MODIFIKASI 99 Mo AUTOMATIC LOADING SYSTEM GENERATOR 99 Mo/ 99 mtc BERBASIS PZC

dokumen-dokumen yang mirip
MODIFIKASI,,99MO AUTOMATIC LOADING SYSTEM" GENERATOR 99MO/99MTC BERBASIS PZC

APLIKASI PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) SEBAGAI SISTEM KONTROL PADA Modifikasi Automatic Loading Machine Generator 99 Mo/ 99m Tc berbasis PZC

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN 99 Mo DARI GENERATOR 99 Mo/ 99m Tc BERBASIS PZC

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN BERBASIS PZC (POLY ZIRCONIUM COMPOUND)

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN 99 Mo (Mo BREAKTHROUGH) DARI GENERATOR

44 ISSN Adang H.G.., dkk.

UNJUK KERJA GENERATOR RADIOISOTOP 99 Mo/ 99m Tc DENGAN RADIOAKTIVITAS 99 Mo 600 DAN 800 mci BERBASIS PZC *

Unjuk Kerja Generator Radioisotop Mo/ Tc dengan Radioaktivitas

KARAKTERISASI PZC SEBAGAI PENGISI KOLOM GENERATOR 99 MO/ 99M TC

KARAKTERISASI PZC SEBAGAI PENGISI KOLOM GENERATOR 99 Mo/ 99m Tc

PENGARUH REGENERASI KOLOM ALUMINA ASAM TERHADAP RECOVERY DAN KUALITAS 99m Tc HASIL EKSTRAKSI PELARUT MEK DARI 99 Mo HASIL AKTIVASI NEUTRON

PENGEMBANGAN MATERIAL BERBASIS ZIRKONIUM (MBZ) SEBAGAI ADSORBEN PADA GENERATOR 99MO /99MTC

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL E. PELAPISAN MATERIAL BERBASIS ZIRKONIUM SEBAGAI PENYERAP MOLIBDENUM UNTUK PREPARASI GENERATOR 99 Mo/ 99m Tc

UJI PRODUKSI 99 Mo HASIL FISI DENGAN BAHAN SASARAN FOIL LEU BUATAN P2TBDU-BATAN

UNJUK KERJA GENERA TOR 99Mol9mTcDENGAN RADIOAKTIVITAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

PENGOLAHAN LIMBAH URANIUM CAIR DENGAN ZEOLIT MURNI DAN H-ZEOLIT SERTA SOLIDIFIKASI DENGAN POLIMER EPOKSI

BAB I PENDAHULUAN. kuat dilaboratorium kimia. Metode kromatografi, karena pemanfaatannya

ANALISIS DAN PENGENDALIAN KONDUKTIVITAS AIR PADA KOLOM RESIN CAMPURAN (MIX-BED) SISTEM AIR BEBAS MINERAL (GCA 01)

KAJIAN BESARNYA DOSIS YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI PADA PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C

Suhaedi Muhammad, Rimin Sumantri PTKMR BATAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

PRODUKSI RADIOISOTOP. NANIK DWI NURHAYATI,M.SI

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33

Cara uji kelarutan aspal

Metodologi Penelitian

EKSTRAKSI TEKNESIUM-99m DARI LARUTAN MOLIBDENUM SKALA BESAR

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

Lampiran 1. Flowsheet pembuatan dry ethanol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

MENGGUNAKAN SASARAN FOIL URANIUM PENGKAYA- AN RENDAH BUATAN BATAN SEBAGAI PENGGANTI SASARAN URANIUM PENGKAYAAN TINGGI

I. Tujuan. Dasar Teori

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

BAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

ABSTRAK. Kata kunci: kulit kacang tanah, ion fosfat, adsorpsi, amonium fosfomolibdat

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

GENERATOR 188W/188Re BERBASIS ALUMINA

PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA IODIUM -125 PRODUKSI PRR DENGAN NATRIUM METABISULFIT DAN REDUKTOR JONES

MODUL I Pembuatan Larutan

Cara uji kelarutan aspal

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Umumnya bungkil kedelai didatangkan dari beberapa negara seperti Amerika, Argentina, Brazil, Cina dan India., sehingga mutu dan komposisinyapun sangat

