PEDOMAN TEKNIS LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

BUPATI TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGUNG,

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN OBSERVASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR : 040/871/ KPAD/ 2015

STANDAR PELAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI BIDANG LAYANAN KOLEKSI UMUM PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INTERNATIONAL STANDARD BOOK NUMBER

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI. KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN...1 BAB IIKEANGGOTAAN... 2 BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN... 3 BAB IVPELAYANAN...

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

Pengantar Pengembangan Koleksi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS PERPUSTAKAAN DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

2 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1990, Tambah

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DAERAH

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

B A B I V U r u s a n W a j i b P e r p u s t a k a a n

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB. Oleh: Ir. Rita Komalasari

PROSEDUR MUTU PELAYANAN PUSTAKA. Hal 1 dari 10

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan suatu keputusan dalam kehidupan. Mengingat majunya teknologi

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN PUSKESMAS KUSUMA BANGSA KOTA PEKALONGAN

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2005

PELAYANAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR

FORM ISIAN DATA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM RANGKA PEMBUATAN NOMOR POKOK PERPUSTAKAAN (NPP)

Mengukur Kualitas Perpustakaan Sekolah Menggunakan :

g BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

Universitas Sumatera Utara

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

PEMERINTAH KOTA MALANG KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP KOTA MALANG

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Arsip Nasional Republik Indonesia

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

Perpustakaan Universitas Bina Nusantara (Ubinus)

- 1 - LINA PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BERAU

Perpustakaan perguruan tinggi

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERPUSTAKAAN

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PERPUSTAKAAN

RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN NASIONAL RI TAHUN

Transkripsi:

PEDOMAN TEKNIS LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI 1

Perpustakaan Nasional RI 2014 Perpustakaan Nasional : Katalog dalam Terbitan (KDT) National Library of Indonesia : Cataloguing in Publication (CIP) Pedoman teknis layanan perpustakaan dan informasi / penyusun, Luthfiati Makarim, Mohammad Ramdhan ; editor, Lucya Dhamayanti. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014. vi, 86 hlm. ; 21 cm. ISBN 1. Perpustakaan, Pelayanan Buku pegangan, pedoman, dsb. I. Perpustakaan Nasional II. Luthfiati Makarim III. Mohammad Ramdhan IV. Lucya Dhamayanti Penyusun: Luthfiati Makarim Mohammad Ramdhan Editor: Lucya Dhamayanti Kontributor: Arief Wicaksono 025.5 2

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Buku Pedoman Teknis Layanan Informasi Perpustakaan Nasional RI dapat diselesaikan. Salah satu upaya yang dilakukan Perpustakaan Nasional RI untuk meningkatkan layanan perpustakaan dan informasi adalah dengan membuat pedoman ini. Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang mengamanatkan bahwa... mencerdaskan kehidupan bangsa.... Selanjutnya Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan menetapkan bahwa... tentang layanan perpustakaan... dan Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka. Layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI telah berlangsung sejak Perpustakaan Nasional RI didirikan pada tahun 1989. Seiring berjalannya waktu, jenis dan kualitas layanan terus ditingkatkan. Saat ini, gedung Perpustakaan Nasional RI yang akan menjadi pusat layanan perpustakaan dan informasi di Jl. Medan Merdeka Selatan sedang dalam proses pembangunan. Gedung yang dirancang 24 lantai ini direncanakan akan selesai dibangun dan siap dioperasikan pada tahun 2017. Untuk itu perlu dibuat pedoman teknis layanan perpustakaan dan informasi yang sejalan dengan fungsi-fungsi ruang sesuai perencanaan. Pedoman ini akan mencakup persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi layanan perpustakaan dan informasi secara teknis yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap sumber daya manusia layanan perpustakaan dan informasi, yaitu pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan, koleksi perpustakaan, sarana dan fasilitas layanan perpustakaan dan informasi, serta pedoman layanan perpustakaan dan informasi yang diperuntukkan bagi pemustaka Perpustakaan Nasional RI. 3

Pedoman teknis layanan perpsutakaan dan informasi ini bertujuan untuk menjamin keberhasilan, kesinambungan dan kualitas layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan agar pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI dapat dilaksanakan dan berjalan sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) layanan perpustakaan dan informasi sehingga tujuan penyelenggaraan perpustakaan sesuai Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dapat terwujud. Secara garis besar, pedoman ini terdiri dari empat bab, yaitu: pendahuluan, sistem layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI, pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI dan penutup. Semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat dan memudahkan pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI. Jakarta, Desember 2014 Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Dra. Welmin Sunyi Ariningsih, M.Lib 4

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 6 A. Latar Belakang.... 6 B. Tujuan.... 7 C. Sasaran.... 8 D. Manfaat... 8 E. Dasar Hukum.... 9 F. Batasan Pengertian.... 9 BAB II LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI... 20 A. Tujuan dan Sasaran Layanan Perpustakaan dan Informasi... 20 B. Prinsip-prinsip Layanan Perpustakaan dan Informasi... 21 C. Unsur-Unsur Pelaksana Layanan Perpustakaan dan Informasi... 21 D. Peran dan Tugas Unsur Pelaksana Layanan Perpustakaan dan Informasi... 21 E. Tahapan Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi... 23 F. Standar Layanan Perpustakaan dan Informasi... 24 G. Indikator Keberhasilan Layanan Perpustakaan dan Informasi... 56 5

BAB III PELAKSANAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI... 59 A. Perencanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi... 59 A.1. Perencanaan Persiapan Semua SDM yang Akan Bertugas di Gedung Baru... 60 A.2. Perencanaan Ragam Layanan Perpustakaan dan Informasi... 61 A.3. Perencanaan Perpindahan Koleksi... 62 A.4. Perencanaan Persiapan Sistem, Prosedur Layanan dan Peraturan Perpustakaan...64 A.5. Perencanaan Mebeler... 68 A.6. Perencanaan Desain dan Tata Ruang Layanan Perpustakaan dan Informasi... 73 A.7. Perencanaan Sarana, Prasarana dan Fasilitas Perpustakaan dan Informasi...76 B. Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi... 82 B.1. Pelaksana Layanan Perpustakaan dan Informasi... 83 B.2. Koleksi... 83 B.3. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Perpustakaan dan Informasi... 83 B.4. Prosedur Layanan Perpustakaan dan Informasi... 83 C. Evaluasi Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi.... 83 C.1. Monitoring Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi... 83 C.2. Evaluasi Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi... 83 C.3. Pelaporan Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi... 84 C.4. Pengaduan Masyarakat.....85 BAB IV PENUTUP... 86 LAMPIRAN 6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Untuk itu, pemerintah wajib menyediakan fasilitas pendidikan, termasuk perpustakaan, seperti yang tersebut dalam UUD 1945 pasal 28C ayat 3 dan tiga ayat dalam pasal 31. Hal tersebut menjadi pertimbangan dasar dan landasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Dalam pembukaannya, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan menyebutkan bahwa: (a) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional; (b) bahwa sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan nasional, perpustakaan merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa; dan (c) bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi dan pusat sumber belajar bagi masyarakat. Pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat akan lebih dirasakan manfaatnya bila pelayanan yang diberikan optimal 7

