PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
|
|
- Yuliani Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Revised Februari 2008 PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH Kerangka Acuan Februari 2008 Departemen Keuangan 2008
2 Hal 2 LATAR BELAKANG Paket Undang Undang Bidang Keuangan Negara telah mengamanatkan Pemerintah untuk menyelenggarakan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran secara transparan dan akuntabel. Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut, Departemen Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga selaku Pengguna Anggaran dituntut untuk bersinergi dan sama sama memiliki SDM yang berkompeten. Sejak pertama kali Neraca Awal Pemerintah Pusat disajikan pada tahun 2004 hingga Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2006 diterbitkan, Pemerintah Pusat telah memperoleh opini disclaimer dari BPK yang mengindikasikan belum memandainya pelaksanaan anggaran yang akuntabel. Meskipun banyak faktor penyebab, dapat dipastikan bahwa kelangkaan SDM yang kompeten telah memberikan kontribusi bagi ketidaksempurnaan tata kelola keuangan Pemerintah Pusat. Hal ini juga ditandai dari adanya Laporan Keuangan Kementerian yang memperoleh opini disclaimer. Begitu maraknya isu kelangkaan SDM yang berkompeten tersebut, semakin memberikan alasan betapa penting dan urgennya langkah akselerasi bagi peningkatan kapasitas SDM keuangan. Upaya tersebut harus mendapat perhatian khusus untuk dapat dilaksanakan secara serius, salah satunya melalui suatu program percepatan akuntabilitas keuangan Pemerintah. TUJUAN EKSPEKTASI OUTCOME DAN OUTPUT Tujuan utama dari Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah ini adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan SDM Keuangan yang kompeten dalam menjalankan tugas di bidang Keuangan Negara. 2. Menciptakan keterpaduan antara upaya peningkatan akuntabilitas keuangan pemerintah dan pengembangan karier bagi SDM yang mengemban tugas tersebut. Dari program ini diharapkan tercapai outcome berupa akuntabilitas yang andal. Hal ini dapat diukur melalui Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dengan opini wajar tanpa pengecualian. Adapun untuk mencapai outcome di atas diperlukan pencapaian beberapa output secara bertahap dan berkesinambungan, antara lain:
3 Hal 3 1. SDM yang terdidik, ditandai dengan perolehan sertifikasi serta mengoptimalkan penyebarannya melalui penempatan pada bidang tugas pengelolaan keuangan dengan titik berat pada penyusunan laporan keuangan; 2. Manajemen pengembangan karier berdasarkan kompetensi; 3. Pembuatan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan yang memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan yang relevan, andal, dapat diperbandingkan serta dapat dipahami, sehingga dapat diyakini kewajarannya oleh auditor eksternal; 4. Reward ekstrinsik bagi para SDM yang terdidik dan melaksanakan tugas bidang keuangan. JENIS PROGRAM Guna mencapai outcome dan output dalam jangka panjang, maka program dibagi ke dalam 3 (tiga) subprogram yang terintegrasi dan saling menaut, yaitu: 1. Program Pelatihan Program ini mencakup kegiatan pembangunan kapasitas SDM pengelola keuangan melalui pemberian sertifikasi atau pernyataan memiliki komptensi melaksanakan tugas di bidang keuangan, misalnya kompetensi menyelenggarakan kegiatan akuntansi dan pelaporan. Program pelatihan dimulai sejak tahun Program Rekrutmen Program ini mencakup kegiatan rekrutmen SDM pada unit pengguna SDM, baik berupa kegiatan rekrutmen awal tenaga S1/DIII jurusan akuntansi maupun kebijakan pola mutasi/rotasi/promosi yang mempertimbangkan kompetensi khusus dan persyaratan telah mengikuti pelatihan dan/atau kebijakan pengembangan kompetensi melalui program pelatiah sebelum seseorang dikenai kebijakan mutasi/rotasi/promosi tersebut. 3. Program Pemberikan Insentif Program ini mencakup pemberian insentif yang menarik bagi para SDM berkompeten/bersertifikasi yang telah melaksanakan tugas berkaitan dengan kompetensi tersebut. Dalam jangka panjang, sesuai dengan amanat untuk
