BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan Instalasi Pipa di Luar Gedung. 1. Perencanaan instalasi pipa eksplorasi minyak dan gas bumi.
|
|
- Glenna Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis Perencanaan Instalasi Pipa Perencanaan Instalasi Pipa di Luar Gedung Pada perencanaan instalasi pipa diluar gedung, fluida yang dialirkan tidak hanya berupa air tetapi dapat berupa oli / minyak mentah, gas bumi dan cairan kimia. Sistem Perencanaan instalasi pipa di luar gedung dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Perencanaan instalasi pipa eksplorasi minyak dan gas bumi. 2. Perencanaan instalasi pipa PDAM. 3. Perencanaan instalasi pipa pada industri kimia Sistem Perencanaan Instalasi Pipa di Dalam Gedung Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu perencanaan sistem plambing harus dilakukan bersamaan disesuaikan dengan tahap-tahap perencanaan dan perancangan gedung dengan memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian kontruksi gedung dan bidang pekerjaan lain yang terdapat dalam gedung tersebut, seperti pengkondisian udara, listrik dan lain-lain.
2 8 Sistem perencanaan instalasi pipa dalam gedung dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Perencanaan sistem plambing berupa instalasi pipa air bersih, instalasi pipa buangan, instalasi pipa air kotor dan instalasi air hujan. 2. Perencanaan sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran. 3. Perencanaan sistem pengkondisian udara model sentral. 2.2 Sistem Penyediaan Air Bersih Sistem Sambungan Langsung Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih, misalnya instalasi dari pipa utama di bawah jalan dari perusahaan air minum. Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasinya pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan, ukuran pipa cabang biasanya diatur/ditetapkan oleh Perusahaan Air Minum. Gambar 2.1 Sistem Sambungan Langsung Sumber : Pedoman Ahli Pemasangan Pipa
3 Sistem Tangki Atap Sistem tangki atap merupakan alternatif pengganti dari sistem sambungan langsung yang oleh berbagai alasan tidak dapat ditetapkan. Dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah ( dipasang pada lantai terendah bangunan atau di bawah muka tanah ), kemudian dipompakan ke suatau tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh bangunan. Gambar 2.2 Sistem Tangki Atap Sumber : Pedoman Ahli Pemasangan Pipa Untuk bangunan-bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan pompa cadangan untuk menaikkan air ke lantai atap. Biasanya dalam keadaan normal, pompa cadangan ini dijalankan bergantian dengan pompa utama, untuk menjaga agar kerusakan atau kesulitan dapat segera diketahui. Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki atap yang didasarkan atas jenis alat plambing yang dipasang pada lantai tertinggi bangunan dan yang
4 10 menuntut tekanan kerja tertinggi. Dengan menetapkan tinggi muka air terendah dari dasar tangki, maka tinggi tangki dari tanah dapat ditentukan. Pompa mempunyai peranan yang sangat penting dan mutlak dalam mekanisme penyediaan dan pendistribusian air bersih. Fungsi utama pompa adalah memindahkan air dari suatu tempat ke tempat yang lebih tinggi. Pompa yang bekerja memindahkan air dari tangki bawah ke tangki atas disebut dengan pompa angkat, selanjutnya dialirkan secara gravitasi ketempat yang memerlukan air. Adapun pompa yang digunakan adalah : a Pompa sentrifugal Pada sistem plambing pompa ini dipasang untuk mengambil air dari tangki bawah tanah dan mengalirkannya ke tangki atap, sehingga sering disebut pompa angkat. Untuk menghidupkan dan mematikan pompa secara otomatis digunakanlah floating contactor.cara kerja dari alat ini sebagai berikut : Kabel positif (+) dari panel listrik dihubungkan dengan floating contactor yang terlihat di roof tank kemudian dari floating contactor dihubungkan kembali ke pompa. Sedangkan kabel negatif langsung dihubungkan ke pompa. Pada floating contactor terdapat pelampung untuk mendeteksi tinggi rendahnya permukaan air pada tangki atap. Ketika permukaan air rendah pelampung menarik tali yang dihubungkan ke floating contactor sehingga aliran listrik tersambung dan pompa segera bekerja. Pompa akan berhenti bekerja apabila ketinggian permukaan maksimal, sehingga floating contactor akan memutuskan arus listrik ke pompa.
5 11 Gambar 2.3 Floating Contactor Sumber : Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing Gambar 2.4 Pompa Sentrifugal dan Pompa Diffuser Sumber : Pompa dan Kompresor Gambar 2.5 Pompa Sentrifugal Sumber : Pompa dan Kompresor
6 12 b Pompa Submersible Pompa jenis ini biasanya digunakan untuk sumur-sumur dalam, dimana motor listrik terpasang langsung pada rumah pompa dan merupakan suatu konstruksi terpadu. Penyambungan keatas hanya dengan pipa ke luar dan kabel penghantar daya listrik. Pipa keluar ini berfungsi pula sebagai tempat pompa bergantung. Gambar 2.6 Pompa Submersible Sumber : Pompa dan Kompresor Sistem Tangki Tekan Sistem tangki tekan juga merupakan alternatif pengganti pada sistem sambungan langsung ( sama halnya dengan sistem tangki atap ). Dalam sistem ini air yang ditampung dalam tangki bawah di pompakan kedalam suatu bejana tertutup dimana udara di dalamnya terkompresi. Kemudian air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi gedung. Pompa yang bekerja secara otomatis
7 13 diatur oleh suatu detektor tekanan, yang menutup dan membuka saklar motor listrik penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan. Untuk melayani kebutuhan air yang besar diperlukan tangki tekan yang besar pula. Gambar 2.7 Sistem Tangki Tekan Sumber : Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing 2.3 Kendala pada sistem Air Bersih Pencemaran dapat terjadi pada sistem penyediaan air bersih itu yang berasal dari luar, seperti kotoran tikus dan serangga maupun yang berasal dari bahan dan alat plambing itu sendiri. Pencegahan terjadinya pencemaran pada air bersih, yaitu : 1. Larangan hubungan pintas Hubungan pintas merupakan hubungan fisik antara dua sistem pipa berbeda, satu sistem pipa untuk air bersih dan sistem pipa lainnya berisi air yang tidak
8 14 diketahui kualitasnya. Sistem perpipaan air bersih dan peralatannya tidak boleh terendam dalam air kotor atau bahan lain yang tercemar. 2. Pencegahan aliran balik Aliran balik disebabkan oleh terjadinya efek siphon-balik dapat juga disebut mempunyai hubungan pintas. Efek siphon-balik adalah tejadinya aliran masuk kedalam pipa air minum dari air bekas, air tercemar, dari peralatan atau tangki, disebabkan oleh timbulnya tekanan negatif dalam pipa. Gambar 2.8 Contoh terjadinya arus balik Sumber : Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing Pencegahan arus balik dapat dilakukan dengan menyediakan celah udara atau memasang penahan aliran balik. a. Celah udara Celah udara dalam suatu sistem penyediaan adalah ruang bebas berisi udara bebas antara bagian terendah dari lubang atau keran yang akan mengisi air kedalam tangki atau peralatan plambing lainnya, dengan muka air meluap melalui bibir tangki atau peralatan plambing tersebut. Dalam keadaan tertentu muka air dapat sampai lebih tinggi dari lubang peluap tersebut. Apabila celah
9 15 udara tidak dapat dijaga, maka air kotor yang terisap kembali dalam perpipaan air bersih. b. Penahan aliran balik Beberapa peralatan plambing tidak dapat diberikan celah udara, oleh alasan penggunaannya atau konstruksi, maupun oleh alasan estetis atau arsitektur, maka alat pencegah arus balik harus dipasang seperti pemecah vakum, yang mencegah efek siphon-balik dengan cara otomatis memasukkan udara kedalam pipa penyediaan air apabila terjadi tekanan negatif didalam sistem pipa. Peralatan-peralatan plambing yang harus dipasang pemecah vakum adalah katup gelontor untuk kloset dan peturasan, katup bola untuk tangki gelontor, bidet pancuran mandi yang tidak terpasang tetap, keran air untuk selang, mesin cuci, penyiraman tanaman. 3. Pukulan air Bila air dalam pipa dihentikan secara mendadak oleh keran atau katup, tekanan air pada sisi atas akan meningkat dengan tajam dan menimbulkan tekanan yang merambat dengan kecepatan tertentu dan kemudian dapat dipantulkan kembali ke tempat semula. Pukulan air dapat mengurangi umur kerja peralatan plambing dan sistem pipa. Pukulan air cenderung terjadi dalam keadaan sebagai berikut : a. Tempat dimana katup dibuka/ditutup secara mendadak. b. Tekanan, kecepatan dan temperatur air dalam pipa selalu tinggi. c. Banyaknya jalur keatas dan kebawah dalam sistem pipa. d. Banyaknya belokan dibandingkan jalur lurus.
