Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (1), (2016)

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional Fisika 2012 Jakarta, 9 Juni Intan Irawati. 1. Pendahuluan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR KELAS VII C SMP NEGERI 1 KUSAN HILIR DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KONSEP EKOSISTEM

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (2), 8-13 (2016)

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Penelitian

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 6 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. belajar sehingga siswa memiliki pengalaman dan kemandirian belajar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

BAB III METODE PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

*Keperluan korespondensi, tel/fax : ,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

Wari Prastiti SMA Negeri 5 Metro

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Keperluan korespondensi, HP : ,

Setiawati 28. Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Model Traffinger. Guru Administrator Perkantoran SMKN 4 Jember

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PF-23: PENERAPAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA KELAS XII MAN 15 JAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU DENGAN TEKNIK JIGSAW DI SMAN I GADING. Luluk Hidayati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

dan Refleksi. Adapun silkus tindakan dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji

C027. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JEMBANGAN TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

PENERAPAN MODEL INQUIRY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN ABSTRAK DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DESAIN POSTER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI DKV SMK NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Kata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 12 JEMBER

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

Transkripsi:

ISSN: 2502-2318 (Online) ISSN: 2443-2911 (Print) Alamat URL http://omega.uhamka.ac.id/ ω o m e g a Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (1), 16-20 (2016) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Berbasis Multimedia Intan Irawati Madrasah Aliyah Negeri 15 Jakarta Jl. Inayah Kelapa Dua Wetan, Jakarta 13730 Abstrak Tujuan penelitian adalah meningkatkan hasil belajar fisika siswa melalui pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik berbasis multimedia. Penelitian dilakukan di MAN 15 Jakarta pada bulan November 2015. Subyek penelitian adalah 36 siswa kelas X MIPA 2. Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan dua pertemuan tiap siklusnya. Tiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi siswa dalam kelompok, lembar observasi siswa dalam KBM, lembar pengamatan aktivitas guru selama KBM, dan instrumen tes hasil belajar fisika pokok bahasan Gerak Melingkar dan Hukum Newton. Hasil penelitian memberikan perubahan skor tes hasil belajar siswa yang semula setelah siklus pertama terdapat 21 siswa di bawah nilai KKM (75) tetapi setelah siklus kedua hanya 2 orang. Dengan kata lain terjadi peningkatan nilai ketuntasan dari 42% siswa menjadi 94%. Rata-rata tes 70,97 meningkat menjadi 81,25 setelah siklus kedua. Walaupun siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang paling sulit dibandingkan matematika, biologi dan kimia namun mereka merasa antusias dan bersemangat dalam belajar fisika. Mereka menyatakan bahwa belajar fisika seru dan menarik. c 2016 Penulis. Diterbitkan oleh Pendidikan Fisika UHAMKA Kata kunci: fisika, hasil belajar, multimedia, pendekatan saintifik Penulis koresponden. Alamat email: intanirawati@madrasah.id Pendahuluan Pembelajaran yang mencerahkan merupakan keniscayaan yang perlu diupayakan oleh setiap guru. Belajar di kelas seharusnya tidak hanya menjadi rutinitas membosankan bagi siswa tapi menjadi proses memperoleh pengalaman berkesan, keterampilan berpikir tingkat tinggi, pembentukan karakter dan penanaman nilai. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir yang baik disinyalir akan baik pula kemampuannya dalam menyusun strategi dan taktik agar dapat meraih kesuksesan dalam persaingan global di abad 21. Hasil belajar siswa [1] merupakan keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka. Dalam Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar tidak hanya berupa penilaian pengetahuan tetapi juga keterampilan dan sikap. Penilaian hasil belajar oleh pendidik ini dilakukan secara berkesinambungan. Tujuan penilaian sendiri terutama untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran [2]. Saat ini, teknologi komputer tidak hanya digunakan sebagai sarana komputasi dan pengolahan kata, tetapi juga sebagai sarana untuk belajar multimedia yang memungkinkan guru dan siswa membuat desain dan rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan. Banyak media pembelajaran yang termasuk teknologi multimedia seperti kamera digital, kamera video, player suara, player video, dan sebagainya [3]. Multimedia bisa diartikan komputer yang dilengkapi dengan CD player, sound card, serta speaker dengan kemampuan memproses

