PENGETAHUAN TENTANG PENELITIAN DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
MOTIF MENELITI DAN KOMITMEN MENGAJAR PADA DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi atau Universitas berasal dari kata latin universitas

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG


BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Hal ini senada dengan S. C. Sri Utami

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAGI MAHASISWA KURANG BERPRESTASI MELALUI PROGRAM MENTORING

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GENAP 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

PENGANTAR PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1. Fakultas psikologi Universitas pancasila 2016

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5).

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Universitas X merupakan salah satu universitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Metode penelitian menurut Sugiyono (2009),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan perubahan tersebut menuntut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MEDAN AREA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti

Abstract

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan

BAB III METODE PENELITIAN. Data, Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur, serta (E) Metode Analisa Data. 1. Variabel terikat : Loyalitas Pelanggan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : IRA WIBOWO

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Antara Self-efficacy Akademik Dengan Hasil Belajar Siswa

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel

MOTIVASI BELAJAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang. ada di dalam penelitian ini (Azwar, 2004, h.5).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian yang akan dicapai secara sistematik, hal ini bertujuan agar hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIII MTsN DURIAN TARUNG PADANG. Oleh: Risa Kurnia Fajri 1, Ardi 2,Helendra 2

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. sekedar persaingan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) saja, tetapi juga produk dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Suatu desain penelitian menyatakan struktur masalah penelitian

iii Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEGIATAN PERKULIAHAN MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelompok atau signifikansi hubungan yang diteliti. Bila dipandang dari

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERILAKU TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI

Transkripsi:

PENGETAHUAN TENTANG PENELITIAN DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA Agoes Dariyo Dosen Fakultas Psikologi Universitas INDONUSA Esa Unggul agoes_dariyo@yahoo.com 44 ABSTRACT The research knowledge is basic for everyone who want to have research experience. Student of university always must take a subject of research methodology course. They study the basics of methodology likes definition of research, data collecting, data analysis, making inclusion, etc. The knowledge of research can increase motivation of the student learning. They has to fulfill the final tasks before passing of the university. They must do research in the field. Therefore, this article wants to explain about the relationship between the knowledge of research and the learning motivation at students. Keywords: research knowledge, study motivation, student. Pendahuluan Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dilakukan melalui kegiatan penelitian. Sudah berabad-abad lamanya para ahli maupun ilmuwan mengakui bahwa penelitian sebagai dasar yang tepat untuk mencapai kebenaran ilmiah. Dasar-dasar kegiatan penelitian sudah diberikan kepada anak-anak sejak sekolah dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Umum (SMU melalui pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA atau natural sience). Kemudian dasar-dasar penelitian juga diberikan secara intensif kepada para mahasiswa yang akan melakukan kegiatan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi). Dasar untuk melakukan suatu kegiatan tertentu adalah ilmu pengetahuan. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan cenderung akan memiliki otoritas untuk melakukan sesuatu secara professional berdasarkan disiplin ilmunya. Secara formal mereka memiliki suatu pengakuan yang syah (sertifikat, ijazah) yaitu memiliki hak untuk menyebarkan dan mengembangkan disiplin ilmunya di masyarakat. Demikian pula, pengetahuan tentang penelitian merupakan pengetahuan dasar yang sangat penting bagi setiap orang mahasiswa untuk melakukan kegiatan penelitian di kemudian hari. harus dimiliki oleh setiap mahasiswa yang akan melakukan kegiatan penelitian guna menyelesaikan tugas akhirnya, seperti sekripsi sarjana strata satu (S-1). Di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta, seorang mahasiswa yang telah memasuki semester ke-3, wajib mengambil mata kuliah metode penelitian. Hal ini sebagai persiapan untuk membekali diri agar mereka dapat melakukan penelitian ilmiah dengan baik. Karena untuk dapat meraih gelar kesarjanaannya, setiap orang mahasiswa harus melakukan kegiatan penelitian ilmiah. menjadi sarana yang efektif bagi seorang calon sarjana untuk melakukan penelitian, karena mereka memahami langkah-langkah dan metode-metode yang tepat dalam kegiatan penelitian ilmiah di lapangan. Mereka yang memahami dan mngetahui tentang penelitian akan terdorong untuk giat dalam belajar maupun mempelajari disiplin ilmunya, karena mereka tahu bahwa disiplin ilmu yang dipelajarinya harus ditindaklanjuti dengan kegiatan penelitian secara empiris di lapangan. Tanpa penelitian empiris, rupanya apa yang

