Peran Kementerian Dalam Negeri dalam Melaksanakan MDGs dan Bergerak Menuju SDGs

dokumen-dokumen yang mirip
(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Paparan Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

Target 2A : Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar

BAB III PEMANTAUAN DAN EVALUASI

CAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

KATA PENGANTAR. Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Ringkasan ini.

Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

MAKALAH KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Kesehatan Nasional

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO

SERIAL PEDOMAN TEKNIS

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

Dra. Nina Sardjunani, MA Deputi Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

MEWASPADAI DATA STATISTIK PADA PENCAPAIAN SASARAN MDGS. Fatia Fatimah Tati Rajati Andriyansah. UPBJJ-UT Padang

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

INTEGRASI SPM DALAM RPJMD. BAPPEDA KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2 Oktober 2012

LAMPIRAN III.1 INDIKATOR KINERJA KUNCI DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2008 ASPEK PENILAIAN PADA PENGAMBIL KEBIJAKAN RUMUS / PERHITUNGAN

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

DAFTAR ISI. RAD MDGs Jawa Tengah

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

TATARAN KAJIAN PENGAMBIL KEBIJAKAN DALAM RANGKA EKPPD

Kota/Kab. : Kota Malang

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH

Nina Sardjunani. Disampaikan pada Acara Bedah Buku MDGs Sebentar Lagi. Reuni Akbar Alumni ITB 75, Jakarta, 31 Januari 2011

Latar Belakang. Tujuan setiap warga negara terhadap kehidupannya adalah

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB II EVALUASI HASIL RKPD SAMPAI DENGAN TRIWULAN II

MENTERI DALAM NEGERI Jakarta 30 April 2013

KESIAPAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

LAPORAN SINGKAT PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS INDONESIA 2010

CAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN

Kata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

TATARAN PENGAMBIL KEBIJAKAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2015

ASPEK PENILAIAN PADA TATARAN PENGAMBIL KEBIJAKAN UNTUK PEMERINTAH KOTA

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs

Metadata untuk Penyusunan Rencana Aksi yang Partisipatif

PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

LAMPUNG LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 56 TAHUN 2011

BAB IV P E N U T U P

BAB I P E N D A H U L U A N

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN 2013

KEBIJAKAN SINKRONISASI PENANGANAN KAWASAN KUMUH DALAM DOKUMEN RPJMN DAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

LAMPIRAN III.1 TATARAN PENGAMBIL KEBIJAKAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2014

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

3/1/2018. Millennium Development Goals and Sustainable Development Goals. Pembangunan harus BERKELANJUTAN

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

LAMPIRAN III INDIKATOR KINERJA KUNCI DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2012 ASPEK PELAKSANA KEBIJAKAN (SKPD) UNTUK PEMERINTAH KABUPATEN

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA

BAB VI TUJUAN DAN SASARAN

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

No. IKK. 2 Rasio Rumah ber IMB. 3 Keberadaan PERDA RTRW. 4 Pengurusan KTP. 5 Biaya KTP Biaya KTP dalam PERDA

PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH)

PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 73 TAHUN 2009 TENTANG TATACARA PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN PENGINTEGRASIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

MENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL. Oleh : Drs. Andang Muryanta

Lampiran 1 KUESIONER RISKESDAS

Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. strategi pembangunan daerah mulai dari RPJPD , RPJMD ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

Peran Kementerian Dalam Negeri dalam Melaksanakan MDGs dan Bergerak Menuju SDGs Oleh: DR. SOEMARSONO, MDM Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Disampaikan pada: Pertemuan Nasional Kelompok Masyarakat Sipil Indonesia Hotel Aryaduta, Jakarta, 6 Oktober 2015 Kesiapan Indonesia Dalam Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Usulan Masyarakat Sipil