sehingga memberikan kepuasan kepada pemustaka. Hal ini terdapat dalam Keputusan Men.PAN No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang menjadi acuan bagi seluruh penyelenggara pelayanan publik dalam pengaturan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan publik sesuai kewenangannya dengan tujuan untuk mendorong terwujudnya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam arti memenuhi harapan dan kebutuhan, baik pemberi maupun penerima pelayanan. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/20/M/AN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik menjelaskan bahwa standar pelayanan publik adalah suatu tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji dari penyelenggara pelayanan kepada masyarakat untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Salah satu komponen standar pelayanan publik adalah adanya pedoman teknis penyelenggaraan layanan publik. Untuk itu maka perlu disusun Pedoman Teknis Layanan Koleksi Umum, Perpustakaan Nasional RI yang akan menjadi rujukan pemberian layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI. Selain itu, perpindahan lokasi layanan perpustakaan dan informasi Perpustakaan Nasional RI, dari Jl. Salemba Raya ke Jl. Medan Merdeka Selatan, akan membawa perubahan signifikan terhadap pengelolaan layanan perpustakaan dan informasi kepada masyarakat. Seiring dengan perubahan situasi dan kondisi tersebut, maka dibutuhkan adanya pedoman layanan perpustakaan dan informasi yang selaras dengan perubahan situasi dan kondisi tersebut, mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta mendukung sistem pengelolaan perpustakaan secara modern. Pedoman layanan perpustakaan dan informasi ini menjadi acuan bagi pustakawan dalam memberikan layanan perpustakaan dan informasi secara profesional di gedung baru Perpustakaan Nasional RI, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. B. Tujuan Petunjuk teknis ini bertujuan untuk: 8

1. mempersiapkan pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi secara prima dan profesional di gedung baru Perpustakaan Nasional RI, Jl. Medan Merdeka Selatan, yang akan dioperasikan pada tahun 2017; 2. memenuhi kebutuhan pustakawan Perpustakaan Nasional RI akan pedoman teknis layanan perpustakaan dan informasi sebagai acuan dalam merencanakan dan melaksanakan layanan perpustakaan dan informasi secara prima dan profesional kepada pemustaka; 3. menjadi pedoman layanan perpustakaan dan informasi yang up to date di Perpustakaan Nasional RI sesuai perubahan dan perkembangan situasi dan kondisi terkini. C. Sasaran Sasaran petunjuk teknis ini adalah pustakawan, tenaga perpustakaan, konservator, staf Biro Umum serta interior designer juga pejabat struktural di lingkungan Perpustakaan Nasional RI yang terkait. D. Manfaat Pedoman teknis ini akan memberi manfaat sebagai berikut: 1. Menunjukkan tujuan layanan perpustakaan dan informasi Perpustakaan Nasional RI; 2. Meletakkan landasan kebijakan dan langkah-langkah operasional layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI; 3. Standarisasi proses pelaksanaan layanan perpustakaan dan informasi; 4. Menetapkan prosedur dan cara kerja layanan perpustakaan dan informasi; 5. Memberikan gambaran yang jelas dan lengkap mengenai seluruh kegiatan yang akan dikerjakan 6. Melahirkan produktivitas kerja yang baik dan mendapatkan kinerja serta hasil sesuai harapan; 7. Pengukuran kemampuan bagi efektivitas dan efisiensi kerja; 8. Menjadi alat pengawasan dan penilaian terhadap kinerja dan hasil yang dicapai; 9. Pedoman pembagian tugas secara tepat sesuai keahlian; 9

10. Pedoman untuk penyediakan sarana dan prasarana kegiatan sesuai dengan kebutuhan riil layanan perpustakaan dan informasi; E. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. 4. Keputusan Presiden RI No. 166 tahun 2000 tentang Perpustakaan Nasional RI, sebagaimana telah tiga kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden RI No. 103 tahun 2001; 5. Keputusan Presiden RI No. 178 tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan RI no. 110 tahun 2001; 6. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81/1993 Tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum; 7. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132/KEP/M.PAN/12.2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya; 8. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 3 Tahun 2001 Pasal 27 tentang Tugas Pokok dan fungsi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi. F. Batasan Pengertian Bagian ini memberikan penjelasan tentang pengertian jenis-jenis layanan perpustakaan dan informasi yang ada di Perpustakaan Nasional RI serta istilah yang terkait, juga cakupan layanannya. 10

1. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. 2. Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah non-departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota negara. 3. Perpustakaan Lansia adalah perpustakaan yang menyediakan koleksi, fasilitas, layanan perpustakaan yang ditujukan bagi orang lanjut usia, yaitu seseorang, baik perempuan maupun laki-laki, yang telah berusia 50 tahun ke atas. Perpustakaan Lansia memberikan layanan perpustakaan kepada orang lanjut usia agar hidup orang lansia, secara fisik, mental, sosial dan psikologis, tetap berkualitas. 4. Perpustakaan Cacat Netra adalah perpustakaan yang menyediakan koleksi dan layanan perpustakaan yang ditujukan bagi penyandang cacat netra, yaitu orang yang mempunyai kelainan penglihatan sehingga ia tidak dapat melihat secara baik dan membutuhkan alat untuk melihat atau membaca. 5. Perpustakaan Anak adalah perpustakaan yang menyediakan koleksi dan layanan perpustakaan yang ditujukan bagi anak untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Yang dimaksud dengan anak adalah: (a) bayi (usia 0-1 tahun), (b) bermain/toddler (1-2,5 tahun), (c) pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun). 6. Perpustakaan Remaja adalah perpustakaan yang menyediakan koleksi dan layanan perpustakaan yang ditujukan bagi remaja, yaitu anak yang telah berusia 11-18 tahun untuk mendukung tumbuh kembang mereka yang optimal dan pembentukan pribadi dewasa yang berkualitas secara kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. 7. Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. 8. Layanan perpustakaan dan informasi adalah kegiatan memberikan bimbingan dan jasa perpustakaan dan informasi kepada pemustaka. 11