dipelajari cenderung akan menjadi sia-sia saja. Motivasi belajar Motivasi belajar (learning motivation) yaitu dorongan seseorang untuk belajar sesuatu guna mencapai suatu citacita. Seseorang akan memiliki motivasi belajar yang tinggi bila ia menyadari dan memahami tujuan yang akan dicapainya di kemudian hari. Bila seseorang memahami cita-citanya secara baik, maka ia akan terdorong untuk semakin giat dalam belajar. Ada 2 jenis motif yaitu motif internal dan motif eksternal. Motif internal cenderung lebih dapat bertahan lama daripada motif eksternal. (Santrock, 1999; Suryabrata, 1982). Santrock (2001;302) menambahkan 4 karakteristik yang mendasari perkembangan motif intrinsik yaitu: a) selfdetermination, b) curiosity, c) challenge, d) effort. Self determination yaitu kemampuan untuk menentukan tujuan diri sendiri yang dilakukan atau dimiliki sebelumnya. Curiosity ialah kecenderungan untuk mengetahui dan menguasai sesuatu yang cukup besar dari dalam diri sendiri. Challenge ialah suatu kesempatan untuk memperoleh sesuatu sesuai dengan kemampuan diri sendiri. Effort ialah suatu keahlian yang dipergunakan untuk mencapai sesuatu sesuai dengan harapannya. Mempelajari sesuatu agar dapat mencapai keberhasilan dengan baik dibutuhkan motivasi yang tinggi (high motivation). Motivasi yang berasal dari luar (motif eksternal) cenderung tidak akan bertahan lama, karena bila stimulasi luar tersebut sudah hilang atau tidak ada lagi, maka seseorang cenderung akan menurunkan semangat belajarnya (Santrock, 1999). Dengan demikian daya tahan mengahadapi suatu tantangan tidak akan efektif dan tidak mencapai sasaran belajarnya. Mahasiswa sebagai seorang yang memasuki masa perkembangan remaja akhir Ketika terdaftar pertama kali sebagai mahasiswa, seseorang baru saja lulus dari Sekolah Menengah Umum (SMU). Rata-rata usia kelulusan siswa SMU adalah 16-18 tahun. Ini berarti mereka masih tergolong sebagai remaja. Dalam konsep perkembangan, seorang remaja ditandai dengan 3 hal perubahan yaitu (1) perkembangan fisiologis yang ditandai dengan kematangan sexual, (2) perkembangan kognitif ditandai dengan perubahan dari masa operasi konkrit menjadi operasi formal, (3) perkembangan psikososial ditandai pengembangan identitas diri (Rice, 1999; 89). Remaja yang memiliki identitas diri yang matang ditandai dengan keberhasilan mencapai konsep diri, kepercayaan diri, rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri maupun masa depan hidupnya (Papalia, Olds & Feldman, 2004). Dalam konteks masa perkembangan fisiologis, seorang remaja sudah memiliki kematangan fisiologis yaitu kematangan hormon-hormon sexual, kematangan fungsi reproduksi, kematangan tanda sexual primer dan sekunder. Alat-alat sexual dapat berfungsi seperti orang dewasa, sehingga seorang remaja dapat melakukan fungsi hubungan sexual dan mengalami kehamilan, serta melahirkan anak. Dalam konteks perkembangan kognitif, menurut Jean Piaget, seorang remaja dapat melakukan kegiatan berpikir yang rasional, logis, sistematis, terstruktur dan hipotetis. Demikian pula, menurut Erik Erikson, seorang remaja sudah memasuki masa perkembangan sosio-emosional yaitu identitity >< identity confussion. Remaja berusaha untuk mencari identitas diri yaitu memahami dan menemukan diri sendiri. Seorang remaja mengenali segala potensi kelebihan dan kelemahannya, dan berusaha untuk menjadi diri sendiri. Mungkin saja seorang remaja melakukan proses peniruan orang lain yang dianggap idolanya, namun kemudian ia akan dapat memiliki gaya kehidupan pribadi yang khas dan berbeda dengan orang lain. Sebaliknya remaja yang tidak mampu mencapai identitas diri, maka ia dianggap tidak matang dan sulit menjadi pribadi yang mandiri. Hal ini dinamakan pribadi yang sedang binggung mencari identitas (identity confussion). (Santrock, 1999; 81; Turner & Helms, 1995; 78). 45

