapkan untuk dijadikan e-learning. Banyaknya perpustakaan yang tersebar di seluruh

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

Pengenalan elearning. Untuk Mahasiswa Angkatan Baru Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015 Universitas Mercu Buana Pusat Bahan Ajar dan elearning

PEDOMAN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) Untuk Peserta. Disajikan pada PJJ untuk Peserta Diklat Tahun 2012

Call for Proposal SUB-RECIPIENT NASIONAL ADVOKASI & TECHNICAL ASISTANCE PROGRAM PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS)

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

Konseling & VCT. Dr. Alix Muljani Budi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

Manual Prosedur. Pembelajaran Metode Problem Based Learning PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 725/Menkes/SK/V/2003 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN DI BIDANG KESEHATAN

PETUNJUK PEMANFAATAN KELAS MAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemb

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sekitar 35% dan akan berkembang lebih pesat lagi dalam beberapa

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

PANDUAN HIBAH PENYELENGARAAN PDITT

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN PENGAJUAN IJIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI BARU DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

REKOMENDASI PERTEMUAN NASIONAL JEJARING KONSELOR HOTEL GRAND CEMPAKA JAKARTA TANGGAL, NOVEMBER 2006

Sistem pembelajaran e- learning

SUMBER DATA SISTEM. dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP

PANDUAN SELEKSI PENYUSUNAN MODUL E-LEARNING

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang

Analisa Penggunaan E-Learning Untuk Meningkatkan Kemudahan Mahasiswa Dalam Pembelajaran

Latar Belakang. Program Sertifikat Administrasi Pemerintahan Desa - 1

PETUNJUK TEKNIS E-TRAINING PPPPTK TK DAN PLB

PANDUAN SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIDIKAN VOKASI BERKELANJUTAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PETUNJUK CARA PENGGUNAAN E SEMKA, E-LEARNING SMKN 1 SATUI

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET DALAM PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS DI SMA. Tri Indri Hardini

BUKU PROGRAM. DTSS Pengawasan dan Penanganan Barang Berbahaya dengan Metode Blended Learning

Apa itu elearning? E-learning adalah proses pembelajaran yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan teknologi informasi dan internet.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

Call for Proposal A. SR NASIONAL ADVOKASI & TA PROGRAM WPS LATAR BELAKANG

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

LAYANAN PLATFORM UPT E- LEARNING ITB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN

b. Materi Kuliah Online Pada bagian ini, netter dapat men-download materi kuliah Quantum yang disampaikan di ruang kelas.

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL

PENDIDIKAN JARAK JAUH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 141/PER/2013 TENTANG

Analisa Penggunaan E-Learning Untuk Meningkatkan Kemudahan Mahasiswa Dalam Pembelajaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Sisdiknas No. 20/2003. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. PP No. 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (perbaikan atas PP 17/2010)

Direvisi oleh : Tgl Pembuatan : Juli 2008 Disetujui oleh : Tgl Revisi : November 2008 Jumlah hal : 5 (lima)

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR*3 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

Transkripsi:

PEDOMAN PELATIHAN JARAK JAUH (LJJ) KONSELOR HIV KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Prevalensi infeksi HIV di Indonesia dilaporkan terus meningkat dengan jumlah kasus yang cukup bermakna. Tingginya kasus HIV terjadi akibat adanya transmisi virus di masyarakat yakni melalui perilaku yang berisiko, diantaranya perilaku hubungan seksual yang berisiko, pertukaran jarum suntik yang tidak steril dan penularan HIV dari Ibu yang positif kepada anak yang dikandungnya. Hingga tahun 2009, model utama layanan pemeriksaan HIV dilakukan atas inisiatif klien atau dikenal dengan konseling dan Tes HIV sukarela (KTS). Model tersebut sudah merata tersedia di seluruh Indonesia namun cakupannya masih belum optimal karena metodenya masih menunggu keaktifan dari klien untuk datang ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). Oleh karena itu sejak tahun 2010, Kemenkes mengembangkan pendekatan pemeriksaan HIV atas inisiatif pemberi layanan kesehatan dan konseling (TIPK) atau Provider-Initiated HIV Testing and Counseling (PITC). Pendekatan TIPK ini terintegrasi dengan layanan lainnya diantaranya seperti layanan KIA/KB, layanan TB, 1

