Media Ilmu Kesehatan Vol. 1, No. 3, Desember 2012 MENGGAMBAR DAN MEWARNAI MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN ANAK YANG DIRAWAT. Widiyono 1, Atik Badi ah 2

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta PERPUSTAKAAN

TERAPI BERMAIN MENDONGENG DAPAT MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

AKTIVITAS BERMAIN MEWARNAI DAPAT MENINGKATKAN MEKANISME KOPING ADAPTIF SAAT MENGHADAPI STRES HOSPITALISASI PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

Oleh : Rahmawati Dewi Handayani dan Ni Putu Dewi Puspitasari 1 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

FLORENTIANUS TAT 1, SELFIANA A. SING 2. Abstract

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Mutia Yusuf, Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kondisi Psikologis 149

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

PENGARUH BERMAIN TERAPEUTIK (PUZZLE) TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENJALANI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF SELAMA HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH TERHADAP KEHILANGAN KONTROL DALAM HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSUD NGUDI WALUYO WLINGI

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP RESPON PENERIMAAN OBAT PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MARTHA AYU RACHMADANI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN

PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF ANAK USIAPRASEKOLAH SELAMA HOSPITALISASI DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF ANAK USIA PRASEKOLAH DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

KENDALI STRES MENGHADAPI HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA- SEKOLAH MELALUI TERAPI MEWARNAI

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

NASKAH PUBLIKASI. DISUSUN OLEH: Richa Suswati

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

Katinawati*) Ns. Sri Haryani, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes, Biomed**) ABSTRAK ABSTRACT

PENGARUH BERMAIN ORIGAMI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG MAWAR RSUD KRATON PEKALONGAN.

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat


Naskah Publikasi SKRIPSI. Disusun oleh : LELY ERNAWATI 0302R00019

ARTIKEL ILMIAH ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio. ANALISIS JURNAL: The Effect of Performing Preoperative. pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN Hospitalisasi sering kali menjadi krisis pertama yang harus dihadapi anak. Anak- anak, terutama selama tahun-tahun awal, sangat

Emi Agustina 1, Artie Puspita 2 1 Dosen Akademi Keperawatan Pamenang 2 Perawat RSUD Pare ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

KECEMASAN ANAK USIA 3-6 TAHUN DENGAN HOSPITALISASI PRE DAN POST PEMBERIAN TERAPI BERMAIN

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh : MUTIARA SIBURIAN

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

TINGKAT KOOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH (3 5 TAHUN) MELALUI TERAPI BERMAIN SELAMA MENJALANI PERAWATAN DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

KAJIAN STRES HOSPITALISASI TERHADAP PEMENUHAN POLA TIDUR ANAK USIA PRASEKOLAH DI RUANG ANAK RS BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI AKTIVITAS BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TODDLER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI SULASTRI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

EFEKTIVITAS TERAPI BERMAIN PUZZLE DENGAN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD 45 KUNINGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

PENGARUH PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF ANAK USIA TODDLER DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia, seperti yang disampaikan oleh UNICEF sebagai salah. anak, perlindungan dan pengembangan anak (James, 2000).

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERILAKU KOPING ORANGTUA DENGAN KEJADIAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RSUD DR

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

MENINGKATKAN KOOPERATIF SELAMA MENJALANI PERAWATAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-5 TAHUN) MELALUI TERAPI BERMAIN

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

DAMPAK TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH SELAMA MENJALANI PERAWATAN DI RS. ISLAM KLATEN. Widiawati, Suyami.