PENDAHULUAN Pembangunan berkelanjutan sudah merupakan salah satu strategi pembangunan pada beberapa negara di dunia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat beberapa dekade belakang ini, termasuk di Indonesia. Dalam kaitan pencapaian tujuan pembangunan millenium (MDG s) yang Tahun 2015 ini akan berakhir, Indonesia merupakan salah satu negara yang berhasil mencapai beberapa target MDG s dimaksud, walaupun diakui terdapat beberapa target tidak tercapai seperti penuruan Angka Kematian Ibu (AKI). Keberhasilan pencapaian target tersebut tidak lepas dari peran seluruh komponen, baik pemerintah maupun masyarakat secara luas. Dengan berakhirnya MDG s tahun 2015 ini, yang selanjutnya diganti dengan Agenda Sustainable Development Goal s (SDG s), peran dari setiap komponen yang terlibat dalam mensukseskan agenda MDG s harus dipertahankan, sehingga target SDG s dapat terapai lebih baik dari pencapaian target MDG s yang lalu. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) merasa berkepentingan untuk mendorong pencapaian target SDG s ini khusususnya dalam upaya agar Agenda MDG s dapat diimplementasikan dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Hal ini karena Kemendagri merupakan poros pemerintahan dan politik dalam negeri. Paparan ini akan mencoba memaparkan beberapa bentuk peran Kementerian Dalam Negeri dalam mendorong keberhasilan pencapaian target Agenda MDG s, dan selanjutnya akan menguraikan peran Kementerian Dalam Negeri dalam pencapaian Target 17 agenda SDG s Pasca 2015.

PERAN STRATEGIS KEMENDAGRI DALAM SISTEM PEMERINTAHAN UU NO. 23 TAHUN 2014 ttg PEMDA MDN melakukan pembinaan dan pengawasan umum penyelenggaraan pemda secara nasional POROS Pemerintahan & Politik Dalam Negeri menjamin keberlangsungan pelayanan & pemberdayaan masyarakat pembangunan daerah, demokrasi, penegakan hukum dan kesatuan bangsa berlandaskan Penjabaran Visi, Misi, dan Program sesuai dgn agenda prioritas NAWA CITA Presiden RI Jokowi-JK dlm PERPRES 2 Thn 2015 ttg RPJMN 2015-2019; Penjabaran Program Operasional KEMENDAGRI; Koordinasi antar K/L secara terpadu. komitmen bersama & partisipasi masyarakat melaksanakan program secara efektif, efisien, bersih berwibawa dlm rangka memperkokoh NKRI gubernur, bupati/walikota mengelola, & memecahkan berbagai isu-isu strategis Sehingga Tercapai SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2015-2019

PERAN KEMENDAGRI DALAM SUKSES OTONOMI DAERAH PRESIDEN RI Dalam penyelenggaraan urusan dibantu oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan tertentu MDN Binwas umum penyelenggaraan urusan pemerintahan yang telah diserahkan kepada daerah secara NASIONAL Menteri/Kepala Lembaga pemerintah nonkementerian Binwas yg bersifat teknis terhadap teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yg diserahkan ke daerah Pembinaan umum meliputi: (a) pembagian urusan pemerintahan; (b) kelembagaan daerah; (c) kepegawaian pada perangkat daerah; (d) keuangan daerah; (e) pembangunan daerah; (f) pelayanan publik di daerah; (g) kerja sama daerah; (h) kebijakan daerah; (i) kepala daerah dan DPRD; dan (j) (j) bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Peran Kemendagri dlm Pembangunan Daerah : Mengoodinasikan teknis pembangunan daerah K/L Pemda perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi pembangunan daerah

Millenium Development Goals Millenium Development Goals adalah sebuah paradigma pembangunan global, yang dideklasikan pada bulan September 2000 oleh 189 negara anggota United Nations Deklarasi tersebut menyepakati sebuah paket arah pembangunan global yang dirumuskan ke dalam beberapa tujuan sebagai berikut: Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Menurunkan Angka Kematian Anak Meningkatkan Kesehatan Ibu Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dan Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan

Peran Kemendagri Dalam Implementasi MDGs Surat Edaran Menteri PPN dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 0068/M.PPN/02/2012 dan Nomor: 050/583/SJ pada tanggal 22 Februari 2012 Tentang Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals) Tahun 2011-2015 Dukungan terhadap perencanaan dan pelaksanaan RAD MDGs Dukungan terhadap pelaksanaan berbagai program terkait implementasi MDGs, seperti program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) melalui Surat Nomor 413.3/7382/PMD Tanggal 12 September 2014

