BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak masyarakat Indonesia, berlomba-lomba untuk masuk menjadi pegawai negeri dengan tujuan untuk memperoleh pensiun dimasa tuanya. Pensiun merupakan dambaan memperoleh penghasilan setelah berakhir masa kerja seseorang dan dengan masa itu masyarakat masih berfikir bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa yang sudah tidak produktif lagi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pilihan utama mereka terjun ke dunia kerja adalah pegawai negri, karena dengan pegawai negrilah yang dapat memberikan kepastian adanya pensiun. Menurut Kasmir (2000:307) Pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja dalam sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun. Atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Penghasilan dalam hal ini biasanya diberikan dalam bentuk uang dan besarnya tergantung dari peraturan yang telah ditetapkan. Seluruh perusahaan saat sekarang ini telah menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, baik yang dikelola sendiri atau lewat lembaga lain. Bahkan bagi perusahaan yang tidak menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, banyak alternatif pilihan untuk memperoleh pensiun dari lembaga lainnya. Hal ini juga ditujukan untuk mempermudah sebuah perusahaan agar dapat menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga perbankan yang lain. 1
2 Perusahaan dana pensiun merupakan perusahaan yang memungut dana dari karyawan suatu perusahaan dan memberikan pendapatan kepada peserta pensiun sesuai perjanjian. Yang artinya bahwa dana pensiun dikelola oleh suatu lembaga dan memungut dana dari pendapatan karyawan suatu perusahaan, kemudian membayarkan kembali dana tersebut dalam bentuk pensiun setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara kedua belah pihak. Sesuai perjanjian dimaksudkan bahwa pensiun dapat diberikan pada saat karyawan tersebut sudah memasuki usia pensiun atau adanya sebab-sebab lain sehingga memperoleh hak untuk mendapatkan dana pensiun. Pemberian pensiun kepada karyawannya bukan saja hanya memberikan kepastian penghasilan dimasa depan, akan tetapi juga ikut memberikan motivasi bagi para karyawan untuk lebih giat bekerja. Dengan memberikan program jasa pensiun, para karyawan merasa aman terutama bagi mereka yang menganggap pada usia pensiun sudah tidak produktif lagi. Sedangkan bagi sebagian masyarakat yang merasa masih produktif juga akan memberikan motivasi bahwa jasa-jasa mereka masih dihargai oleh perusahaannya. Menurut Kasmir (2000:306) Dana pensiun adalah Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dengan demikian, jelas bahwa yang mengelola dana pensiun adalah perusahaan yang memiliki badan hukum seperti bank umum dan asuransi jiwa. Berkembangnya jasa pensiun sekarang ini telah menarik beberapa lembaga untuk mendirikan dana pensiun. Lembaga dana pensiun merupakan lembaga yang penting dalam sistem keamanan sosial di setiap negara. Hal ini disebabkan
3 pengelolaan dana pensiun jika dilihat dari kaca mata bisnis sangat menguntungkan dan pengelolaan dana pensiun merupakan jaminan sosial hari tua bagi setiap pekerja. Dapat dibayangkan keuntungan yang akan diperoleh tanpa bunga yang kemudian diinvestasikan kembali dalam bentuk berbagai bidang investasi. Dalam siklus perekonomian setiap bangsa dan negara, di dalamnya selalu ada unsurunsur investasi dan terdapat juga unsur untuk penciptaan lapangan kerja. Menurut Achmad (2003:23), Pengelola dana pensiun di Indonesia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengelola negara (BUMN) dan pengelola masyarakat (swasta). Lembaga dana pensiun negara adalah PT. TASPEN, yang mengelola pensiun pegawai negri sipil dan PT.ASABRI, yang mengelola dana pensiun pegawai negeri militer. Oleh karena itu pihak swasta, baik pemberi kerja maupun bukan yang pemberi kerja, diberi izin untuk menyelenggarakan lembaga dana pensiun. Pengelolaan dana pensiun hanya merupakan bagian dari pekerjaan Departemen Keuangan, sehingga selanjutnya disepakati bahwa pengelolaannya memerlukan sebuah lembaga yang berbentuk korporasi yang beroperasi secara modern dan profesional serta mampu mengembangkan kapital yang dihimpun pegawai negri dengan memberikan manfaat tertinggi hal tersebut dikarenakan lembaga dana pensiun perlu dikelola lebih dari sekedar model pengelolaan lembaga sosial atau nirlaba. Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa sistem pemberian dana pensiun terutama bagi karyawan dalam suatu perusahaan memainkan peranan yang sangat penting dalam pemberian kepastian penghasilan