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

HUBUNGAN PENERAPAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG DI RAWAT DI RSUD dr.pirngadi MEDAN

Transkripsi:

135 MENGGAMBAR DAN MEWARNAI MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN ANAK YANG DIRAWAT Widiyono 1, Atik Badi ah 2 1 STIKES Jenderal Achmad Yani Yogykarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta ABSTRACT Background : Hospitalization is a process due to an arranged or emergency reason where children should stay at hospital, get therapy, and care until they may go home. During the process, children can have traumatic experience and heavy anxiety. The reaction of anxiety due to hospitalization are : crying, fear, agressive, often ask, lost control, confuse, reject to eat and reject on invasive procedure. Execution of nursing treatment to child cannot be quit of giving playing therapy as effort to decrease anxiety, increase co-operative behavior to child and as stimulasi for growth and development of child during experiencing treatment in hospital. One of the recommended interventions is play therapy use drawing and coloring. Objective : The objective of the study was to get illustration influence of play therapy use drawing and coloring to anxiety level for pre school age at Pediatric Ward Ar Rahman in general hospital PKU Muhammadiyah Bantul. Method : The study was a pre experiment using one group pre-post test study design. A total 30 respondents were selected by means of purposive sampling. Data were collected using anxiety observation guidance before and after play therapy and analysed with wilcoxon signed rank test with α=0.05. Results: Results of analysis with wilcoxon signed ranks test is significant level < α=0,05. Indicating that there was significant influence of play therapy use drawing and coloring on anxiety level for pre school age at pediatric ward Ar Rahman in general hospital PKU Muhammadiyah Bantul. Conclution : There was influence of play therapy use drawing and coloring to anxiety level in pre school age at Pediatric Ward Ar Rahman in general hospital PKU Muhammadiyah Bantul. Keywords : play therapy, anxiety, pre school age PENDAHULUAN Hospitalisasi merupakan krisis utama pada anak usia pra sekolah (usia 3-5 tahun) karena stress akibat perubahan pada status kesehatan maupun lingkungan dalam kebiasaan sehari-hari. (1) Bagi anak usia pra sekolah, menjalani hospitalisasi dapat menimbulkan kecemasan karena anak merasa kehilangan lingkungan yang dirasakannya nyaman, penuh kasih sayang dan menyenangkan. (2) Pada masa pra sekolah reaksi anak terhadap hospitalisasi adalah menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan, adanya perasaan malu dan takut, reaksi agresif, marah, berontak, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan dan tidak mau bekerja sama dengan perawat. (3) Oleh karena itu sangat diperlukan intervensi untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi, karena akan membuat anak menjadi kooperatif dan dapat menunjang proses penyembuhan. (4) Intervensi yang penting dilakukan perawat terhadap anak berpinsip untuk me-minimalkan stressor, mencegah perasaan kehilangan, meminimalkan perasaan rasa takut dan nyeri terhadap perlukaan, serta memaksimalkan perawatan di rumah sakit melalui terapi bermain. (2) Terapi bermain mempunyai manfaat untuk anak yang dirawat dirumah sakit sebagai fasilitas penguasaan situasi yang tidak familiar, membantu anak untuk mengurangi stress terhadap perpisahan, memberi kesempatan bagi anak untuk mempelajari bagian-bagian tubuh dan fungsinya serta penyakitnya sendiri, memperbaiki pemahaman yang salah tentang tujuan penggunaan peralatan dan prosedur medis serta memberi pera-lihan dan relaksasi. (5) Penelitian yang berhubungan dengan terapi bermain sebelumnya pernah dilakukan