4 Hal 4 membentuk suatu jabatan fungsional pengelola perbendaharaan, maka pemberian insentif ini akan dilekatkan pada penyandang jabatan fungsional tersebut. Kerangka Acuan ini baru mencakup desain bagi Program Pelatihan yang merupakan prioritas untuk dilaksanakan pada tahun 2007 dan DESAIN PROGRAM PELATIHAN Kurikulum Kurikulum ini difokuskan pada unsur pengembangan kompetensi khusus yaitu bidang akutansi dan pelaporan dan sub unsur/ kompensi lain yang relevan di bidang keuangan negara. Untuk itu, dalam kurikulum pelatihan akuntansi pemerintahan diberikan materi mengenai Paket Undang Undang Bidang Keuangan Negara, seperti perencanaan dan penganggaran, manajemen aset, manajemen utang, sistem akuntansi pemerintah, analisa laporan keuangan, serta Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Secara lebih rinci, materi dan alokasi waktu untuk masing masing topik adalah sebagai berikut: 1. Paket Undang undang Bidang Keuangan Negara 1 hari 2. Perencanaan dan Penganggaran 1 hari 3. Pelaksanaan Anggaran 1 hari 4. Manajemen Aset, Kas dan Utang 1 hari 5. Dasar dasar Akuntansi 2 hari 6. Sistem Akuntansi Instansi (termasuk aplikasi) a. Standar Akuntansi Pemerintahan 3 hari b. Sistem Akuntansi Keuangan 5 hari c. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 4 hari 7. Analisa Laporan Keuangan 1 hari 8. Pelaporan Keuangan & Kinerja Instansi Pemerintah1 hari 9. Ujian Tulis 1 hari Peserta Pelatihan Akuntansi Pemerintah ini diberikan kepada pegawai lama maupun pegawai baru yang melaksanakan sistem akuntansi pemerintahan maupun akan melaksanakan sistem akuntansi pemerintahan. Adapun persyaratan yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Untuk pegawai lama: i. Berijasah minimal SMA/sederajat; ii. Bekerja di Bagian/Biro Keuangan atau unit yang secara
5 Hal 5 khusus menangani Keuangan/Pelaporan Keuangan, iii. Mampu mengoperasikan program aplikasi office. 2. Untuk pegawai baru: i. Berijasah minimal D3 akuntansi/keuangan/managemen/ administrasi ; ii. Mampu mengoperasikan program aplikasi office. Jumlah peserta pelatihan yang dihitung sesuai dengan perkiraan kebutuhan tenaga akuntansi pemerintahan adalah sebagai berikut: 1. Pusat : orang : orang 2. Daerah : orang : orang Jumlah peserta pelatihan yang direncanakan adalah : 1. Tahun 2007 : orang 2. Tahun 2008 : orang Jumlah : orang Sehingga untuk tahun 2009 dan seterusnya masih harus melatih orang. Untuk 2 (dua) tahun pertama yaitu tahun 2007 dan tahun 2008, penyelenggaraan program diprioritaskan untuk : 1. Departemen Keuangan; 2. Satker Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP); 3. Departemen/kementerian/lembaga yang terdapat temuan audit signifikan; 4. Satuan kerja yang belum menerapkan SAI; 5. Satuan kerja yang belum mampu menyusun laporan keuangan. Tenaga Pengajar Tenaga pengajar yang diperlukan untuk pelatihan ini harus memenuhi persyaratan kompetensi sebagai berikut: 1. Kompetensi akademik yang memadai; 2. Pengalaman praktik akuntansi dan keuangan secara cukup; 3. Kemampuan mentransfer ilmu dengan baik. Sumber Tenaga Pengajar Pengadaan tenaga pengajar tersebut dapat berasal dari: 1. Kantor Pusat Departemen Keuangan 2. Kantor Wilayah Departemen Keuangan 3. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 4. Perguruan Tinggi Negeri, terutama yang telah menjadi mitra Departemen Keuangan untuk penyelenggaraan pelatihan keuangan daerah.