gambar bergerak, audio, dan grafis dalam resolusi tinggi. Dari hasil penelitian Chambers, Madden, Slavin, Cheung dan Gifford tahun 2006, pendekatan embedded multimedia yang berisi penggalan singkat isi video dalam pembelajaran sangat meningkatkan kompetensi siswa [4]. Salah satu upaya yang bisa dilakukan guru adalah dengan mendesain sebuah lingkungan yang mendorong siswa belajar. Siswa juga perlu diberi stimulus untuk berpikir tidak hanya menghafal informasi. Siswa perlu dibantu untuk berpikir logis, sistematis, analitis dan kritis untuk memecahkan berbagai masalah. Pembelajaran fisika di MAN 15 Jakarta, khususnya di kelas X MIPA 2 selama ini dinilai kurang efektif. Pemandangan beberapa siswa mengobrol atau tertidur menunjukkan bahwa mereka kurang bersemangat dalam belajar. Situasi ini mendorong guru untuk melakukan evaluasi dan tindakan untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran. Salah satu yang bisa dilakukan guru di kelas adalah melalui perbaikan model pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran selalu dikaitkan dengan langkah-langkah pembelajaran. Proses pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, akan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik [5]. Proses pembelajaran yang disarankan kurikulum 2013 terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan [6]. Pembelajaran ini dikenal dengan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, tematik dan terpadu atau scientific approach. Pengkondisian lingkungan yang mendorong siswa antusias dan ingin tahu bisa menjadi salah satu cara agar proses belajar lebih efektif. Efektifitas ini dapat dilihat dari prosentase siswa yang memperoleh skor ulangan harian yang di atas KKM. Untuk mengatasi keadaan ini maka perlu dilakukan sebuah tindakan yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran. Tidak hanya pencapaian skor prestasi belajar yang tinggi tetapi lebih dari itu, peningkatan motivasi, kepercayaan diri dan perubahan perilaku yang diharapkan juga dihasilkan dari pembelajaran di kelas. Pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran saintifik diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran fisika. Penelitian yang dilakukan dengan menerapkan hal tersebut ditujukan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa kelas X MIPA 2. Manfaat penelitian tindakan kelas bagi guru selain untuk memperbaiki pembelajaran juga membantu guru berkembang secara profesional. PTK memungkinkan guru untuk secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya serta memecahkan masalah yang muncul di kelasnya. Bagi siswa, PTK bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar dan bersikap kritis terhadap hasil belajarnya. Metode Jenis penelitian yang dilakukan adalah operation research (action research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja mengenai apa yang sedang ia laksanakan tanpa mengubah sistem pelaksanaannya [7]. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya. Penelitian dilakukan di MAN 15 Jl. Inayah RT 003 RW 08 No. 24, Kel. Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur. Subyek penelitian adalah kelas X MIA 2 berjumlah 36 siswa, 22 putri dan 14 putra. Pemilihan subyek penelitian didasarkan pada rata-rata hasil belajar siswa pada ulangan harian pertama dan kedua. Skor rata-rata hasil belajar kelas X MIA 2 lebih kecil dari skor hasil belajar kelas X MIA 1. Untuk meningkatkan hasil belajar mereka, maka peneliti melakukan tindakan di kelas tersebut. Penelitian ini menetapkan indikator keberhasilan yang menjadi acuan keberhasilan dalam setiap siklus. Kemampuan kognitif yang diukur berupa angka KKM sebesar 75 yang dijadikan sebagai acuan. Skor hasil yang diperoleh siswa dengan skor perolehan 80-100: sangat berhasil, 60-79: berhasil, 40-59: cukup berhasil, 20-39: kurang berhasil, 0-19: tidak berhasil. Prosedur penelitian (siklus tindakan) berisi tindakan tiap siklusnya, yang dalam setiap siklus berupa: kegiatan perencanaan, kegiatan pengamatan serta kegiatan refleksi, refleksi pada siklus pertama bisa dijadikan acuan untuk perencanaan tindakan pada siklus kedua dan seterusnya. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, dengan tiap siklus 2 kali tatap muka (2 45 menit). Instrumen yang digunakan selama penelitian adalah lembar observasi siswa dalam kelompok, lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar observasi siswa mengikuti pembelajaran serta ulangan harian hukum Newton. Teknik analisis data adalah deskriptif yang menganalisis data secara kualitatif dan statistik deskriptif. Hasil dan Pembahasan Pada bagian ini akan dipaparkan hasil pengamatan dan observasi dari guru dan observer. Akan 17