10 16 Untuk itu perlu dilakukan pencegahan dengan cara-cara sebagai berikut : Memasang katup gerbang dengan konstruksi khusus. Menghindari tekanan kerja dan kecepatan aliran yang selalu tinggi. Menggunakan dua katup-bola-pelampung pada tangki air. Memasang rongga udara dan alat mencegah pukulan. Gambar 2.9 Peredam pukulan air Sumber : Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing 2.4 Sistem Pembuangan Sistem Pembuangan Air Sistem pembuangan air adalah menyalurkan air buangan secara gravitasi mulai dari setiap alat plambing pada setiap lantai ke pipa air buangan tegak. Sistem air buangan ini dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu : 1. Sistem Air kotor dan air bekas Air buangan water closet dan urinoir disebut air kotor yang dialirkan ke septic tank.
11 17 Air buangan dari lavatory/wastafel dan floor drain disebut air bekas yang dialirkan kesaluran drainage 2. Sistem pembuangan air hujan Sistem pembuangan air hujan dari atap gedung, penyalurannya direncanakan melalui saringan atap (Roof Drain) yang diteruskan melalui talang tegak kemudian dialirkan ke halaman dan menuju ke sumur resapan. Luapan dari sumur resapan dialirkan kesaluran utama halaman. Sistem pembuangan air hujan halaman melalui pipa saluran tertutup dialirkan ke riol jalan setempat Kemiringan Pipa dan Kecepatan Aliran Sistem pembuangan harus mampu mengalirkan dengan cepat air buangan yang biasanya mengandung bagian-bagian padat. Untuk itu pipa pembuangan harus mempunyai kemiringan yang cukup, sesuai dengan banyaknya dan jenis air buangan yang harus dialirkan. Biasanya pipa dianggap tidak penuh berisi air buangan, melainkan hanya tidak lebih dari 2/3 terhadap penampang pipa sehingga bagian atas yang kosong cukup untuk mengalirkan udara. Sebagai pedoman umum kemiringan pipa dapat dibuat sama atau lebih dari satu per diameter pipanya ( dalam mm). Kecepatan terbaik dalam pipa berkisar antara 0,6 sampai 1,2 m/detik. Kalau kurang kotoran dalam air buangan dapat mengendap yang pada akhirnya akan dapat menyumbat pipa. Sebaliknya kalau terlalu cepat akan menimbulkan gejolak tekanan dalam pipa, sehingga dapat
12 18 merusak fungsi air penutup dalam perangkap alat plambing. Pipa ukuran kecil akan mudah tersumbat karena endapan kotoran dan kerak, walaupun dipasang dengan kemiringan yang cukup. Oleh karena itu untuk jalur yang panjang, ukuran pipa sebaiknya tidak kurang dari 50 mm. Tabel 2.1 Kemiringan pipa pembuangan horisontal Diameter Pipa (mm) Kemiringan Minimum (mm) < 75 1/ / Bak Penampung dan Pompa Pembuangan Hasil buangan yang letaknya lebih rendah dari pada riol gedung atau riol umum dimasukkan terlebih dahulu kedalam penampung dan kemudian dialirkan keluar dengan pompa. Ada berbagai macam bak penampung, misalnya bak penampung air kotor, bak penampung air bekas dari bak cuci, bak penampung air rembesan pada lantai bawah tanah dan sebagainya. Jika gedung tersebut menggunakan sistem pembuangan campuran, maka cukup disediakan satu bak penampung untuk semua air buangan (kecuali air hujan). Bak penampungan ini harus dibuat dengan konstruksi kedap air, tidak membocorkan gas dan bau, dan dilengkapi dengan pipa vent. Bak penampung ini tidak boleh dibuat sehingga salah satu dindingnya merupakan dinding pemisah dengan bak penampung air bersih. Bak penampung ini harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan pipa vent. Bak Penampungan dibagi atas dua sistem, yaitu :
13 19 a Sistem resapan (septic tank) Fungsinya adalah menampung dan mengedapkan kotoran, tidak menggunakan bahan kimia. Gambar 2.10 Septic tank Sumber : Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing b Sistem pengolahan limbah/sewege Trestment Plant (STP) Pada sistem ini air kotor dan air buangan diproses secara kimia dan setelah memenuhi syarat tidak mencemarkan lingkungan selanjutnya dipompakan kesaluran kota. Gambar 2.11 Sewage Treatment Plant Sumber : Water Installation and Drainage System
14 20 Untuk mengalirkan hasil pembuangan diperlukan pompa pembuangan yang dapat dibagi menurut penggunaannya, yaitu : a Pompa air kotor Karena air kotor mengandung bagian padat, maka digunakanlah jenis pompa yang dapat menghancurkan bagian padat tersebut. b Pompa drainase Pompa ini digunakan untuk memompakan air bekas yang sangat sedikit mengadung bagian kotoran padat. c Pompa penguras (bilge pump) Pompa ini untuk menguras air buangan yang tidak mengandung bagian kotoran yang padat, misalnya rembesan air pada lantai bawah tanah. 2.5 Instalasi pipa ventilasi (pipa vent) Pipa vent merupakan bagian terpenting dari suatu sistem pembuangan, terutama untuk gedung-gedung bertingkat dan pemasangan pipa ini bertujuan untuk : 1. Menjaga sekat perangkap dari efek siphon atau tekanan. 2. Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan. 3. Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan. Pipa vent terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tujuannya, jenis pipa ven yang utama adalah : a Vent tunggal, pipa ini dipasang untuk melayani satu alat plambing dan disambungkan pada vent pipa tegak.
15 21 b Vent lup, pipa ini melayani dua atau lebih alat plambing dan disambungkan pada vent pipa tegak. c Vent pipa tegak, merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan, diatas cabang mendatar pipa buangan tertinggi. Persyaratan untuk pipa vent, yaitu : 1. Kemiringan pipa vent Pipa vent harus dibuat dengan kemiringan cukup agar air yang terbawa masuk kedalamnya dapat mengalirkan secara gravitasi kembali ke pipa pembuangan. 2. Cabang pada pipa vent Pipa vent untuk cabang mendatar pipa air buangan harus disambungkan pada bagian tertinggi dari penampang pipa secara vertikal. 3. Letak bagian mendatar pipa vent Dari tempat sambungan pipa vent dengan cabang mendatar pipa air buangan, harus dibuat tegak sekurang-kurangnya 150 mm diatas muka air alat plambing tertinggi yang dilayani vent tersebut, sebelum dibelokkan mendatar. 4. Ujung pipa vent Ujung pipa vent harus terbuka keudara, tetapi harus dengan cara yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan. 5. Penentuan ukuran pipa vent Secara umum ukuran pipa vent harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam buku Pedoman Plambing Indonesia 1979 atau standart terbaru yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang.
16 22 a Ukuran pipa vent lup minimum 32 mm dan tidak boleh kurang dari setengah kali diameter cabang pipa mendatar pipa air buangan atau pipa tegak Vent yang disambungkan. Ukuran Pipa Vent pelepas minimum 32 mm dan tidak boleh kurang dari setengah kali diameter cabang mendatar pipa buangan yang dilayani. b Ukuran pipa vent tegak tidak boleh kurang dari pipa ukuran pipa tegak air buangan yang dilayani dan selanjutnya tidak boleh diperkecil ukurannya sampai ke ujung terbuka. c Ukuran pipa vent tunggal minimum 32 mm dan tidak boleh kurang dari setengah kali diameter pipa alat plambing yang dilayani. 2.6 Peralatan Plambing Alat Plambing adalah semua peralatan yang dipasang didalam maupun diluar gedung untuk menyediakan air bersih dan untuk mengeluarkan air kotor maupun air buangan. Alat Plambing mempunyai karakteristik sendiri dan berbeda satu dengan yang lainnya dalam hal ini perbedaan tersebut antara lain : Fungsi yang sama hanya berbeda macam dan bentuknya Perbedaan alat pengontrol penyediaan air yaitu jenis katup gelontor dan katup kran Perbedaan para pengguna yang memakainya alat plambing yaitu untuk pelayanan umum dan pemakaian pribadi. Perbedaan tekanan minimum yang dibutuhkan oleh setiap alat plambing.
