Pertimbangan Dalam Penentuan Lantai Untuk Rumah Tinggal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN KHUSUS

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Jual Karpet Masjid Jakarta: Solusi Masjid Indah, Nyaman, dan Rapi

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAHAN LANTAI. A. lantai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP. Gambar 6.2 Penempatan Akses Masuk Sumber : Gregorius,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi lokal sebagai material dinding kedap. bila dibandingkan dengan makhluk lain adalah akal.

ADAPTASI IKLIM PADA HUNIAN RUMAH TINGGAL YANG MENGHADAP MATAHARI

Interior. Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS. Vol. 14 No. 01 Januari 2013

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

EKSTERIOR SIANG HARI

LAPORAN PARTISI BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

DINDING DINDING BATU BUATAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv

Makalah Kusen SMK NEGERI 2 SALATIGA TUGAS KONSTRUKSI BANGUNAN XI TGB-B. Kelompok 2:

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 PERANCANGAN. Gambar 6.1 Kontur Perancangan Kursi pelatih dan penyanyi dan Penyanyi [ 7,6-8 ] 6-1 Universitas Kristen Maranatha

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

Resonator Rongga Individual Resonator rongga individual yang dibuat dari tabung tanah liat kosong dengan ukuran-ukuran berbeda digunakan di gereja- ge

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KAJIAN TEORI. Menurut Frick (1997), Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang. mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai LS sehingga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

Beauty as a real wood. Durable beyond wood.

Laboratorium Pengujian Bidang Struktur dan Konstruksi Bangunan

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

Studi Antropometri TEMPAT DUDUK HAIR TREATMENT

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Plafon juga sering disebut langit-langit merupakan komponen

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

Sinar Jaya Abadi. Atap Fiber Transparan. 1 of 5. Keunggulan Produk : Kedap Suara Ramah Lingkungan Anti Korosi Anti Penuaan Anti Tekanan

BAB IV KONSEP DESAIN

KONSTRUKSI PLAFON ATAU LANGIT-LANGIT

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

EBOOK PROPERTI POPULER

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN PELINGKUP BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S

ASPEK PERANCANGAN KENIKMATAN FISIK BANGUNAN TERHADAP PENGARUH IKLIM. Kemala Jeumpa* Bambang Hadibroto * Abstrak

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

BAB X PINTU DAN JENDELA

STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

Pertimbangan Dalam Penentuan Lantai Untuk Rumah Tinggal Oleh: I Dewa Ayu Sri Suasmini, S.Sn., M. Erg. Dosen Desain Interior Fakultas Seni rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar Rumah merupakan suatu tempat atau wadah untuk kita berlindung dari berbagai gangguan seperti hujan, angin, panas yang berlebihan, binatang buas dan masih banyak lagi. Di dalam rumah kita juga bisa, melakukan berbagai aktivitas mulai dari tidur, makan, istirahat, mandi, bermain, belajar, memasak dan berbagai aktivitas lain yang mendukungnya. Untuk menunjang semua aktifitas tersebut, maka diperlukan suatu keamanan dan kenyamanan. Salah satu yang dapat menunjang kenyamanan tersebut adalah adalah lantai yang aman. Karena seperti kita ketahui lantai merupakan salah satu elemen interior yang berada baik diatas permukaan tanah, pada permukaan tanah dan dibawah permukaan tanah yang mana berada dalam posisi horizontal (mendatar). Di dalam membangun suatu rumah, lantai merupakan bagian utama, karena didalam perencanaan baik perencanaan rumah type sangat sederhana maupun perencanaan rumah type mewah tentu tidak terlepas dan selalu memperhatikan pemilihan lantainya. Lantai juga dapat dipergunakan untuk membedakan suatu area dalam ruangan dengan membuat perbedaan ketinggian atau perbedaan penggunaan bahan atau warnanya. Selain itu desain lantai yang disesuaikan dengan konsep suatu ruangan akan dapat membuat ruangan tersebut menjadi semakin indah. Lantai adalah sebagai tempat berpijaknya bagi para pelaku aktifitas dan fasilitas yang mendukung aktifitas tersebut. Sehingga lantai merupakan bidang datar yang memikul dan menahan beban cukup berat. Oleh karena itu didalam perencanaannya atau dalam mendesain lantai harus selalu mendapat perhatian baik dari segi pemilihan bahan, kekuatan dan unsur estetika (keindahan). Dewasa ini begitu banyak kita jumpai di pasaran jenis-jenis lantai atau bahan penutup lantai. Sehingga para konsumen menjadi bingung didalam menentukan mana yang baik digunakan untuk rumah tinggal. Selain itu dalam proses pemilihan bahan perlu juga diperhatikan karakter dari masing-masing bahan lantai tersebut, karena setiap bahan lantai mempunyai kelemahan dan kelebihan yang berbeda-beda. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka diperlukan adanya alternatif-alternatif dan pertimbangan-pertimbangan, sehingga nantinya didalam menentukan bahan-bahan lantai untuk rumah tinggal konsumen dapat dengan mudah memilih bahan lantai yang aman dan nyaman untuk dipergunakan dan tentunya akan dapat membuat suasana ruangan yang memiliki nilai estetika. Sehingga konsumen dapat dengan mudah menentukan bahan-bahan lantai yang akan digunakan didalam perencanaan rumah tinggalnya. Begitu banyaknya ragam bahan lantai yang ada dipasaran dan kurangnya pengetahuan konsumen tentang karakter masing-masing bahan maka perlu didiperlukan adanya pertimbangan-pertimbangan serta alternatif-alternatif tentang bahan lantai. MATERIAL DASAR PENUTUP LANTAI