layanan kesehatan reproduksi yang bertujuan untuk diagnosa dini sehingga meningkatkan cakupan tes dan pengobatan HIV. Tes dan Konseling HIV (TKHIV) akan mendorong seseorang dan pasangan untuk mengambil langkah pencegahan penularan infeksi HIV. Ditingkat komunitas perluasan jangkauan layanan TKHIV akan menormalisasi pemeriksaan HIV. Upaya peningkatan cakupan KTS dan TIPK harus diimbangi dengan penyediaan konselor baru dalam jumlah yang besar serta kualitas yang mumpuni. Selain itu adanya perubahan kebijakan dan perkembangan teknologi juga menuntut adanya update pengetahuan dan keterampilan bagi para konselor lama yang sudah dilatih. Untuk mempercepat penambahan jumlah konselor yang berkualitas dan memberikan penyegaran bagi para konselor yang sudah ada, maka pelatihan bagi Konselor HIV dikembangkan dengan metode pelatihan jarak jauh tanpa menghilangkan pelatihan konvensional Metode pelatihan jarak jauh ini dianggap mampu menjadi solusi untuk mengatasi berbagai kendala, seperti kendala geografis, keterbatasan institusi pendidikan dan pelatihan berkualitas yang 2

masih terkonsentrasi di kota-kota besar, keterbatasan anggaran untuk menghadirkan peserta ke tempat pelatihan, serta keterbatasan waktu bagi tenaga kesehatan untuk mengikuti pelatihan. Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang kian pesat memungkinkan pelatihan diselenggarakan secara online. B. LANDASAN HUKUM 1. UU nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 2. UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 3. PP nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan 4. Permenkes 21 tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS 5. Kepmenkes nomor: 12471 tqhun 1994 Tentang Sistem Pendidikan dan Pelatihan Jarak Jauh Kesehatan. 6. Kepmenkes 725 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pelatihan di Lingkungan Depkes 7. SK Ketua LAN nomor 9 tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Jarak Jauh bagi Penyelenggara Diklat 8. SK Menkes nomor 511 tahun 2002 tentang Siknas 9. SK Menkes nomor 937 tahun 2007 tentang Siknas Online 10. SK MenKominfo nomor 3 tahun 2008 tentang Informasi untuk Publik 3

C. PENGERTIAN 1. Tutor adalah tenaga yang bertugas membantu peserta dalam mengatasi kesulitan dan hambatan pada saat mengikuti kegiatan, memberi bimbingan kepada peserta latih yang membutuhkan dan membuat kelompok tutorial. 2. Tutorial adalah suatu kegiatan pembelajaran untuk membantu peserta dalam memahami materi dan memecahkan masalah belajar yang dihadapi peserta dengan materi dan jadwal yang ditentukan. 3. Pelatihan adalah proses pembelajaran di bidang kesehatan yang dilakukan secara terencana dan memenuhi standar dalam rangka memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk meningkatkan kinerja, profesionalisme, dan/atau menunjang pengembangan karier sumber daya manusia kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 4. Pelatihan Jarak Jauh adalah proses pembelajaran mandiri dalam bidang kesehatan yang dilakukan secara terencana dan memenuhi standar dalam rangka memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk meningkatkan kinerja, profesionalisme, dan/atau menunjang pengembangan karier sumber daya manusia kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 4

5. Belajar mandiri adalah proses belajar yang dilandasi motivasi yang tinggi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Proses belajar yang sepenuhnya tergantung kepada keaktifan dan disiplin peserta pelatihan dan tidak terikat pada proses belajar di kelas. Peserta diklat menentukan bahan belajar yang akan dipelajari, menetapkan metoda belajar, waktu dan jadwal kegiatan belajar, serta mampu memanfaatkan sumber belajar lain sesuai kebutuhan pelatihan. 6. Materi ajar LJJ adalah bahan ajar yang dikembangkan dan dikemas dalam beragam bentuk berbasis TIK yang dapat digunakan dalam proses belajar. 7. Evaluasi hasil belajar peserta pelatihan adalah penilaian yang dilakukan terhadap hasil proses belajar peserta pelatihan dalam bentuk tatap muka dan jarak jauh berbasis TIK. 8. Konselor HIV adalah orang yang dilatih untuk memfasilitasi kebutuhan dan permasalahan terkait pemeriksaan dalam penegakan status HIV. 5