9. Layanan Koleksi Film dan Bentuk Mikro adalah layanan koleksi film (bukan film reel) dan bentuk mikro, berisi informasi yang bersifat ilmiah untuk keperluan pendidikan dan penelitian, yang diberikan kepada pemustaka untuk dimanfaatkan, dibaca di tempat dengan menggunakan alat baca bentuk mikro (microreader) dan/atau dicetak ke bentuk hard copy dengan menggunakan alat microprinter. 10. Koleksi film adalah koleksi perpustakaan berupa: a. gambar hidup, seperti film - baik bersuara maupun tidak bersuara - berisi gambar, teks, dan juga kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut, yang harus menggunakan alat bantu untuk dapat menggunakannya, yaitu proyektor dan layar. Jika dilihat dari ukuran film (segi fisik), terdapat tiga macam ukuran film, yaitu: 18 mm, 16 mm, dan 35 mm. b. rekaman video, mencakup semua bentuk video, yaitu: bentuk kaset, gulungan, dan cakram. Alat bantu yang digunakan adalah televisi, komputer, VCR (Video Casette Recorder). 11. Koleksi bentuk mikro adalah koleksi perpustakaan yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa, melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Umumnya koleksi ini digolongkan tersendiri dan tidak dimasukkan ke kelompok bahan non-cetak karena informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak, seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Terdapat lima macam koleksi bentuk mikro yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI, yaitu: a. Mikrofilm: bentuk gulungan film berukuran 16 mm dan 35 mm. b. Mikrofis: bentuk mikro dalam lembaran film sebesar kartu pos, berukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm. Mikrofis dikenal pula dengan istilah eye-readable material. c. Aperture card: selembar mikrofilm ukuran 35 mm yang ditempelkan pada lembaran kartu. d. Microfilm cartridge: berbentuk sama dengan mikrofilm, ditempatkan pada satu kemasan film dan berukuran 16 mm. Namun ia juga diberikan suatu tanda agar pada waktu membacanya dapat dilakukan secara otomatis. e. Microfilm jackets: bentuk mikrofilm yang dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan yang mempunyai jalur-jalur dan berisi 12 atau 14 lembar. 12

12. Layanan Koleksi Indonesiana adalah layanan koleksi Indonesiana yang diberikan kepada pemustaka untuk dimanfaatkan, baik dibaca di tempat, dipinjam, dan/atau direprografi (difotokopi, di-scan, atau dicetak) sesuai aturan perpustakaan. 13. Koleksi Indonesiana adalah dokumen, bahan perpustakaan dan/atau koleksi perpustakaan yang berisi informasi tentang, membahas dan/atau terkait dengan Indonesia, yaitu mengenai sejarah, budaya, dan orang/masyarakat Indonesia secara luas, mengandung kekayaan informasi, bernilai historis serta kultural yang sangat tinggi, baik yang terbit di Indonesia maupun di luar Indonesia, juga yang dihasilkan oleh warga negara Indonesia maupun warga negara asing. Koleksi Indonesiana meliputi buku (books), jurnal (journals), web sites, peta (maps), partitur musik (printed music), gambar dan lukisan (pictures), naskah kuno (manuscripts), dan rekaman tutur lisan tentang sejarah (oral history recordings). Koleksi Indonesiana umumnya berbentuk tercetak (in print form), namun terdapat juga dalam bentuk bahan mikro serta elektronik (electronic form). Salah satu bagian dari koleksi Indonesiana adalah koleksi varia, buku langka, koleksi tandon dan literatur kelabu tentang Indonesia. 14. Layanan Koleksi Varia & Buku Langka adalah layanan koleksi varia dan buku langka yang diberikan kepada pemustaka untuk dimanfaatkan, baik dibaca di tempat dan/atau direprografi (difotokopi, di-scan, atau dicetak) sesuai aturan perpustakaan. 15. Koleksi Varia adalah koleksi khusus yang mengandung kekayaan informasi, bernilai historis serta kultural yang sangat tinggi, berupa informasi tentang Indonesia tahun 1750-1950, khususnya yang berkaitan dengan Batavia dan Jawa, walapun terdapat juga beberapa bahan pustaka langka yang isinya berkaitan dengan beberapa bagian terpencil dari kepulauan Nusantara, serta beberapa bahan pustaka unik yang berkaitan dengan budaya/sejarah Asia Tenggara pada masa penjajahan Indonesia. Koleksi varia terdiri dari berbagai jenis koleksi langka, seperti: bahan tercetak, stempel (seal), gambar, lukisan cat air, surat dan foto. Koleksi ini sebagian besarnya merupakan bahan pustaka karya orang Belanda, namun terdapat juga manuskrip dan gambar pemandangan karya orang Indonesia atau Asia. 16. Koleksi Langka adalah dokumen dalam bentuk apa pun yang ditulis dengan tangan atau diketik yang belum dicetak atau dijadikan buku tercetak yang berumur 50 tahun 13

lebih, termasuk di dalamnya naskah kuno (UU Cagar Budaya No. 5 Tahun 1992, Bab I Pasal 2). 17. Koleksi Buku Langka adalah buku-buku yang merupakan karya berharga karena mengandung kekayaan informasi, bernilai historis serta kultural yang tinggi, termasuk seluruh monograf, seperti buku, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi dan buku rujukan yang terbit sebelum tahun 1556 sampai terkini dengan kriteria: terbitan pertama yang mengandung informasi penting (significant first editions) dengan kandungan informasi yang kaya, bernilai historis dan kultural yang tinggi; buku yang langka karena keunikannya atau karena tidak terbit lagi, termasuk buku-buku yang dicetak terbatas (limited editions) yang umumnya hanya dicetak 500 eksemplar atau kurang; buku-buku berharga yang diterbitkan oleh pribadi (private press books); buku karya lembaga-lembaga penting (important association copies); karya-karya penting yang ditandatangani oleh pengarang atau ilustratornya (important works autographed by their authors, illustrators or printers); buku dengan edisi spesial (editions of special note), termasuk di dalamnya edisi langka karena tidak banyak yang mengetahui (surreptitious editions); buku yang mengandung informasi seni dan estetika yang penting, seperti cetakan halus (fine printing), ilustrasi atau penjilidan yang bersifat khusus (illustration or binding), dan buku-buku cetakan khusus lainnya (special press books); buku yang terkait dengan naskah kuno yang dicetak dalam jumlah terbatas; koleksi khusus yang berisi informasi langka maupun tidak langka, yang perlu disimpan karena memiliki tujuan tertentu; buku berisi informasi moneter bernilai tinggi; Koleksi buku langka Perpustakaan Nasional RI mencakup lima jenis koleksi berikut: Koleksi Ster atau yang diberi tanda bintang (*), yaitu: koleksi yang memuat informasi tentang Indonesia di sekitar abad 18 sampai dengan pertengahan abad 20. Koleksi ster umumnya dilengkapi dengan lukisan litografi yang indah; Disertasi berbahasa Belanda di sekitar tahun 1830-1940; 14

