BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gas, cair dan padat yang disebut dengan fluida tiga fasa.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR SIMBOL... viii BAB I PENDAHULUAN...

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah.

FLUIDA BERGERAK. Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu : Aliran laminar / stasioner / streamline.

BAB II LANDASAN TEORI

LAJU ALIRAN MASSA DAN DEBIT ALIRAN (Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mesin Fluida)

Aliran Fluida. Konsep Dasar

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion)

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

B. FLUIDA DINAMIS. Fluida 149

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

III PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

Oleh: STAVINI BELIA

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

Klasisifikasi Aliran:

Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version:

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

BAB II LANDASAN TEORI

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

BAB II LANDASAN TEORI

DINAMIKA FLUIDA. nurhidayah.staff.unja.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

BAB II DASAR TEORI QQ =... (2.1) Dimana: VV = kebutuhan air (mm 3 /hari) tt oooo = lama operasi pompa (jam/hari) nn pp = jumlah pompa

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

FLUIDA DINAMIS. Ciri-ciri umum dari aliran fluida :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap.

PENGARUH T-JUNCTION SEBAGAI ALAT PEMISAH KEROSENE-AIR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II LANDASAN TEORI. Misalkan adalah suatu fungsi skalar, maka turunan vektor kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut :

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

Edy Sriyono. Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Pengaruh Penambahan Rambut dan Serat Pisang Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida

Antiremed Kelas 11 Fisika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

TRANSFER MOMENTUM FLUIDA DINAMIK

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

FISIKA DASR MAKALAH HUKUM STOKES

SOAL TRY OUT FISIKA 2

FIsika FLUIDA DINAMIK

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR

SIMAK UI Fisika

BAB II LANDASAN TEORI

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

Analisa Pengaruh Penambahan Serat Bambu dan Serat Kelapa Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung

PENGUKURAN VISKOSITAS. Review Viskositas 3/20/2013 RINI YULIANINGSIH. Newtonian. Non Newtonian Power Law

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification)

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Selanjutnya untuk menurunkan persamaan yang menyatakan Hukum Bernoulli tersebut dapat dikemukakan dengan gambar sebagai berikut.

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mekanika Fluida Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinyu yang mempelajari tentang fluida (dapat berupa cairan dan gas). Fluida sendiri merupakan zat yang bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena tekanan atau gaya geser walaupun relatif kecil atau bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir. Sedangkan, seperti batu dan benda-benda keras lainnya seluruh zat padat tidak digolongkan ke dalam fluida karena tidak bisa mengalir. Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam, sementara fluida dinamis mempelajari fluida yang bergerak. Semua fluida (gas dan zat cair) memiliki besaran-besaran khusus yang dapat diketahui, antara lain: massa jenis (density), kekentalan (viscosity), tekanan fluida, massa jenis campuran, kecepatan aktual aliran fluida, fraksi volumetrik fluida, kecepatan superfisial aliran fluida, bilangan reynolds. 2.1.1 Massa Jenis Massa jenis ( ) atau density adalah ukuran konsentrasi massa zat cair dan dinyatakan dalam bentuk massa ( ) per satuan volume ( ). (2.1) 5

6 2.1.2 Kekentalan Viskositas atau viscosity ( ) merupakan salah satu ukuran dari kekentalan dari suatu bahan. Viskositas dapat ditulis dalam suatu persamaan sebagai berikut : (2.2) = Koefisien viskositas = Massa jenis (kg/m 3 ) 2.1.3 Tekanan Fluida Tekanan fluida dipancarkan dengan kekuatan yang sama ke semua arah dan bekerja tegak lurus pada suatu bidang. Dalam bidang datar yang sama kekuatan tekanan dalam suatu cairan sama. Tekanan fluida ( ) dapat ditulis dalam suatu persamaan sebagai berikut : (2.3) = Gaya (N) = Luas penampang pipa (m 2 ) 2.1.4 Massa Jenis Campuran (Mixture Density) Dalam aliran fluida multifasa, massa jenis campuran ( ) adalah perbandingan laju aliran massa total ( ) dengan laju aliran total ( ). Massa jenis campuran dapat ditulis dalam suatu persamaan sebagai berikut : (2.4)