BAB II SISTEM PELATIHAN JARAK JAUH KONSELOR HIV Pelaksanaan pelatihan jarak jauh merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pelatihan konvensional konselor HIV. Prosesnya terdiri dari beberapa komponen, yaitu; peserta, tutor, kurikulum, modul, administrator, student support pengelola dan fasilitas yang diperlukan. Berbagai metode digunakan untuk mencapai kemampuan dan keterampilan yang diharapkan. A. PENYELENGGARAAN 1. Komponen, Peran, dan Fungsi Untuk terlaksananya LJJ Konselor HIV, pemangku kepentingan yang terlibat adalah: Pusdiklat Aparatur BPPSDM Kesehatan, Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML), Pusdatin, Pustekkom, BBPK Ciloto, dan PKVHI. Pihak yang saling bersinergi untuk penyelenggaraan Pelatihan Jarak Jauh Konselor HIV nampak pada gambar 1. 6

Gambar 1. Secara rinci, komponen Sistem Diklat Jarak Jauh Konselor HIV yaitu: a. Pusdiklat Aparatur, Direktorat P2ML, Pustekkom, BBPK Ciloto dan PKVHI Pusdiklat Aparatur, Dit P2ML, Pustekkom, BBPK Ciloto dan PKVHI berperan dalam pengembangan metodologi pembelajaran (design LJJ), penyusun kurikulum dan modul, pengelola pelatihan, pengorganisasian pelatihan, administrator sistem LJJ, dan evaluasi serta tutor. 7

b. Sekretariat Badan PPSDM dan Pusdatin Sekretariat Badan dan Pusat Data dan informasi berperan sebagai penyedia infrastruktur jaringan teknologi, informasi, dan komunikasi dalam penyelenggaraan LJJ. c. Direktorat P2ML dan PKVHI Direktorat P2ML dan PKVHI berperan sebagai penyedia substansi pelatihan, rekruitmen peserta dan tutor dalam penyelenggaraan LJJ. 2. Tahapan Proses pembelajaran pelatihan jarak jauh Konselor HIV ini dirancang menggunakan model hybrid atau blended yaitu gabungan antara online dan offline. Penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan melalui 2 tahap dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, yaitu: a. Tahap I (Tahap online) Pada tahap ini peserta akan mengikuti kelas secara jarak jauh dengan menggunakan Learning Management System (LMS) yang berbasis web (web based). Tujuan Tahap ini adalah; Untuk meningkatkan pengetahuan peserta tentang - Peran konselor - Penatalaksanaan konseling HIV melalui strategi komunikasi perubahan perilaku 8

- Penatalaksanaan konseling dalam tes HIV - Penatalaksanaan konseling pasca pajanan - Manajemen pencegahan bunuh diri - Konseling lanjutan dan berkesinambungan - Adaptasi, model layanan konseling dan tes HIV serta pengembangannya - Pengembangan sistem rujukan dan jejaring - Pencatatan layanan konseling dan tes HIV Semua pengetahuan tersebut akan mereka pakai sebagai bekal dan dasar untuk mencapai penguasaan kompetensi keterampilan pada tahap offline Pencapaian tujuan pembelajaran pada tahap ini dilakukan dengan metode belajar mandiri menggunakan modul, media, dan bahan ajar sesuai kebutuhan. Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tahap I ini maksimal 3 bulan. Kelulusan pada tahap ini menjadi syarat mutlak untuk mengikuti tahap berikutnya (tahap offline). b. Tahap II (Tahap offline) Tahap ke dua setelah peserta mengikuti tahap online dan dinyatakan lulus. Peserta yang lulus kriteria dan lulus secara penilaian akan mengikuti tahap selanjutnya 9