Status Pencapaian MDGs Indonesia Berdasarkan Laporan Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014 (Kementerian PPN- Bappenas, 2015), status pencapaian MDGs Indonesia dari 63 indikator yang ada adalah sebagai berikut : 13 indikator tercapai sebelum 2015 ( ) 36 indikator diperkirakan dapat dicapai pada tahun 2015/on-track () 14 indikator memerlukan usaha keras untuk mencapai sasaran pada tahun 2015/off track ( )

Status Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014 Dalam Tabel (disadur dari Laporan Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014) No Indikator Status Capaian Pada Tahun 2014 1.1 Proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari USD 1 (PPP) per kapita per hari 1.1a Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional 1.2 Indeks Kedalaman Kemiskinan 1.7 Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja 1.8 Prevalensi balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi 1.8a Prevalensi balita gizi buruk 1.8b Prevalensi balita gizi kurang

Status Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014 Dalam Tabel (disadur dari Laporan Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014) No Indikator Status Capaian Pada Tahun 2014 1.9 Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum - 1400 kkal/kapita/hari - 2000 kkal/kapita/hari 2.1 APM sekolah dasar 2.2 Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan sekolah dasar 2.3 Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki-laki 3.1 Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi

Status Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014 Dalam Tabel (disadur dari Laporan Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014) No Indikator Status Capaian Pada Tahun 2014 - Rasio APM perempuan/laki-laki di SD - Rasio APM perempuan/laki-laki di SMP - Rasio APM perempuan/laki-laki di SMA - Rasio APM perempuan/laki-laki di Perguruan Tinggi 3.1a Rasio melek huruf perempuan terhadap lakilaki pada kelompok usia 15-24 tahun 3.2 Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian 3.3 Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR 4.1 Angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup

Status Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014 Dalam Tabel (disadur dari Laporan Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014) No Indikator Status Capaian Pada Tahun 2014 4.2 AKB per 1000 kelahiran hidup 4.2.a Angka kematian neonatal per 1000 kelahiran hidup 4.3 Presentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak 5.1 Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 5.2 Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga terlatih 5.3 CPR bagi perempuan menikah 15-49 tahun semua cara 5.3a CPR pada perempuan menikah 15-49 tahun, cara modern

Status Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014 Dalam Tabel (disadur dari Laporan Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014) No Indikator Status Capaian Pada Tahun 2014 5.4 Angka kelahiran remaja perempuan usia 15-19 tahun per 1000 perempuan pada kelompok usia yang sama 5.5 Cakupan pelayanan antenatal (sedikitnya satu kali dan empat kali kunjungan) - 1 kunjungan - 4 kunjungan 5.6 Unmeet Need KB 6.1 Prevalensi HIV AIDS dari total populasi 6.2 Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko tinggi 6.3 Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV-AIDS

Status Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014 Dalam Tabel (disadur dari Laporan Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014) No Indikator Status Capaian Pada Tahun 2014 6.5 Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral 6.6 Angka kejadian dan tingkat kematian akibat Malaria 6.6a Angka kejadian Malaria (per 1000 penduduk) 6.7 Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida 6.8 Proporsi anak balita dengan demam yang diobati obat anti malaria yang tepat 6.9 Angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian akibat TBC 6.10 Proposi jumlah kasus TBS yang terdeteksi dan diobati dalam program DOTS

Status Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014 Dalam Tabel (disadur dari Laporan Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014) No Indikator Status Capaian Pada Tahun 2014 7.1 Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan 7.2 Jumlah emisi karbon dioksida (CO2) 7.3 Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton 7.4 Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman 7.5 Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total kawasan hutan 7.6 Rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas perairan teritorial

Status Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014 Dalam Tabel (disadur dari Laporan Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014) No Indikator Status Capaian Pada Tahun 2014 7.8 Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan - Perkotaan - Perdesaan 7.9 Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan - Perkotaan - Perdesaan 7.10 Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan 8.6a Rasio Ekspor Impor terhadap PDB 8.6b Rasio pinjaman terhadap simpanan di bank umum