136 Media Ilmu Kesehatan Vol. 1, No. 3, Desember 2012 oleh Herliana (6) yang menunjukkan ada pengaruh pemberian terapi bermain terhadap peningkatan perilaku kooperatif anak pra sekolah. Selain itu penelitian Lisyorini (7) dan Kiche dan Almeida (8), hasilnya menunjukkan ada pengaruh terapi bermain terhadap kemampuan sosialisasi dan menerima tindakan perawatan anak selama dirawat di rumah sakit. Bentuk permainan yang sesuai dengan anak usia pra sekolah salah satunya menggambar dan mewarnai. (9) Menggambar dan mewarnai merupakan salah satu permainan terapeutik yang biasanya dilaksanakan sebelum melakukan prosedur keperawatan pada anak, hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa tegang dan emosi yang dirasakan anak selama prosedur keperawatan. (10) Berdasarkan penelusuran literatur dan hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul melalui observasi sejumlah anak usia pra sekolah menolak terhadap tindakan keperawatan yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh kecemasan yang dialami mereka akibat prosedur keperawatan. Perawat di sini jarang bahkan tidak pernah memberikan terapi bermain. Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh terapi bermain menggambar dan mewarnai terhadap tingkat kecemasan pada anak pra sekolah di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental semu One Group Pretest-Postest Design without control. (11) Penelitian dilaksanakankan di Ruang Perawatan Anak Ar Rahman Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta selama 6 minggu pada bulan Maret sampai dengan bulan mei 2012. Populasi pada penelitian ini adalah anak usia pra sekolah dengan umur 3-5 tahun. Jumlah sampel 30 anak usia pra sekolah, dilakukan dengan teknik purposive sampling. (12) anak dapat diajak berkomunikasi, dirawat ruang kelas II dan III yang dirawat oleh dokter dan perawat yang sama, anak yang dirawat selama > 3 hari dan anak yang bebas dari tingkat ketergantungan orang lain. Sedangkan kriteria eksklusi adalah anak dengan retardasi mental atau anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH), pasca operasi 24 jam pertama, anak dengan fraktur, anak dengan bedrest total. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar pedoman observasi tingkat kecemasan anak usia pra sekolah selama hospitallisasi yang diadopsi dari penelitian Hikmawati. (13) Data dianalisis dengan uji statistik Wilcoxon signed rank test dengan bantuan komputer dengan tingkat signifikansi p value < 0.05. (14) HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Sebagian besar responden adalah perempuan (56,7%) dengan usia 3 -<4 tahun dengan (63,3%). Rata-rata anak baru sekali dirawat di RS (60%) dengan lama perawatan 4 hari (50,0%). Jenis penyakit yang diderita adalah gastroenteritis akut, kejang demam, typus, bronchopneumonia dan disentri. Usia pra sekolah adalah masa bagi anak untuk explore ke lingkungan dan cenderung lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah untuk bersosialisasi sehingga anak akan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Santrock (16) mengatakan bahwa anak usia pra sekolah merupakan tahap inisiatif sesuai teori psikososial Erikson dimana anak memasuki dunia sosial yang lebih luas, belajar mencari pengalaman baru secara aktif. Anak usia 3 tahun memiliki tingkat aktivitas tertinggi dalam rentang usia kehidupan manusia. (17) Sementara sistem imun anak usia 3 tahun akan lebih lemah dibandingkan anak usia 4 atau 5 tahun. Sesuai dengan paradigma keperawatan anak bahwa ketahanan fisik anak cenderung lebih rentan dan proses fisiologisnya belum matang. Dalam hal ini anak yang cenderung aktif pada lingkungan yang baru dengan sistem imun yang lebih lemah akan lebih