7 2.1.5 Kecepatan Aktual Aliran Fluida Kecepatan aktual aliran fluida ( ) adalah rasio dari laju aliran fluida ( ) terhadap luas penampang pipa alir ( ) dikalikan dengan massa jenis fluida ( ). Kecepatan aktual dapat ditulis ke dalam suatu persamaan sebagai berikut : (2.5) (2.6) 2.1.6 Fraksi Volumetrik Fraksi volumetrik fluida ( ) adalah rasio dari laju alir fluida suatu fasa ( ) dengan laju alir total ( ) (Bello, 2008). Fraksi volumetrik untuk sebarang fasa A dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : (2.7) Jumlah dari aliran fluida dapat dinyatakan sebagai volume atau massa fluida dengan masing-masing laju aliran ditunjukkan sebagai laju aliran volume (m 3 /s) dan laju aliran massa (kg/s). Fraksi volumetrik untuk masing-masing fasa dapat dinyatakan ke dalam bentuk persamaan sebagai berikut : (2.8)

8 2.1.7 Kecepatan Superfisial Aliran Fluida Kecepatan superfisial aliran fluida ( ) adalah rasio dari laju aliran fluida ( ) terhadap luas penampang pipa alir ( ) (Menon, 2005). Persamaan kecepatan superfisial aliran fluida dapat ditulis ke dalam suatu persamaan sebagai berikut : (2.9) (2.10) Jadi, untuk masing-masing fasa kecepatan superfisialnya adalah (2.11) (2.12) = Kecepatan superfisial fluida fasa liquid (m/s) = Kecepatan superfisial fluida fasa solid (m/s) = Laju aliran fasa liquid (m 3 /s) = Laju aliran fasa solid (m 3 /s) = Luas penampang pipa (m 2 ) 2.1.8 Bilangan Reynolds Bilangan Reynolds ( ) merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu aliran memiliki pola dinamakan laminar, transisi atau turbulen. Bilangan Reynolds dapat ditulis ke dalam suatu persamaan sebagai berikut :

9 = Diameter dalam pipa (m) (2.13) 2.2 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lamonosov- Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai perubahan fisika dan kimia. 2.3 Hukum Kirchoff Robert Gustav Kirchoff menemukan suatu hukum pada rangkaian tertutup. Ia menemukan dua buah hukum yaitu sebagai berikut : 2.3.1 Hukum Kirchoff I Hukum Kirchoff I digunakan untuk menganalisis suatu jaringan yang kompleks. Hukum Kirchoff I disebut dengan hukum titik cabang. Suatu titik cabang dalam suatu jaringan adalah tempat bertemunya beberapa buah konduktor. Hukum Kirchoff I menyatakan bahwa jumlah arus yang menuju suatu titik cabang jaringan listrik adalah jumlah arus yang meninggalkan titik cabang tersebut. Secara matematis ditulis sebagai berikut : (2.14)

10 Gambar 2.1 Arus-Arus pada Titik Cabang Pada Gambar 2.4 arus menuju titik cabang A. Sedangkan arus dan meninggalkan titik cabang A. Pada titik cabang A berlaku persamaan: (2.15) Dengan menggunakan prinsip Hukum Kirchoff I, jika jaringan pipa yang terdiri dari dua buah source menuju sebuah sink yang di dalamnya mengalir tiga buah fasa, yaitu gas-minyak-pasir tidak mengalami perubahan massa ketika mengalir di pipa alir, maka laju aliran massa fluida yang masuk ( ) dan laju aliran massa fluida yang keluar ( ) dari setiap cabang harus nol atau dengan kata lain : (2.16)

11 Gambar 2.2 Laju Aliran Massa Fluida pada Titik Cabang Pada Gambar 2.5 laju aliran massa fluida dari source 1 dan source 2 masing-masing adalah menuju sink. Sedangkan besarnya laju aliran massa ( ) di sink adalah sebagai berikut : (2.17) (2.18) 2.3.2 Hukum Kirchoff II Hukum Kirchoff II digunakan untuk menghitung besaran-besaran yang terdapat pada rangkaian listrik. Besaran itu di antaranya kuat arus pada suatu cabang ataupun beda tegangan antara dua titik. Hukum Kirchoff II menyatakan bahwa pada rangkaian tertutup jumlah gaya gerak listrik sumber arus dengan penurunan tegangan adalah nol.