6 Hal 6 5. Kantor Pusat/Wilayah Kementrian Negara/Lembaga selain Departemen Keuangan. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar tersebut, Departemen Keuangan perlu melakukan inventarisasi pegawai yang potensial untuk disiapkan sebagai tenaga pengajar. Training of Trainers (TOT) Kebutuhan tenaga pengajar untuk pelatihan tahun 2008 adalah 507 orang. Tenaga Pengajar yang tersedia sebanyak 300 orang yang berasal dari: Departemen Keuangan : 125 orang TOT tahun 2007 : 175 orang Instruktur yang masih diperlukan dalam tahun 2008 sekitar 250 orang (dengan asumsi 10 % tidak lulus). TOT direncanakan akan dilakukan dalam 2 angkatan, dengan jumlah peserta masing masing angkatan sebanyak 2 kali 125 orang. Penyaringan tenaga pengajar dilakukan melalui Training of Trainers (TOT). Dalam TOT ini akan dilakukan ujian, terdiri dari: 1. Pre test, untuk mengetahui kemampuan dasar peserta sebelum mengiikuti pelatihan; 2. Post Test, untuk mengetahui kemampuan peserta setelah mengikuti pelatihan; dan 3. Ujian Praktik, dengan menyusun bahan ajar dan praktik mengajar di depan kelas. Catatan: Peserta TOT yang dapat mengajar adalah hanya peserta yang memperoleh hasil post test dan praktik mengajar dengan predikat memuaskan. Jenis Pelatihan Dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan, maka jenis pelatihan yang akan diselenggarakan meliputi: 1. Brevet Akuntansi A (Rencana Jangka Pendek) Yakni pelatihan akuntansi tingkat dasar, dengan target yang bersangkutan dapat memahami pengetahuan dasar akuntansi dan dapat melaksanakan secara umum proses akuntansi dan pelaporan. 2. Brevet Akuntansi B (Rencana Jangka Panjang) Yakni pelatihan akuntansi lanjutan dan khusus, dengan target yang bersangkutan dapat memahami dan menganalisis, serta mempraktikan implementasi akuntansi dan pelaporan.
7 Hal 7 3. Brevet Akuntansi Manajerial (Rencana Jangka Panjang) Yakni pelatihan akuntansi untuk para pengambil keputusan di bidang akuntansi dan pelaporan, dengan target yang bersangkutan dapat memahami, menganalisa, dan mengambil keputusan berdasarkan analisis Laporan Keuangan. Metode Pembelajaran Bahan Ajar dan Alat Bantu Ajar Metode pembelajaran dilakukan dengan baik melalui ceramah, diskusi, dan praktik akuntansi dengan menggunakan program aplikasi. Materi pelatihan akuntansi akan banyak diberikan dalam bentuk praktik, baik mengoperasikan sistem akuntansi berbasis komputer maupun penyajian laporan keuangan. Dalam pelatihan ini untuk materi materi tertentu akan diberikan dalam bentuk pelatihan dengan multi media. Bahan ajar yang perlu disiapkan untuk pelatihan ini, antara lain: 1. Peraturan perundang undangan di bidang keuangan dan pedoman akuntansi. 2. Buku teks terkait. 