Dalam pandangan tulisan ini, mahasiswa dianggap sebagai seorang pribadi yang sedang sedang menyelesaikan masa transisi yaitu pencarian dan penyelesaian identitas diri, memiliki kematangan kognitif, kematangan fisiologis serta kematangan psikomoral. Kerangka pikir pengetahuan tentang penelitian dan motivasi belajar pada mahasiswa merupakan dasar utama bagi seorang calon ilmuwan yang terjun untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Mahasiswa adalah calon ilmuwan muda yang sedang belajar suatu disiplin ilmu pengetahuan agar dapat menjadi seorang ahli yang professional dan tekun dalam pengembangan ilmu di kemudian hari. Sejak awal mereka bergaul dan berkomunikasi dengan para dosen yang mengajar suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu. Oleh karena itu, pengetahuan tentang penelitian menjadi hal yang sangat penting bagi setiap mahasiswa. Mereka, para mahasiswa sangat tertarik terhadap pengajaran-pengajaran yang diberikan oleh dosen yang berpengalaman dalam kegiatan penelitian, penulisan karya ilmiah maupun kegiatan ilmiah lainnya. Karena apa yang diajarkan oleh dosen berasal dari kegiatan-kegiatan penelitian empiris di lapangan. Para mahasiswa benar-benar memperoleh inspirasi untuk maju dan berkembang seperti dosen idolanya, yaitu banyak melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian para mahasiswa yang memiliki pengetahuan tentang penelitian cenderung akan meningkatkan semangat belajarnya agar dapat mencapai cita-citanya dan mewujudkan keinginanya untuk menjadi seperti dosen idolanya. Hipotesis penelitian Ada hubungan antara pengetahuan tentang penelitian dengan motivasi belajar pada mahasiswa. Semakin tinggi pengetahuan tentang penelitian semakin tinggi pula motivasi belajar pada mahasiswa, sebaliknya semakin rendah pengetahuan tentang penelitian, maka semakin rendah motivasi belajar pada mahasiswa. Karakteristik Subjek penelitian Dalam penelitian ini menggunakan responden dari mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta. Mereka terdaftar secara aktif dan mengikuti kegiatan perkuliahan dalam semester berjalan. Minimal mereka sedang menginjak semester ke- 3 dan sudah atau sedang mengambil mata kuliah metode penelitian. Usia subjek antara 18 tahun ke atas dan belum mencapai gelar sarjana S-1. Jumlah subjek penelitian mahasiswa Dalam penelitian menggunakan sebanyak 84 orang mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah metode penelitian dan minimal sudah semester ke-3. Tetapi diantara mereka ternyata ada yang sedang memasuki semester 5, 7 atau 9 (atau sedang mengerjakan skripsi). Desain penelitian Desain penelitian ini menggunakan teknik korelasional yaitu hubungan antara dua variabel. Variabel pertama yaitu pengetahuan tentang penelitian, sedang variabel kedua yaitu motivasi belajar. Alat ukur penelitian Berdasarkan dari konsep operasional variabel-variabel tersebut di atas, maka dibuat alat ukur penelitian mengenai (1) pengetahuan tentang penelitian dan (2) motivasi belajar. Kedua alat ukur tersebut dibuat berdasarkan skala likert dengan 4 pilihan yaitu SS (sangat setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Nilai skor bergerak dari angka 1 sampai 4 untuk pernyataan yang favourable, sedang nilai skor bergerak dari angka 4 sampai 1 untuk pernyataan yang unfavourable. Definisi operasi variable-variabel dalam penelitian Variabel 1: pengetahuan tentang penelitian. Yang dimaksud dengan 46