Status Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014 Dalam Tabel (disadur dari Laporan Pencapaian MDGs Indonesia Tahun 2014) No Indikator Status Capaian Pada Tahun 2014 8.6c Rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB 8.12 Rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB 8.14 Proporsi penduduk yang memiliki jaringan PSTN 8.15 Proporsi penduduk yang memiliki telepon seluler 8.16 Proporsi rumah tangga dengan akses internet 8.16a Proporsi rumah tangga yang memiliki komputer pribadi

Menuju SDGs Sustainable Development Goals (SDGs) adalah konsep pembangunan global yang akan dilaksanakan pada 2015-2030 sebagai perluasan dari program MDGs yang akan berakhir di tahun 2015 Pencapaian MDGs menjadi dasar pelaksanaan SDGs ke depan Baru-baru ini UN telah melaksanakan konferensi UN Sustainable Development Summit dari tanggal 25-27 September 2015 untuk mengadopsi agenda pembangunan global Pasca-2015..

Tantangan Yang Dihadapi Menuju SDGs (Pasca MDGs) Inside Indonesia (2015) menyebut bahwa Indonesia menunjukkan hasil beragam (mixed results) dalam hal pencapaian MDGs Inside Indonesia menyebut beberapa tantangan/lesson learned untuk menjadi perhatian pembangunan global pasca MDGs : 1. Perlunya kerjasama lintas sektor pemerintahan, khususnya untuk pencapaian target di bidang kesehatan 2. Perlunya menguatkan komitmen jangka panjang dari stakeholders di daerah yang kurang berkembang, seperti Indonesia Timur 3. Perlunya memberi dukungan kepada Pemerintah Daerah untuk menerjemahkan SDGs ke dalam rencana aksi yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan daerah 4. Perlunya diseminasi informasi secara cepat dan akurat 5. Perlunya mekanisme monitoring dan evaluasi yang efektif untuk meminimalisir kesenjangan implementasi antar daerah

Apa yang dapat dilakukan Kemendagri? Sebagai pembina dan pengawas pemerintahan daerah, Kemendagri dapat melakukan: 1. Kolaborasi dengan Kementerian lain. Karetji (2015) menyebut bahwa pendekatan terpadu lintas sektor diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan pasca MDGs. Contoh pembangunan di bidang kesehatan yang semula berfokus pada program di Kementerian Kesehatan, menjadi pembangunan sistem kesehatan bekerjasama dengan Kemendagri melalui peningkatan kapasitas dan penetapan standar kompetensi Pemda (SPM); 2. Dukungan integrasi program SDGs ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah (Musrenbang); 3. Dukungan terhadap diseminasi informasi dan koordinasi program khususnya di daerah terpencil; 4. Dukungan untuk memfasilitasi implementasi program melalui komunitas masyarakat; 5. Dukungan untuk evaluasi capaian indikator SDGs melalui EKPPD Terhadap Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) yang wajib disusun oleh Pemda dan diserahkan kepada Pemerintah Pusat setiap tahun; 6. Disamping LPPD yang harus disusun dan diserahkan kepada Pemerintah, Pemda juga harus menyusun informasi LPPD yang ditujjukan kepada masyarakat berupa ringkasan capaian kinerja dari LPPD.

7 Peran Strategis Kemendagri Untuk Kerbehasilan Pencapaian Target SDG s di Daerah 1. Melakukan sosialisasi kepada seluruh pemerintah daerah agar dapat dipahami 17 Agenda SDG s, pasca MDG s Tahun 2015. 2. Menjadikan indikator dan pencapaian target SDG s sebagai alat ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hal ini konkritnya disajikan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah (RPJMD, Renstra Perangkat Daerah, RKPD, dan APBD). 3. Mendorong pemerintah daerah untuk melaksanakan gerakan nasional untuk Pencapaian Target 17 Agenda SDG s Pasca MDG s Tahun 2015. 4. Mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan kebijakan atau produk hukum guna dapat mewujudkan tercapainya 17 agenda SDG s. 5. Melakukan pembinaan kepada anggota lembaga perwakilan daerah (DPRD) untuk memahami ageda SDG s, yang selanjutnya diharapkan agar kebijakan atau Peraturan Daerah yang diterbitkan berwawasan lingkungan. 6. Mendorong penguatan kelembagaan daerah, baik kelembagaan lingkungan hidup maupun kelembagaan terkait lain seperti Pendidikan, Kesehatan dan Kehutanan untuk mengembangkan program pencapaian target SDG s. 7. Memberikan Insentif dan disinsentif kepada Daerah yang berhasil atau belum berhasil dalam mendukung tercapainya agenda SDG s