diungkapkan pula analisis data dan refleksi dari kegiatan dalam setiap siklus. Menurut observer, selama pembelajaran siswa aktif mengikuti penjelasan guru dan berdiskusi walaupun ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. Beberapa kelompok juga menunjukkan keberanian dalam bertanya dan mengemukakan pendapat. Hasil pengamatan observer siswa selama pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada Tabel 1. Aktivitas kelompok 5 terbaik kinerjanya sesuai dengan skala yang diberikan observer (4,5). Adapun kelompok 4 belum memperlihatkan kinerja yang maksimal. Kelompoknya diberi skala rata-rata terkecil (3,4) dibanding kelompok lainnya. Sikap kritis terhadap materi pelajaran dan masalah yang diungkapkan guru hanya diperlihatkan kelompok 3, 5 dan 6. Sedangkan percaya diri dan mengajukan argumentasi ilmiah hanya ditunjukkan oleh kelompok 5. Tabel 1 Hasil pengamatan siswa selama pembelajaran pada siklus 1 1 Memperhatikan penjelasan guru 5 5 5 5 5 5 4 2 Aktif mencatat pelajaran 4 4 4 4 4 4 4 3 Berani bertanya pada guru 3 3 4 3 4 4 4 4 Bersikap kritis terhadap materi pelajaran 4 3 5 3 5 5 4 5 Percaya diri menjawab pertanyaan guru/teman 4 4 4 3 5 4 3 6 Mampu menganalisis masalah 4 4 4 3 4 4 4 7 Mampu berargumentasi secara ilmiah 4 4 4 3 5 4 3 Jumlah skor total 28 27 30 24 32 30 26 Skor akhir 4,0 3,9 4,3 3,4 4,6 4,3 3,7 Pengamatan aktivitas siswa dalam kelompok dapat dilihat pada Tabel 2. Secara umum, siswa aktif dalam kelompok. Mereka mampu berbagi pengetahuan, bekerja sama serta berani mengemukakan pendapat. Performa kelompok yang terbaik pada siklus ini ditunjukkan oleh kelompok 5 dan 6. Sedangkan kelompok 2, 4 dan 7 masih kurang kompak dan mengalami beberapa kesulitan seperti belum mampu berargumen dan bekerja sama dalam kelompok. Walaupun semua kelompok mampu menyimpulkan video yang ditayangkan guru namun tidak semua anggota kelompok berpartisipasi aktif dan lebih cenderung menerima pendapat kelompok lain. Tabel 2 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kelompok pada siklus 1 1 Aktif berdiskusi dengan kelompok 4 3 4 3 4 4 3 2 Berbagi pengetahuan dengan kelompok 4 3 4 3 4 5 3 3 Toleransi terhadap siswa lain 4 4 4 4 4 4 4 4 Menghargai pendapat kelompok lain 4 4 4 4 5 5 4 5 Bekerja sama 5 4 4 3 4 5 3 6 Terbuka dengan pendapat kelompok lain 4 4 4 4 5 5 4 7 Berpendapat dengan landasan argumen 4 3 5 4 5 4 4 8 Berani mengemukakan pendapat 5 4 5 4 5 4 4 Jumlah skor total 34 29 34 29 36 36 29 Skor akhir 4,3 3,6 4,3 3,6 4,5 4,5 3,6 Observer juga mengamati kegiatan guru selama pembelajaran. Menurut pengamat, langkah apersepsi, menjelaskan metode serta pengelolaan langkah mencoba perlu diperbaiki. Adapun secara lengkap hasil pengamatan observer dapat dilihat pada Tabel 3. Adapun rata-rata skala yang diberikan pengamatan terhadap kegiatan guru adalah 4,7. Tindakan yang dilakukan guru selama siklus 1 mendapat respon positif dari siswa dan membawa perubahan pada siklus 2. Selama pembelajaran, siswa mulai aktif berpendapat walaupun di awal diskusi masih takut mengemukakan pendapat. Siswa juga dapat saling menghargai dalam mengkomunikasikan hasil diskusi dan pengambilan kesimpulan dilakukan dengan baik. Observer memberikan skala 5 untuk kelompok 1, 3, 5 dan 6. Walupun kelompok 4 masih merupakan kelompok dengan skala terkecil yaitu 4,6 namun telah terjadi perbaikan dalam berbagai aspek dibanding pada siklus 1. 18