sedangkan peserta yang tidak lulus, tidak diperkenankan mengikuti tahap kedua. Tujuan tahap ini adalah untuk meningkatkan keterampilan peserta melalui praktek. Secara rinci, setelah mengikuti tahap ke-dua ini, peserta mampu: - Melaksanakan peran sebagai konselor - Melakukan konseling HIV melalui strategi komunikasi perubahan perilaku - Melakukan Penatalaksanaan konseling dalam tes HIV - Menerapkan tatalaksana konseling pasca pajanan - Menerapkan manajemen pencegahan bunuh diri - Melakukan konseling lanjutan dan berkesinambungan - Menerapkan Adaptasi, model layanan konseling dan tes HIV serta pengembangannya - Menyusun pengembangan sistem rujukan dan jejaring - Melakukan pencatatan layanan konseling dan tes HIV Tahap ini menggunakan metode tatap muka (offline). Waktu penyelenggaraan selama 4 (empat) hari efektif dan diakhiri dengan evaluasi. Tahap ini menggunakan metode pengujian kemampuan keterampilan peserta. Bagi peserta yang dinyatakan lulus dalam evaluasi pada tahap ini akan diberikan sertifikat. 10

ALUR DIKLAT JARAK JAUH KONSELOR HIV Mulai Terdaft ar Y Login T T Isi Daftar form pesert a Aktiva si email Mengikuti Aktifitas Belajar : 1. Mempelajari bahan belajar 2. Mengerjakan tugas-tugas online 3. Mengikuti forum diskusi, chat dan milis 4. Melakukan Self Assesment Online T Lulus seleksi adm Y Pembekalan T T Lulus (Tutor ) Y? Laporan aktifitas Monitoring aktifitas belajar oleh Tutor Y Ujian substa nsi Laporan hasil Y Y Penyelesai an tugas Ujian komprehensi f T Y Lulus T Y SURAT KETERANGAN LULUS PEMBELAJARAN ONLINE Pelatihan tahap II Gambar 2. Alur Diklat Jarak Jauh Konselor HIV 11

Berdasarkan diagram diatas, terlihat bahwa proses LJJ 1. Registrasi dengan mengisi form pendaftaran secara online (web-based) 2. Setelah dinyatakan lulus seleksi, dilakukan pembekalan diri secara mandiri dengan mendownload semua dokumen terkait (pedoman, jadwal, kontrak belajar) 3. Mengikuti aktifitas pembelajaran mandiri secara online (mempelajari materi, mengerjakan tugas online, dll)), 4. Melakukan aktifitas tutorial online (chatting, forum diskusi, millist), 5. Melakukan self-assessment online, ujian per materi di tempat yang telah ditentukan 6. Mengikuti ujian komprehensif Tutorial konvensional melalui tatap muka dilakukan secara regular dan terbatas diwaktu-waktu tertentu. Fokus tutorial konvensional ini ditekankan pada praktek, problem solving atau studi kasus untuk memperdalam penguasaan materi. Jika peserta telah mengikuti semua aktifitas belajar tersebut di atas, maka untuk menentukan kelulusan dilaksanakan ujian komprehensif yang dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. Setelah dinyatakan lulus dari pelatihan tahap I peserta LJJ berhak 12

mendapat surat keterangan lulus pembelajaran online dan melanjutkan ke pelatihan tahap II (offline). Langkah-langkah proses kegiatan LJJ tersebut diatas dapat terlaksana apabila telah disiapkan komponen pendukung seperti yang tertera pada table di bawah ini: Tabel 1. Inventarisasi Kegiatan dan Komponen yang harus disiapkan pada tahap online No. Tahap Kegiatan Komponen yang harus disiapkan 1 Pendaftaran online Menunjuk admin LJJ Form registrasi online di website Pusdiklat SDM Kesehatan. Aplikasi data base peserta 2 Seleksi administrasi Membentuk tim seleksi peserta (unit program dan pusdiklat) Form penilaian seleksi peserta 3 Pembekalan (download pembekalan) 4 Proses pembelajaran online 5 Monitoring proses pembelajaran online Format untuk informasi kelulusan Pedoman pembekalan: Manual aplikasi LJJ (petunjuk down load materi dan upload tugas, cara mengerjakan tugas, mekanisme tutorial, sertifikasi, evaluasi, tahapan Pelatihan Konselor HIV dan administrasi) Subtansi LJJ (kurikulum dan modul) Modul, worksheet, jadwal tutorial, penentuan LMS, penentuan channel chatting. Pedoman monitoring; worksheet aktivitas belajar, formulir monitoring, report online 6 Ujian komprehensif Soal ujian komprehensif, Pengumuman kelulusan, Surat keterangan lulus proses pembelajaran online 13