137 banyak terpapar lingkungan dan akhirnya jatuh sakit jika sistem imunnya tidak kebal. (17) Lama perawatan 4 hari dikarenakan kebiasaan masyarakat bahwa keluarga akan membawa anak yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan setelah kurang lebih 2-3 hari karena ketika anak jatuh sakit, anak akan dirawat di rumah terlebih dahulu. Jenis sesuai dengan tahap perkembangan anak, karena anak yang eksplore ke lingkungan tentunya akan mencoba berbagai jenis makanan yang baru tapi apabila makanan tersebut tidak ada kecocokan dengan pencernaanya akan menyebabkan anak diare. B. Terapi bermain dan kecemasan anak Dari tabel 1 diketahui sebelum diberikan terapi bermain sebanyak 50 % anak menunjukkan kecemasan berat. Sedangkan sesudah dilakukan terapi bermain tingkat kecemasan ringan adalah yang terbanyak yakni sebesar 60 %. Diketahui nilai p value = 0.00, maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara terapi bermain menggambar dan mewarnai dengan tingkat kecemasan anak yang dirawat di rumah sakit. Tabel 1. Hasil Analisis Tingkat Kecemasan Tingkat kecemasan Sebelum Sesudah p f(%) f(%) Ringan 1 (3) 18 (60) 0,00 Sedang 14 (47) 11(37) Berat 15 (50) 1 (3) Kecemasan pada anak yang dirawat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: pertama, anak mengalami trauma pada tindakan keperawatan seperti pemasangan jarum infus, pemberian obat lewat dengan menyuntik dan pengambilan sampel darah. Tindakan keperawatan yang seperti itu merupakan tindakan yang menyebabkan perlukaan pada anak, menyebabkan nyeri dan rasa sakit pada anak. Menurut Supartini (2) kecemasan meningkat ketika anak kehilangan kendali akibat adanya kelemahan fisik, rasa nyeri dan perasaan takut akan mati. Kedua, anak sebelumnya tidak diorientasikan terlebih dahulu dengan lingkungan rumah sakit tempat anak dirawat dan tidak diperkenalkan dengan orang-orang yang berada di rumah sakit sehingga tingkat kecemasannya semakin meningkat. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Supartini (2) bahwa pengalaman sebelumnya dan lingkungan asing merupakan penyebab kecemasan baik lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan atau ruang rawat, alat-alat rumah sakit, bau yang khas, pakaian putih petugas kesehatan maupun lingkungan sosial seperti sesama pasien anak maupun interaksi dan sikap petugas kesehatan itu sendiri. Ketiga, adanya pembatasan aktivitas. anak lebih banyak menghabiskan waktu aktivitasnya ditempat tidur. Sesuai pernyataan Wong (5) bahwa keterbatasan fisik dan hospitalisasi merupakan stresssor yang besar bagi anak. Berdasarkan pengamatan peneliti, peran aktif orang tua masih kurang dalam kaitannya menurunkan kecemasan anak. Hal tersebut sehubungan dengan keterbatasan waktu keluarga menunggu di rumah sakit, karena harus bergantian dengan anggota keluarga yang lain, sehingga akan menimbulkan rasa protes anak karena perhatian yang kurang. Orang tua cenderung lebih banyak bekerja sama dengan perawat dalam hal pelaksanaan prosedur tindakan keperawatan. (2) Terapi bermain yang dilakukan merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak sehinga tercipta perasaan senang. Hal diatas mendukung pernyataan Wong (5) bahwa bermain memang sangat efektif dan berfungsi untuk menfamiliarkan lingkungan rumah sakit. Dengan menggambar dan me-