Di Indonesia, sebelum kebudayaan barat masuk ke Indonesia masyarakat pribumi menggunakan tikar atau rotan sebagai penutup lantai. Dimana semua aktifitas seperti makan, tidur, belajar mereka lakukan di atas bahan tersebut. Anyaman rotan dan tikar sangat indah dan hangat sehingga dipergunakan sebagai bahan penutup lantai pada saat itu. Sejak kebudayaan Barat mulai memasuki Indonesia maka tradisi tersebut sedikit demi sedikit mulai berubah. Dimana bangunan-bangunan mulai menggunakan bahan lantai seperti PC atau Ubin, teraso, marmer sebagai bahan penutup lantai. Dari perkembangan tersebut sampai sekarang bahan-bahan penutup lantai sudah banyak ragamnya. Kita dapat menjumpainya dipasaran dalam berbagai bahan baik dari bahan batu alam, bahan yang dibuat dengan proses pembakaran salah satunya adalah bahan dari metal, vinyl, keramik, batu, kayu, maupun dari bahan kain, bahan sintetik dalam berbagai type, motif dan ukuran. Berikut ini akan dijelaskan beberapa bahan-bahan penutup lantai yang umumnya digunakan di Indonesia. a. Keramik Dewasa ini sudah banyak kita jumpai jenis-jenis keramik dengan warna, ukuran dan motif yang beraneka ragam. Bahkan ada jenis/ type keramik yang motifnya menyerupai bentuk-bentuk seperti batu alam, motif kayu, motif pasir dengan tekstur halus maupun kasar. Ada dua jenis type keramik yaitu keramik dengan permukaan yang mengkilap dan umumnya tidak bertekstur, umumnya digunakan untuk interior dan keramik dengan permukaan yang tidak mengkilap (doff) dengan permukaan bertekstur umumnya digunakan untuk area eksterior, kamar mandi. Keramik mempunyai sifat yang keras, dengan permukaan yang solid dan tidak berpori sehingga tahan terhadap noda dan cuaca serta anggun dalam penampilannya. Bahan keramik juga memiliki kekuatan yang tinggi sehingga tahan terhadap gesekan dan goresan. Untuk perawatan bahan keramik cukup dibersihkan dengan cara dilap atau dipel. Ukuran keramik untuk lantai yang ada dipasaran adalah 20x20cm, 30x30cm, 40x40cm, 40x40cm, 60x60cm bahkan ada ukuran 100x100cm. b. Kayu Lantai kayu juga banyak digunakan karena memiliki sifat-sifat seperti tampak alami, dapat memberikan suasana hangat khususnya di malam hari, nyaman, tingkat kelenturan dan durabilitasnya yang tinggi. Penutup lantai dengan bahan kayu biasa disebut parket (parquet). Adapun jenis-jenis kayu yang umumnya digunakan adalah: Kayu Lunak Misalnya: Kayu Cemara, kayu ini biasanya digunakan sebagai papan permukaan. Kayu ini memiliki serat yang baik, dan menarik, kelemahan dari kayu ini adalah pada sambungannya biasanya bisa berkerut sehingga dapat membuat celah-celah yang dapat menampung kotoran, debu dan angin. Kayu Keras

