BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR BERSIH

BAB II LANDASAN TEORI

Fungsi dan jenis peralatan plambing

Sistem Plambing Dalam Gedung

MENDIMENSI DIAMETER PIPA AIR

ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

Kualitas Air Panas. Alat Pemanas yang sering digunakan :

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG PERAWAT STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

Penyediaan air panas ke dalam bangunan

PERANCANGAN SISTEM PLAMBING INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR BUANGAN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN BERTINGKAT TUJUH LANTAI

KAJIAN SISTEM PLAMBING PADA PEMBANGUNAN HOTEL NOVOTEL MAKASSAR Farouk Maricar 1, Mukhsan Putra Hatta 2, A. Nur Syamsu Rijal 3

NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

SISTEM PENDISTRIBUSIAN DEBIT AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

TUGAS AKHIR SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH PADA LANTAI 1 GEDUNG SENTRA BISNIS DAN DISTRIBUSI PT. CNI

EVALUASI DEBIT AIR DAN DIAMETER PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI PERUMAHAN KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN NELAYAN INDAH BELAWAN SEPTIAN PRATAMA

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

Usulan Perbaikan Sistem Distribusi Air Bersih dengan Menggunakan Pressure Reducing Valve

PRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA

BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

PERENCANAAN INSTALASI PLAMBING DAN SANITASI PADA GEDUNG KAMPUS WATES UNY

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR BERSIH DI HOTEL GRHA SOMAYA YOGYAKARTA DENGAN SOFTWARE PIPEFLOW EXPERT 2009 TUGAS AKHIR

BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu

BAB III METODE PERANCANGAN

PERHITUNGAN PRESSURE DROP SISTEM PLAMBING AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT EXCEL SEBAGAI DATABASE PADA GEDUNG X JAKARTA SELATAN

BAB III METODE PERANCANGAN

SISTEM JARINGAN AIR BERSIH. Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih Pada Bangunan Kondotel dengan Menggunakan Sistem Gravitasi dan Pompa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti :

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini mahasiswa dapat melaksanakan praktek tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. Tim Penyusun

BAB V KESIMPULAN. Unit = 2 unit (1 beroperasi, 1 cadangan). 4. Sepesifikasi pompa suplai tangki atas pada gedung E 7 dari hasil

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia

TINJAUAN ULANG PENGGUNAAN POMPA SENTRIFUGAL JENIS ISO C3AM UNTUK POMPA NIRA

TUGAS PLUMBING PERENCANAAN SISTEM PLUMBING GEDUNG BANK MANDIRI JAWA TENGAH

PERANCANGAN ULANG SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA BANGUNAN GEDUNG TWIN BUILDING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN Latar belakang penulisan ini adalah dengan melihat perkembangan jaman pembangunan building office dan apartemen banyak sekali dengan berba

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH

Sistem Penyediaan Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Gedung

Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih Gedung Park View Hotel DIMAS ANGGARA PUTRA, YULIANTI PRATAMA, ANINDITO NURPRABOWO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Instalasi air Bersih

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH PADA RUMAH SEWA 2 LANTAI DI JALAN HAJI WASID NO. 15 BANDUNG

BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM

Perencanaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor Pada Bangunan Gedung dengan Menggunakan Sistem Pompa

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA

2. Air permukaan Mudah diambil dengan alat sederhana.berbahaya karena banyak terkontaminasi bakteri, zat organik dan non organik.

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH PADA PERUMAHAN SETIA BUDI RESIDENCE DARI DISTRIBUSI PDAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN PIPE FLOW EXPERT SOFTWARE

Penyediaan air bersih ke dalam bangunan

Kualitas air. Kualitas air harus memenuhi 3 syarat : Syarat fisik Tidak berwarna, tidak berbau.

APPENDIX A NERACA MASSA DAN NERACA PANAS. A.1. Neraca Massa Kapasitas bahan baku = 500Kg/hari Tahap Pencampuran Adonan Opak Wafer Stick.