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007

PEMISAHAN MATRIKS 90 Sr/ 90 Y MENGGUNAKAN ELEKTROKROMATOGRAFI BERBASIS FASA DIAM CAMPURAN ALUMINA-SILIKA

ASPEK SAFEGUARD DAN PROTEKSI FISIK FASILITAS PERANGKAT SUBKRITIK SAMOP

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI RENIUM DAN WOLFRAM DENGAN METODE EKSTRAKSI MENGGU- NAKAN PELARUT METIL ETIL KETON

METODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM PERHITUNGAN PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DAN GENERATOR Mo-99/Tc-99M MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal Menyimpan dalam kedaan off merupakan salah satu cara memperlakukan alat...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Islam Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1

PENGARUH PERLAKUAN TETRAETHYL ORTHOSILICATE TERHADAP KARAKTERISTIK MATERIAL BERBASIS ZIRKONIUM UNTUK GENERATOR RADIOISOTOP 99 Mo/ 99m Tc

UNJUK KERJA PENCUPLIK AKTIF TRITIUM DI UDARA MENGGUNAKAN ABSORBEN SILIKA GEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

PEMISAHAN RADIONUKLIDA 137 CS DENGAN METODA PENGENDAPAN CSCLO 4

ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Bab III Rancangan Penelitian

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Proses polimerisasi stirena dilakukan dengan sistem seeding. Bejana

Transkripsi:

MODIFIKASI 99 Mo AUTOMATIC LOADING SYSTEM GENERATOR 99 Mo/ 99 mtc BERBASIS PZC ADANG H.G., YONO S., ARTADI H.W., WAYAN, A. MUTALIB Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten Telp/Faks. 021.7563141 Abstrak Proses pembuatan generator 99 Mo/ 99 mtc berbasis PZC pada dasarnya terdiri dari 4 tahap yaitu penyerapan 99 Mo pada PZC, pengisian komplek 99 Mo-PZC ke dalam kolom, perakitan generator 99 Mo/ 99 mtc dan pengelusian 99 mtc dari kolom generator. Penelitian proses tersebut secara manual menghasilkan radionuklida 99 mtc dengan mutu yang sama dengan generator 99 Mo/ 99 mtc dari hasil fisi. Hasil uji coba secara pre klinis dan klinis juga telah berhasil dilakukan melalui kerjasama dengan beberapa Rumah Sakit di Indonesia. Sebagai pengembangan lebih lanjut ke arah tingkat produksi, melalui kerjasama BATAN dan KAKEN Co. Jepang, telah berhasil dibuat prototipe Automatic loading system yang dapat melakukan tahap penyerapan 99 Mo pada PZC, pencucian kompleks serta pemindahan komplek ke kolom perakitan secara otomatis. Sistem ini mempunyai kelemahan sehingga perlu dilakukan beberapa modifikasi terutama pada sistem pencampuran 99 Mo-PZC. Modifikasi pada sub sistem pencampuran seperti pengisian 99 Mo ke vial reaksi dan pengocokan campuran 99 Mo-PZC telah berhasil dikerjakan dan berfungsi dengan baik, walaupun pengisian 20 ml larutan 99 Mo ke vial reaksi perlu dilakukan 2 kali. Hasil modifikasi pada sistem pengocokan menunjukkan bahwa sistem ini berjalan dengan baik. Kata Kunci : generator, PZC, 99 Mo, 99 mtc, automatic loading system Abstract Process of generator 99 Mo/ 99 mtc based on PZC basically consist of 4 phase that is absorption of 99 Mo at PZC, loading 99 Mo-PZC complex into column, assembling of generator 99 Mo/ 99 mtc and elution of 99 mtc from column generator. The research of process manually yielded 99 mtc radionuclide with same quality with generator 99 Mo/ 99 mtc from fission product. Pre clinical and clinical tests have been successfully done through cooperation with a few Hospital in Indonesia. Further development towards production rate, through cooperation BATAN and KAKEN Co. Japan, have successfully made the prototype automatic loading system available for doing work of absorption of 99 Mo at PZC, washing of complex and also evacuation of complex to assembling column automatically. Existence of weakness from this system make require its some modifications especially at 99 Mo-PZC mixing systems. Modification results at the filling system of 99 Mo to reacted vial and mixing system of 99 Mo-PZC have successfully done. For filling of 20 ml of 99 Mo reaction vial need to be done 2 time. Modification result at mixing system indicated that this system run better. Keywords : generator, PZC, 99 Mo, 99 mtc, automatic loading system PENDAHULUAN Pengembangan gel generator zirconium molibdat atau titanium molibdat dengan 99 Mo aktivitas spesifik rendah yang dihasilkan dari reaksi (n, γ) merupakan salah satu alternatif dalam penyediaan 99 mtc untuk keperluan kedokteran nuklir. Pada tahun 1994-1999 berdasarkan kerjasama antara Kaken Co. Jepang dengan JAERI, telah berhasil disintesa suatu senyawa polimer anorganik dengan nama PZC (poly zirconium compound) yang 385