3. Modul Pelatihan, yang mencakup teori, latihan, dan praktik. Modul pelatihan tertentu disiapkan dalam bentuk multi media, terutama untuk materi yang sangat mendasar, atau sulit dipahami, dan business process yang perlu perhatian besar. Pelatihan ini banyak diberikan dalam bentuk diskusi dan praktik, maka alat bantu ajar minimal yang diperlukan adalah papan tulis, flip chart, LCD, komputer untuk praktik, dan ruang pelatihan dengan daya listrik terpasang yang mampu memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis komputer. Ujian Ujian akan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Ujian akan dilaksanakan pada akhir setiap pelatihan selama 2 hari 2. Kepada peserta yang tidak lulus diperkenankan mengikuti ujian ulangan bersamaan dengan ujian yang diselenggarakan pada angkatan berikutnya. 3. Ujian ulangan maksimum 2 (dua kali) dan harus dapat diselesaikan dalam waktu 2 (dua) tahun. 4. Apabila hak untuk mengikuti ujian ulangan sebanyak 2 (dua) kali sudah habis atau dalam waktu 2 (dua) tahun tidak mampu
8 Hal 8 menyelesaikan seluruh materi pelajaran maka peserta tersebut dinyatakan tidak lulus dan tidak diperkenankan lagi mengikuti ujian. Sertifikat Penyelenggaraan Pelatihan Terdapat 2 (dua) jenis sertifikat yang diberikan kepada peserta, yaitu: 1. Sertifikat kehadiran, diberikan kepada peserta yang menghadiri kelas minimal 80%. 2. Sertifikat kelulusan (Brevet), yang diberikan kepada peserta yang lulus ujian. Mengingat penyelenggaraan pelatihan ini dilakukan untuk jumlah peserta yang banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, serta diselenggarakan secara terus menerus, maka diperlukan kerjasama penyelenggaraan pelatihan, misalnya dengan BPPK dan memanfaatkan fasilitas sebagai berikut: 1. Balai Diklat Keuangan; 2. Kantor Wilayah Perbendaharaan, terutama untuk pelatihan yang diselenggarakan di daerah; 3. Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah; dan 4. Perguruan Tinggi. JADWAL PELATIHAN Pada tahun 2008 akan diselenggarakan Pelatihan sbb: 1. Pelatihan dilakukan dalam 10 (sepuluh) angkatan yang berlangsung di 7 lokasi, masing masing lokasi 2 (dua) kelas, kecuali Jakarta. 2. Pelatihan dimaksud untuk Brevet akuntansi A. 3. Waktu yang dibutuhkan untuk 1 (satu) kali penyelenggaraan latihan 21 (dua puluh tujuh ) hari termasuk 2 (dua) kali ujian tulis. 4. Jumlah peserta per kelas adalah 40 orang. 5. Jadual penyelenggaraan kegiatan tahun 2008 terlampir. PEMBIAYAAN Biaya penyelenggaraan diusulkan untuk dibebankan pada BA 69, kecuali biaya transpor peserta akan ditanggung sendiri. Rincian kebutuhan pembiyaan terlampir. LANGKAH Sebagai tahapan pelaksanaan program akan dilakukan langkah
9 Hal 9 PELAKSAAAN PROGRAM langkah sebagai berikut: 1. Pembentukan organisasi atau tim yang bertanggung jawab atas program pelatihan (usulan tim dan keanggotaan terlampir); 2. Penyusunan Kurikulum dan Bahan Ajar; 3. Pelaksanaan Training of Trainers; dan 4. Pelaksanaan Pelatihan Akuntansi.