17 23 Bahan yang digunakan untuk alat plambing harus mempunyai persyaratan sebagai berikut : Tidak menyerap air atau sedikit sekali Mudah dibersihkan Tidak berkarat dan mudah aus Relatif mudah dibuat Mudah dipasang Bahan yang banyak dipergunakan adalah porselen, besi atau baja yang dilapisi , plastik dan baja tahan karat, ada juga yang terbuat dari bahan kayu Peralatan saniter Peralatan saniter umumnya terbuat dari bahan porselen atau keramik, karena sifat dari bahan ini ditinjau dari segi sanitasi baik dan juga biaya pembuatannya relatif lebih murah. Tabel 2.2 Plumbing Fixtures dan standar peletakannya Plumbing Fixtures Standar peletakan (dihitung dari lantai) Water Closet cm Urinal cm Shower cm Lavatory Basin cm Kitchen Sink cm Bath Cup cm Keran cm Sumber : Pedoman Plambing Indonesia
18 24 Standar perletakan diatas dapat lebih tinggi, disesuaikan dengan peruntukkannya. Yang termasuk didalam peralatan saniter adalah : 1. Kloset Kloset merupakan peralatn saniter yang paling banyak dipergunakan dan selalu ada pada setiap toilet. Fungsi dari kloset adalah untuk membuang hajat besar maupun kecil. 2. Peturasan Gambar Macam-macam kloset Sumber : Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing Peralatan ini hanya diperuntukan untuk toilet pria, kegunaannya adalah untuk membuang hajat kecil. Gambar 2.13 Macam-macam Peturasan Sumber : Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing
19 25 3. Bak Cuci Tangan Alat ini keberadaannya tidak hanya didalam toilet saja tetapi bisa juga berada diluar toilet umumnya alat ini ada pada restaurant atau area lain yang membutuhkan. 4. Floor Drain Gambar 2.14 Bak Cuci Tangan Sumber : Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing Adalah lubang drainese yang dilengkapi dengan saringan yang dapat diangkat agar air ini tidak tergenang. Gambar 2.15 Floor Drain Sumber : Essential Building and Equipment
20 26 5. Roof Drain Fungsinya sama dengan floor drain tetapi peletakannya diperuntukan di lantai atap agar air hujan yang jatuh diatap gedung tidak tergenang dipasang pada lubang masuk talang tegak dan harus menonjol diatas permukaan atap. Gambar 2.16 Roof Drain Sumber : Essential Building and Equipment Fitting Saniter Fitting saniter yang biasa digunakan adalah : 1. Keran air, terdiri dari : a Keran air dengan sistem buka- tutup secara manual. b Keran air yang dapat dibuka dan tertutup sendiri. c Keran air yang lajunya diatur oleh ketinggian muka air, yaitu katup pelampung. 2. Katup gelontor Gambar 2.17 Keran air Sumber : Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing Fungsinya untuk mengatur aliran air penggelontor untuk kloset dan peturasan.
21 27 Gambar 2.18 Katup gelontor Sumber : Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing 3. Tangki gelontor Fungsinya menampung air untuk digelontor. Dapat bekerja secara manual maupun automatik, yang bekerja dalam jangka waktu tertentu. 4. Perangkap Gambar 2.19 Tangki gelontor Sumber : Essential Building and Equipment Fungsinya untuk menghambat bau tidak sedap dan masukya binatang ke alat saniter.
22 28 Gambar 2.20 Perangkap Sumber : Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing 5. Pancuran mandi 6. Pancuran minum Peralatan Plambing Lainnya Selain peralatan diatas masih terdapat peralatan plambing lainnya, yaitu : 1. Penghancur sampah 2. Mesin cuci piring 3. Mesin cuci 4. Kloset hemat air
23 Peralatan Instalasi Pipa Peralatan dalam suatu sistem instalasi pipa secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Pipa 2. Flens (Flanges) 3. Sambungan (fitting) 4. Katup (valve) 5. Gantungan pipa (hanger) 6. Peralatan lainnya Pipa Pipa merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyalurkan fluida, baik itu cair maupun gas, dalam menentukan jenis pipa yang akan dipergunakan harus diperhatikan jenis fluida yang dialirkan, juga tekanan yang dibutuhkan serta tekanan yang timbul baik dari dalam maupun dari luar pipa. Dalam Pembuatannya secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu : 1. Pembuatan pipa tanpa sambungan (simless type) 2. Pembuatan pipa dengan sambungan (pengelasan) Pada umumnya pipa yang digunakan pada instalasi didalam gedung adalah pipa PVC, pipa GIP atau pipa black steel. 1. Pipa PVC (Polyvinyl Chloride) digunakan untuk : Instalasi air kotor
24 30 Instalasi air buangan Instalasi pipa vent Kadang digunakan juga untuk distribusi air bersih Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa PVC tahan terhadap karat, dan viskositas permukaan bagian dalamnya tinggi. 2. Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe) dapat menahan tekanan lebih tinggi digunakan untuk instalasi pipa distribusi air bersih, kadang digunakan untuk instalasi pipa pencegahan dan penanggulangan kebakaran. 3. Pipa Black Steel, digunakan untuk instalasi pipa pencegahan dan penanggulangan kebakaran Flens Dipasang pada ujung pipa berguna sebagai penyambung pipa yang satu dengan yang lain dengan memakai baut dan mur, banyak dipergunakan pada sambungan yang tidak permanen agar mudah diperbaiki atau diganti. Gambar 2.21 Flens Sumber : Essential Building and Equipment
25 Sambungan Sambungan pada pipa dapat dibagi menjadi empat cara yaitu: 1. Sambungan flens (flange) Flens ini dilaskan ke ujung pipa untuk digunakan sebagai penyambung pipa yang satu dengan pipa yang lain. Pada flens ini terdapat lubang sebagai tempat baut dan murnya. Flens biasanya digunakan pada penyambungan yang tidak permanen, agar mudah dilepas untuk diperbaiki atau diganti. 2. Sambungan las Sambungan las biasanya digunakan untuk pipa yang diameternya berukuran lebih dari 50 mm dan sifatnya permanen. 3. Sambungan ulir Sambungan ulir biasanya digunakan untuk pipa yang diameternya berukuran kurang dari 50 mm. 4. Sambungan Lem Sambungan dengan lem ini untuk pipa PVC.
26 32 Gambar 2.22 Simbol Sambungan Sumber : Plambing Macam-macam sambungan/fitting : 1. Elbow Elbow digunakan untuk menyambung pipa bila terjadi belokan, elbow dibagi atas empat jenis yang didasarkan atas sudut belok.
