KEJANG NEONATORUM A. Definisi B. Etiologi

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH KEJANG PADA NEONATUS BAB I PENDAHULUAN. rektal lebih dari 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (diluar rongga

Kejang Pada Neonatus

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu kesehatan Anak, khususnya

KEJANG PADA NEONATUS KELOM POK 4B :

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

Algoritme Tatalaksana Kejang Akut dan Status Epileptikus pada Anak

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

ASUHAN PADA BAYI DENGAN TETANUS NEONATORUM

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan neonatal dan bayi muda infeksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan Neonatus-Berat Badan lahir rendah. Catatan untuk fasilitator.

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB I PENDAHULUAN DEFINISI ETIOLOGI

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR. Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A.

Biasanya Kejang Demam terjadi akibat adanya Infeksi ekstrakranial, misalnya OMA dan infeksi respiratorius bagian atas

BAYI DARI IBU DIABETES

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 o C) yang disebabkan oleh proses

BAB I PENDAHULUAN. bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Bayi dengan asfiksia neonatorum

KELOMPOK E DEPERTEMEN ANAK SRIYANTI B. MATHILDIS TAMONOB RANI LEKSI NDOLU HARRYMAN ABDULLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap. Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD

KEJANG DEMAM SEDERHANA PADA ANAK YANG DISEBABKAN KARENA INFEKSI TONSIL DAN FARING

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

SILABUS PERKULIAHAN BLOK ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TA PROGRAM STUDI KEBIDANAN FKUB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Preeklampsia dan Eklampsia

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

EMBOLI AIR KETUBAN. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan.

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

Pemeriksaan Fisis Neonatus

TINJAUAN PUSTAKA. cepat sehingga sering kali tidak terpantau tanpa pengobatan yang memadai sehingga

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.NY S BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BERAT. : Ruang bayi RSUD R.Syamsudin SH. Tanggal/Jam Lahir : 25 Maret 2012 jam 19.

Kuliah 4 Psikologi Perkembangan I Adriatik Ivanti, M.Psi MASA BAYI BARU LAHIR

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : YOLANDA KOLO

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

infeksi setempat hanya bila tidak Bila ya, Apakah wajahnya

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

ANAK. DIVISI ENDOKRINOLOGI ANAK FKUSU/RSHAM Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS,SpA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

Diagnosa Banding Kejang Pdf Download ->>->>->> DOWNLOAD

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

Di Susun Oleh : CITRA NURITA.A MUSTABSIROH SRI HANDIYANI SRI MURTININGSIH TITA KANIAWATI WIWIN WINANINGSIH

KEJANG PADA ANAK. Oleh: Nia Kania, dr., SpA., MKes

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal ini tanpa melihat mempertimbangkan penggunaan insulin atau adanya gangguan

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI

Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter?

HUBUNGAN ANTARA INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA INDUKSI

Waspada Keracunan Phenylpropanolamin (PPA)

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Curiculum vitae. Dokter umum 1991-FKUI Spesialis anak 2002 FKUI Spesialis konsultan 2008 Kolegium IDAI Doktor 2013 FKUI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Cerebral Palsy (CP) adalah suatu kelainan gerak dan. kerusakan atau gangguan disel-sel motorik pada susunan

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan

MENINGITIS. b. Anak Umur 2 Bulan Sampai Dengan 2 Tahun 1) Gambaran klasik (-).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram,

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,

Transkripsi:

KEJANG NEONATORUM A. Definisi Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau dalam 28 hari sesudah lahir (Buku Kesehatan Anak). Menurut Brown (1974) kejang adalah suatu aritma serebral. Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi motorik maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak (Buku Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Dasar). Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala gangguan syaraf dan tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang menetap di kemudian hari. Bila penyebab tersebut diketahui harus segera di obati. Hal yang paling penting dari kejang pada bayi baru lahir adalah mengenal kejangnya, mendiagnosis penyakit penyebabnya dan memberikan pertolongan terarah, bukan hanya mencoba menanggulangi kejang tersebut dengan obat antikonvulsan. Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejangkejang, tiba-tiba menangis melengking. Tonus otot hilang disertai atau tidak dengan kehilangan kesadaran, gerakan yang tidak menentu (involuntary movements) nistagmus atau mata mengedip-edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan. Oleh karena itu Manifestasi klinik yang berbeda-beda dan bervariasi, sering kali kejang pada bayi baru lahir tidak di kenali oleh yang belum berpengalaman. Dalam prinsip, setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir apabila berangsur berulang-ulang dan periodik, harus dipikirkan kemungkinan Manifestasi kejang. B. Etiologi 1. Metabolik a. Hipoglikemia Bila kadar darah gula kurang dari 30 mg% pada neonatus cukup bulan dan kurang dari 20 mg% pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Hipoglikemia dapat dengan/tanpa gejala. Gejala dapat berupa serangan apnea, kejang sianosis, minum lemah, biasanya terdapat pada bayi berat badan lahir rendah, bayi kembar yang kecil, bayi dari ibu penderita diabetes melitus, asfiksia. b. Hipokalsemia