EVALUASI JARINGAN AIR BERSIH DAN AIR PANAS DI RUMAH SAKIT St BORROMEUS FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

KAPASITAS DAYA DUKUNG JARINGAN PIPA AIR BERSIH DAN VEN GEDUNG LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI ALIRAN AIR BERSIH PADA PERUMAHAN PT.PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN DENGAN KAJIAN PEMBANDING EPANET

BAB III. Analisa Dan Perhitungan

PERANCANGAN ULANG SISTEM INSTALASI AIR BERSIH GEDUNG TWIN BUILDING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

STUDI PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA GEDUNG BARU TEKNIK PENGAIRAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

Evaluasi Sistem Plambing Rumah Susun Wonorejo Surabaya. Evaluation of Plumbing System in Rumah Susun Wonorejo. Nadia Zahra dan Hari Wiko Indaryanto

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM PLAMBING AIR BERSIH GEDUNG FAVE HOTEL PADANG DESIGN OF PLUMBING WATER SUPPLY AT FAVE HOTEL PADANG

BAB III DATA DAN PERANCANGAN

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

Evaluasi Sistem Plambing dan Perencanaan Pengolahan Air Buangan Serta Perencanaan Sistem Pewadahan dan Pengumpulan Sampah Rumah Susun Urip Sumoharjo

STUDI PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT TUNJUNGAN PLASA VI KOTA SURABAYA

PERANCANGAN INTALASI ALAT TEST PENYEMPROTAN INJEKTOR MOBIL TOYOTA AVANZA 1.3 G (1300 cc) ENGINE TIPE K3-VE DENGAN KAPASITAS 40 LITER/JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan Instalasi Pipa di Luar Gedung. 1. Perencanaan instalasi pipa eksplorasi minyak dan gas bumi.

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PADA KERETA API SANCAKA SERTA STASIUN SURABAYA (GUBENG SEMUT)

Tata cara perencanaan sistem plambing

MENENTUKAN NILAI KOEFISIEN GESEK PADA PIPA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC. Irsan Mustafid Halomoan

AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT

PERANCANGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN SISTEM TANGKI ATAS DI INDUSTRI TAHU BERBASIS CLEANER PRODUCTION: IKM TAHU HAPID SUBANG, JAWA BARAT

BAB III PROSES PERANCANGAN, PERAKITAN, PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK AIR MANCUR

PERENCANAAN ULANG SISTEM INSTALASIAIR BERSIH KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA WILAYAH III

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu

LAPORAN PERENCANAAN MEKANIKAL/PLAMBING. 1. KONSEP PERANCANGAN SISTIM PLAMBING Konsep perancangan Plambing pada Gedung Asrama adalah sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data gedung Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan Berikut data-data gedung tersebut: Tingkat : 6 lantai Tinggi bangunan :24 m Pada lantai pertama terdiri dari looby, mushollah, dapur, meeting room, ruang. arsip, toilet karyawan dan toilet umum. Pada lantai kedua sampai keenam terdiri dari 18 unit kamar tidur. Pada lantai atap terdiri dari 2 tangki air dan lain-lain. Pada Hotel ini menggunakan 4 buah tangki, yaitu 2 tangki bawah dan 2 tangki atas. 1.2 Penaksiran Laju Aliran Air 1.2.1 Penaksiran berdasarkan jumlah penghuni Jumlah penghuni pada Hotel ini terdiri dari karyawan dan tamu. Tamu dihitung berdasarkan banyaknya kamar. Sedangkan jumlah karyawan didapat dari perushaan yang bersangkutan. Diasumsikan 1 kamar tidur terdiri dari 2 orang. Jumlah kamar pada Hotel ini berjumlah 90 kamar. Jumlah karyawan 45 orang Jadi 90 x 2 orang = 180 orang Total keseluruhan penghuni = 180 + 45 = 225 orang Setelah didapat jumlah penghuni, kemudian dihitung pemakaian puncaknya. Untuk menghitung kebutuhan puncak dilakukan dengan beberapa langkah: 30