Koleksi Deposit tahun 1920 1990, terdiri atas terbitan Indonesiana pada masa itu; Koleksi Varia, yaitu koleksi yang mengandung nilai historis dan budaya yang sangat tinggi, terdiri dari berbagai jenis koleksi perpustakaan yang langka dan unik, seperti barang cetakan, cap, gambar, lukisan cat air, surat dan foto; Koleksi Terlarang, yaitu koleksi perpustakaan yang memuat paham atau ideologi yang dilarang pada masa pemerintahan Orde Baru, seperti komunisme dan marxisme, walaupun pada saat ini banyak di antaranya yang bisa didapatkan dengan mudah. Koleksi ini dipertahankan karena nilai sejarahnya. 18. Layanan Koleksi Terbitan Organisasi Internasional dan Regional adalah layanan koleksi terbitan PBB dan organisasi di bawahnya serta koleksi terbitan organisasi regional, seperti ASEAN dan SEAMEO. Layanan ini diberikan kepada pemustaka untuk dimanfaatkan, baik dibaca di tempat dan/atau direprografi (difotokopi, di-scan, atau dicetak) sesuai aturan perpustakaan. 19. Koleksi Terbitan Organisasi Internasional dan Regional adalah koleksi perpustakaan yang merupakan terbitan dari organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan organisasi internasional lainnya. 20. Layanan Koleksi Grafis (Foto, Lukisan & Peta) adalah koleksi perpustakaan non-buku yang: a. dapat dilihat langsung, seperti foto, lukisan, peta, bagan, gambar teknik (blue print) dan sebagainya; b. harus diproyeksikan atau dilihat dengan bantuan alat, seperti: filmstrip, yaitu selongsongan film yang memuat gambar dalam urutan tertentu yang diproyeksikan satu persatu. slide, yaitu gambar dalam suatu media film atau bahan trasparan lain yang harus dilihat dengan bantuan proyektor slide (slide projector). transparansi, yaitu selembar bahan trasparan yang berisi gambar dan dirancang untuk digunakan dengan overhead projector atau kotak sinar. c. merupakan bahan kartografi, yaitu semua karya yang merupakan representasi grafika dari bumi, matahari, bulan, planet-planet, dan badan-badan ruang 15

angkasa lainnya. Bahan pustaka ini dapat berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Contoh bahan kartografi: peta ruang angkasa, atlas, globe, foto udara, dan sebagainya. 21. Layanan Multimedia & Internet adalah karya atau informasi dalam bentuk elektronik yang disimpan dalam media elektronik, seperti pita magnetis, cakram (disc) dan informasi yang berbasis internet, seperti website, dan lain-lain. Koleksi ini biasa dikenal dengan istilah electronic collection (e-collection). Contoh sumber daya elektronik adalah CD-ROM (Compact Disk read Only Memory), buku elektronik (ebook), jurnal elektronik (e-journal), koran online. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD-ROM player, dan sebagainya. 22. Layanan Referensi adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh pustakawan referensi untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka (secara pribadi, melalui telepon atau elektronik), tidak terbatas untuk menjawab pertanyaan substantif juga memberikan pengajaran kepada pemustaka dalam menyeleksi, menggunakan alatalat dan strategi penelusuran yang sesuai untuk menemukan informasi, melakukan penelusuran dalam rangka memenuhi kebutuhan pemustaka, mengarahkan mereka ke sumber daya perpustakaan, membantu dalam evaluasi informasi, merujuk pemustaka pada sumber daya di luar perpustakaan, membuat statistik referensi dan berpartisipasi dalam pengembangan koleksi referensi. 23. Koleksi referensi adalah koleksi perpustakaan yang disusun sedemikian rupa sehingga kita dapat mencari informasi tertentu tanpa harus membaca bagian-bagian koleksi itu secara berurutan dan keseluruhan. 24. Pustakawan referensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan layanan perpustakaan, khususnya layanan referensi. 25. Layanan Terbitan Berkala adalah layanan koleksi terbitan berkala, baik terbitan dalam maupun luar negeri, yang terbit tiga tahun terakhir yang diberikan kepada pemustaka untuk dimanfaatkan. Layanan ini berupa: a. layanan koleksi kliping surat kabar dengan subjek tertentu, khususnya bidang ilmu-ilmu sosial; 16

b. layanan penyebaran informasi terseleksi, dengan cara mengirimkan daftar isi dan abstrak artikel dengan subjek tertentu dari majalah maupun jurnal ilmiah subjek tertentu yang dilanggan oleh Perpustakaan Nasional RI; 26. Koleksi terbitan berkala atau terbitan berseri adalah terbitan (publikasi) terkini, terhitung mulai tiga tahun terakhir, memiliki waktu atau kala terbit tertentu dengan jarak terbit yang tetap dan terus-menerus tanpa batas waktu tertentu, diterbitkan dengan nomor yang berurutan, terus menerus dan waktu/kala terbit tertentu, seperti harian, mingguan, dua mingguan, bulanan, tiga bulanan, tengah tahunan dan sebagainya. Koleksi berkala mutakhir meliputi majalah, jurnal, surat kabar, buletin, tabloid, dan lain sebagainya, yang terbit tiga tahun terakhir. 27. Klipping adalah guntingan artikel atau berita dari surat kabar, majalah dan sebagainya yang dianggap penting untuk disimpan atau didokumentasikan. 28. Layanan Monograf adalah layanan koleksi monograf bagi pemustaka untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka, baik untuk dibaca di tempat, dipinjam, dan/atau direprografi (difotokopi, di-scan, atau dicetak) sesuai aturan perpustakaan. 29. Koleksi monograf adalah koleksi perpustakaan yang merupakan terbitan bukan terbitan berseri yang lengkap dalam satu volume atau sejumlah volume yang sudah ditentukan sebelumnya. 30. Monograf adalah sebutan lain untuk buku dan digunakan untuk membedakan terbitan tersebut dengan terbitan berseri. Monograf berisi satu topik atau sejumlah topik (subjek) yang berkaitan dan biasanya ditulis oleh satu orang. Selain itu, monograf merupakan terbitan tunggal yang selesai dalam satu jilid dan tidak berkelanjutan. Contoh monograf adalah buku, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain yang memiliki ciri sama. 31. Buku adalah bahan pustaka yang merupakan satu kesatuan utuh tidak berseri. Berdasarkan standar UNESCO, tebal buku paling sedikit 48 halaman, tidak termasuk kulit ataupun jaket buku. Contoh buku adalah buku teks, buku rujukan, buku fiksi. Buku biasanya dilengkapi dengan nomor standar intenasional, yaitu ISBN (International Standard Book Number). 17