mempunyai daya serap sebesar ~ 250 mg Mo/g PZC. Penemuan ini telah memberikan harapan baru untuk membuat generator 99 mtc dari 99 Mo hasil reaksi (n, γ) dengan harga yang jauh lebih murah dari yang ada pada saat ini ( 99 Mo dari hasil fisi) [1,2]. Pada tahun 2000-2003, dengan adanya kerjasama antara BATAN dengan Kaken Co. Jepang, telah dilakukan berbagai penelitian yang berkaitan dengan kemungkinan untuk pembuatan generator 99 mtc dari 99 Mo hasil reaksi (n, γ) dengan PZC [2,3]. Proses pembuatan generator 99 Mo/ 99 mtc terdiri dari beberapa tahap yaitu proses penyerapan 99 Mo pada PZC, pengisian komplek 99 Mo-PZC ke dalam kolom perakitan, perakitan generator dan elusi generator dengan larutan salin. Tahap pertama yaitu proses penyerapan 99 Mo pada PZC merupakan tahap kritis dalam pembuatan generator 99 Mo/ 99 mtc berbasis PZC karena hasil dari tahap ini akan berpengaruh pada hasil akhir seperti rendemen dan kualitas 99 mtc hasil elusi. Dalam tahap ini dilakukan proses pencampuran 99 Mo dengan PZC, pemanasan campuran selama 3 jam pada suhu 90oC dan pengocokan campuran selama reaksi berjalan (3 jam). Total pengerjaan pada tahap ini memerlukan waktu 5 jam dari 7 jam keseluruhan waktu proses pembuatan generator 99 Mo/ 99 mtc berbasis PZC (Tabel 1). Sebagai pengembangan lebih lanjut untuk tujuan skala produksi generator 99 Mo/ 99 mtc, maka pada awal tahun 2006 kerjasama antara PRR BATAN dan Kaken Co telah berhasil membuat alat automatic loading system dimana proses penyerapan 99 Mo pada PZC, pengocokan reaksi 99 Mo-PZC dan pemindahan komplek 99 Mo-PZC dilakukan secara otomatis. Dengan adanya automatic loading system untuk generator 99 Mo/ 99 mtc ini diharapkan dapat mengurangi risiko radiasi pada pekerja juga dapat memperpendek waktu pengerjaan. Dalam satu kali proses, sistem ini dapat menghasilkan 8 buah generator dengan waktu perakitan total sekitar 5-6 jam (Gambar 1) [2,3,4,5] Tabel 1. Proses Pembuatan Generator 99 Mo/ 99 mtc Berbasis PZC (8 Buah) No Tahapan proses Waktu (jam) 1. Penyerapan 99 Mo pada PZC : A. Pencampuran 99 Mo dengan PZC dalam kolom reaksi B. Pemanasan campuran reaksi pada suhu 90 o C 3 2. Pengisian komplek 99 Mo-PZC kedalam kolom perakitan A. Pemindahan 99 Mo ke kolom reaksi dan pencucian komplek 99 Mo-PZC B. Pemindahan komplek 99 Mo-PZC ke kolom perakitan 3. Perakitan generator 99 Mo/ 99m Tc 1 4. Elusi 99m Tc dari generator 99 Mo/ 99m Tc berbasis PZC 0,5 1 Dari hasil beberapa kali percobaan perakitan generator 99 Mo/ 99 mtc dengan automatic loading system, diketemukan adanya beberapa kelemahan diantaranya : a. Pengisian larutan 99 Mo dilakukan satu persatu, sehingga untuk mengisi 8 vial reaksi memerlukan waktu yang lama. b. Sistem pengocokan campuran reaksi 99 Mo dengan PZC dilakukan dengan menggoyangkan piringan tempat vial reaksi, sehingga hanya bagian airnya saja yang bergerak, sehingga reaksi pencampuran kurang sempurna; hal ini ditunjukkan dengan rendahnya kapasitas serap PZC terhadap 99 Mo dibandingkan dengan cara manual. c. Sistem pemindahan komplek 99 Mo-PZC ke kolom perakitan dilakukan satu persatu, sehingga waktu yang diperlukan menjadi lama Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas hasil produksi dan mengefisienkan waktu perakitan, perlu dilakukan beberapa modifikasi pada automatic loading system tersebut. Dari beberapa modifikasi yang perlu dilakukan, pada tahap awal dicoba untuk melakukan modifikasi dalam sistem penyerapan 99 Mo pada PZC dalam kolom reaksi dan juga pada sistem pengocokan selama pemanasan. Dari tahap modifikasi ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa perbaikan, antara lain 386