27 33 Gambar 2.23 Macam-macam Elbow Sumber : Plambing 2. Shocket Berfungsi untuk menyambung dua buah pipa yang mempunyai diameter yang sama. Untuk jenis ini terdapat 3 macam bentuk untuk jenis pipa yang berlainan. Shocked untuk pipa PVC menggunakan lem dalam penyambungannya Gambar 2.24 Shocket untuk PVC Sumber : Plambing Shocked untuk GIP menggunakan drat/ulir dalam penyambungannya Gambar 2.25 Shocked untuk GIP Sumber : Plambing Shocked untuk Black Steel Pipe menggunakan las
28 34 Gambar 2.26 Shocked untuk Black Steel Pipe Sumber : Plambing 3. Reducer Alat ini berguna untuk menyambung dua buah pipa yang berbeda diameternya. 4. Tee Gambar 2.27 Reducer Sumber : Plambing Dipergunakan bila terjadi persimpangan yang terjadi pada pendistribusian air bersih atau penyatuan saluran pada instalasi pipa air buangan, untuk pendistribusian air bersih biasanya digunakan tee yang standar sedangkan untuk instalasi pipa air kotor dan air buangan memakai Tee-Y. d1=d2=d3 d1=d2 d3 Tee jenis standar Tee jenis Y Gambar 2.28 Jenis Tee Sumber : Plambing
29 35 5. Penutup pipa (plug) Fungsinya sebagai pemutus ujung pipa. Gambar 2.29 Penutup Sumber : Plambing Katup (valve) Ada berbagai macam katup yang dapat digunakan dalam sistem perpipaan. Untuk sistem plambing biasanya menggunakan katup sebagai berikut : 1. Katup sorong (Gate valve) Katup ini mempunyai fungsi untuk menutup dan membuka instalasi pipa bila diperlukan, seperti bila ada kerusakan atau perbaikan, sehingga tidak perlu mematikan seluruh instalasi, katup ini biasanya dipasang pada pipa cabang dan sedekat mungkin dengan pipa utamanya (main pipe). Gambar 2.30 Gate Valve Sumber : Plambing
30 36 2. Katup searah (Check Valve) Katup ini digunakan untuk aliran searah sehingga dapat mencegah arus balik dari air yang telah dipompakan pada saat aliran listrik mati. Gambar 2.31 Check Valve Sumber : Plambing 3. Foot Valve Katup ini mempunyai fungsi sama dengan katup searah tetapi ditambah dengan penyaring dan dipasang pada ujung suction pipe. 4. Globe Valve Gambar 2.32 Foot Valve Sumber : Plambing Katup ini mempunyai fungsi sama dengan Gate Valve, fungsinya untuk mengatur atau membatasi laju aliran pada pipa cabang.
31 37 Gambar 2.33 Globe Valve Sumber : Plambing 5. Main Control Valve Katup ini mempunyai fungsi untuk mengontrol aliran secara umum sebelum disalurkan ke pipa-pipa cabang pada masing-masing lantai. Gambar 2.34 Main control valve Sumber : Plambing
32 38 Keterangan : 1. Membrane 6. Body drain plug 2. Drain cock on top cap 7. Reversible seat seal 3. High pressure top cap 8. High pressure body 4. Nuts, bolts and screws 9. Pilot circuit connection 5. Replaceable streamlined seat 10. Pilot circuit connection 6. Safety Valve Katup ini mempunyai fungsi untuk melepaskan tekanan yang berlebihan pada pipa kerja, pada penggunaannya katup ini di pasang sebelum gate valve. Gambar 2.35 Safety Valve Sumber : Plambing Gantungan Pipa (Hanger) Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk penggantung pipa, yaitu: 1. Berat Pipa Berat pipa yang harus diperhatikan selain pipa itu sendiri juga meliputi berat perlengkapannya, seperti katup dan bahan isolasi serta isi pipa tersebut. Pada instalasi pipa-pipa tertentu ada kemungkinan orang akan berdiri di atas pipa
33 39 untuk pemeriksaan atau perbaikan perlengkapan pipa tersebut atau pipa lain di sebelahnya, sehingga perlu di pertimbangkan berat rata-rata manusia. 2. Jenis Pipa Jarak antara penggantung dan penumpu bergantung pada jenis bahan pipa, karena adanya perbedaan lenturan. 3. Mencegah Perambatan Getaran Pipa yang berhubungan dengan mesin atau peralatan yang bergerak atau berputar dapat meneruskan getaran mesin atau peralatan tersebut keruangan lain. Penggantung atau penumpu sebaiknya dapat mencegah perambatan getaran semacam ini. 4. Ekspansi Pipa Penggantung atau penumpu pipa harus mampu menampung adanya perubahan panjang pipa yang diakibatkan oleh perubahan temperatur pipa. 5. Jarak antar Pipa Jarak minimum antar pipa ± 25 mm. Jarak ini untuk memungkinkan penggunaan alat, pemasangan isolasi atau penutup pipa yang lain, pengecatan dan pekerjaan perawatan umumnya. 6. Pertimbangan untuk pekerjaan lainnya Perlu diperhatikan ruang disekitar pipa untuk pekerjaan lainnya, seperti saluran udara, pipa rak kabel dan sebagainya. 7. Penggantung pipa pada pipa lainnya. Pipa tidak boleh digantungkan pada pipa lainnya karena dapat menimbulkan kerusakan pada pipa di atasnya.
34 40 8. Baut penggantung pipa Baut ini harus dipasang vertikal dengan baik. 9. Lokasi pengantung Penggantung atau penumpu pipa harus dipasang pada tempat-tempat berikut : a Sekitar katup dan sambungan ekspansi. b Belokan pipa mendatar. c Dasar pipa tegak. d Cabang pipa. Gambar 2.36 Macam-macam Penggantung Sumber : Essential Building and Equipment
35 Peralatan Lainnya Peralatan lain yang terdapat pada instalasi pipa antara lain : 1. Flexible Joint Flexible joint mempunyai fungsi untuk meredam getaran yang terjadi akibat bekerjanya pompa agar tidak merusak sambungan pada instalasi pipa, diletakan sebelum dan sesudah pompa. 2. Strainner Gambar 2.37 Flexible Joint Sumber : Plambing Strainner mempunyai fungsi sebagai penyaring air, yang dipasang pada suction pipe sebelum masuk kedalam pompa. 3. Pipe support Gambar 2.38 Strainer Sumber : Plambing Digunakan sebagai penyangga pipa diatas tanah Gambar 2.39 Pipe Support Sumber : Plambing
36 42 4. Manometer Manometer mempunyai fungsi untuk melihat besarnya tekanan air yang dialirkan. 2.8 Perhitungan Diameter Pipa Cabang Menentukan diameter pipa mempunyai tujuan agar laju aliran yang mengalir didalam pipa dapat mencapai laju aliran yang dibutuhkan alat plambing, dalam hal ini diameter pipa harus ditentukan dahulu dari jenis alat plambing yang dilayani oleh pipa tersebut. Laju aliran air yang diijinkan yaitu (1,8 2,4)m/s, digunakan dalam menentukan diameter pipa yang akan digunakan. Untuk mengetahui laju aliran yang dibutuhkan oleh alat plambing perlu diketahui lebih dahulu jenis alat plambing yang digunakan, setelah itu baru kita dapat tentukan nilai beban unit alat plambing untuk perkiraan pertama kita ambil kecepatan air mula-mula adalah 2 m/s dan berdasarkan metode kecepatan ijin, besarnya kecepatan antara (1,8 2,4)m/s. Setelah diameter pipa yang didapat disesuaikan dengan diameter pipa yang ada dipasaran dan kita koreksi ulang untuk mendapatkan kecepatan aliran antara (1,8 2,4)m/s. Adanya pembatasan ini bertujuan agar alat plambing yang digunakan tidak cepat rusak dan menjaga aliran dalam pipa tetap laminer. Untuk mencari diameter pipa dapat menggunakan langkah-langkah berikut : 1. Menentukan besar beban unit alat plambing/ Water Supply Fixture Unit (WSFU) (tabel 2.4) dan debit air, Q (tabel 2.5)
37 43 2. Asumsi kecepatan aliran antara (1,8 2,4)m/s 3. Didapat diameter pipa sesungguhnya dengan menggunakan rumus : Q = A. V 1 A = 1 Π D 2 4 D = 4A π Dimana : Q = Debit air (m 3 /s) A = Luas pipa (m 2 ) D = Diameter pipa (mm) V = Kecepatan aliran air (m/s) 4. Setelah diameter pipa sesungguhnya didapat, tentukan diameter yang digunakan sesuai dengan diameter pipa yang ada dipasaran, yaitu : Tabel 2.3 Diameter nominal pipa mm inchi mm inchi ½ ¾ 1 1 ¼ 1 ½ 2 2 ½ Dengan diameter yang diambil sesuai dengan yang ada dipasaran, dimana kecepatan aliran harus berada antara (1,8 2,4)m/s. 1 Mekanika Fluida, jilid 1, hal 94