Indonesia : Pilot Project Goal 16 Pada tahun 2014, Indonesia menjadi salah satu negara pilot exercise SDG s Goal 16 : Peace, Justice and Strong Institutions Goal 16 dipilih dengan tujuan untuk berbagai pengalaman terkait sektor governance serta meningkatkan pemahaman dan keterlibatan stakeholders terkait SDGs di Indonesia Laporan akhir pelaksanaan pilot exercise Goal 16 oleh Indonesia akan disampaikan di UN Sustainable Development Summit pada tanggal 25-27 September 2015 Ditjen Otonomi Daerah Kemendagri merupakan bagian dari Working Group Inclusive and Accountable Institutions (salah satu target Goal 16)

Target Goal 16 Human Rights and Justice Bantuan Hukum. Meningkatnya alokasi anggaran untuk bantuan hukum. Indikator: Jumlah alokasi anggaran untuk bantuan hukum Meningkatnya jumlah justice seeker yang mendapat bantuan hukum. Indikator: Jumlah justice seeker yang mendapat bantuan hukum Identitas Hukum Bagi Masyarakat Meningkatnya jaminan hak sipil warganegara. Indikator : Jumlah warga negara yang mendapat akte kelahiran Inclusive and Accountable Institutions Kapasitas Negara Meningkatnya efektifitas kinerja Pemda. Indikator: Indonesian Governance Index, publikasi oleh Kemitraan Partnership Meningkatnya kualitas pelayanan publik. Indikator: Skor Integritas Pelayanan Publik (KPK) Skor SPM Anti Korupsi Indeks Penegakan Hukum Indeks Perilaku Anti Korupsi Democracy and Inclusive Society Konsolidasi Demokrasi Meningkatnya kinerja demokrasi di Indonesia. Indikator: Indeks Demokrasi Indonesia (BPS)

Monitoring Target dan Indikator Goal 16 Melalui EKPPD Target Goal 16 Indikator Goal 16 Indikator EKPPD Meningkatnya efektivitas kinerja Pemda Meningkatnya kualitas pelayanan publik Indonesia Governance Index (Partisipasi, keadilan, akuntabilitas, transparansi, efisiensi, efektivitas, birokrasi, masyarakat sipil, masyarakat ekonomi) Skor SPM Seluruh IKK di Lampiran 1. Pengambil Kebijakan Seluruh IKK di Lampiran 3. Pelaksana Kebijakan (Capaian Urusan Pemerintahan) Relevansi Seluruh IKK di Lampiran Pengambil Kebijakan mengukur kinerja tataran pengambil kebijakan termasuk di antaranya keselarasan dan efektivitas hubungan Pemda dan DPRD, efektivitas proses decision making oleh DPRD, KDH dan tindak lanjut pelaksanaannya dll Seluruh IKK di Lampiran 3. Pelaksana Kebijakan mengukur capaian kinerja pemerintahan, dengan IKK yang mengadopsi keluaran atau capaian SPM yang ditetapkan oleh Kementerian Teknis lainnya sehingga hasil IKK dapat digunakan untuk memonitor kualitas pelayanan publik Pemda sesuai baseline yang ada