31 1. Kebutuhan harian maksimum Perhitungan ini mengambil data dari tabel 2.3, dimana pemakaian air untuk Hotel berbintang sebesar 250 liter/hari. Maka akan didapat dengan persamaan (2.1) seperti ini: Q = n x keb. rata-rata per hari Q = 225 x 250 liter/hari = 56250 liter = 56,25 m 3 /hari Dan diperkirakan butuh tambahan sampai 20% untuk mengatasi kebocoran, penyiraman taman, dan lain-lain. Sehingga pemakaian air rata-rata sehari dapat diketahui dengan persamaan (2.2): Q d = (100% + 20%) x Q Q d = (1,20) x 56,25 = 67,5 m³/hari 2. Kebutuhan rerata Pemakaian air rata-rata pada gedung ini diambil dari tabel 2.3, dimana pemakaian air rata-rata untuk hotel berbintang adalah 10 jam. Sehingga dapat dihitung dengan persamaan (2.3), maka: Q h = Q d /T Qh = (67,5)/10 = 6,75 m³/jam 3. Kebutuhan air pada jam puncak Untuk perhitungan kebutuhan air pada jam puncak ini ditetapkan C 1 = 2 diambil nilai konstanta maksimum dengan menggunakan persamaan (2.4), maka: Qh-max = Qhm = C 1 x Qh Qh-max = (2) x (6,75) = 13,5 m 3 /jam

32 4. Kebutuhan menit puncak Dan untuk kebutuhan air pada menit puncak ditetapkan C 2 = 4 diambil nilai konstanta maksimum dengan persamaan (2.5): Qm-max = Qmm = C 2 x Qh/60 Qm-max = (4) x (6,75)/60 = 0,45 m 3 /menit Hasil dari kebutuhan penyediaan air bersih ini dibuat dalam tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil kebutuhan penyediaan air bersih Q Lantai m 3 /hari Q d Qh Qh max Qm max m 3 /hari m 3 /jam m 3 /jam m 3 /menit 1-6 56,25 67,5 6,75 13,5 0,45 Sumber: Hasil perhitungan Berdasarkan dari tabel 4.1 untuk kebutuhan penyediaan air bersih pada lantai 1 sampai 6, untuk pemakaian air bersih rata - rata (Q) = 56,25 m 3 /hari, debit air bersih rata rata per hari (Q d ) = 67,5 m 3 /hari, pemakaian air bersih rata rata per jam (Q h ) = 6,75 m 3 /jam, untuk kebutuhan air jam puncak (Q h max) = 13,5 m 3 /jam, dan untuk kebutuhan air pada menit puncak (Q m max) = 0,45 m 3 /menit. 1.2.2 Penaksiran berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing Pada Hotel yang berjumlah 6 lantai ini, jumlah alat plambingnya yaitu: Lantai pertama terdiri dari 1 bak cuci dapur, 6 kloset dengan tangki penggelontor, 1 janitor bak cuci pel), 4 bak cuci bersama (tempat wudhu), 1 peturasan, 2 bak cuci pakaian (termasuk mesin cuci listrik), dan 4 bak cuci tangan. Lantai kedua sampai keenam terdiri dari 90 bak cuci tangan, 90 kloset dengan tangki penggelontor, dan 90 shower.

33 Tabel 2.4 dapat digunakan sebagai referensi. Untuk perhitungan penggunaan air dapat dilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Perhitungan penggunaan air pada semua alat plambing Jenis alat plambing Jumlah alat plambing Pemakaian air pada alat Penggunaan alat plambing Penggunaan air (liter/jam) plambing (liter) (jam) Kloset 96 14 3 kali 4.032 Shower 90 42 1 kali 3.780 Bak cuci tangan 94 10 1 kali 940 Bak cuci dapur 1 15 3 kali 45 Bak cuci bersama 4 10 1 kali 40 Bak cuci pel 1 10 1 kali 10 Bak cuci pakaian 2 15 2 kali 60 Peturasan 1 14 3 kali 42 Jumlah 8.949 Sumber: Hasil perhitungan Hasil perhitungan di atas diperoleh penggunaan air minimum adalah 10 liter/jam untuk penggunaan pada alat plambing (Bak cuci pel), penggunaan air maksimum adalah 4.032 liter/jam untuk penggunaan pada alat plambing (kloset), dan total keseluruhan penggunaan alat plambing adalah 8.949 liter/jam. Faktor penggunaan serentak untuk semua alat plambing sebesar 38 % kecuali untuk bak cuci pakaian sebesar 55 %. 8.889 x 38 % = 3.378 liter/jam 60 x 55 % = 33 liter/jam Jumlah = 3.411 liter/jam