- Yaitu: keadaan kadar kalsium pada plasma kurang dari 8 mg/100 ml atau kurang dari 8 mg/100 ml atau kurang dari 4 MEq/L - Gejala: tangis dengan nada tinggi, tonus berkurang, kejang dan diantara dua serangan bayi dalam keadaan baik. c. Hipomagnesemia - Yaitu kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,2 meg/l. biasanya terdapat bersama-sama dengan hipokalsemia, hipoglikemia dan lain-lain. - Gejala kejang yang tidak dapat di atasi atau hipokalsemia yang tidak dapat sembuh dengan pengobatan yang adekuat. d. Hiponatremia dan hipernatremia Hiponatremia adalah kadar Na dalam serum kurang dari 130 meg/l. gejalanya adalah kejang, tremor. Hipertremia, kadar Na dalam darah lebih dari 145 meg/l. Kejang yang biasanya disebabkan oleh karena trombosis vena atau adanya petekis dalam otak. e. Defisiensi pirodiksin dan dependensi piridoksisn Merupakan akibat kekurangan vitamin B6. gejalanya adalah kejang yang hebat dan tidak hilang dengan pemberian obat anti kejang, kalsium, glukosa, dan lainlain. Pengobatan dengan memberikan 50 mg pirodiksin f. Asfiksia Suatu keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir etiologi karena adanya gangguan pertukaran gas dan transfer O 2 dari ibu ke janin. 2. Perdarahan intracranial Dapat disebabkan oleh trauma lahir seperti asfiksia atau hipoksia, defisiensi vitamin K, trombositopenia. Perdarahan dapat terjadi sub dural, dub aroknoid, intraventrikulus dan intraserebral. Biasanya disertai hipoglikemia, hipokalsemia. Diagnosis yang tepat sukar ditetapkan, fungsi lumbal dan offalmoskopi mungkin dapat membantu diagnosis. Terapi : pemberian obat anti kejang dan perbaikan gangguan metabolism bila ada. 3. Infeksi Infeksi dapat menyebabkan kejang, seperti : tetanus dan meningitis 4. Genetik/kelainan bawaan Penyebab lain a. Polisikemia

Biasanya terdapat pada bayi berat lahir rendah, infufisiensi placenta, transfuse dari bayi kembar yang satunya ke bayi kembar yang lain dengan kadar hemoktrokit di atas 65% b. Kejang idiopatik Tidak memerlukan pengobatan yang spesifik, bila tidak diketahui penyebabnya berikan oksigen untuk sianosisnya c. Toksin estrogen Misalnya : hexachlorophene C. Patogenesis Kejang pada neonatus seringkali tidak dikenali kerena bentuknya yang berbeda dengan kejang orang dewasa dan anak-anak. Penyelidikan sinemotografi dan EEG menunjukkan bahwa kelainan pada EGG sesuai dengan twitching dari muka, kedipan muka, menguap, kaku tiba-tiba dan sebagainya. Oleh karena itu, kejang pada bayi baru lahir tidak spesifikasi dan lebih banyak digunakan istilah fit atau seizure. Manifestasi yang berbeda-beda ini disebabkan morfologi dan organisasi dari korteks serebri yang belum terbentuk sempurna pada neonatus (Froeman, 1975). Demikian pula pembentukan dendrit, synopsis dan mielinasasi. Susunan syarat pusat pada neonatus terutama berfungsi pada medulla spinalis dan batang orak. Kelainan lokal pada neuron tidak disalurkan kepada jaringan berikutnya sehingga kejang umum jarang terjadi. Batang otak berhubungan dengan gerakan-gerakan seperti menghisap, gerakan bola mata, pernafasan dan sebagainya, sedangkan fleksi umum atau kekakuan secara fokal atau umum adalah gejala medula spinalis. D. Klasifikasi Kejang Volve (1977)membagi kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut : 1. Bentuk kejang yang hampir tidak terlihat (Subtle) yang sering tidak di insafi sebagai kejang. Terbanyak di dapat pada neonatus berupa : a. Deviasi horizontal bola mata b. Getaran dari kelopak mata (berkedip-kedip) c. Gerakan pipi dan mulut seperti menghisap, mengunyah, mengecap, dan menguap d. Opnu berulang e. Gerakan tonik tungkai 2. Kejang klonik multifokal (miogratory)