10 TIME TABLE TAHUN 200 No. Kegiatan Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah a. Seleksi calon peserta pelatihan di lingkungan DJPBN b. Pembekalan trainer c. Seleksi calon peserta TOT d. TOT I (24 Maret-1 April) TOT II (7 April - 15 April) e. Pelatihan seluruh K/L Januari Februari Maret April Mei Juni Juli M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 - Angkatan I (21 April - 15 Mei) Angkatan II (5 Mei - 29 Mei ) Angkatan III (2-25 Mei) Angkatan IV (16 Juni - 9 Juli) Angkatan V (30 Juni - 23 Juli) - Angkatan VI (14 Juli - 7 Agustus) - Angkatan VII (28 Juli - 22 Agustus) - Angkatan VIII (11 Agus - 4 Sept) - Angkatan IX (13 Okt - 5 Nov) - Angkatan X (27 Okt - 19 Nov) PENYUSUNAN LKPP 30-2
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata kelola pemerintah yang baik dalam penyelenggaraan negara, dapat dilakukan melalui pengelolaan keuangan negara secara professional, terbuka, dan bertanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyajian laporan keuangan di daerah-daerah khususnya di SKPD (Satuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyajian laporan keuangan di daerah-daerah khususnya di SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) sering menemui kendala dalam hal pelaporan karena bendahara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis atas..., Desi Intan Anggraheni, FE UI, 2010.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Instansi pemerintah secara umum berperan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing baik di tingkat pusat maupun daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Manajemen perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memuat informasi keuangan masa lalu perusahaan yang dinyatakan dalam satuan mata uang serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal pemerintah atas Laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang telah diketahui bahwa opini yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal pemerintah atas Laporan Keuangan Kementerian Luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 235/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 235/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPersiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak
Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia Abstrak Sesuai dengan amanat PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP bahwa Pemerintah wajib menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pelaporan keuangannya
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG
Page 1 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Awal dari reformasi sistem penyelenggaraan pemerintahan negara dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945. Reformasi sistem penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kualitas kinerja, tranparansi, dan akuntabilitas pemerintahan di Indonesia selama beberapa dekade
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi seluruh lapisan masyarakat, dan tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciBOPTN dan BPPTNBH. Bahan Biro Perencanaan dalam Rakor Pengawasan Bersama Itjen-BPKP. Solo, 28 Februari 2017
Bahan Biro Perencanaan dalam Rakor Pengawasan Bersama Itjen-BPKP BOPTN dan BPPTNBH Solo, 28 Februari 2017 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 BOPTN Bantuan Operasional Perguruan Tinggi
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam reformasi dibidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintah yang transparan dan akuntabel menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah merupakan organisasi sektor publik yang diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi dalam bidang keuangan yang ditandai dengan lahirnya Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciTATA CARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEWA DAN PINJAM PAKAI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TATA CARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEWA DAN PINJAM PAKAI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN pbase.com I. PENDAHULUAN Pada tahun 2003 dan 2004, pemerintah telah menetapkan paket undang-undang
Lebih terperinciFORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2017 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. Sasaran Strategis K/L : 1.Terjaganya Kesinambungan Fiskal 3. Program : Program
Lebih terperinciANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
ANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA Diana Tambunan Manajemen Administrasi ASM BSI Jakarta JL. Jatiwaringin Raya No.18, Jakarta Timur diana.dtb@bsi.ac.id ABSTRACT: This study aimed
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebelum berlakunya paket Undang-undang di bidang keuangan Negara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebelum berlakunya paket Undang-undang di bidang keuangan Negara, ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku mengharuskan pertanggungjawaban pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) memengang peranan yang penting dalam mewujudkan good goverment dan clean goverment. Hal ini tercermin dari kualitas laporan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciAKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH
AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH Oleh: Syafri Adnan Baharuddin, S.E., Ak., M.B.A (Auditor Utama Keuangan Negara II BPK RI) Hotel Grand Sahid, Jakarta, 02 Februari 2012 1. PENGERTIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara, pemerintah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara, pemerintah dengan persetujuan DPR RI telah berhasil menetapkan paket perundang-undangan di bidang keuangan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance and clean government), maka penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan tugas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya otonomi daerah pemerintah diberikan kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintah. Perubahan pada sistem pemerintahan
Lebih terperinciPIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menghasilkan produk berupa jasa pelayanan, baik pelayanan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor publik (pemerintahan) pada dasarnya adalah perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa pelayanan, baik pelayanan yang bersifat langsung dinikmati
Lebih terperinci2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2016 KEMENKEU. PPK-BLU Satker. Penetapan. Pencabutan Penerapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan tuntutan reformasi birokrasi, pemerintah berusaha mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui penerapan prinsip akuntabilitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara.tata kelola pemerintahan yang baik (Good
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan yang baik merupakan suatu tuntutan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI PMK 07/PMK.02/2006 tentang PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH UNTUK MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725, 2015 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI
Lebih terperincimensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk
BAB I PENDAHULUAN Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian dan kontribusi penelitian.