Kayu yang mempunyai sifat keras seperti Kayu Oak Putih atau Merah, Kayu Maple. Sistem pemasangan untuk kayu kerasbisa berupa pola-pola zig-zag (membelok-belok). Umumnya bahan kayu untuk penutup lantai sudah tersedia dalam bentuk papan, blok dan panel. Untuk pola Parket terdiri dari potongan-potongan kayu tipis dengan ketebalan minimum 20mm dan lebar 90mm sampai 140mm dalam bentuk segiempat dengan pola geometris. Pemasangan bisa satu persatu dipasang berjejer dengan cara dilem/dipaku diatas sloff dengan ketebalan kayu pada panel. Untuk finishing dari bahan kayu ini biasanya diberi lapisan akhir dengan pilihan lapisan doff atau gloss. Agar permukaan kayu menjadi rata digunakan semacam dempul kayu. Selain itu hal yang perlu diperhatikan pada hasil akhir finishing adalah harus yang dapat meningkatkan daya tahan atau kekuatan dari kayu tersebut, tahan terhadap air dan kotoran serta bercak-bercak. Disamping itu tidak menutupi serat-serat indah dari kayu tersebut sehingga tetap tampak alami. Dewasa ini ada jenis parket yang dibuat dari potongan-potongan kayu yang tidak terpakai kemudian diolah sehingga menghasilkan parket kayu laminate. Laminate ada dua yaitu HDF (Hard Density Fiber) dan MDF (Medium Density Fiber). Perbedaan ini dilihat dari kekuatannya dimana HDF memiliki kekuatan yang lebih tinggi daripada MDF. Ukuran laminate yang ada dipasaran adalah 8mm-12mm dengan ukuran panel 19,5cmx120cm. c. Penutup dari bahan Tekstil Penutup lantai dari bahan tekstil seperti permadani dan karpet merupakan bahan yang sangat empuk sehingga menjadikan lantai lembut dan hangat. Bahan-bahan tersebut dapat dipasang di atas lantai beton yang dilengkapi dengan lapisan kedap air. Lantai ini mempunyai keuntungan yaitu dapat berfungsi sebagai peredam suara sehingga dapat mengurangi kebisingan/ perambatan. Selain dapat dipasang di atas lantai beton permadani atau karpet ini dapat juga digunakan pada lantai-lantai dengan permukaan tidak rata. Permadani mempunyai motif atau gambar yang beraneka ragam sehingga dapat dipilih sesuai dengan keinginan atau kebutuhan pemakai. Permadani juga dilengkapi dengan lapisan dasar dari karet atau karet busa. Permadani mempunyai sifat menghangatkan, meredam suara dan dapat memperindah ruangan atau sebagai unsur estetika sebuah ruangan. Jenis permadani yang terbuat dari serat sintetis akan memiliki kekuatan yang bagus, dimana permadani dengan bahan tersebut tidak akan berubah warnanya apabila terkena cahaya, tahan lembab dan anti rengat. Dari segi perawatan atau pemeliharaan cukup mudah yaitu dapat menyedot debunya dengan vacuum cleaner atau dapat juga dengan cara dicuci kemudian dijemur. Permadani sebenarnya tidak cocok digunakan untuk iklim tropis karena lembab, sehingga sulit dibersihkan dari debu dan kuman. Dalam pemilihan permadani yang baik, hendaknya