waktu produksi yang lebih pendek dan juga dapat meningkatkan mutu generator, yang pada gilirannya nanti akan dapat meningkatkan daya saing baik nasional maupun internasional. TATA KERJA Bahan dan Peralatan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah senyawa MoO 3 yang diperoleh dari Fluka. Senyawa PZC (poly zirconium compound) diperoleh dari Kaken Co., Jepang, dengan kapasitas serap 200-240 mg molibdenum/gram PZC. Peralatan gelas seperti kolom, beaker glas, erlenmeyer, gelas ukur dan pipet ukur menggunakan bahan dari gelas Pyrex. Semua bahan logam yang digunakan untuk keperluan perakitan menggunakan bahan dari baja tahan karat dan sebagian dari aluminium. Modifikasi Automatic Loading System Untuk Generator 99 Mo/ 99 mtc Berbasis PZC. Modifikasi terhadap automatic loading system generator 99 Mo/ 99 mtc berbasis PZC, dilakukan dengan menggabungkan 2 sistem yang sudah ada (pengisian larutan Mo dan pengocokan campuran Mo/PZC dalam vial reaksi) yang tadinya terpisah menjadi satu kesatuan; juga sistem pengisian Mo yang semula satu-persatu dimodifikasi menjadi satu kali pengisian untuk 8 vial reaksi. (Gambar 1 dan Gambar 2). Kalibrasi Volume Sistem Pengisian Molibdenum Kalibrasi volume pengisian larutan 99 Mo ke dalam 8 buah vial reaksi dilakukan dengan menampung hasil pengisian dari loading system menggunakan syringe 30 ml. Pengisian dan penampungan diulang beberapa kali untuk mendapatkan hasil keterulangan yang baik. Uji Coba Pengocokan Larutan Campuran 99 Mo-PZC Pengujian pengocokan campuran larutan 99 Mo dan PZC dengan loading system hasil modifikasi dilakukan dengan menyedot cairan dalam 8 buah vial reaksi sekaligus dan meniupkan lagi sehingga PZC terdispersi dalam larutan 99 Mo dalam vial reaksi. Pengocokan dilakukan setiap 15 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN Perakitan generator 99 Mo/ 99 mtc berbasis PZC yang dilakukan secara manual, dapat dibagi dalam 4 tahapan yaitu penyerapan 99 Mo pada PZC, pencucian komplek 99 Mo-PZC, pemindahan komplek 99 Mo-PZC ke dalam kolom dan perakitan generator 99 Mo/ 99 mtc. Seluruh proses yang dilakukan secara manual memerlukan waktu yang cukup lama yaitu 7 8 jam. Untuk menghindari paparan radiasi yang tinggi, mengefisienkan waktu perakitan dan meningkatkan mutu generator; tahap penyerapan 99 Mo pada PZC ( pengisian 99 Mo ke vial reaksi, pencampuran 99 Mo dengan PZC, pengocokan campuran 99 Mo dan PZC) sampai dengan tahap pemindahan komplek 99 Mo-PZC ke kolom perakitan dapat dilakukan secara otomatisasi (Tabel 2). Tabel 2. Perbandingan Waktu Proses Tahap Otomatisasi Awal dan Pasca Modifikasi No. Tahap 1. 2. Nama tahap Penyerapan 99 Mo pada PZC : A. Pencampuran 99 Mo dengan PZC dalam kolom reaksi B. Pemanasan campuran reaksi pada suhu 90 o C Pengisian komplek 99 Mo-PZC kedalam kolom perakitan A. Pemindahan 99 Mo ke kolom reaksi dan pencucian komplek 99 Mo-PZC B. Pemindahan komplek 99 Mo-PZC ke kolom perakitan Tahap Otomatisasi (jam) Pasca Awal Modifikasi 3 1 0,25 3 0,5 0.25 387

