BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan CV. Biensi Fesyenindo Biensi Fesyenindo berdiri sejak 14 Agustus 1997 dan mulai berbadan hukum menjadi CV. Biensi Fesyenindo sejak tahun 1982. Awalnya, perusahaan lebih berorientasi pada bisnis manufaktur pakaian dan hanya memiliki beberapa toko ritel pakaian. Pada tahun 2002, perusahaan membuat dan menetapkan visi dan misi perusahaan sebagai landasan kerja untuk mencapai cita-cita dan harapannya di masa yang akan datang. Pada tahun 2002 akhir perusahaan merubah dan menentukan strategi baru dengan menciptakan dan membangun merek sendiri, yaitu merek 3Second. Strategi baru dibuat untuk memenuhi dan menyelaraskan strategi perusahaan dengan visi dan misi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pada tahun 2004 perusahaan menambah merek pakaiannya yaitu dengan merek Greenlight. Saat itu dan di masa yang akan datang perusahaan bertekad untuk mengembangkan dua merek ini menjadi merek besar yang mampu melayani pasar Indonesia dan dunia. Greenlight di tahun 2013 melakukan strategi baru untuk meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan brand ambassador atau celebrity endorser hingga saat ini. 1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi dan misi perusahaan merupakan dasar budaya bagi CV. Biensi Fesyenindo sebagai tolok ukur untuk kemajuan perusahaan. Adapun visi dan misi dari CV. Biensi Fesyenindo adalah sebagai berikut: a. Visi CV. Biensi Fesyenindo Menjadi perusahaan penyedia fashion yang terdepan dalam kepuasan pelanggan untuk melayani pasar Indonesia dan dunia.
b. Misi CV. Biensi Fesyenindo Memproduksi, memasok dan menjual langsung produk fashion kepada pasar sasaran untuk kepuasan pelanggan, pemilik, karyawan, dengan memperhatikan lingkungan dan peraturan pemerintah. 1.1.3 Produk Greenlight Greenlight merupakan salah satu merek yang diciptakan oleh CV. Biensi Fesyenindo pada tahun 2004 setelah adanya merek 3Second. Anak muda merupakan pangsa pasar yang dominan bagi CV. Biensi Fesyenindo Produk-produk CV. Biensi Fesyenindo, dengan corak stylish dan never to end, pakaian pada merek ini memiliki desain yang dapat dipakai oleh semua umur. Ciri khas desain kaos Greenlight yaitu trendy dan stylish sehingga membuat orang yang memakainya nyaman dan percaya diri. Berikut adalah jenis-jenis produk dari Greenlight: TABEL 1.1 Jenis-Jenis Produk Greenlight NO Male Female 1 Kaos Lengan Panjang: Collar stripe Tee Basic print 2 Kaos Lengan Pendek: Grit print basic Hope print basic 3 Sweater: Diamond sweater Kaos Lengan Panjang: Alea tshirt Basic print tshirt Kaos Lengan Pendek: Basic print tshirt Sleeveless stripe Sweater: Bold knitshirt Hoodie sweater 4 Jaket: Line 98 jacket Jaket: Ethnic outwear (Bersambung)
(Sambungan) NO Male Female Casual outwear 5 Kemeja Panjang: Britania long shirt Arial check shirt Ethnic denim jacket Rok: Stripe longskirt Liana skirt 6 Kemeja Pendek: Barstow short shirt Marks short shirt 7 Celana: Scratch wash denim Scratch denim Sumber: Data Internal Outlet Greenlight Buah Batu Bandung, 2016 1.1.4 Struktur Organisasi CV. Biensi Fesyenindo Berikut adalah struktur organisasi CV. Biensi Fesyenindo: DIREKTUR PPIC SDM & UMUM KEUANGAN MD & PROMOSI OPERASIONAL TI AKSESORIS & RAJUT PERENCANAAN PRODUK & DESAIN GAMBAR 1.1 FOLLOW-UP Struktur Organisasi CV. Biensi Fesyenindo Sumber: CV. Biensi Fesyenindo, 2016 FINISHING PRODUK
1.2 Latar Belakang Manusia memiliki tiga kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan dan papan. Salah satu diantaranya yang tidak bisa lepas darinya ialah pakaian. Manusia membutuhkan pakaian karena pakaian memiliki berbagai manfaat bagi para pemakainya. Pakaian yang digunakan oleh seseorang haruslah sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada agar tidak menimbulkan masalah, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain yang berada di lingkungan sekitar. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai saat ini dan berdampak pada banyak hal khususnya bagi dunia fashion. Perkembangan fashion tersebut, mengakibatkan setiap manusia terutama kaum hawa selalu berusaha untuk tidak ketinggalan untuk mengikuti trend yang ada. Berkembangnya fashion di negara Indonesia, memang tidak dapat dihindari lagi. Fashion telah menjadi salah satu bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dari model terkenal, artis ibukota hingga pejabat serta golongan menengah ke bawahpun masih menjadikan fashion sebagai salah satu hal penting dalam kehidupannya. Mulai dari produk fashion yang memiliki brand besar dengan harga fantastis, produk brand Cina atau produk lokal yang murah, hingga produk barang bekas import pun mampu menjadi peluang besar di bisnis fashion Indonesia. Perkembangan dunia fashion di Indonesia, mendorong para entrepreneur untuk membuka usaha di bidang fashion yang akan berdampak pada semakin meningkatnya persaingan antar industri garmen di Indonesia. Peluang pasar ekspor sangat terbuka bagi industri garmen yang mampu menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, desain yang up to date dan kemampuan pasok (lead time) yang cepat, sehingga produk industri garmen Indonesia terus mengalami peningkatan kualitas, yang pada akhirnya Indonesia bukan lagi sebagai produsen produk industri garmen low end product tetapi lebih ke high end product. Hal ini dapat dilihat pada kontribusi industri kreatif di perekonomian Indonesia.