34 Jumlah penghuni = 225 orang Debit air bersih rata rata per hari (Q d) Pemakaian air bersih rata rata per jam (Q h) = Keb.rata rata per hari x n = 250 liter/hari x 225 = 56.250 liter/hari = Qd/10 jam = 56.250/10 jam = 5.625 liter/jam 1.2.3 Berdasarkan unit beban alat plambing Berikut ini adalah hasil perhitungan unit beban alat plambing yang dibuat dalam tabel 4.3. Tabel 4.3 Perhitungan jumlah unit beban alat plambing Jumlah alat plambing Unit beban alat plambing Jumlah unit beban alat plambing Kloset dengan tangki penggelontor Bak cuci tangan 96 94 Umum 6 x 5 Pribadi 90 x 3 Umum 4 x 2 Pribadi 90 x 1 Bak cuci dapur 1 4 4 Bak cuci pakaian 2 3 6 Bak cuci 2 4 Bersama 8 Bak cuci pel 1 4 4 Peturasan 1 3 3 Shower 90 4 360 Sumber: Hasil perhitungan 300 98 Jumlah 783 Tabel perhitungan diatas jumlah unit beban alat plambing sebesar 783 unit. Setelah itu diplot pada kurva untuk mendapatkan penaksiran berdasarkan unit beban alat plambing. Kurva ini memberikan hubungan antara jumlah unit beban alat plambing dengan laju aliran air, dengan memasukkan faktor kemungkinan penggunaan serentak dari alat alat plambing.

35 650 Untuk unit beban sampai 3000 Gambar 4.1 Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran Garis Kurva (1) Untuk sistem yang sebagian besar dengan katup penggelontor, Garis Kurva (2) Untuk sistem yang sebagian besar dengan tangki penggelontor. Dari grafik diatas diperoleh perkiraan pemakaian air serentak sebesar 650 liter/menit. Ini adalah pemakaian puncak untuk gedung secara keseluruhan.

36 1.3 Volume Tangki Bawah dan Tangki Atas 1.3.1 Volume tangki bawah Sebelum menghitung volume tangki, dihitung terlebih dahulu kapasitas pipa dinas (Qs). Menghitung kapasitas pipa dinas dapat dihitung dengan persamaan 2.6: Qs = 2/3 x Qh = 2/3 x 6,75 m 3 /jam = 4,5 m 3 /jam Diketahuinya kapasitas air maka dapat dihitung volume tangki bawah tanah untuk menampung air yang akan didistribusikan ke semua lantai. Maka dapat dihitung dengan persamaan 2.7: Vr = Qd Qs x T = 67,5 (4,5 x 10) = 67,5 45 = 22,5 m 3 4.3.2 Volume tangki atas Volume tangki atas dapat dihitung dengan persamaan 2.8 sebagai berikut: Ve = (Qm maks Qh maks) Tp + Qh maks x Tpu Diasumsikan: Tp = 60 menit Tpu = 20 menit Ve = (0,45 0,23) 60 + (0,23 x 20) = 13,2 + 4,6 = 17,8 m 3 4.4 Kapasitas Dan Head Pompa 4.4.1 Pompa Angkat Kapasitas pompa angkat yang dipakai adalah sesuai dengan kebutuhan air pada jam puncak (Q h maks = 0,2 m 3 /menit). Untuk perhitungan pompa angkat ini, tidak dihitung lagi diameter pipanya karena sudah diketahui dalam gambar