32. Layanan Koleksi Regional Historis adalah koleksi perpustakaan yang berisi informasi bersejarah tentang negara-negara yang memiliki hubungan sejarah dengan Indonesia, seperti Portugis, Belanda, Jepang, Arab, Cina, Spanyol, Korea, dan lainnya. 33. Layanan Budaya Etnis Nusantara adalah koleksi perpustakaan berupa literatur primer, literatur sekunder, maupun artefak yang berisi informasi tentang budaya etnis Nusantara, termasuk di dalamnya informasi koleksi Centre of Excellence dari semua propinsi di Indonesia. 34. Layanan Audio Visual adalah koleksi non-buku perpustakaan yang bersifat hiburan berbentuk: a. Rekaman suara dalam bentuk piringan hitam, pita kaset, dan cakram (disk). Jika dilihat dari segi isi, diantaranya adalah rekaman musik, wawancara, seminar, ceramah, pelajaran bahasa Inggris, dan sebagainya. b. Film (gambar hidup), memerlukan proyektor dan layar untuk melihatnya. c. Rekaman video mencakup semua bentuk video, diantaranya yang berbentuk kaset, gulungan, dan cakram. Alat bantu yang digunakan adalah televisi, komputer, VCR (Video Casette Recorder), DVD player. 35. Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. 36. Koleksi Khusus Kepresidenan adalah koleksi perpustakaan yang memiliki informasi tentang Presiden Republik Indonesia sepanjang sejarah dan segala informasi yang terkait dengan kepresidenan. Koleksi khusus Kepresidenan bertujuan untuk menjadi salah satu sumber informasi yang menyimpan dan menginformasikan kepada masyarakat agar mereka dapat mengetahui dan memahami sejarah pemimpin bangsa. 37. Naskah kuno (manuskrip) adalah semua dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak diperbanyak dengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, dan yang mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah dan ilmu pengetahuan. 38. Pusat Pernaskahan Nusantara adalah pusat data, pusat penyimpanan, pemeliharaan, pelestarian dan pengkajian naskah kuno Nusantara dan pusat jejaring pengelola 18

naskah nusantara sebagai pelaksanaan amanat Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2014. 39. Gedung Heritage adalah gedung yang dibangun pada masa penjajahan Belanda dan masuk dalam daftar gedung cagar budaya yang dijaga kelestarian dan keasliannya dan tidak boleh dirubah. 40. Sistem layanan terbuka (open access system) adalah salah satu sistem layanan di perpustakaan dimana pemustaka bebas mencari sendiri informasi yang terekam dalam suatu dokumen, berupa buku maupun non-buku, di rak penyimpanannya. 41. Sistem layanan tertutup (close access system) adalah salah satu sistem layanan di perpustakaan dimana pemustaka tidak bisa mengambil sendiri buku yang diperlukan dari rak penyimpanannya. Untuk mengetahui jenis, subyek dan lokasi koleksi perpustakaan, pemustaka harus terlebih dahulu melihat pada katalog terlebih dahulu lalu mencatat nomor panggil, judul, pengarang, tahun terbit, serta lokasi koleksi yang diinginkan. BAB II SISTEM LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI 19

A. Tujuan dan Sasaran Layanan Perpustakaan dan Informasi Tujuan sistem layanan perpustakaan dan informasi : 1. Menjadi rujukan standar kerja bagi pustakawan dan petugas perpustakaan di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi dalam melaksanakan tugas harian, khususnya dalam memberikan layanan perpustakaan dan informasi; 2. Memberikan arahan kerja dan menunjukkan batasan kerja kepada pustakawan dan petugas perpustakaan di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi dalam melaksanakan tugas harian; 3. Memberikan panduan dalam penggunaan dan memaksimalisasikan layanan perpustakaan dan informasi bagi pemustaka Perpustakaan Nasional RI. Sasaran sistem layanan perpustakaan dan informasi : 1. Tersedianya petunjuk teknis yang bersifat standar dalam penyelenggaraan layanan perpustakaan dan informasi di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi; 2. Tersedianya petunjuk teknis layanan koleksi yang menjadi rujukan bagi pustakawan dan petugas teknis perpustakaan di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi; 3. Meningkatkan kualitas layanan perpustakaan dan informasi bagi pemustaka; 4. Meningkatkan peran dan fungsi pendayagunaan koleksi dan fasilitas layanan Perpustakaan Nasional RI; 5. Meningkatnya citra positif Perpustakaan Nasional RI di mata pemustaka pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya melalui layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional RI. B. Prinsip-Prinsip Layanan Perpustakaan dan Informasi 1. Layanan perpustakaan dan informasi dilakukan secara prima dan dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan yang berorientasi bagi kepentingan dan kebutuhan pemustaka; 2. Menerapkan tata cara layanan perpustakaan dan informasi sesuai standar nasional perpustakaan; 20

3. Mengembangkan layanan perpustakaan dan informasi sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi; 4. Mewujudkan layanan perpustakaan dan informasi terpadu melalui kerjasama antar perpustakaan melalui jejaring telematika; 5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan. C. Unsur-Unsur Pelaksana Layanan Perpustakaan dan Informasi 1. Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi; 2. Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum; 3. Kepala Bidang Koleksi Khusus; 4. Kepala Bidang Kerja Sama Perpustakaan dan Otomasi; 5. Kepala Sub Bidang Kerja Sama Perpustakaan; 6. Kepala Sub Bidang Otomasi Perpustakaan; 7. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Deputi I; 8. Pejabat fungsional pustakawan; 9. Tenaga teknis layanan perpustakaan. D. Peran dan Tugas Unsur Pelaksana Layanan Perpustakaan dan Informasi 1. Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi; Dalam melaksanakan tugas, Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan layanan koleksi umum dan khusus; b. pelaksanaan bimbingan pemakai; c. pelaksanaan pameran dan promosi; d. pelaksanaan kerja sama dan otomasi perpustakaan. 2. Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum Bidang Layanan Koleksi Umum mempunyai tugas melaksanakan layanan koleksi umum, dalam melaksanakan tugas Bidang Layanan Koleksi Umum menyelenggarakan fungsi: 21