Gerakan klonik berpindah-pindah dari satu anggota gerak ke yang lain secara tidak teratur, kadang-kadang kejang yang satu dengan yang lain dapat menyerupai kejang umum. 3. Kejang tonik Ekstensi kedua tungkai, kadang-kadang dengan flexi kedua lengan menyerupai dekortikasi 4. Kejang miokolik Berupa gerakan flexi seketika seluruh tubuh, jarang terlihat pada neonatus 5. Kejang umum Kejang seluruh badan, sianosis, kesadaran menurun 6. Kejang fokal Gerakan ritmik 2-3 x/detik. Sentakan yang dimulai dari salah satu kaki, tangan atau muka (gerakan mata yang berputar-putar, menguap, mata berkedip-kedip, nistagmus, tangis dengan nada tinggi). E. Manifestasi a. Kejang tersamar Hampir tidak terlihat Menggambarkan perubahan tingkah laku b. Bentuk kejang : Otot muka, mulut, lidah menunjukan gerakan menyeringai Gerakan terkejut-kejut pada mulut dan pipi secara tiba-tiba menghisap, mengunyah, menelan menguap Gerakan bola mata ; deviasi bola mata secara horisontal, kelopak mata berkedipkedip, gerakan cepat dari bola mata Gerakan pada ekstremitas : pergerakan seperti berenang, mangayuh pada anggota gerak atas dan bawah Pernafasan apnea, BBLR hiperpnea Untuk memastikan : pemeriksaan EEG c. Kejang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan dan tungkai 1) Kejang klonik - Berlangsung selama 1-3 detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran

- Dapat disebabkan trauma fokal - BBL dengan kejang klonik fokal perlu pemeriksaan USG, pemeriksaan kepala untuk mengetahui adanya perdarahan otak, kemungkinan infark serebri - Kejang klonik multifokal sering terjadi pada BBL, terutama bayi cukup bulan dengan BB>2500 gram - Bentuk kejang : gerakan klonik pada satu atau lebih anggota gerak yang berpindah-pindah atau terpisah secara teratur, misal kejang klonik lengan kiri diikuti kejang klonik tungkai bawah kanan 2) Kejang tonik - Terdapat pada BBLR, masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan pada bayi dengan komplikasi perinatal berat - Bentuk kejang : berupa pergerakan tonik satu ekstremitas, pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai, menyerupai sikap deserebasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi 3) Kejang mioklonik - Gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat, gerakan menyerupai refleks moro d. Gemetar - Sering membingungkan - Kadang terdapat pada bayi normal yang dalam keadaan lapar (hipoglikemia, hipokalsemia, hiperiritabilitas neuromuscular) - Gerakan tremor cepat - Tidak disertai gerakan cara melihatabnormal atau gerakan bola mata - Dapat timbul dengan merangsang bayi, sedangkan kejang tidak timbul dengan perangsangan - Gerakan dominan adalah gerakan tremor - Pergerakan ritmik anggota gerak pada gemetar dihentikan dengan melakukan fleksi anggota gerak e. Apnea - Pada BBLR pernafasan tidak teratur, diselingi dengan henti nafas 3-6 detik, sering diikuti dengan hiperapnea 10-15 detik - Berhentinya pernafasan tidak disertai perubahan denyut jantung, tekanan darah, suhu badan, warna kulit

- Bentuk pernafasan disebut pernafasan periodik disebabkan belum sempurnanya pusat pernafasan di batang otak - Serangan apnea tiba-tiba disertai kesadaran menurun pada BBLR dicurigai adanya perdarahan intracranial - Perlu pemeriksaan USG f. Manifestasi kejang pada BBL Tremor/gemetar Hiperaktif Kejang-kejang Tiba-tiba menangis melengking Tonus otot hilang diserati atau tidak dengan hilangnya kesadaran Pergerakan tidak terkendali Nistagmus atau mata mengedip ngedip paroksismal F. Diagnosis 1. Anamnesa a. Anemnesa lengkap mengenai keadaan ibu pada saat hamil b. Obat yang di minum oleh ibu saat hamil c. Obat yang diberikan dan yang diperlukan sewaktu persalinan d. Apakah ada anak dan keluarga yang sebelumnya menderita kejang dan lain-lain. e. Riwayat persalinan: bayi lahir prematus, lahir dengan tindakan, penolong persalinan, asfiksia neontorum f. Riwayat immunisasi tetanus ibu, penolong persalinan bukan tenaga kesehatan g. Riwayat perawatan tali pusat dengan obat tradisional h. Riwayat kejang, penurunan kesadaran, ada gerakan abnormal pada mata, mulut, lidah, ekstremitas i. Riwayat spasme atau kekakukan pada ekstremitas, otot mulut dan perut j. Kejang dipicu oleh kebisingan atau prosedur atau tindakan pengobatan k. Riwayat bayi malas minum sesudah dapat minum normal l. Adanya faktor resiko infeksi m. Riwayat ibu mendapatkan obat, misal: heroin, metadon, propoxypen, alkohol n. Riwayat perubahan warna kulit (kuning) o. Saat timbulnya dan lama terjadinya kejang