Lebih terperinciTENTANG MENTERI KEUANGAN,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.02/2006 TENTANG PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH UNTUK MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis mengenai Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
Lebih terperinciKata Sambutan Kepala Badan
Kata Sambutan Kepala Badan Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Ringkasan dan Telaahan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan BPK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Lebih terperinci- Mereviu Peraturan, Pedoman dan Sosialisasi - Mengelola Keuangan - Menyusun Laporan Keuangan Badan Standardisasi Nasional
EEil'i) Term of Reference Nomor Dok : F-8-3-1 Revisi : 0 I iang;af feroit: Halaman : 'l dari 6 KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE DOKUMEN PENGETOTAAN KEUANGAN KEGIATAN TA 2016 Kementerian/Lembaga Unit
Lebih terperinciPeran Audit Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Peningkatan Transparansi Dan Akuntabilitas. 2. Kajian Pustaka dan Hipotesis
Peran Audit Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Peningkatan Transparansi Dan Akuntabilitas. (Penelitian pada 36 LKPD provinsi Jawa Tengah) Oleh : Tika Septiani, SE., M.Ak., Ak. 1. Pendahuluan
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-15.11-/216 DS4533-677-63-2338 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini. merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara Pemerintah
Lebih terperinci2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5948) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2017 tentang
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2017 KEMENKEU. Pemberian Insentif. TA 2017. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN
2013, No.1274 14 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pembenahan kebijakan dan peraturan perndang-undangan, penyiapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi pengelolaan keuangan negara terus dilakukan pemerintah melalui pembenahan kebijakan dan peraturan perndang-undangan, penyiapan infrastruktur sistem keuangan
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aset merupakan elemen neraca pemerintah daerah yang akan membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era reformasi sangat memberikan dampak yang positif bagi perubahan paradigma pembangunan nasional. Adapun perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak munculnya konsep New Public Management (NPM) pada tahun 1980-
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak munculnya konsep New Public Management (NPM) pada tahun 1980- an yang mengusung semangat manajemen sektor publik, semakin banyak negara di dunia yang
Lebih terperinci2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
No.1648, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOMINFO. Jabatan Fungsional. Pranata Hubungan Masyarakat. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di Indonesia selama beberapa dekade
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia berimplikasi pada akuntabilitas dan transparansi sistem pengelolaan keuangan
Lebih terperinciLaporan Keuangan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (05) Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Semester II TA. 2014
KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PENGENALAN SAI (SAK DAN SIMAK BMN) Bandung, 18 Mei 2010
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PENGENALAN SAI (SAK DAN SIMAK BMN) Bandung, 18 Mei 2010 ILUSTRASI AKUNTANSI Pembukuan Keuangan: Tanpa akuntansi Akuntansi sederhana (Basis Kas) Akuntansi yang berlaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam perkembangan sektor publik di Indonesia sekarang ini adalah semakin menguatnya tuntunan masyarakat kepada para penyelenggara pemerintahan. Salah satu yang menjadi
Lebih terperinciKondisi saat ini. Kondisi Yang diinginkan. Pembaharuan Sistem. Perencanaan. Pengembangan. Kompetensi MENGAPA PERLU KEGIATAN INI?