12 Gambar 2.3 Arus Arus dalam Rangkaian Loop = 0 (2.19) Secara umum, dapat diartikan bahwa total tegangan yang mengalir di dalam suatu loop adalah nol atau tidak ada energi yang hilang sama sekali di dalam rangkaian loop tersebut. Hukum Kirchoff II dapat diaplikasikan untuk menganalisis suatu jaringan kompleks. Pada jaringan kompleks yang mengandung loop, akan terdapat suatu hukum Kirchoff II. Untuk menerapkan hukum Kirchoff II pada suatu jaringan kompleks digunakan aturan dan langkah sebagai berikut : a. Membuat arah putaran loop pada suatu jaringan kompleks dengan arah sembarang. b. Membuat suatu persamaan laju alir fluida pada setiap node dengan menggunakan hukum Kirchoff I. c. Menerapkan hukum Kirchoff II pada suatu loop dengan ketentuan : Apabila laju alir searah dengan arah loop, maka laju alir tersebut bernilai positif.

13 Apabila laju alir berlawanan arah dengan arah loop, maka laju alir tersebut bernilai negatif. 2.4 Linear Theory Method dalam Jaringan Pipa Linear Theory Method (LTM) yang diterapkan pada suatu jaringan digunakan untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan jaringan pipa secara simultan (Wood dan Charles, 1972). Penerapan Linear Theory Method dilakukan dengan proses linearisasi suku non-linear pada persamaan perubahan tekanan di setiap segmen pipa. Berikut adalah transformasi persamaan energi non-linear dengan aproksimasi perubahan tekanannya : ( ) (2.20) Metode ini telah dimodifikasi sehingga dapat diterapkan pada jaringanjaringan yang berbeda seperti pompa air dan reservoir. Secara implisit, Wood dan Charles menjelaskan asumsi dari perkiraan awal pada aliran di setiap segmen pipa yang menghilangkan kebutuhan untuk proses inisialisasi sebagai berikut : ( ) (2.21) ( ) = Estimasi awal atau nilai dari iterasi sebelumnya pada aliran pipa i = Konstanta hasil perhitungan n i = Iterasi = Segmen pipa

14 2.5 Model Aliran Tiga Fasa Bello pada Pipa Horizontal O.Bello membuat model aliran tiga fasa (gas-minyak-pasir) pada pipa horizontal sebagai berikut : ( ) ( ) ( ) ( ) (2.22) ( ) = Perubahan tekanan total terhadap panjang pipa (Pa) ( ) = Perubahan tekanan fasa liquid-gas terhadap panjang pipa (Pa) ( ) = Perubahan tekanan liquid terhadap panjang pipa (Pa) ( ) = Perubahan tekanan fasa liquid-solid terhadap panjang pipa (Pa) Berdasarkan model di atas, dapat diketahui perubahan tekanan total terhadap panjang pipa adalah perubahan tekanan fasa gas dan minyak terhadap panjang pipa ditambah perubahan tekanan fasa minyak dan pasir terhadap panjang pipa dikurangi perubahan tekanan fasa minyak terhadap panjang pipa. Dari model aliran tiga fasa (gas-minyak-pasir) yang dikemukakan oleh Bello pada pipa horizontal, dapat diketahui suatu perubahan tekanan dalam suatu segmen pipa. Pada skripsi ini dibahas tentang model aliran pasir dalam minyak yaitu ( ).