4 dimasa depan. Sistem pemberian dana pensiun merupakan suatu hal yang vital dalam pencapaian perekonomian Indonesia yang lebih baik. Bank BTPN merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang salah satu kegiatan usahanya adalah memberikan dana pensiun bagi nasabahnya terutama bagi karyawan yang sudah tua atau tidak produktif lagi. Dimana hal tersebut memberikan peranan kepastian penghasilan dimasa depan. Serta memberikan motivasi bahwa jasa-jasa mereka masih dihargai oleh Bank BTPN. Bank BTPN menjalin hubungan kerja sama dengan PT. Taspen dalam pemberian dana pensiun, dimana hal ini ditujukan untuk memperluas kegiatan usahanya dengan tidak hanya memberikan pinjaman dan pemotongan cicilan pinjaman, tetapi juga dapat melaksanakan Tri Program Taspen, yaitu Pembayaran Tabungan hari Tua, Pembayaran Jamsostek dan Pembayaran Uang Pensiun. Bank BTPN memiliki aktivitas pelayanan operasional kepada Nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Namun aktivitas utama Bank BTPN adalah tetap mengkhususkan kepada pelayanan bagi para pensiunan dan pegawai aktif, karena target market Bank BTPN adalah para pensiunan. Menyadari bahwa target market dari Bank BTPN adalah para pensiunan maka diperlukan suatu sistem dan prosedur dalam pemberian dana pensiun. Dimana sistem dan prosedur tersebut merupakan hal yang sangat menentukan sehatnya pengendalian internal dari suatu perusahaan dan tata kerja operasional, sehingga penyempurnaan sistem dan prosedur menjadi upaya yang akan dilakukan secara terus-menerus. Namun standar keberhasilan atau usaha dari penyempurnaan sistem dan prosedur dari suatu pelayanan tersebut harus
5 diperkirakan, maka penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang sistem pemberian dana pensiun yang dapat menentukan peningkatan dan perkembangan dari suatu perusahaan. Berdasarkan dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Sistem Pemberian Dana Pensiun pada Nasabah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Putri Hijau Medan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa yang menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah sistem pemberian dana Pensiun yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Putri Hijau Medan kepada nasabahnya? 2. Apakah hambatan yang dihadapi oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Putri Hijau Medan dalam pemberian dana pensiun. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana sistem pemberian dana pensiun yang dilaksanakan oleh Bank BTPN cabang Putri Hijau Medan serta b. Untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin akan timbul dalam sistem pemberian dana pensiun oleh Bank BTPN cabang Putri Hijau Medan.
6 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, untuk dapat mengetahui aplikasi dari ilmu yang diperoleh secara teoritis dan menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam hal praktek-praktek yang dilakukan perusahaan secara nyata, terutama menyangkut masalah dana pensiun serta guna untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Fakultas Ekonomi. 2. Bagi perusahaan, sebagai sumbangan pemikiran berupa saran-saran bagi pimpinan perusahaan dalam hal dana pensiun dan kondisi yang diperlukan agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi perusahaan serta sebagai bahan masukan bagi yang membutuhkannya. 3. Bagi peneliti lainnya, sebagai bahan referensi yang mungkin diperlukan dalam melakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.