PUSAT PENGEMBANGAN PROGRAM DAN PEMBINAAN DIKLAT LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA MENGAPA PERLU KEGIATAN INI? Kompetensi ASN perlu dikembangkan masih identik dengan diklat Perencanaan belum sesuai tuntutan UU
Lebih terperinciKORELASI OPINI AUDIT BPK ATAS LKKL DENGAN HASIL EVALUASI LAKIP K/L
KORELASI OPINI AUDIT BPK ATAS LKKL DENGAN HASIL EVALUASI LAKIP K/L Oleh : Hindri Asmoko 1 ABSTRAK Opini audit BPK atas LKKL dan hasil evaluasi LAKIP K/L merupakan indikator kualitas dari LKKL dan LAKIP
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintah yang baik (Good Government Governance) merupakan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola pemerintah yang baik (Good Government Governance) merupakan isu aktual dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Praktik kepemerintahan yang baik
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 08 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 08 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 260/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 260/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARAA PENGELOLAAN ASET PADAA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGANN BEBAS DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Reformasi tata kelola pemerintahan dan organisasi sektor publik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi tata kelola pemerintahan dan organisasi sektor publik merupakan fenomena besar dalam konteks akuntansi sektor publik, hal ini bukan saja terjadi di Indonesia
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan.
No.34, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 3 TAHUN
Lebih terperinciANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007
ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007 Abstrak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kembali memberikan opini disclaimer atas Laporan Keuangan Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya pemerintahan yang baik (good governance) baik tuntutan demokrasi dan transparansi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance) merupakan isu aktual dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Praktik kepemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan sektor publik di Indonesia sekarang ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat kepada para penyelenggara pemerintahan. Salah satu yang menjadi
Lebih terperinciREVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN Deputi PIP Bidang Polhukam
Lebih terperinciSistem Pengendalian Internal dan Pemeriksaan Pengelolaan Tanggungjawab Keuangan Negara. Oleh : Lutfi Harris, M.Ak., Ak. Satuan Pengawasan Internal
Sistem Pengendalian Internal dan Pemeriksaan Pengelolaan Tanggungjawab Keuangan Negara Oleh : Lutfi Harris, M.Ak., Ak. Satuan Pengawasan Internal Malang, 2 Oktober 2015 PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Pasal 2 ayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang penelitian. Dimulai ketika runtuhnya orde baru dan dimulainya era reformasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Dimulai ketika runtuhnya orde baru dan dimulainya era reformasi, masyarakat indonesia menjadi lebih cerdas dan kritis terhadap langkahlangkah dan kebijakan
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-15.11-/215 DS32-7897-872-849 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik yang disebut. dengan laporan keuangan (Mardiasmo, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi sektor publik di Indonesia dalam praktiknya kini diwarnai dengan munculnya fenomena menguatnya tuntutan akuntabilitas atas organisasi-organisasi publik tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance) merupakan isu aktual dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Praktik kepemerintahan yang baik
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Tantangan utama pengelolaan Anggaran Pendapatan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1: Kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan. PMK No 76 Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1: Kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan PMK No 76 Tahun 2008... 114 Lampiran 2: Perhitungan tingkat kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan PMK No 76 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan sistem pengelolaan keuangan kementrian/kelembagaan adalah memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang ada di bawah organisasi/kelembagaan,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA Indonesia Nomor 3890);
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN NOMOR 73/DPD RI/IV/2012 2013 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER II TAHUN 2012 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 73/DPD RI/IV/2012 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi pengelolaan keuangan Negara masih terus dilakukan secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi pengelolaan keuangan Negara masih terus dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan agar amanat yang tertuang dalam pasal 3 ayat (1) Undang-Undang
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4/PMK.06/2013 TENTANG
' SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 4/PMK.06/2013 ' TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, dan proses penelitian. 1.1 Latar
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi, sosial dan politik adalah dengan mengembalikan kepercayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan. Seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan
Lebih terperinciPenyelengaraan diklat dilakukan sesuai dengan kurikulum dan silabus diklat
BAB V PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN A. Penyelenggaraan Pendidikan dan / atau Pelatihan Pedoman penyelenggaraan pendidikan dan/atau pelatihan personel bandar udara ini merupakan pedoman penyelenggaraan
Lebih terperinci