pengetahuan tentang penelitian ialah suatu pemahaman mengenai seluk-beluk yang berhubungan dengan penelitian. Pengetahuan ini meliputi ranah kognitif, afektif maupun konatif yang memiliki pengaruh kecenderungan untuk melakukan kegiatan penelitian. Variabel 2: motivasi belajar. Yang dimaksud dengan motivasi belajar yaitu suatu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar yang dipengaruhi oleh hal-hal yang berasal dari dalam diri sendiri (internal) maupun hal-hal dari luar (eksternal) individu yang bersangkutan. Motivasi belajar terdiri dari 6 karakteristik yang mendasari perkembangan motif intrinsik yaitu: a) self-determination, b) curiosity, c) challenge, d) effort, e) hukuman luar, f) reward dari luar. Alat ukur penelitian Berdasarkan dari konsep operasional variable-variabel tersebut di atas, maka dibuat alat ukur penelitian mengenai pengetahuan tentang penelitian dan motivasi belajar. Kedua alat ukur tersebut dibuat berdasarkan skala likert dengan 4 pilihan yaitu SS (sangat setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Nilai skor bergerak dari angka 1 sampai 4 untuk pernyataan yang favorable, sedang nilai skor bergerak dari angka 4 sampai 1 untuk pernyataan yang unfavorable. Untuk kedua alat kur ini dapat dilihat pada lampiran penelitian ini. Hasil Penelitian Rata-rata motivasi belajar mahasiswa adalah 3.09 (s=0.31), rata-rata pengetahuan tentang penelitian adalah 3.08 (s=0.31). Pengelahan data dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment, menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang penelitian dan motivasi belajar, r(82)=0.649, p<0.01. Rata-rata motivasi belajar pada subjek laki-laki adalah 3.02 (s=0.41), sedangkan rata-rata motivasi belajar pada subjek perempuan adalah 3.10 (s=0.28). Analisis data dengan independent sample t- test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata motivasi belajar antara subjek laki-laki dan subjek perempuan, t(23.11) = 0.878, p>0.05. Rata-rata pengetahuan tentang penelitian pada subjek laki-laki adalah 3.09 (s=0.36), sedangkan rata-rata pengetahuan tentang penelitian pada subjek perempuan adalah 3.09 (s=0.30). Analisis data dengan independent sample t-test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata pengetahuan tentang penelitian antara subjek laki-laki dan subjek perempuan, t(82) = 0.026, p>0.05. Pembahasan Penelitian ini menggambar hubungan erat antara pengetahuan tentang penelitian dengan motivasi belajar pada mahasiswa. Dalam kaitan tersebut, mahasiswa sudah memiliki tingkat kekritisan yang tinggi. Kini mahasiswa dapat menilai kualitas suatu perkuliahan yang disampaikan oleh dosen. Mahasiswa tidak lagi terpesona terhadap kemampuan dan cara mengajar dosen saja, akan tetapi mahasiswa juga tertarik pada isi pengajaran dosen di kelas apakah isi materi perkuliahan bersifat teori saja atau juga berhubungan dengan hasil-hasil penelitian masa kini. Bagi mahasiswa yang memiliki orientasi studi yang tinggi cenderung bersikap kritis. Mereka sangat mengharapkan adanya perkuliahanperkuliahan yang diberikan oleh dosendosen yang memiliki kompetensi dan pengalaman dalam mengajar dan penelitian empiris. Artinya mahasiswa sangat mengharapkan isi perkuliahan yang berbobot ilmiah tinggi yaitu penuh muatan hasil-hasil penelitian, karena mahasiswa berharap akan dapat meniru dan mencontoh dosen-dosen yang berkualitas tersebut. Hal ini wajar karena para mahasiswa memahami pula mengenai pengetahuan tentang penelitian yang berpengaruh terhadap motivasi belajarnya. Dalam penelitian ini cukup memberi bukti bahwa ada hubungan yang cukup signifikan antara pengetahuan tentang penelitian dengan motivasi belajar mahasiswa pada Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta. pun Semakin tinggi pengetahuan tentang penelitian maka semakin tinggi pula 47

motivasi belajarnya, sebaliknya semakin rendah pengetahuan tentang penelitian maka semakin rendah pula motivasi belajar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Tarumnagara Jakarta. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini disimpulkan ada hubungan signifikan antara pengetahuan mengenai penelitian dengan motivasi belajar pada mahasiswa. Makin tinggi pengetahuan mengenai penelitian maka makin tinggi motivasi belajar, sebaliknya makin rendah pengetahuan mengenai penelitian maka makin rendah motivasi belajar pada mahasiswa., Educational Psychology, McGraw-Hill, Boston, 2001. Suryabrata, S, Psikologi Belajar, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1982. Tilaar, H. A. R, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21, Tera Indonesia, Jakarta, 1998. Turner, J. S & Helms, D. B, Lifespan Development, Forth Worth: Harcout-Brace College Publisher, 1995. Saran untuk mahasiswa Mahasiswa yang memiliki pengetahuan penelitian didorong untuk melakukan penelitian, bukan hanya untuk skripsi saja, akan tetapi juga untuk meningkatkan kualitas diri sebagai seorang ilmuwan muda. Mereka tidak hanya kagum terhadap kehebatan dosen dalam meneliti, tetapi mereka sendiri yang menjadi pelaku dalam kegiatan penelitian. Saran bagi peneliti selanjutnya Bagi para peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan lanjutan dengan menambah jumlah variable, misalnya inteligenai, prestasi belajar. Teknik analisa sebaiknya dengan teknik lain. Daftar Pustaka Gibson, J. L, Ivancevich, J, M, Donnely, I & Konapashe, R, Organisation: Behavior, Structure, Proccess, McGraw-Hill, Boston, 2003. Papalia, D. E, Olds, S. W & Feldman, R. D, Human Development, McGraw- Hill, Boston, 2004. Santrock, J. W, Lifespan development, McGraw-Hill, Boston, 1999. 48