TABEL 1.2 Tabel PDB Indonesia Tahun 2010-2013 Sumber: indonesiakreatif.net, 2016 Pada Tabel 1.2 di atas, Biro Pusat Statistik (BPS) melansir, Indonesia pada tahun 2013 lalu telah menghasilkan PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar 9.109.129,4 miliar rupiah. Angka merupakan peningkatan atas PDB pada tahun 2012 sebesar 8.241.864,3 miliar rupiah. sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 641.815,4 miliar dari total 9.109.129,4 miliar rupiah di atas. Kontribusi ini menempatkan sektor ekonomi kreatif di peringkat ketujuh dari 10 sektor ekonomi dengan persentase mencapai 7,05%. Sektor ekonomi kreatif sendiri mengalami peningkatan 10,9% dimana pada tahun 2012 silam, kontribusi yang diberikan sebesar 578.760,6 miliar rupiah. GAMBAR 1.2 Kontribusi Industri Kreatif Terhadap PDB Indonesia 2013 Sumber: indonesiakreatif.net, 2016
Pada Gambar 1.2, di atas BPS juga menjelaskan lebih lanjut tentang Sektor ekonomi kreatif yang terdiri atas 15 sub-sektor sehingga dapat diperoleh perolehan kontribusi NTB (Nilai Tambah Bruto) dari kelimabelasnya. Subsektor kuliner meraih peringkat pertama dari 15 subsektor dengan capaian kontribusi mencapai 208.632,75 miliar atau 33%. Di bawah subsektor kuliner, terdapat subsektor mode (fesyen) yang memberikan pengaruh NTB sebesar 181.570,3 miliar atau 27%. Kedua subsektor ini jauh meninggalkan 13 subsektor lainnya dimana kondisi serupa juga terjadi pada rentang 2010 sampai dengan 2013. Bandung merupakan salah satu kota yang menjadi pusat fashion di Indonesia. Salah satu industri lokal brand yang menjamur dan berkembang ialah Greenlight. Banyaknya pesaing baru di bidang clothing company menjadi tantangan tersendiri bagi Greenlight khususnya salah satu cabang di Bandung yang berada di Jl. Buah Batu No 108. Adapun pesaing dari Greenlight di area Buah Batu Bandung diantaranya adalah Black Jack dan Black ID. Mengingat persaingan di dunia fashion semakin marak, maka Greenlight di tahun 2013 melakukan strategi baru untuk meningkatkan penjualan. Dalam peningkatan penjualan kita perlu mengetahui faktor-faktor utama penentu keputusan pembelian konsumen. Menurut Sangadji (2013:26) ada tiga faktor-faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan, adalah faktor psikologi, faktor situasional dan faktor sosial (undang-undang atau peraturan, keluarga, kelompok referensi, kelas sosial dan budaya). Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, Greenlight di tahun 2013 melakukan strategi baru yaitu dengan mengacu pada kelompok referensi yang diaplikasikan dengan brand ambassador untuk mempromosikan produknya. Menurut Black Well dan Miniard, dalam Ardiyanto (2013:32) endorser yaitu orang atau karakter yang muncul dalam iklan untuk mengkomunikasikan produk perusahaan baik itu selebritis, tokoh masyarakat, public figure atau bahkan orang biasa yang dapat mempengaruhi pikiran konsumen sebagai preferensi
dalam melakukan keputusan pembelian. Bisa dilihat dengan konsumen sering menganggap bahwa artis yang digunakan sebagai bintang iklan merupakan apresiasi yang telah mereka capai, atau idola yang merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen. Sebagai contoh Ariel Noah, apapun yang dipakai pria ini pastilah booming. Sehingga banyak merek yang mengajak artis dalam pemasaran produknya. Strategi brand endorser ini juga telah diterapkan oleh Greenlight yang menggunakan Ariel NOAH sebagai brand endorser. Alasan menggunakan Ariel NOAH karena sesuai dengan kriteria yang diharapkan, salah satu diantaranya adalah berkharisma dan memiliki daya tarik sehingga mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang dipakai oleh Ariel NOAH. Maka dari itu, banyak perusahaan baik jasa maupun barang yang menggunakan strategi brand endorser untuk mempromosikan produknya. Berikut Gambar Ariel NOAH sebagai celebrity endorser dari Greenlight. GAMBAR 1.3 Ariel Noah Celebrity Endorser Greenlight Sumber: 3second-clothing.com, 2016 GAMBAR 1.4 Poster Ariel Noah Pada Outlet Greenlight Buah Batu Sumber:Dokumentasi Pribadi, 2016