38 44 Jenis Alat Plambing Kloset Kloset Peturasan Peturasan Terbuka Peturasan Terbuka Bak Cuci (kecil) Bak Cuci Tangan Bak Cuci Tangan (untuk kamar operasi) Bak Mandi Rendam Pancuran Mandi Pancuran Mandi Satuan Kamar Mandi Satuan Kamar Mandi Bak Cuci Bersama Bak Cuci Pel Bak Cuci Dapur Bak Cuci Piring Bak Cuci Pakaian Pancuran Air Minum Pemanas Air Tabel 2.4 Unit Beban Alat Plambing Jenis Penyediaan Air Katup Gelontor Tangki Gelontor Katup Gelontor Katup Gelontor Tangki Gelontor Keran Keran Keran Keran Pencampur Air Keran Pencampur Air Keran Pencampur Air Kloset Dengan Katup Kloset Dengan Tangki Untuk Tiap Keran Keran Keran Keran Keran Keran Air Minum Katup Bola Unit Alat Plambing Untuk Untuk pribadi Umum Sumber : Perancangan dan pemeliharaan sistem plambing hal 68 Keterangan Untuk umum, Hotel, restoran - alat plambing untuk pribadi dimaksudkan pada pemakaian tidak terlalu sering - alat plambing untuk umum dimaksudkan pada pemakaian cukup sering. Dari macam alat plambing tersebut terdapat jumlah beban yang sudah menjadi standarisasi dalam setiap unit alat plambing yang dinamakan WSFU (Water Supply Fixture Unit) Kloset mempunyai beban unit 10 Lavatory basin mempunyai beban unit 2 Keran mempunyai beban unit 5
39 45 Tabel 2.5 Laju Aliran Air Sistem Penyediaan Tangki Gelontor Sistem Penyediaan Katup Gelontor Beban Water Supply Fixtures Unit (WSFU) Kebutuhan Beban Water Supply Fixtures Unit (WSFU) Kebutuhan Gpm Liter/s Gpm liter/s ,0 5,0 6,5 8,0 9,4 10,7 11,8 12,8 13,7 14,6 16,0 17,0 18,0 18,8 19,6 21,5 23,3 24,9 26,3 27,7 29,1 32,0 35,0 38,0 41,0 43,5 48,0 52,5 57,0 61,0 65,0 75,0 85,0 105,0 124,0 170,0 208,0 239,.0 269,0 325,0 380,0 433,0 525,0 593,0 0,19 0,32 0,41 0,51 0,59 0,68 0,74 0,81 0,86 0,92 1,01 1,07 1,14 1,19 1,24 1,36 1,47 1,57 1,66 1,76 1,84 2,02 2,21 2,40 2,59 2,74 3,03 3,31 3,60 3,85 4,10 4,73 5,36 6,62 7,82 10,73 13,12 15,08 16,97 20,50 23,97 27,32 33,12 37, ,0 17,4 19,8 22,2 24,6 27,0 28,6 30,2 31,8 33,4 35,0 38,0 42,0 44,0 46,0 48,0 50,0 54,0 58,0 61,2 64,3 67,5 73,0 77,0 81,0 85,5 90,0 101,0 108,0 143,0 157,0 177,0 208,0 239,0 269,0 325,0 380,0 433,0 525,0 593,0 0,95 1,10 1,25 1,40 1,55 1,70 1,80 1,91 2,01 2,11 2,21 2,40 2,65 2,78 2,90 3,03 3,15 3,43 3,66 3,86 4,06 4,26 4,61 4,81 5,14 5,39 5,68 6,37 6,81 8,01 9,02 11,17 13,12 15,08 16,97 20,50 23,97 27,32 33,12 37,41 Sumber : Pedoman Plambing Indonesia, hal 70
40 Tangki Penyimpanan Air Kebutuhan akan air pada gedung ini cukup banyak, sehingga membutuhkan suatu tangki penyimpanan agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu dalam perencanaan instalasi plambing ini dibuat tangki penyimpanan bahan tanah dan atap Kapasitas Air Bersih Untuk menentukan kebutuhan air bersih harus diketahui jumlah penghuni pada gedung ini. Mengingat pemakaian gedung ini hanya sebatas asrama penampungan jamaah haji, yang waktu pemakaiannya pada musim haji maka diasumsikan kebutuhan air berdasarkan kebutuhan. Perhitungan kebutuhan air pada gedung asrama. Diketahui luas gedung Jumlah Lantai Luas effektif gedung 60% dari luas lantai Setiap orang memerlukan 5 m 2 dari luas lantai efektif. Untuk pemakaian rata-rata per orang setiap hari dalam asrama dibutuhkan 120 liter (didapat dari perancangan dan pemeliharaan sistem plambing hal 48). Jumlah tersebut perlu ditambahkan 20% untuk mengatasi kebocoran dan keperluan lain-lain, maka perhitungannya sebagai berikut : Untuk mengatasi kebakaran perlu ditambahkan sebesar 500 GPM atau 1875 l/menit x 30 menit = liter.
41 47 Dimana : 30 menit = Waktu yang diperlukan bantuan dari dinas kebakaran 500 GPM = Dari NFPA. maksimal 30 menit setelah terjadi kebakaran. Jadi total kebutuhan air, Q d Diasumsikan pemakaian air dalam satu hari 8 jam, didapat Q h = T Q d 2 Sedangkan kapasitas pompa dinas (Q s ) diperkirakan dua per tiga dari pemakaian rata-rata perjam. Qs = 2 xq 3 h Volume Tangki Bawah ( Ground Water Reservoir) Dengan diketahui kapasitas air maka dapat dihitung volume tangki bawah tanah (GWR), untuk menampung air yang akan di distribusikan keseluruh lantai. Vr = Q d -Q s T 4 Dimana Vr : Volume tangki bawah tanah (m 3 ) Q d : Kapasitas air per hari (m 3 ) Q s : Laju aliran pipa dinas (m 3 /jam) T : Waktu pemakaian (jam) 2 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, hal 68 3 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, hal 97 4 Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, hal 96
42 Volume Tangki Atap Untuk mendapatkan volume tangki atap, harus diketahui kebutuhan air pada jam puncak dan kebutuhan air pada menit puncak. Untuk menampung kelebihan puncak, dan biasanya disediakan kapasitas cukup untuk jangka panjang. Waktu kebutuhan puncak tersebut yaitu sekitar 30 menit. Kebutuhan air pada jam puncak, Q h maks 5 Q h maks = C 1 x Q h Dimana : Q h maks : Kebutuhan air pada jam puncak (m 3 /jam) C 1 : Konstanta (1,5-2) Q h : Pemakaian air rata-rata per jam (m 3 /jam) Q h = T Q d Kebutuhan air pada menit puncak, Q m maks Dimana : Q 6 h Q m maks = C 2 x 60 Q m maks : Kebutuhan air pada menit puncak (m 3 /menit) C 2 : Konstanta (3-4) Volume efektif tangki atap,v E V E = (Q m maks Q h maks ) T p + (Q pu x T pu ) 7 5 Perancangan dan pemeliharaan Sistem Plambing, hal 69 6 Perancangan dan pemeliharaan Sistem Plambing, hal 69 7 Perancangan dan pemeliharaan Sistem Plambing, hal 97
43 49 Dimana : V E : Volume tangki atap (m 3 ) T p : Jangka waktu kebutuhan puncak (menit) Q pu : Kapasitas pompa pengisi (diusahakan sebesar Q m maks ) (m 3 /menit ) T pu : Waktu pompa angkat (menit) 2.10 Perhitungan Tekanan Secara umum dapat ditentukan bahwa tekanan standart yang digunakan adalah 1,0 kg/cm 2. Dengan kata lain permukaan air terendah pada tangki atap harus mempunyai ketinggian minimal 10 m dari alat plambing yang bersangkutan. Tekanan air yang kurang mencukupi akan menimbulkan kesulitan dalam permukaan air. Tekanan air yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit terkena pancaran air serta mempercepat kerusakkan peralatan plambing dan menambah kemungkinan timbulnya pukulan air. Untuk itu perlu adanya batasan tekanan dalam perencanaan sistem air bersih adapun batasan tersebut berkisar antara 1-4 atm atau N/m 2. Dengan memperhatikan hal diatas maka untuk mengalirkan air ke lantai yang teratas dibantu dengan pompa booster. Diasumsikan tekanan pompa booster sebesar 1 kg/cm 2 atau N/m 2. Sedangkan untuk lantai 2 dan 1 dialirkan secara gravitasi. Untuk mencari tekanan setiap lantai digunakan rumus : P= ρ x g x h 8 8 Mekanika Fluida jilid 1, hal 29
44 50 P = Tekanan (N/m 2 ) ρ = Kerapatan air (998,2 kg/m 3 ) g = Percepatan gravitasi (9,81 m/s 2 ) h = Tinggi potensial (m) 2.11 Perhitungan Tebal Pipa Untuk mencari tebal pipa digunakan persamaan sebagai berikut : t = PxD 2Xσ + C 9 Dimana : t = Tebal pipa (cm) P = Tekanan dalam pipa (kg/cm 2 ) σ = Tegangan tarik yang diijinkan (kg/cm 2 ) C = Konstanta (cm) 2.12 Perhitungan Kapasitas Head Total dan Daya Pompa Pompa yang digunakan dalam sistem plumbing biasanya ada dua macam yaitu pompa Delivery dan Pompa Booster Pompa Delivery Pompa delivery yang terletak pada rumah pompa diatas tangki bawah (GWR). Kapasitas pompa harus dapat memenuhi kebutuhan dari seluruh alat plambing yang digunakan untuk itu pompa yang digunakan adalah pompa yang sesuai dengan kebutuhan air pada jam puncak (Q hmax ) 9 A Text Book of machine Design, hal 187
45 51 Roof Tank P2 Z2 Z1 GWR P1 Gambar 2.40 Skema Instalasi Pompa Sumber : Piping System Perhitungan head pompa yang akan digunakan adalah berdasarkan persamaan : H 2 V = H a + H p g Dimana : H Ha = Head total pompa (m) = Head statis (m) Hp = Perbedaan Head Tekanan (m) 2 V 2g = Head kecepatan pada lubang keluar pipa(m) Head Statis Head Statis adalah perbedaan ketinggian muka air sisi keluar dan tinggi muka air isap dengan persamaan berikut : Ha = Z 2 Z 1 Dimana : Z 1 = Ketinggian pada titik 1 Z 2 = Ketinggian pada titik 2 Sehingga 10 Pompa dan Kompresor, hal 26
46 Perbedaan Head Tekanan Perbedaan head tekanan adalah perbedaan tekanan yang disisi isap yang dapat dilihat dengan persamaan sebagai berikut : Hp = p2 p1 γ Dimana : P 1 = Tekanan pada sisi isap P 2 = Tekanan Pada sisi keluar γ = Berat Jenis zat cair Kerugian Head (Hi) Kerugian Head (Hi) merupakan hambatan-hambatan yang dialami air sepanjang jalur pipa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : h i = h f + h e + h c 2 Lxv h f f 2xgxD = 11 2 V h e ΣK 2xg = V h c 1 x Cc 2xg = 13 Dimana : h f = Head kerugian gesek dalam pipa (m) 11 Mekanika Fluida jilid I, hal Mekanika Fluida jilid I, hal Mekanika Fluida jilid I, hal 211