B. Peserta 1. Kriteria Tahap Online a. Memiliki Latar belakang pendidikan minimal D3 Kesehatan b. Bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan konseling atau testing, perawatan, dukungan dan pengobatan HIV. Dinyatakan dengan surat keterangan dari pimpinan RS / Puskemas. c. Usia maksimal 5 tahun sebelum pensiun d. Mampu mengoperasikan komputer terutama program Microsoft Office dan menggunakan aplikasi berbasis web e. Memiliki akses penggunaan komputer dan internet f. Bersedia terlibat aktif dalam seluruh proses pelatihan jarak jauh (forum diskusi, chatting, kuis, evaluasi, up load tugas, dll), yang didukung dengan surat pernyataan yang diketahui oleh atasan langsung dan surat tugas dari pimpinan unit kerja 2. Jumlah Peserta Jumlah peserta tiap angkatan dibatasi sesuai jumlah tutor, yakni sebanyak 80 peserta online / angkatan. 14

Tahap offline Peserta yang mengikuti tahap II (offline) adalah mereka yang telah lulus tahap I (online) Jumlah peserta 25 orang / angkatan / kelas 3. Tutor Kriteria Tutor a. Pendidikan minimal S1 b. Pernah mengikuti Training Of Trainer (TOT) Konselor dan Tes HIV (KTHIV) c. Mempunyai pengalaman menjadi fasilitator pelatihan konselor HIV minimal 3 kali d. Diutamakan yang memiliki pengetahuan dibidang HIV- AIDS dan IMS e. Mampu mengoperasikan komputer dan aplikasi berbasis web f. Telah mengikuti pelatihan sebagai Tutor Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) g. Bersedia menjadi tutor dan terlibat aktif sesuai waktu pelaksanaan pelatihan (dengan surat pernyataan) 15

4. Admin dan Trainee Support Kriteria admin: a. Mampu mengoperasikan komputer dan aplikasi berbasis web b. Mengikuti pelatihan sebagai admin PJJ online c. Bersedia menjadi tim administrator dan terlibat aktif pengelolaan PJJ online C. Penyelenggara Penyelenggara PJJ bagi Konselor HIV adalah kerja sama antara Badan PPSDM Kesehatan (Pusdiklat Aparatur, BBPK Ciloto), Direktorat P2ML, dan Pusdatin Kemenkes RI. 16

BAB III EVALUASI Pada pelatihan jarak jauh Konselor HIV ini dilakukan evaluasi terhadap peserta, tutor dan penyelenggara. A. Evaluasi Peserta Selama mengikuti LJJ Konselor HIV peserta harus menempuh beberapa penugasan, forum dan ujian sebagai bentuk evaluasi pembelajaran beserta 1. Forum diskusi dan Penugasan Dilaksanakan setelah peserta menyelesaikan materi setiap modul. Kegiatan di setiap modul diakhiri dengan self assessment online. 2. Ujian komprehensif Peserta yang telah mengikuti semua aktivitas belajar dari keseluruhan materi, dapat mengikuti ujian komprehensif untuk menentukan kelulusan. Ujian komprehensif dilaksanakan mandiri secara online sesuai jadwal yang telah ditentukan. 17