Realisasi otomatisasi bagian tersebut telah berhasil dilakukan melalui kerjasama antara BATAN - Kaken Co. Jepang (Gambar 1 dan Lampiran 1) menghasilkan prototipe suatu alat yang disebut sebagai automatic loading system. Pada prinsipnya alat ini terbagi menjadi 2 bagian utama yaitu alat pengontrol dan loading system. Dari rangkaian proses di atas, mengingat pentingnya proses yang terjadi pada vial reaksi (B) dan juga lamanya waktu yang diperlukan pada bagian proses ini, maka dilakukan modifikasi pada bagian ini dengan bentuk akhir seperti terlihat pada Gambar 2 dan Lampiran 2. Gambar 1. Alat Automatic Loading System Hasil Kerjasama BATAN dan Kaken Co. Jepang A = Alat control B = vial reaksi C = tubing pemindah komplek 99Mo-PZC dari vial reaksi ke kolom D = kolom pencucian E = kolom perakitan Alat pengontrol A berfungsi untuk mengoperasikan semua proses pada bagian sistim pengisian. Pada vial reaksi (B), dilakukan pengisian PZC, pengisian 99 Mo, pengocokan campuran 99 Mo dengan PZC dan merupakan tempat terjadinya reaksi 99 Mo-PZC selama 3 jam pada suhu 90 o C. Tabung pemindah komplek (C) berfungsi untuk memindahkan komplek 99 Mo-PZC hasil reaksi ke kolom pencucian (D), dimana disini partikel halus dalam campuran dibuang melalui saluran pembuangan yang terdapat pada kolom D dan komplek dipindahkan dari (D) ke kolom perakitan (E) untuk dirakit dalam bentuk generator yang utuh (Gambar 1). Kalkulasi waktu yang diperlukan untuk suatu proses perakitan 8 buah generator adalah pencampuran 99 Mo dengan PZC dalam kolom reaksi ( jam), pemanasan (3 jam), pemindahan komplek Mo-PZC ke kolom D dan pencucian komplek ( jam), pemindahan komplek ke kolom perakitan (1 jam) serta perakitan dan pengelusian 99 mtc dari kolom generator ( jam) sehingga waktu total yang diperlukan selama 8,5 jam. Gambar 2. Bagian Alat Automatic Loading System Hasil Modifikasi 1 = Alat Kontrol 2 = Sistem Pengisian 99 Mo 3 = Vial Reaksi 4 = Pengendali Pengocokan 5 = Pengendali Pengisian Larutan 99 Mo Alat kontrol (1) berfungsi untuk mengatur proses reaksi dalam vial reaksi dan sistem pengocokan. Selama reaksi antara 99 Mo dan PZC berjalan (3 jam, pada suhu 90 o C), pengaturan suhu reaksi dan waktu reaksi masih tetap menggunakan alat pengontrol Automatic loading machine yang lama. Modifikasi yang dilakukan pada bagian proses ini adalah tahap penyerapan 99 Mo pada PZC yang terdiri dari bagian pengisian 99 Mo ke vial reaksi yang awalnya dilakukan satu per satu setelah modifikasi pengisian dapat dilakukan sekaligus untuk 8 vial reaksi (Gambar 3). Modifikasi lainnya dilakukan pada bagian pengocokan campuran reaksi dalam vial reaksi yaitu awalnya hanya menggoyangkan wadah reaksi yang ternyata tidak efisien, karena yang bergerak hanya bagian cairan atas saja sedangkan campuran 99 Mo dan PZC tidak bergerak sama sekali yang mengakibatkan reaksi kurang sempurna dengan kapasitas adsorpsi < 60 % (Gambar 4). 388