CV. Biensi Fesyenindo menggunakan jasa Ariel sebagai endorser untuk salah satu mereknya yaitu Greenlight. Selain memiliki karya yang fenomenal, Ariel juga memiliki sisi lain kehidupan yang sempat menjadi highlight di berbagai media dan menimbulkan kontroversi. Ariel ditangkap pada bulan Juni 2010 lalu. Dalam keterangannya, Ariel bersikeras jika rekamannya itu dicuri seeorang dari rumahnya dan diposting ke internet tanpa sepengetahuan dirinya. (life.viva.co.id). Selepas menjalani dua pertiga daripada hukuman penjara tiga setengah tahun kerana kesalahan mengedar video pronografi, Ariel Peterpan dibebaskan dari penjara 9 pagi, 21 September 2013. Pembebasan bersyarat kepada vokalis kumpulan musik pop Peterpan yang berusia 31 tahun itu, diberikan pihak berkuasa setelah dia menjalani hukuman dengan berkelakuan baik. Antara syarat yang ditetapkan ialah Ariel tidak boleh lagi mengulangi perbuatannya dan diwajibkan melapor diri ke penjara secara rutin sehingga dibebaskan secara mutlak pada 21 September 2013. (sinarharian.com). Kemudian pada tahun 2013 lalu Greenlight mengajak Ariel untuk bergabung dan menjadi Brand Ambassador atau Celebrity Endorser produk Greenlight karena hal tersebut dianggap dapat menciptakan brand yang familiar sehingga mudah diingat oleh konsumen dan dapat menciptakan penjualan produk yang positif dan membuktikan bahwa brand association Greenlight yang dikombinasikan dengan celebrity endorser telah berhasil. Menurut Tjiptono (2011:98), Brand Association adalah segala sesuatu yang terkait dengan memori terhadap sebuah merek. Asosiasi merek memiliki tingkat kekuatan tertentu dan akan semakin kuat seiring dengan bertambahnya pengalaman konsumsi atau eksposur dengan merek spesifik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa celebrity endorser dan brand association berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Menurut Ardiyanto (2013:83) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara celebrity endorser dan brand association yang mampu diciptakan oleh Clear Men Shampoo terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan fenomena dan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai Pengaruh Celebrity Endorser dan Brand Association Terhadap Keputusan Pembelian Produk Greenlight (Studi Kasus pada Greenlight Buah Batu Bandung). 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang dapat diajukan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana penerapan celebrity endorser produk Greenlight berdasarkan persepsi konsumen? b. Bagaimana penerapan brand association produk Greenlight berdasarkan persepsi konsumen? c. Bagaimana keputusan pembelian produk Greenlight berdasarkan persepsi konsumen? d. Bagaimana pengaruh celebrity endorser dan brand association terhadap keputusan pembelian produk Greenlight secara parsial maupun simultan? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui penerapan celebrity endorser produk Greenlight berdasarkan persepsi konsumen. b. Untuk mengetahui penerapan brand association produk Greenlight berdasarkan persepsi konsumen. c. Untuk mengetahui keputusan pembelian produk Greenlight berdasarkan persepsi konsumen. d. Untuk mengetahui pengaruh celebrity endorser dan brand association terhadap keputusan pembelian produk Greenlight secara parsial maupun simultan.
1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Akademis a. Bagi penulis Sebagai alat untuk mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama menempuh perkuliahan sehingga penulis dapat menambah pengetahuan secara praktis tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan. b. Bagi penelitian lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti tentang celebrity endorser dan brand association dengan objek maupun variabel terikat yang berbeda. 1.5.2 Kegunaan praktis Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang manajemen pemasaran khususnya untuk pengembangan usaha bisnis. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir Untuk mengetahui gambaran secara ringkas mengenai penelitian yang dilakukan, maka penulis menyusun sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal apa yang akan dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai profil objek penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka mengkaji permasalahan yang akan diteliti secara mendalam dengan menggunakan beberapa literatur sebagai referensi
penelitian. Berisi rangkuman teori kerangka pemikiran. Adapun teori teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen pemasaran, bauran pemasaran, komunikasi pemasaran, iklan, brand, brand endorser, brand association dan keputusan pembelian. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian yang akan digunakan, operasionalisasi variabel, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas serta teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian serta rekomendasi bagi perusahaan maupun untuk penelitian selanjutnya.