37 perencanaan gedung Hotel Amaris yaitu 80 mm atau 0,08 m. Sehingga langsung dihitung kecepatan alirannya, dengan menggunakan persamaan 2.9: V = V = A = =, ³/, =, ³/, = 1 m/detik A = π ² = 3,14 (, )² = 0,00502 m Untuk mencari besar head pompa yang diperlukan dapat dinyatakan dalam persamaan Bernoulli (persamaan 2.10) sebagai berikut: Besar Head Total (H) = ha + hp + h l + ² a. Head statis (Ha) Adalah jarak antara permukaan air tangki atas dengan permukaan air tangki bawah dalam gedung adalah 30 m. b. Perbedaan Head Tekanan pada kedua permukaan air ( hp) Karena P1 dan P2 merupakan tangki terbuka, maka P1 dan P2 = 0, sehingga persamaan 2.11 menjadi: hp =. = 0m c. Kerugian Head (H l ) Head kerugian gesek dalam pipa (h f ) Sebelum mencari Head, ditentukan terlebih dahulu apakah aliran yang terjadi adalah aliran laminer atau aliran turbulen dengan menggunakan bilangan Reynolds pada persamaan 2.12, yaitu: Re =. ᶹ =.,, = 99.875,156 ᶹ = 0,801 x 10-6 m²/s (pada suhu 30 C) Karena Re > 4000, maka aliran yang terjadi bersifat turbulen

38 Maka untuk menghitung kerugian gesek yang terjadi dalam pipa menggunakan persamaan Darcy Weisbach (persamaan 2.13) sebagai berikut: h f = λ. ². Untuk mencari λ menggunakan formula Darcy untuk aliran turbulen, dengan persamaan 2.14 adalah: λ = 0,020 +, = 0,020 +,, = 0,02625 Dengan L = 30 m (panjang pipa transfer) Maka kerugian gesek dalam pipa: h f = λ. ². = 0,02625.( )², (, ) = 0,02625 x 19,11315 = 0,50172 m Kerugian head kerugian plumbing accessories (he). Dengan persamaan 2.15 sebagai berikut: h e = K ² Kerugian gesek accessories Lokasi: Tangki Bawah Flexible Joint = 4 x 10 = 40 Gate Valve = 8 x 0,2 = 1,6 Check Valve = 2 x 2,5 = 5,0 Elbow 90 = 1 x 0,9 = 0,9 Jumlah = 47,5

39 Lokasi: Tangki Atas Flexible Joint = 4 x 10 = 40 Gate Valve = 17 x 0,2= 3,4 Check Valve = 2 x 2,5 = 5,0 Elbow 90 = 8 x 0,9 = 7,2 Jumlah = 55,6 Kerugian total (K) = 47,5 + 55,6 = 103,10 Maka: h e = K ² = 103,10 = 5,25 m ( )², Setelah semua bagian Hl = Hf + He = 0,50 + 5,25 = 5,75 m Maka besar Head Besar Total (H) = ha + hp + h l + ² = 30 + 0 + 5,75 + = 35,80 m = 40 m ( )², Tetapi pada kenyataan dilapangan untuk mencari head pompa digunakan persamaan 2.16, yaitu: = 1,5 x 24 = 36 m H = 1 1 2 x t Jumlah pemakaian air bersih pada gedung ini adalah Qh = (67,5)/10 = 6,75 m 3 /jam Kebutuhan air bersih pada gedung ini sebesar 112,5 liter/menit

40 Kapasitas pompa yang digunakan adalah 12 m 3 /jam, sehingga membutuhkan 2 pompa air yang sama, jadi kapasitas pompa: = 12 + 12 = 24 m 3 /jam = 400 liter/menit Kapasitas pompa sengaja dibuat oleh perancang lebih besar dari kapasitas kebutuhan. Spesifikasi pompa yaitu: 2 phase 380 volt 50 Hz Putaran = 2900 rpm Q = 12 m3/jam Kw = 5,5 Total Head = 40 m Pipa = 3 4.4.2 Pompa Booster Kapasitas pompa booster ditentukan sebesar 2 kg/cm 2 atau 196000 N/m 2. Pompa booster digunakan untuk lantai 5-6 (2 lantai) Jumlah penghuni = 36 orang 1 kamar = 2 orang Jadi total = 36 x 2 = 72 orang Sehingga digunakan persamaan 2.14: Q = 72 x 250 liter/hari = 18000 liter/hari = 18 m 3 /hari = 0,75 m 3 /jam