Tabel 3 Hasil pengamatan guru selama pembelajaran siklus 1 No Kegiatan guru 1 2 3 4 5 1 Apersepsi 2 Menginformasikan tujuan pembelajaran 3 Penjelasan metode 4 Penjelasan materi 5 Pengelolaan kegiatan pengamatan 6 Pengelolaan kegiatan menanya 7 Pengelolaan kegiatan mencoba 8 Pengelolaan kegiatan mengasosiasi 9 Pengelolaan kegiatan mengkomunikasikan 10 Menyimpulkan materi pelajaran 11 Menutup pembelajaran Jumlah 12 40 Siswa selama pembelajaran memperhatikan penjelasan guru, mengikuti setiap langkah pembelajaran dengan semangat dan antusias serta tidak malu bertanya dan berpendapat. Pengamatan observer terhadap aktivitas guru selama KBM ditunjukkan pada Tabel 6. Observer memberikan skala 5 untuk setiap aktivitas yang dilakukan guru. Tabel 4 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kelompok pada siklus 2 1 Aktif berdiskusi dengan kelompok 5 5 5 5 5 5 4 2 Berbagi pengetahuan dengan kelompok 5 5 5 4 5 5 5 3 Toleransi terhadap siswa lain 5 5 5 5 5 5 5 4 Menghargai pendapat kelompok lain 5 5 5 5 5 5 5 5 Bekerja sama 5 4 5 5 5 5 4 6 Terbuka dengan pendapat kelompok lain 5 5 5 4 5 5 5 7 Berpendapat dengan landasan argumen 5 5 5 4 5 5 4 8 Berani mengemukakan pendapat 5 5 5 5 5 5 5 Jumlah skor total 40 39 40 37 40 40 38 Skor akhir 5,0 4,9 5,0 4,6 5,0 5,0 4,8 Tabel 5 Hasil pengamatan siswa selama pembelajaran pada siklus 2 1 Memperhatikan penjelasan guru 5 5 5 5 5 5 5 2 Aktif mencatat pelajaran 4 4 5 4 4 4 4 3 Berani bertanya pada guru 5 5 5 4 5 5 4 4 Bersikap kritis terhadap materi pelajaran 5 5 5 5 5 5 5 5 Percaya diri menjawab pertanyaan guru/teman 5 4 5 4 5 5 5 6 Mampu menganalisis masalah 5 5 4 5 5 5 4 7 Mampu berargumentasi secara ilmiah 5 5 5 5 5 5 5 Jumlah skor total 34 33 34 32 34 34 32 Skor akhir 4,9 4,7 4,9 4,6 4,9 4,9 4,6 Tabel 6 Hasil pengamatan guru selama pembelajaran siklus 2 No Kegiatan guru 1 2 3 4 5 1 Apersepsi 2 Menginformasikan tujuan pembelajaran 3 Penjelasan metode 4 Penjelasan materi 5 Pengelolaan kegiatan pengamatan 6 Pengelolaan kegiatan menanya 7 Pengelolaan kegiatan mencoba 8 Pengelolaan kegiatan mengasosiasi 9 Pengelolaan kegiatan mengkomunikasikan 10 Menyimpulkan materi pelajaran 11 Menutup pembelajaran Jumlah 12 40 19

Hasil penelitian memberikan perubahan skor tes hasil belajar siswa yang semula setelah siklus 1 terdapat 21 siswa di bawah nilai KKM (75) tetapi setelah siklus 2 hanya 2 orang. Dengan kata lain terjadi peningkatan nilai ketuntasan dari 42% siswa menjadi 94%. Rata-rata tes 70,97 meningkat menjadi 81,25 setelah siklus 2. Adapun secara lebih detail gambaran skor UH siswa ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7 Skor UH siswa pada siklus 1 dan 2 Frekuensi 1 49-58 3-2 59-68 8-3 69-78 19 4 4 79-88 6 26 5 89-98 - 6 Jumlah 36 36 Perubahan skor UH ini menunjukkan siswa belajar lebih efektif dan lebih memahami pokok bahasan fisika dengan sebelum tindakan. Pembelajaran fisika jadi lebih menyenangkan dan menimbulkan keingintahuan serta memotivasi mereka untuk berkompetisi dengan baik. Walaupun siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang paling sulit dibandingkan matematika, biologi dan kimia namun mereka merasa antusias dan bersemangat dalam belajar fisika. Mereka menyatakan bahwa belajar fisika seru dan menarik. Kesimpulan Penerapan pendekatan saintifik berbasis multimedia pada pembelajaran fisika dapat meningkatkan mutu dan efektifitas pembelajaran. Terdapat peningkatan hasil belajar pada kelas yang menerapkan pendekatan saintifik berbasis multimedia setelah penelitian dari sebelum tindakan. Terdapat perubahan positif pada beberapa karakter siswa seperti motivasi, semangat dan kepercayaan diri setelah tindakan siklus 2. Referensi [1] W. Winkel, Psikologi Pengajaran, (PT Gramedia, Jakarta, 1989), pp. 82. [2] Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, pp. 6. [3] S.R. Putera, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, (Diva Press, Yogjakarta, 2013), pp. 40. [4] R.E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, Edisi Kesembilan Jilid 2, (PT Index, Jakarta, 2011), pp. 76. [5] Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, pp.1. [6] Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, pp. 35. [7] S. Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Rineka Cipta, Jakarta, 1993). 20