a. pelaksanaan layanan koleksi umum dan rujukan; b. pelaksanaan layanan terjemahan dan konsultasi perpustakaan. 3. Kepala Bidang Koleksi Khusus. Bidang Layanan Koleksi Khusus mempunyai tugas melaksanakan layanan koleksi khusus, dalam melaksanakan tugas Bidang Layanan Koleksi Khusus menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan layanan koleksi bahan pustaka manuskrip, buku langka dan audio visual; b. pelaksanaan layanan terjemahan dan transliterasi (alih aksara) dan konsultasi perpustakaan. 4. Kepala Bidang Kerja Sama Perpustakaan dan Otomasi. Bidang Kerja Sama Perpustakaan dan Otomasi mempunyai tugas melaksanakan kerja sama perpustakaan dalam dan luar negeri, pengelolaan pangkalan data nasional, pelaksanaan dan pengembangan sistem otomasi perpustakaan, dalam melaksanakan tugas Bidang Kerja Sama Perpustakaan dan Otomasi menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan kerja sama perpustakaan dalam dan luar negeri; b. pengelolaan pangkalan data perpustakaan lingkup nasional; c. pembinaan dan pengembangan otomasi perpustakaan di lingkungan PERPUSNAS; d. pengelolaan website dan jaringan intranet; e. pengembangan format komunikasi Indonesia Machine Readable Cataloging (INDOMARC). 5. Kepala Sub Bidang Kerja Sama Perpustakaan. Subbidang Kerja Sama Perpustakaan mempunyai tugas penyiapan bahan dan melakukan kerja sama perpustakaan dalam dan luar negeri. 6. Kepala Sub Bidang Otomasi Perpustakaan. 22

Subbidang Otomasi Perpustakaan mempunyai tugas melakukan pengelolaan pangkalan data perpustakaan lingkup nasional, pembinaan pengelolaan dan pengembangan otomasi perpustakaan, website dan jaringan intranet serta mengembangkan format komunikasi Indonesia Machine Readable Cataloging (INDOMARC). 7. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Deputi I. Subbagian Tata Usaha Deputi I mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi kepada satuan organisasi di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, dalam hal ini termasuk mendukung tugas dan peran perangkat kerja di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi. 8. Pejabat fungsional pustakawan Kelompok Jabatan Fungsional Pustakawan di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan fungsional pustakawan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 9. Tenaga teknis layanan perpustakaan Dalam memaksimalisasikan pelaksanaan layanan perpustakaan kepada pemustaka, pustakawan dibantu oleh tenaga teknis layanan perpustakaan. E. Tahapan Pelaksanaan Layanan Perpustakaan dan Informasi Dalam melayani pemustaka untuk memanfaatkan koleksi Perpustakaan Nasional, ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan pemustaka : 1. Membuat kartu anggota Perpustakaan Nasional bagi yang belum menjadi anggota; 2. Menelusur koleksi yang dibutuhkan pemustaka melalui katalog online (OPAC) atau katalog manual di layanan katalog yang terletak di lantai 2, petugas layanan katalog akan membimbing pemustaka; 3. Menuju tempat koleksi yang dibutuhkan pemustaka sesuai bimbingan/arahan petugas layanan katalog; 23

4. Pustakawan menerima bon permintaan koleksi dari pemustaka, dan mencarikan koleksi yang dibutuhkan pemustaka. 5. Pemustaka menerima koleksi yang dibutuhkan. F. Standar Layanan Perpustakaan dan Informasi Standar ini adalah prosedur layanan perpustakaan dan informasi di Perpustakaan Nasional yang di dalamnya mencakup indikator kinerja layanan perpustakaan dan informasi. Standar ini meliputi 17 jenis layanan yang terbagi menjadi prosedur layanan perpustakaan dan informasi serta prosedur layanan dan aktivitas terkait dalam rangka layanan perpustakaan dan informasi. Prosedur layanan perpustakaan dan informasi meliputi enam jenis layanan, yaitu: 1. Layanan sirkulasi 2. Layanan baca koleksi perpustakaan 3. Layanan meja informasi 4. Layanan bimbingan pemustaka 5. Layanan penelusuran informasi 6. Layanan e-resources Prosedur layanan dan aktifitas terkait dalam rangka layanan perpustakaan dan informasi meliputi 11 jenis layanan, yaitu: 1. Layanan keanggotaan 2. Layanan sahabat perpustakaan 3. Layanan call centre 4. Layanan magang dan penelitian 5. Layanan kunjungan 6. Layanan perpustakaan elektronik keliling (Pusteling) 7. Layanan pameran 8. Layanan fotokopi dan scanning koleksi perpustakaan 9. Layanan penerimaan koleksi baru 10. Layanan penanganan koleksi rusak 11. Layanan peminjaman koleksi untuk tujuan tertentu. 24

Berikut prosedur 17 jenis layanan tersebut: PROSEDUR LAYANAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI 1. Prosedur Layanan Sirkulasi Tujuan: Menjamin berjalannya proses layanan sirkulasi secara cepat, akurat dan nyaman. Ruang Lingkup: Prosedur ini meliputi peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan yang dipinjam. Prosedur ini berlaku dikelompok Layanan Terbuka. ProsedurKerja: 1. Layanan Sirkulasi a. Pemustaka dapat meminjam bahan perpustakaan untuk dibawa pulang di Layanan Terbuka. b. Untuk dapat meminjam bahan perpustakaan, pemustaka menelusur bahan perpustakaan yang akan dipinjam di Katalog Online atau langsung menuju rak penyimpanan koleksi. 2. PeminjamanDan Pengembalian Bahan Perpustakaan Secara Mandiri. a. Tersedia mesin untuk meminjam dan mengembalikan bahan perpustakaan secara mandiri. b. Pemustaka dianjurkan untuk mampu melakukan peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan secara mandiri. Tugas pustakawan untuk mengajarkan penggunaan mesin peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan secara mandiri. c. Pemustaka memindai kartu anggota perpustakaan lalu memindai bahan perpustakaan yang akan dipinjam atau dikembalikan. Bukti peminjaman dan pengembalian akan didapatkan dari mesin peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan secara mandiri. 25