138 Media Ilmu Kesehatan Vol. 1, No. 3, Desember 2012 warnai di rumah sakit, anak akan belajar mengenal tentang sistem tubuh. Peranan orang tua dalam pelaksanaan terapi bermain sangat besar. Dari hasil observasi, anak yang orang tuanya aktif ikut dalam permainan, dekat dengan anak dan selalu berusaha menghibur, penurunan reaksi kecemasan anak lebih cepat dibandingkan anak yang orang tuanya pasif. Hal ini sesuai dengan penelitian Rodhiantho (19) yang menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat dukungan keluarga maka tingkat kecemasan perpisahan anak usia pra sekolah yang sedang menjalani perawatan dirumah sakit akan semakin turun. Hasil penelitian Ini mendukung temuan Lisyorini (7) bahwa terapi bermain ternyata memberikan pengaruh terhadap kemampuan sosialisasi anak, dimana akan meningkat setelah diberikan terapi bermain. Bermain memang sangat efektif dan berfungsi untuk menfamiliarkan lingkungan rumah sakit. Menurut Wong (5) dengan menggambar dan mewarnai di rumah sakit, anak akan belajar mengenal tentang sistem tubuh dengan melihat gambar, menggambar organ-organ tubuh, mewarnai dan menjelaskan pada anak organ mana yang sakit. Sesuai pendapat Jovan (3) mengenai reaksi anak pra sekolah yang dihospitalisasi. Hasil dari observasi peneliti dan perawat pada saat perawat masuk ke ruangan dan mendekati anak, reaksi paling muncul sebelum terapi bermain yaitu ekspresi wajah tenang, memegangi atau mendekati orang tua atau saudaranya. Sedangkan pada saat perawat melakukan pemeriksaan, melakukan tindakan yang menyakitkan (menyuntik, mengambil darah, merawat luka, memasang infus) reaksi yang paling sering muncul pada anak yaitu ekspresi wajah tegang, anak menangis, memegang erat atau memanggilmanggil jika orang tuanya jauh dan merontaronta. Setelah diberikan terapi bermain pada saat perawat masuk ke ruangan dan mendekati anak, reaksi anak tidak lagi menunjukkan lagi respon seperti wajah tenang, memegangi atau mendekati orang tua atau saudaranya. Sedangkan pada saat perawat melakukan pemeriksaan, melakukan tindakan yang menyakitkan (menyuntik, mengambil darah, merawat luka, memasang infus) ekspresi wajah tegang, anak menangis, memegang erat atau memanggil-manggil jika orang tuanya jauh dan meronta-ronta dari selalu menjadi sering muncul. Sementara ketika perawat memberi makan, obat dan mengajak bercakap-cakap anak tidak lagi diam dan lebih kooperatif. Dengan adanya terapi bermain reaksi kecemasan yang muncul pada anak dapat berkurang dan meminimalkan efek hospitalisasi. KESIMPULAN Terapi bermain menggambar dan mewarnai menurunkan tingkat kecemasan anak usia pra sekolah yang dirawat di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul. Hendaknya disediakan fasilitas permainan bagi pasien anak yang dirawat di rumah sakit dan perawat lebih banyak memperhatikan pelaksanan terapi bermain sebagai salah satu intervensi penting yang tidak boleh diabaikan dalam pemberian asuhan keperawatan. KEPUSTAKAAN 1. Rudolp, A. M. Rudopl Pediatric. Edisi 21. New York: McGraw-Hill; 2002. 2. Supartini, Y. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC; 2004. 3. Adriana, D. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika; 2011. 4. Wong, D.L. Pedoman Keperawatan Pediatrik. Editor Sari Kurnianingsih. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2004. 5. Herliana, L. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kooperatif Selama Menjalani perawatan pada Anak Pra Sekolah di IRNA RSUP Dr.Sardjito Dipublikasikan; 2001. 6. Lisyorini, D. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kemampuan Sosialisasi Anak Selama Menjalani Perawatan IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Perpustakaan FK UGM Yogyakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan.2006;02:111-115.

139 7. Kiche, M.T. and Almeida, F.A. Therapeutic toy: strategy for pain management and tension relief during dressing change in children. Acta Paul Esferm. 2007;22: 125-130. 8. Wong, D.L. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC; 2009. 9. Suparto, H. 2003 Mewarnai Gambar Sebagai Metode Penyuluhan Untuk Anak ; Study Pendahuluan Pada Program Pemulihan Anak Sakit Irna Rsup Dr Soetomo Surabaya. 10. Hidayat, A. A. A. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika; 2007. 11. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis. Jakarta: Salemba Medika; 2003. 12. Hikmawati, U. Pengaruh Terapi Berma-in terhadap Kecemasan Anak Usia Pra Sekolah Selama Perawatan Pada Anak Usia Pra Sekolah di IRNA II Bangsal Perawatan Anak RSUP Dr.Sardjito Dipublikasikan; 2000. 13. Riwidikdo, H. Statistik kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press; 2006. 14. Dahlan, M. S. (2008). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika 15. Santrock, J.W. (2011) Masa Perkembangan Anak (Children). Jilid 2. Edisi 11. Jakarta : Salemba Humanika. 16. Hidayat, A. (2005) Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika. 17. Ngastiyah. (2005) Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC. 18. Rondhianto. (2004). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Perpisahan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Bangsal Anak RS PKU Muhammadiyah Dipublikasikan