Ada 2 indikator untuk evaluasi peserta yaitu: 1. Indikator Proses Pembelajaran a. Partisipasi dalam forum diskusi b. Penyelesaian tugas c. Penyelesaian test akhir modul d. Penyelesaian ujian komprehensif Seluruh indikator di atas dihitung dalam bentuk presentasi. 2. Indikator Hasil Pembelajaran a. Penyelesaian tugas Menyelesaikan semua tugas dengan benar dan tepat waktu b. Ujian komprehensif (patokan kelulusan) 1) Telah mengikuti seluruh kegiatan belajar 2) Telah menyelesaikan seluruh penugassn 3) Batas minimal lulus ujian komprehensif adalah 65 (skala max 100) 18

Perlu Anda ketahui bahwa Ada beberapa komponen yang menjadi dasar penilaian penugasan peserta, diantaranya yaitu: KOMPONEN PENILAIAN BOBOT Kedisiplinan Ketepatan waktu dalam pengumpulan 10 tugas Keaktifan Keaktifan peserta dalam mengakses 10 pembelajaran, mengikuti diskusi forum, pengumpulan bahan penugasan Konten / ISI Relevansi jawaban peserta terhadap 65 topik diskusi atau penugasan yang diberikan Referensi Penggunaan referensi untuk 10 memperkuat argumen Kerapian Kerapihan dalam membuat tugas 5 Note. Akan diberikan sanksi pengurangan nilai, jika ditemua adanya plagiarisme dalam penyusunan tugas(baik plagiarisme antar peserta, maupun dari karya yang dipublikasi di web) 3. Mekanisme Evaluasi Jenis Evaluasi Penyelesaian tugas Ujian Komprehensif Pelak sana Tutor Peng elola Tempat Waktu Cara Sesuai akses internet peserta Sesuai akses internet peserta Sesuai modul Di akhir program pelatihan tahap online Up load tugas secara on line Ujian on line 19

4. Kriteria Kelulusan Nilai akhir kelulusan ditentukan berdasarkan: a. Penyelesaian tugas dan forum diskusi : 30% b. Self Assessment test di tiap akhir Materi : 30% c. Ujian komprehensif : 40% Predikat kelulusan: Dengan pujian : 90,00 100 Sangat memuaskan : 85,00 89,99 Memuaskan : 80,00 84,99 Baik sekali : 75,00 79,99 Baik : 70,00 74,99 Cukup : 65,00 69,99 20

B. Evaluasi Tutor Evaluasi tutor dilakukan untuk menilai kemampuan tutor dalam melaksanakan tugas sesuai fungsinya. Komponen penilaian tutor, meliputi: 1. Penguasaan materi 2. Kemampuan memfasilitasi 3. Pemberian motivasi kepada peserta 4. Pencapaian tujuan pembelajaran 5. Kecepatan memberikan respon C. Evaluasi Penyelenggaraan Evaluasi terhadap penyelengara, meliputi: 1. Tutorial 2. Bahan dan media ajar 3. Sistem LJJ Konselor HIV a. Kemudahan akses b. Masalah dalam jaringan 4. Admin 21

BAB IV PENUTUP Pedoman ini disusun sebagai acuan dalam melaksanakan pelatihan jarak jauh Konselor HIV. Dengan tersusunnya pedoman ini diharapkan penyelenggara, tutor, admin dan peserta pelatihan memperoleh panduan praktis dan teknis untuk pelaksanaan pelatihan jarak jauh. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Pedoman LJJ Konselor HIV, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas kerjasamanya, sehingga pedoman ini dapat terwujud dengan baik. 22

TIM PENYUSUN PEDOMAN Penasehat : Kepala Pusdiklat Aparatur Kesehatan Kepala BBPK Ciloto Penanggung Jawab : Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian Mutu BBPK Ciloto Nara Sumber : TIM PKVHI Tim Penyusun : 1. Khaerudin, S.Kep, Ners, MKM 2. Nurjannah, SKM, M.Kes 3. Deviana, SKM, M.Kes 4. Ferry Febriansyah, S.Ikom 5. Ani Anisah, SKM 6. Oktarina P. S.Gz, MKM 7. Gema Ramadonatan, Amd 23

BBPK CILOTO PUSDIKLAT APARATUR BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 24