d. Mesin peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan secara mandiri berada dalam gedung Layanan Terbuka. Mesin ini dapat diakses pada jam bukalayanan. e. Khusus untuk mengembalikan, pemustaka dapat memanfaatkan mesin peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan secara mandiri yang dapat di akses 24 jam (Book Drop) di luar gedung LayananTerbuka. 3. Peminjaman dan Pengembalian Bahan Perpustakaan Melalui Pustakawan a. Peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan juga dapat dilakukan melalui pustakawan. Khusus untuk pengembalian yang melewati batas waktu yang ditentukan hanya dapat dilakukan melalui pustakawan. b. Pemustaka menyerahkan kartu anggota perpustakaan dan bahan perpustakaan yang akan dipinjam atau dikembalikan kepada pustakawan. c. Pustakawan memindai kartu anggota perpustakaan dan bahan perpustakaan yang dipinjam atau dikembalikan. Pustakawan mengecek kesesuaian kartu anggota perpustakaan dengan pemustaka yang memberikannya. Pustakawan juga mengecek kesesuaian bahan perpustakaan yang dipinjam atau dikembalikan termasuk waktu pinjamnya. d. Pustakawan memberikan bukti peminjaman, kartu anggota perpustakaan, dan bahan perpustakaan kepada pemustaka untuk peminjaman. Untuk pengembalian, pustakawan memberikan bukti pengembalian dan kartu anggota perpustakaan kepada pemustaka. e. Untuk pemustaka yang terlambat mengembalikan bahan perpustakaan, pustakawan memberikan sanksi berupa penentuan waktu tidak bisa pinjam sesuai dengan lamanya waktu keterlambatan. 4. Perpanjangan Waktu Peminjaman a. Pemustaka dapat melakukan perpanjangan waktu peminjaman bahan perpustakaan. Perpanjangan waktu peminjaman hanya dapat dilakukan sekalidalam waktu peminjaman. b. Perpanjangan waktu dapat dilakukan melalui telepon ke Kelompok Layanan Terbuka dengan menyebutkan nomor anggotaatau langsung datang ke LayananTerbuka. 26

5. Laporan Layanan Sirkulasi a. Kelompok Layanan Terbuka merekap peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan dalam Rekap Layanan Sirkulasi. b. Kelompok Layanan Terbuka membuat dalam Laporan Layanan Sirkulasi setiap bulan dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum. c. Laporan memuat analisa Rekap Layanan Sirkulasi. Dalam laporan dapat disertakan kemungkinan permasalahan yang timbul atau permasalahan yang dihadapi dan disertakan saran tindakan pencegahan dan perbaikan yang diperlukan. d. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait dengan layanan sirkulasi. 2. Prosedur Layanan Baca Bahan Perpustakaan Tujuan: Menjamin berjalannya proses layanan baca bahan perpustakaan secara cepat, akurat dan nyaman. Ruang Lingkup: Prosedur ini meliputi penerimaan bon permintaan serta pengambilan, penyerahan, danpengembalian bahan perpustakaan. Prosedur ini berlaku di Kelompok Layanan Koleksi Berkala Mutakhir, Kelompok Layanan Koleksi Ilmu Sosial, Kelompok Layanan Koleksi Ilmu Terapan, Kelompok Layanan Koleksi Rujukan, Kelompok Layanan Koleksi Majalah Terjilid, Kelompok Layanan Koleksi Surat Kabar Terjilid, dan Kelompok Layanan Terbuka. ProsedurKerja: 1. Layanan Baca Bahan Perpustakaan a. Untuk dapat membaca bahan perpustakaan, pemustaka menelusur bahan perpustakaan yang akan dibaca di Katalog Online dan mencatatkan informasi bahan perpustakaan yang ingin dibaca di Bon Permintaan. Bon permintaan disediakan di setiap ruangan layanan. Pemustaka dapat menelusur di setiap 27

ruang layanan. Pengunjung baru disarankan untuk menelusur lebih dahulu di Kelompok Layanan Katalog dilantai IIC. b. Untuk bahan perpustakaan berupa terbitan berkala seperti surat kabar, jurnal, tabloid, dan majalah bisa langsung ke ruang layanan karena terdapat sarana penelusuran tercetak. 1) Lantai IB untuk terbitan berkala dalam kurun tiga tahun terakhir. 2) Lantai VIIB untuk majalah dan jurnal lama sampai tiga tahun terakhir. 3) Lantai VIII untuk surat kabar lama sampai tiga tahun terakhir. c. Pemustaka menaruh Bon Permintaan di tempat yang telah disediakan atau menyerahkan langsung ke pustakawan sesuai dengan lokasi koleksi bahan perpustakaan yang ingin dibaca. Pemustaka maksimal dapat memberikan 3 (tiga) Bon Permintaan untuk sekali baca. Setelah selesai dan mengembalikan, pemustaka kembali memberikan 3 (tiga) Bon Permintaan, dan seterusnya. d. Pustakawan mencatatkan jam diterimanya Bon Permintaan di atas Bon Permintaan ketika pustakawan menerima Bon Permintaan. e. Pustakawan mengambilkan bahan perpustakaan yang sesuai dengan Bon Permintaan dari rak penyimpanan dan menyerahkan bahan pustaka. f. Pustakawan mencatat di atas Bon Permintaan, jam penyerahan bahan perpustakaan tersebut. Standar pengambilan bahan perpustakaan adalah 5 menit per bon. Penghitungan waktu dimulai saat pustakawan menerima Bon Permintaan sampai dengan menyerahkan bahan perpustakaan yang sesuai dengan bon permintaan. Khusus bahan perpustakaan yang berada berbeda lantai dari ruang baca, standar waktu pengambilan adalah 10 menit. g. Pemustaka menyerahkan kartu anggota. Pustakawan menyatukan bonpermintaan dengan kartu anggota pemustaka. h. Masing-masing kelompok layanan merekap Bon Permintaan dalam Daftar Baca Bahan Perpustakaan termasuk jam menerima Bon Permintaan, jam menyerahkan koleksi ke pemustaka, dan alasan penyebabnya jika waktu yang dibutuhkan lebih dari waktu standar pengambilan bahan pustaka. Masingmasing Ketua Kelompok Layanan bertanggung jawab untuk melakukan rekap hal ini. 28

2. Reproduksi Bahan Pustaka Pemustaka dapat memfotokopi atau memindai bahan perpustakaan. Lihat Prosedur Fotokopi dan Scanning Bahan Perpustakaan. 3. Pengembalian Bahan Perpustakaan a. Setelah selesai membaca, pemustaka mengembalikan bahan perpustakaan. Pustakawan mengecek bahan pustaka yang dikembalikan dengan Bon Permintaan. Pustakawan mengembalikan kartu anggota pemustaka. b. Pustakawan secara berkala menjajarkan bahan perpustakaan yang sudah dibaca kerak penyimpanan koleksi. 4. Layanan Baca dan Pengembalian Bahan Perpustakaan Layanan Terbuka a. Pemustaka di Layanan Terbuka dapat langsung mengambil bahan perpustakaan dirak penyimpanan koleksi. b. Setelah membaca bahan perpustakaan, pemustaka tidak diperkenankan mengembalikan ke rak penyimpanan koleksi. Pemustaka cukup menaruh bahan perpustakaan tersebut di tempat yang sudah disediakan. c. Pustakawan secara berkala menjajarkan bahan perpustakaan yang sudah dibaca kerak penyimpanan koleksi. d. Kelompok Layanan Terbuka merekap bahan perpustakaan yang sudah dibaca tersebut dalam Daftar Baca Bahan Perpustakaan. 5. Laporan Layanan Baca Bahan Perpustakaan a. Masing-masing Kelompok Layanan membuat dalam Laporan Layanan Baca Bahan Perpustakaan setiap bulan dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum. b. Laporan memuat analisa Daftar Baca Bahan Perpustakaan. Dalam laporan dapat disertakan kemungkinan permasalahan yang timbul atau permasalahan yang dihadapi dan disertakan saran tindakan pencegahan dan perbaikan yang diperlukan. c. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait dengan layanan baca bahan perpustakaan. 29