2. Pemeriksaan fisik a. Kejang 1) Gerakan normal pada wajah, mata, mulut, lidah dan ekstremitas 2) Ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan seperti mengayuh sepeda, mata berkedip berputar, juling 3) Tangisan melengking dengan nada tinggi, sukar berhenti 4) Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun besar menonjol, suhu tidak normal b. Spasme 1) Bayi tetap sadar, menangis kesakitan 2) Trismus, kekakuan otot mulut pada ekstremitas, perut, kontraksi otot, tidak terkendali dipicu oleh kebisingan, cahaya atau prosedur diagnostik 3) Infeksi tali pusat 3. Pemeriksaan laboratorium Gula darah, kalsium, fospor, magnesium, natrium, bilirubin, fungsi lumbal, darah tepi, dan kalau mungkin biakan darah dan cairan serebrospinal foto kepala dan EEG, pemeriksaan sedapat mungkin terarah. G. Prognosis Tergantung dari cepat lambatnya timbul kejang (makin dini timbulnya kejang, makin tinggi angka kematian dan gejala usia) beratnya penyakit, fasilitas laboratorium, cepat lambatnya mendapat pengobatan yang adekuat dan baik tidaknya perawatan. H. Penanganan (Buku Acuan Nasional Maternatal dan Neonatal) 1. Prinsip dasar tindakan mengatasi kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut: a. Mengatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang-kejang (Misal : diazepam, fenobarbital, fenotin/dilantin) b. Menjaga jalan nafas tetap bebas dengan resusitasi c. Mencari faktor penyebab kejang d. Mengobati penyebab kejang (mengobati hipoglikemia, hipokalsemia dan lain-lain) 2. Obat anti kejang (Buku Acuan Nasional Maternatal dan Neonatal, 2002) a. Diazepam

Dosis 0,1-0,3 mg/kg BB IV disuntikan perlahan-lahan sampai kejang hilang atau berhenti. Dapat diulangi pada kejang beruang, tetapi tidak dianjurkan untuk digunakan pada dosis pemeliharaan b. Fenobarbital Dosis 5-10 mg/kg BB IV disuntikkan perlahan-lahan, jika kejang berlanjut lagi dalam 5-10 menit. Fenitoin diberikan apabila kejang tidak dapat di berikan 4-7 mg/kg BB IV pada hari pertama di lanjutkan dengan dosis pemeliharaan 4-7 mg/kg BB atau oral dalam 2 dosis. 3. Penanganan kejang pada bayi baru lahir (Buku Acuan Nasional Maternal dan Neonatal, 2002) a. Bayi diletakkan dalam tempat yang hangat pastikan bahwa bayi tidak kedinginan. Suhu dipertahankan 36,5 o C - 37 o C b. Jalan nafas bayi dibersihkan dengan tindakan penghisap lendir di seputar mulut, hidung sampai nasofaring c. Bila bayi apnea dilakukan pertolongan agar bayi bernafas lagi dengan alat bantu balon dan sungkup, diberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter/menit d. Dilakukan pemasangan infus intravena di pembuluh darah perifer di tangan, kaki, atau kepala. Bila bayi diduga dilahirkan oleh ibu berpenyakit diabetesmiletus dilakukan pemasangan infus melalui vena umbilikostis e. Bila infus sudah terpasang di beri obat anti kejang diazepam 0,5 mg/kg supositoria IM setiap 2 menit sampai kejang teratasi, kemudian di tambah luminal (fenobarbital 30 mg IM/IV) f. Nilai kondisi bayi selama 15 menit. Perhatikan kelainan fisik yang ada g. Bila kejang sudah teratasi, diberi cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kg BB/hari h. Dilakukan anamnesis mengenai keadaan bayi untuk mencari faktor penyebab kejang 1) Apakah kemungkinan bayi dilahirkan oleh ibu yang berpenyakit DM 2) Apakah kemungkinan bayi prematur 3) Apakah kemungkinan bayi mengalami asfiksia 4) Apakah kemungkinan ibu bayi mengidap/menggunakan narkotika i. Bila sudah teratasi di ambil bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk mencari faktor penyebab kejang, misalnya : 1) Darah tepi

2) Elektrolit darah 3) Gula darah 4) Kimia darah (kalsium, magnesium) j. Bila kecurigaan kearah pepsis dilakukan pemeriksaan fungsi lumbal k. Obat diberikan sesuai dengan hasil penelitian ulang l. Apabila kejang masih berulang, diazepam dapat diberikan lagi sampai 2 kali.