Gambar 3. Bagian Sistem Pengisian 99 Mo Hasil Modifikasi Dari Automatic Loading A= Pompa Pengendali Sistem Pengisian 99 Mo B = Tubing Pengisian 99 Mo Dengan menggunakan pompa pada bagian pengendali sistem pengisian 99 Mo (A), 99 Mo diambil dari botol larutan 99 Mo dan dipompakan ke 8 buah vial reaksi sekaligus. Hasil kalibrasi volume menggunakan bejana berskala (dilakukan sebanyak 5 kali), untuk memperoleh volume larutan 99 Mo sebanyak 20 ml, diperlukan 2 kali pengulangan pengisian. Dengan perhitungan aktivitas generator 99 Mo/ 99 mtc ~200 mci pada saat kalibrasi (3 hari setelah proses) maka diperlukan aktivitas larutan 99 Mo sebesar 640 mci/20 ml (dengan asumsi 99 Mo yang terikat dengan PZC ~ 80 %). Dari perhitungan di atas, maka konsentrasi radioaktif larutan 99 Mo adalah 32 mci/ml. Gambar 4. Bagian Sistem Pengocokan Campuran 99 Mo-PZC Dalam Vial Reaksi dari Automatic Loading A = Pompa Pengendali Sistem Pengocokan 99 Mo B = 8 Buah Tubing Sistem Pengocokan Campuran 99 Mo-PZC Selama reaksi berjalan dalam vial reaksi (3 jam, 90 o C) diperlukan pengocokan 12 kali, hal ini dilakukan untuk memperbesar kontak permukaan antara 99 Mo dengan PZC. Proses pengocokan dilakukan dengan memompakan udara dari tabung B (8 buah) ke vial reaksi (8 buah) yang terdapat campuran PZC dengan 99 Mo. Pengujian fungsi dari sistem pengocokan ini dilakukan dengan menggunakan PZC tanpa 99 Mo dalam vial reaksi, pengocokan dilakukan setiap 15 menit sekali dengan menggunakan pompa A dan tabung B. Keberhasilan kerja sistem pengocokan ditunjukkan dengan terjadinya pergerakan baik larutan maupun PZC yang ada di vial reaksi selama pengocokan berlangsung. KESIMPULAN Dengan adanya perbaikan pada sistem Automatic loading system yaitu modifikasi pada bagian penyerapan 99 Mo pada PZC dalam vial reaksi telah dapat meningkatkan kinerja dari sistem ini yaitu berkurangnya waktu perakitan pada bagian ini dari 4,5 jam menjadi 3,25 jam (Tabel 2). Rencana penelitian selanjutnya adalah modifikasi pada bagian pemindahan komplek 99 Mo-PZC dari satu persatu menjadi 8 buah sekaligus, sehingga diharapkan waktu total produksi akan dapat dipersingkat lagi dari 8,5 jam menjadi menjadi 5,5 jam. DAFTAR PUSTAKA 1. TANASE M., TATENUMA K., ISHIKAWA K., KUROSAWA K., NISHINO M., HASEGAWA Y. A 99 mtc generator using a new inorganic polymer adsorbent for (n, γ) 99 Mo, Appl. Radiat. Isot. Vol. 48, No. 5 (1997), pp. 607-611. 2. HASEGAWA Y., NISHINO M., ISHIKAWA K., TATENUMA K., KUROSAWA K., A new organic Adsorbent of (n, ) Mo-99 for the Practical Generator, Proceedings of 1997 Workshop on the Utilization of Research Reactors, Bandung, Indonesia, 1998, November 10-13 (1997), pp. 3-14. 3. TATENUMA K., ISHIKAWA K., NISHINO M., HASEGAWA Y., KUROSAWA K., A Practical Generator Using (n, γ) Mo-99, Proceedings of 1999 Workshop on the Utilization of Research Reactors, JAERI- Conf 2000-017 (2000), pp. 223-232. 4. K. TATENUMA, K. YOSHIDA, Y. HISHINUMA, K. ISHIKAWA, H. TERUNUMA, Performances and present situation of PZC for (n, ) 99 Mo- 99 mtc Generator, JAERI-Conf 2004-010, 2004 5. A. MUTALIB, A.H. GUNAWAN, H. LUBIS, R. AWALUDDIN, HAMID, SULAEMAN, A Performance Evaluation of (n, γ) 99 Mo/ 99 mtc Generators Produced by Using PZC Materials and Irradiated Natural Molybdenum, Proceedings of 2001 389

Workshop on the Utilization of Research Reactors, Beijing China, November, 2001. LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 Gambar 5. Prinsip Kerja Automatic Loading System Gambar 6. Bagan Modifikasi Pada Automatic Loading System 390