47 53 h i = Kerugian pada peralatan plambing (m) h c = Kerugian penyempitan pipa (m) f = Faktor gesekan L = Panjang pipa lurus (m) d = Diameter pipa g = Percepatan gravitasi Sebelum mencari head harus diketahui terlebih dahulu apakah aliran yang terjadi adalah aliran laminer atau aliran turbulen dengan menggunakan bilangan Reynolds : vxd = µ Re 14 Dimana: Re = Bilangan reynolds v = kecepatan aliran (m/s) d = Diameter pipa (mm) µ = Viskositas Kinetik air = ± 1,007 x 10-6 m 2 /s pada suhu 20 o C Re < 2300, aliran bersifat laminer. Re > 4000, aliran bersifat turbulen. Re = , terdapat daerah transisi dimana aliran dapat bersifat laminer atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan aliran. 14 Pompa sentrifugal, hal 25
48 54 Aliran bersifat turbulen maka untuk menghitung kerugian gesek dalam pipa digunakan rumus : 2 L v h f = fx x D 2g Dimana: h f = kerugian gesek pipa lurus (m) f = 0, ,0005 D (Formula Darcy) L v = Panjang total pipa (m) = Kecepatan aliran (m/s) D = Diameter pipa (m) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) Head Kerugian dalam Jalur Pipa Kerugian dalam jalur pipa adalah kerugian belokan yang berupa kerugian pada Gate Valve, Tee, Check Valve, Strainer dan Flexible Joint Untuk menghitung semua kerugian tersebut digunakan rumus : 2 v h e K 2xg = 15 Dimana : h e = Kerugian dalam jalur pipa K = Faktor untuk sambungan dan belokan (lihat Tabel 2.6) 15 Pompa dan Kompresor, hal 29
49 55 Tabel 2.6 Koefisien Kerugian Tinggi Tekan Lengkapan K Katup Bola 10,0 Katup Sudut 5,0 Katub Gerbang 0,19 Katub Searah ayun 2,5 T-Standart 1,8 Suku Standart 0,9 Sumber : Mekanika Fluida I, hal 212 Untuk kerugian peralatan plambing (h e ) harus diketahui besarnya nilai kerugian total (ΣK) Head kerugian reducer pada pipa Head kerugian reducer berupa kerugian penyempitan pada pipa, dapat dihitung dengan menggunakan rumus : h Dimana : c 1 = Cc v 2g h c = Head kerugian reducer (m) C c = Koefisien penyempitan untuk air Setelah diperoleh semua maka h i dapat diperoleh : h i = h f + h e + h c
50 Daya Pompa Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha, sedangkan daya pompa adalah besarnya energi persatuan waktu atau kecepatan melakukan kerja. Jenis daya di bagi menjadi : 1. Daya hidrolik (daya pompa teoritis) adalah daya yang dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah zat cair 2. Daya penggerak (driver) adalah daya poros dibagi dengan effisiensi mekanis (effisiensi transmisi) 3. Daya poros pompa adalah daya untuk mengatasi kerugian daya yang dibutuhkan oleh poros yang sesungguhnya adalah lebih besar dari pada daya hidrolik, Besarnya daya poros sesungguhnya adalah sama dengan effisiensi pompa Setelah didapat besarnya head pompa angkat, kemudian dihitung besarnya daya pompa dengan menggunakan rumus : Pw ρxgxqxh η = 16 p Dimana : Pw = Daya Pompa (Watt) ρ = Kerapatan Air (998 kg/m 3 ) η = Efesiensi Pompa (%) Q H = Kapasitas pompa (m 3 /s) = Head Pompa (m) 16 Pompa sentrifugal, hal 100
51 57 Untuk mencari efesiensi pompa (ηp) digunakan grafik Gambar 2.41 Grafik ηp, ns dan Q Sumber : Pompa dan Kompresor Untuk menjalankan pompa tersebut dibutuhkan motor penggerak pompa maka daya listrik yang dipakai untuk menjalankan motor pompa tersebut adalah Pp = Pw ηp 17 Untuk menghitung daya motor dipergunakan rumus : P motor = p p ( 1+ α) ηx trans Dimana : Pp = Daya Poros α = Faktor Cadangan (0,15) ηtrans = Effisiensi Transmisi (0,9) 17 Pompa Sentrifugal, hal 101
TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA
TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Disusun
Lebih terperinciPRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1
PRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1 Fungsi dan jenis peralatan plambing Fungsi peralatan plambing Menyediakan air bersih ke tempat 2 tertentu dg tekanan cukup dan air panas bila diperlukan Menyalurkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data gedung Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan Berikut data-data gedung tersebut: Tingkat : 6 lantai Tinggi bangunan :24 m Pada lantai pertama terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Definisi Praktek Kerja Pipa 1.3. Macam-macam Pipa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem saluran dan pembuangan adalah suatu konstruksi yang mengatur pemasukan atau penyuplaian air bersih guna kebutuhan manusia dan pengeluaran /pembuangan air bekas/limbahnya
Lebih terperinciTUGAS AKHIR SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH PADA LANTAI 1 GEDUNG SENTRA BISNIS DAN DISTRIBUSI PT. CNI
TUGAS AKHIR SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH PADA LANTAI 1 GEDUNG SENTRA BISNIS DAN DISTRIBUSI PT. CNI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Mesin Disusun
Lebih terperinciFungsi dan jenis peralatan plambing
Fungsi dan jenis peralatan plambing Fungsi peralatan plambing Menyediakan air bersih ke tempat 2 tertentu yg dikehendaki dg tekanan yang cukup Menyalurkan air kotor dari tempat 2 tertentu tanpa mencemari
Lebih terperinciKLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN
KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan
Lebih terperinciBAB XIV INSTALASI PIPA PVC
BAB XIV INSTALASI PIPA PVC Pipa PVC sudah banyak digunakan di dunia dan di Indonesia pada khususnya. Mulai untuk pipa air bersih, air kotor, kotoran, dan air hujan. Pipa PVC standar pipa pasar atau pipa
Lebih terperinciSistem Plambing Dalam Gedung
Sistem Plambing Dalam Gedung 1. Pendahuluan Sistem Plambing plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan; a. penyediaan air bersih, yaitu menyediakan dan menyalurkan air
Lebih terperinci1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN
1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN Topik kajian dalam modul ini hanya terbatas pada Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air Hujan. Sebelum tahapan
Lebih terperinciBAB III. Analisa Dan Perhitungan
Laporan Tugas Akhir 60 BAB III Analisa Dan Perhitungan 3.1. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada tanggal 14 mei 014 di gedung tower universitas mercubuana dengan data sebagai berikut : Gambar
Lebih terperinciKLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:
KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015 Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Tahapan Perancangan Sistem Air Bersih 3.1.1. Menentukan Fungsi Bangunan Sebelum memulai Perancangan sistem Plambing. Penulis sebagai perancang harus mengetahui di fungsi
Lebih terperinciPENCEGAHAN TERJADINYA PUKULAN AIR DALAM PIPA INSTALASI PLAMBING PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH
PENCEGAHAN TERJADINYA PUKULAN AIR DALAM PIPA INSTALASI PLAMBING PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH Sudarmadji, Puryanto, Hamdi Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya Jln. Srijaya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial
Lebih terperinciINSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009
INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009 PENDAHULUAN Instalasi plumbing (pemipaan) sangat penting untuk menunjang operasional bangunan. Sebagai sarana penyaluran air, gas,
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN
PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Sistem Plambing merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu perencanaan dan perancangan sistem plambing haruslah dilakukan
Lebih terperinciBagian III: JARINGAN AIR KOTOR
Bagian III: JARINGAN AIR KOTOR PENGERTIAN Air buangan atau Air Limbah (Waste Water) adalah air yang telah selesai digunakan oleh berbagai kegiatan manusia (rumah tangga, industri, bangunan umum dll.).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prinsip Dasar Sistem Distribusi Air Bersih Sistem distribusi air bersih merupakan sistem pemipaan yang disiapkan di dalam bangunan maupun di luar bangunan guna mengalirkan air