Monitoring Target dan Indikator Goal 16 Melalui EKPPD (Lampiran I) Target Goal 16 Indikator Goal 16 Indikator EKPPD Relevansi Meningkatnya efektivitas kinerja Pemda Indonesia Governance Index (Partisipasi, keadilan, akuntabilitas, transparansi, efisiensi, efektivitas, birokrasi, masyarakat sipil, masyarakat ekonomi Penyampaian Laporan Kepada Pemerintah (IKK 4-5) Implementasi SPM (IKK 6) Frekuensi Kerjasama dengan Daerah Lain (IKK 7) Mengukur keselarasan dan efektivitas hubungan antara Pemda dan Pemerintah Pusat serta antar Pemda dalam rangka pengembangan otonomi daerah Kesesuaian Prioritas Pembangunan (IKK 8) Jumlah urusan wajib yang diselenggarakan daerah/kewenangan (IKK 9) Mengukur keselarasan kebijakan Pemda dan Kebijakan Pemerintah Belanja Untuk Pelayanan Dasar (IKK 12) Belanja Untuk Pendidikan Kesehatan (IKK 13)

Monitoring Target dan Indikator Goal 16 Melalui EKPPD (Lampiran I) Target Goal 16 Indikator Goal 16 Indikator EKPPD Relevansi Meningkatnya efektivitas kinerja Pemda Indonesia Governance Index (Partisipasi, keadilan, akuntabilitas, transparansi, efisiensi, efektivitas, birokrasi, masyarakat sipil, masyarakat ekonomi Jumlah Perda Tahun Berlaku (IKK 18) Jumlah Raperda yang Disetujui DPRD (IKK 19) Rekomendasi DPRD yang ditindaklanjuti Pemda (IKK 20) Mengukur efektivitas hubungan antara Pemda dan DPRD Mengukur efektivitas proses pengambilan keputusan oleh DPRD dan tindak lanjut pelaksanaan keputusan Keputusan Gubernur yang ditindaklanjuti (IKK 21) Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh KDH beserta tindak lanjut pelaksanaan keputusan Peraturan Gubernur yang ditindaklanjuti (IKK 22) Keberadaan Perda tentang Konsultasi Publik (IKK 24) Mengukur intensitas dan efektivitas proses konsultasi publik antara Pemda dan masyarakat atas penetaban kebijakan publik yang strategis dan relevan untuk daerah

Monitoring Target dan Indikator Goal 16 Melalui EKPPD (Lampiran I) Target Goal 16 Meningkatnya efektivitas kinerja Pemda Indikator Goal 16 Indonesia Governance Index (Partisipasi, keadilan, akuntabilita, transparansi, efisiensi, efektivitas, birokrasi, masyarakat sipil, masyarakat ekonomi Indikator EKPPD Dana perimbangan yang terserap dibanding yang direncanakan (IKK 26) Jumlah belanja publik terhadap DAU (IKK 27) Jumlah belanja publik terhadap total APBD (IKK 28) Besaran PAD terhadap seluruh pendapatan dalam APBD (IKK 29) Opini BPK terhadap Laporan Keuangan (IKK 30) Tindak lanjut temuan BPK RI (IKK 34) Realisasi PAD terhadap potensi PAD/peta potensi daerah (IKK 35) Keberadaan e-procurement (IKK 38) Jumlah persetujuan investasi (IKK 39) Relevansi Mengukur transparasi Pemda dalam pemanfaatan alokasi pencairan dan penyerapan DAU, DAK dan bagi hasi Mengukur intensitas, efektivitas dan transparansi pemungutan sumbersumber PAD dan pinjaman/obligasi daerah Mengukur efektivitas perencanaan, penyusunan, pelaksanaan tata usaha, pertanggungjawaban dan pengawasan APBD Mengukur efektivitas pengelolaan potensi daerah oleh Pemda

Terimakasih

References Davis, B & Dibley, T (2015), Indonesia s Millenium Development Goal Report Card, Inside Indonesia, http://www.insideindonesia.org/indonesia-s-millenniumdevelopment-goal-report-card (accessed 23 September 2015) Karetji, P (2015), Where To Now For The MDGs in Indonesia, Inside Indonesia, http://www.insideindonesia.org/whereto-now-for-the-mdgs-in-indonesia (accessed 23 September 2015) Sardjunani, N (2015), Overview Pencapaian MDGs di Indonesia 2015, Kementerian PPN/Bappenas, http://sekretariatmdgs.or.id/?lang=id&cat=19 (accessed 23 September 2015)