3. Prosedur Layanan Meja Informasi Tujuan: Menjamin berjalannya layanan meja informasi secara cepat, akurat dan nyaman. Ruang Lingkup: Prosedurini meliputipersiapan dan pelaksanaan meja informasi. ProsedurKerja: 1. Persiapan Layanan MejaInformasi a. Koordinator meja informasi mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan bimbingan pemustaka b. Koordinator layanan meja informasi bertanggung jawab membuat dan mendistribusikan Jadwal Meja Informasi yang memuat jadwal pustakawan yang bertugas di mejainformasi. 2. Pelaksanaan Layanan MejaInformasi a. Pustakawan yang bertugas di meja informasi standby pukul 09.00 sampai dengan 15.30 WIB. b. Pustakawan yang bertugas di meja informasi mencatat pertanyaan yang masuk selama bertugas di meja informasi berikut jawaban dari pertanyaan dalam Rekap Pertanyaan Meja Informasi. c. Pustakawan yang bertugas di meja informasi memperhatikan respon pemustaka atas hasil penyajian jawaban dengan menuliskan OK jika responnya baik dan No OK jika responnya tidak baik dalam Rekap Pertanyaan Meja Informasi. Jika respon pemustaka No OK, maka pustakawan menuliskan penyebab alasan atas respon No OK tersebut. 3. Laporan Layanan Meja Informasi a. Koordinator layanan meja informasi membuat Laporan Layanan Meja Informasi setiap bulan dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum. b. Laporan memuat analisa Rekap Pertanyaan Meja Informasi. Dalam laporan tersebut dapat disertakan kemungkinan permasalahan yang timbul atau permasalahan yang dihadapi dan disertakan saran tindakan pencegahan danperbaikan yang diperlukan. 30

c. Tim Pengendali Dokumen dan Rekaman Bidang Layanan Koleksi Umum mengumpulkan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan rekaman terkait dengan layanan mejainformasi. 4. Prosedur Layanan Bimbingan Pemustaka Tujuan: Menjamin berjalannya layanan bimbingan pemustakadengan baik. Ruang Lingkup: Prosedurini meliputipersiapan dan pelaksanaan bimbingan pemustaka. Prosedur Kerja: 1. Persiapan Bimbingan Pemustaka a. Koordinator bimbingan pemustaka mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan bimbingan pemustaka. b. Koordinator bimbingan pemustaka bertanggung jawab membuat dan mendistribusikan Jadwal Bimbingan Pemustaka yang memuat jadwal pustakawan yang akan melakukan bimbingan pemustaka. c. Koordinator bimbingan pemustaka bertanggung jawab untuk membuatkan Modul dan Bahan Presentasi Bimbingan Pemustaka. 2. Pelaksanaan Bimbingan Pemustaka a. Kelompok Layanan Keanggotaan menginformasikan dan menawarkan kepada pemustaka baru untuk mengikuti bimbingan pemustaka ketika pemustaka mendaftar keanggotaan online dan mencetak kartu anggota. Setiap pegawai di Bidang Layanan Koleksi Umum juga dapat menginformasikan dan menawarkan kepada pemustaka untuk mengikutibimbingan pemustaka. b. Jika penawaran bertepatan dengan hari dan waktu pelaksanaan bimbingan pemustaka, maka pemustaka diarahkan ke ruangan pelaksanaan bimbingan pemustaka. Jika penawaran tidak bertepatan dengan hari dan waktu pelaksanaan, maka pemustaka diberitahu hari, waktu, dan tempat pelaksanaan bimbingan pemustaka. 31

c. Pustakawan yang bertugas melaksanakan bimbingan pemustaka menyiapkan diri dan segala sesuatu terkait dengan pelaksanaan bimbingan pemustaka sebelum waktu pelaksanaan bimbingan pemustaka. d. Waktu pelaksanaan bimbingan pemustaka adalah Selasa dan Kamis pukul 09.00 sampai dengan 12.00 WIB. Pelaksanaan bimbingan pemustaka dapat dilaksanakan di luar waktu diatas dengan kesepakatan pemustaka dan koordinator bimbingan pemustaka. e. Dalam melakukan layanan bimbingan pemustaka, pustakawan yang melakukan bimbingan pemustaka memperhatikan Modul Bimbingan Pemustaka dan menggunakan Bahan Presentasi Bimbingan Pemustakadengan materi sebagai berikut: 1) Pengenalan koleksiperpustakaan Nasional RI 2) Pengenalan layanan Perpustakaan Nasional RI 3) Penelusuran informasi melalui katalog online Perpustakaan Nasional RI. 4) Penelusuran informasi melalui e-resource Perpustakaan Nasional RI f. Pustakawan yang melakukan bimbingan pemustaka mencatat pertanyaan yang ada ketika bimbingan pemustaka berikut jawaban pertanyaan tersebut dalam Notulensi Bimbingan Pemustaka dan menyerahkannya ke koordinator bimbingan pemustaka. g. Peserta bimbingan pemustaka dan pustakawan yang melakukan bimbingan pemustaka mencatatkan kehadirannya dalam Daftar Hadir Bimbingan Pemustaka. h. Peserta bimbingan pemustaka diminta memberikan evaluasi dan saran terhadap pelaksanaan bimbingan pemustaka melalui Form Evaluasi Bimbingan Pemustaka. 3. Laporan Bimbingan Pemustaka a. Koordinator bimbingan pemustaka bertanggung jawab membuat Laporan Bimbingan Pemustaka setiap bulan dan menyerahkannya kepada Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum. b. Laporan memuat analisa dari Notulensi Bimbingan Pemustaka dan Form Evaluasi Bimbingan Pemustaka. Dalam laporan dapat disertakan kemungkinan 32