Lebih terperinciPlumbing class PLUMBING. Sistem plambing. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran 16/02/2011 RE
PLUMBING Welcome Students! t Lecture Note 1 RE 091307 class Apa itu plambing? Apa yang dipelajari di kuliah ini? Tugas besar perencanaan sistem plambing? Department of Environmental Engineering ITS 1 Department
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar
Lebih terperinciBAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN
BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Penaksiran Laju Aliran Air Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air, di antaranya yang akan dibahas di sini, yaitu : a. Berdasarkan jumlah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti :
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Plumbing Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti : a) Pipa ledeng b) pekerjaan mematri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengairan Tanah Pertambakan Pada daerah perbukitan di Atmasnawi Kecamatan Gunung Sindur., terdapat banyak sekali tambak ikan air tawar yang tidak dapat memelihara ikan pada
Lebih terperinciMENDIMENSI DIAMETER PIPA AIR
MENDIMENSI DIAMETER PIPA AIR BAG- TPS.001.A-133 15 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ground Tank Ground tank atau dalam bahasa Indonesia lebih sering disebut Tangki bawah tanah, merupakan salah satu bentuk bak penampungan air yang dibangun atau diletakkan
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih Gedung Park View Hotel DIMAS ANGGARA PUTRA, YULIANTI PRATAMA, ANINDITO NURPRABOWO
Jurnal Reka Lingkungan [Teknik Lingkungan] Itenas No.2 Vol.3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih Gedung Park View Hotel DIMAS ANGGARA
Lebih terperinciINSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya
INSTALASI PLUMBING I. SISTEM PLUMBING Sistem plumbing di dalam gedung meliputi beberapa sarana yang terdiri dari: 1. Sarana sumber air bersih 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Plambing Kesehatan merupakan salah satu milik manusia yang sangat berharga. Menjaga kesehatan dapat dimulai dengan menjaga kesehatan lingkungan, baik lingkungan kerja maupun
Lebih terperinciPERENCANAAN INSTALASI PLAMBING DAN SANITASI PADA GEDUNG KAMPUS WATES UNY
PERENCANAAN INSTALASI PLAMBING DAN SANITASI PADA GEDUNG KAMPUS WATES UNY A. KEBUTUHAN AIR BERSIH Sistem instalasi yang direncanakan adalah instalasi plambing pada gedung UNY KAMPUS WATES dengan mengetahui
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA DESIGN OF PLUMBING AND FIRE HYDRANT SYSTEM IN SAPHIRE AND AMETHYS TOWER EASTCOAST
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu
Tugas Akir BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT 4.1 Data data Perencanaan Jenis cairan : Air Massa jenis cairan : 1 kg/liter Temperatur cairan : 5ºC Kapasitas : 4.731 liter/menit (150 gpm) Kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kesehariannya manusia tidak pernah lepas dari masalah kesehatan, baik itu menyangkut air bersih, air buangan atau sampah jika tidak dirancang atau dikelola dengan
Lebih terperinciBAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK
BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4. 1. Perhitungan Pompa yang akan di pilih digunakan untuk memindahkan air bersih dari tangki utama ke reservoar. Dari data survei diketahui : 1. Kapasitas aliran (Q)
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM Naskah Publikasi ini disusun guna memenuhi Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS
19 BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS 3.1 Kawasan Perumahan Batununggal Indah Kawasan perumahan Batununggal Indah merupakan salah satu kawasan hunian yang banyak digunakan sebagai rumah tinggal dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan sistem plambing haruslah dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Di dalam suatu perencanaan Instalasi pipa (sistem plambing) ini banyak terdapat permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dalam aplikasinya dilapangan, kadang kala hasil
Lebih terperinciTUGAS PLUMBING PERENCANAAN SISTEM PLUMBING GEDUNG BANK MANDIRI JAWA TENGAH
TUGAS PLUMBING PERENCANAAN SISTEM PLUMBING GEDUNG BANK MANDIRI JAWA TENGAH Disusun Oleh : Kelompok 7 Ahmad Indra Permana Dea Budi Istantinova Flora Resti Utami Irma Suryanti Michael Dwi Oktavian Ryanti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tabel 5.1 Hasil perhitungan data NO Penjelasan Nilai 1 Head kerugian mayor sisi isap 0,14 m 2 Head kerugian mayor sisi tekan 3,423 m 3 Head kerugian minor pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA
BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA 4. 1. Perhitungan Kapasitas Aliran Air Bersih Berdasarkan acuan dari hasil pengkajian Puslitbang Permukiman Dep. Kimpraswil tahun 2010 dan Permen Kesehatan
Lebih terperinciMETODE UNTUK MENGGANTUNG ATAU MENUMPU PIPA PADA INSTALASI PERPIPAAN. Murni * ) Abstrak
METODE UNTUK MENGGANTUNG ATAU MENUMPU PIPA PADA INSTALASI PERPIPAAN Murni * ) Abstrak Instalasi perpipaan supaya terjamin dan aman dari kerusakan baik karena pemuaian maupun berat instalasi pipa sendiri
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Plambing Air Bersih dan Air Buangan Gedung SMK Negeri 3 Kota Jambi
Jurnal DAUR LINGKUNGAN Februari 2018, Vol. 1 (1): 35-40 ISSN 2615-1626 http://daurling.unbari.ac.id Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih dan Air Buangan Gedung SMK Negeri 3 Kota Jambi Anggrika Riyanti*,
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Mempelajari Gambar Tender (Gambar Forkon) Survei Kondisi Lapangan. Studi Pustaka
31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK Adapun alur proses pelaksanaan kerja praktik Pembuatan Gambar Kerja Instalasi Plambing ini adalah seperti diagram alur proses
Lebih terperinciPERHITUNGAN PRESSURE DROP SISTEM PLAMBING AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT EXCEL SEBAGAI DATABASE PADA GEDUNG X JAKARTA SELATAN
PERHITUNGAN PRESSURE DROP SISTEM PLAMBING AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT EXCEL SEBAGAI DATABASE PADA GEDUNG X JAKARTA SELATAN Pratomo Setyadi *, Septyanto Eko Nurcahyo 2 Teknik Mesin, Universitas
Lebih terperinciPERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M
PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA Oleh : A.A.M Fungsi Pintu dan Jendela: - Akses keluar/masuk ruangan - Penerangan (Lighting) - Penghawaan (Ventilation) Syarat: - Stabil, kuat dan aman Rangka pintu & jendela
Lebih terperinciUMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS
UMY Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS www.umy.ac.id PENDAHULUAN Pada perencanaan sistem sanitasi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA
BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran
BAB IV Bab IV Hasil dan Analisis HASIL DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran merupakan suatu kombinasi dari berbagai sistem untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih ke tempat yang dikehendaki baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas
Lebih terperinciPERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas
PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU Aditya Ayuningtyas Latar Belakang SP 3 Distrik 2 Nglobo Ledok PT.Pertamina EP Field Cepu
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK
BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Kesehatan merupakan salah satu aset manusia yang sangat berharga. Menjaga kesehatan dapat dimulai dengan menjaga kesehatan lingkungan, baik lingkungan kerja
Lebih terperinciPEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT
MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN SERI NAMA : YUFIRMAN NPM : 20407924 PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT JURUSAN TEK NIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2014 LATAR BELAKANG Pompa adalah
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA
BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek pada saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel
Lebih terperinciTata cara perencanaan sistem plambing
Standar Nasional Indonesia Tata cara perencanaan sistem plambing ICS 91.140.60 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi ii Prakata i Pendahuluan 1 1 Ruang lingkup 1 2 Acuan 1 3 Istilah dan definisi
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG APARTEMEN BERTINGKAT DUA PULUH TIGA
KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-nya, laporan tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Perencanaan Sistem Plambing
Lebih terperinciKOMPONEN PEKERJAAN PIPA GIP PIPA PPR PN-20 POMPA TRANSFER FILTER TANGKI AIR ATAS BOOSTER PUMP GATE VALVE QM FITTING ELBOW FITTING DRAT KRAN
KOMPONEN PEKERJAAN PIPA GIP PIPA PPR PN-20 POMPA TRANSFER FILTER TANGKI AIR ATAS BOOSTER PUMP GATE VALVE QM FITTING ELBOW FITTING DRAT KRAN FITTING TEE FITTING REDUCER ALAT YANG DIBUTUHKAN WELDING MACHINE
Lebih terperinciSTUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT
STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT Sarjito, Subroto, Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Tekknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Plambing Air Bersih Pada Bangunan Kondotel dengan Menggunakan Sistem Gravitasi dan Pompa
Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih Pada Bangunan Kondotel dengan Menggunakan Sistem Gravitasi dan Pompa Dida Prahara Teknik Lingkungan, Program Sarjana, Universitas TanjungPura, Pontianak. email :
Lebih terperinciANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT
ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT Nama : Aldian Sya Ban NPM : 20411550 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Ridwan, ST., MT. Latar Belakang 1. Perkembangan Kota
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dari berbagai masalah yang timbul di masyarakat, sering adanya keluhankeluhan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari berbagai masalah yang timbul di masyarakat, sering adanya keluhankeluhan dari penghuni dan masyarakat sekitar bangunan khususnya bangunan rumah tinggal, mengenai
Lebih terperinciKualitas Air Panas. Alat Pemanas yang sering digunakan :
Penyediaan air panas ke dalam bangunan Air, volumenya akan mencapai minimum pada temperatur 4 Celcius, dan akan bertambah pada temperatur yang lebih rendah atau lebih tinggi. Bila kerapatan ( density )
Lebih terperinciTATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM
TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM COPY SNI 03-2399 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM 1 Ruang Iingkup Tata cara ini meliputi istilah dan definisi, persyaratan yang berlaku untuk sarana
Lebih terperinciUsulan Perbaikan Sistem Distribusi Air Bersih dengan Menggunakan Pressure Reducing Valve
Usulan Perbaikan Sistem Distribusi Air Bersih dengan Menggunakan Pressure Reducing Valve untuk Mengatur Tekanan pada Bangunan Gedung X Tinggi 40 Lantai Miftahudin Teknik Mesin, Program Sarjana, Universitas
Lebih terperinciPERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)
PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan teori tentang sistem plambing dan standar yang digunakan sebagai acuan dalam perancangan. Teori perhitungan dan analisa kebutuhan
Lebih terperinciBAB 3 POMPA SENTRIFUGAL
3 BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL 3.1.Kerja Pompa Sentrifugal Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang
Lebih terperinciPenyediaan air panas ke dalam bangunan
Penyediaan air panas ke dalam bangunan Air, volumenya akan mencapai minimum pada temperatur 4 Celcius, dan akan bertambah pada temperatur yang lebih rendah atau lebih tinggi.. Bila kerapatan ( density
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Air Bersih Sistem penyediaan air bersih adalah suatu sistem penyediaan atau pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap
Lebih terperinciPIPA VENT (PIPA UDARA)
PIPA VENT (PIPA UDARA) Di Susun Oleh: Nama : Nuthfa Rizkie Z ( 5415092623 ) Agus Maulana ( 5415092624 ) Prodi : S1. Pendidikan Teknik Sipil (Reg 2009) FAKULTAS TEKNIK TEKNIK SIPIL UNIVERSUTAS NEGERI JAKARTA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan
Lebih terperinciMODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)
MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN, PERAKITAN, PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK AIR MANCUR
Jansen A.Sirait / 4130610019 BAB III PROSES PERANCANGAN, PERAKITAN, PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK AIR MANCUR 3.1. Bagian Yang Dirancang, Dirakit, Diuji dan Perhitungan Pompa Pada proses
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL
TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL Oleh: ANGGIA PRATAMA FADLY 07 171 051 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PLAMBING INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR BUANGAN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN BERTINGKAT TUJUH LANTAI
Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober 2016 90 PERANCANGAN SISTEM PLAMBING INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR BUANGAN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN BERTINGKAT TUJUH LANTAI Suhardiyanto Program
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram
Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Andrea Sebastian Ginting 1, M. Syahril Gultom 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pendahuluan Sebagai gambaran untuk sewage pit itu sendiri direncanakan dikarenakan lokasi toilet berada di level yang sama dengan STP atau di bawah level STP. Selain
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja Pompa Hidram Prinsip kerja hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI
3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah
Lebih terperinciInstalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui
Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAMBING F.45...
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAMBING F.45...09 BUKU PENILAIAN 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R J A AN U M U M B A D
Lebih terperinciEvaluasi Sistem Plambing Rumah Susun Wonorejo Surabaya. Evaluation of Plumbing System in Rumah Susun Wonorejo. Nadia Zahra dan Hari Wiko Indaryanto
Evaluasi Sistem Plambing Rumah Susun Wonorejo Surabaya Evaluation of Plumbing System in Rumah Susun Wonorejo Nadia Zahra dan Hari Wiko Indaryanto Jurusan Teknik Lingkungan, Kampus ITS Sukolilo Surabaya.
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR BERSIH DI HOTEL GRHA SOMAYA YOGYAKARTA DENGAN SOFTWARE PIPEFLOW EXPERT 2009 TUGAS AKHIR
PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR BERSIH DI HOTEL GRHA SOMAYA YOGYAKARTA DENGAN SOFTWARE PIPEFLOW EXPERT 2009 TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Strata-1 Pada Prodi Teknik
Lebih terperinciKEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).
KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI). Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma,,2013
Lebih terperinciSistem plambing pada bangunan gedung
Standar Nasional Indonesia Sistem plambing pada bangunan gedung ICS 91.140.60 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul
Lebih terperinciSPRINKLER DI GUDANG PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA TBK. Wisda Mulyasari ( )
PERANCANGAN FOAM WATER SPRINKLER DI GUDANG PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA TBK Oleh : Wisda Mulyasari (6507 040 018) BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Undang no 1 tahun 1970, pasal 3 ayat (1) huruf
Lebih terperinci