harus tahu ciri-cirinya yaitu memiliki tenunan yang rapat, tidak mudah luntur oleh cahaya atau sinar, memiliki warna-warna yang terang. d. Batu Alam Dewasa ini banyak dijumpai bahan-bahan penutup lantai dari bahan batu alam. Bahan dari batu alam pada umumnya padat, permanen, kuat dan awet. Bahan tersebut dapat memberikan kesan yang sejuk, resmi atau tidak resmi atau dapat memberikan kesan santai dalam sebuah ruangan. Dilihat dari bentuknya bahan ini dapat dibentuk sesuai dengan keinginan, seperti misalnya bentuk segi empat atau bentuk-bentuk tidak beraturan. Batu-batuan yang umumnya digunakan sebagai bahan penutup lantai adalah marmer, batu andesit, batu pilah, batu palimanan. Bahan-bahan ini dapat dipilih sesuai dengan jenis ruangan yang dirancang. Bahan dari marmer sampai saat ini masih diminati karena tampilannya yang mewah dan elegan, karakteristik marmer dapat dilihat dari warna, corak dan teksturnya yang tidak akan berubah, memiliki tingkat kekerasan dan kekuatan yang tinggi sehingga tahan terhadap goresan. Marmer memiliki ketebalan antara 1,8cm-2cm. Cara perawatan atau pemeliharaan marmer adalah cukup dengan cara dilap dengan kain basah atau sekalisekali dipoles (polish). e. Jenis Bahan Metal Jenis bahan metal dapat dibedakan yaitu dari besi, baja, aluminium, plat tembaga, kuningan. Semua bahan ini umumnya digunakan sebagai bahan penunjang, jadi bukan sebagai bahan utama. Bahan penutup lantai dari bahan metal ini jarang digunakan pada rumah tinggal, karena penggunaan bahan ini akan memerlukan biaya yang terlalu mahal. Tetapi apabila hanya dipakai sebagai dekorasi atau aksen, bahan- bahan ini akan dapat menampilkan suasana ruangan yang modern. Untuk mendapatkan suatu hasil desain lantai yang baik hendaknya terlebih dahulu, sebaiknya dipertimbangkan berbagai hal diantaranya adalah dari segi fungsi, kekuatan dan keindahannya serta sifat-sifat dari bahan tersebut. Dilihat dari segi fungsi dapat dijelaskan bahwa lantai sebagai salah satu elemen interior yang letaknya dibawah dalam posisi horizontal yang berfungsi menerima beban berat baik beban mati maupun beban hidup, dan lantai juga akan mengalami aus akibat langkah kaki maupun akibat pergeseran fasilitas, sehingga lantai harus tahan terhadap abrasi fisik, lekuk dan lipat. Selain itu lantai harus memiliki kontruksi rangka pendukung, lantai harus melentur sehingga aktifitas yang terjasi diatasnya dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Fungsi yang tak kalah pentingnya adalah lantai juga harus mampu mencegah kebisingan atau rambatan gema suara, sehingga didalam pemilihan bahan lantai sebaiknya memiliki permukaan yang lembut dan berpori karena permukaan bahan yang lembut akan mudah menyerap suara dan mengurangi bunyi-bunyi yang timbul sedangkan permukaan yang keras tidak dapat menyerap suara. Untuk ruangan-ruangan yang sering terkena air seperti di dapur dan kamar mandi

diusahakan supaya kedap air, dimana dalam pemilihan bahan untuk penutup lantai dipilih harus mempunyai daya serap yang tinggi terhadap air, mempunyai permukaan yang bertektur, tidak keras atau tidak licin. Selain memperhatikan segi fungsi dan kekuatan, hal yang tak kalah pentingnya yang perlu dipertimbangkan adalah segi estetikanya, sehingga dengan memperhatikan keserasian antara bahan dan motif lantai akan menghasilkan suatu desain lantai yang baik. Untuk membuat suatu desain lantai yang aman, nyaman dan indah ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: 1. Nyaman Tingkat kenyamanan bagi pemakai berhubungan dengan tingkat elastisitas bahan penutup lantai yang digunakan, dan rasa kehangatannya, karena ada beberapa bahan penutup lantai dapat menghantar panas apabila terpapar sinar sehingga lantai dapat menjadi hangat oleh radiasi panas dan dipertahankan dengan insulin yang ada pada lantai. 2. Aman Untuk daerah-daerah yang sering basah seperti kamar mandi dan dapur dapat menggunakan bahan-bahan penutup lantai yang tidak terlalu keras dan tidak licin. 3. Proporsi Proporsi didalam desain lantai akan berkaitan dngan perbandingan bahan-bahan yang akan digunakan pada masing-masing ruang di dalamsebuah rumah tinggal. 4. Komposisi Didalam pengaturan baik bahan maupun warna harus selalu diperhatikan karena dengan komposisi bahan dan warna yang seimbang didalam suatu ruangan akan menghasilkan suasana ruang yang indah. 5. Ukuran Didalam penentuan ukuran kita harus memperhatikan besaran ruangan yang akan dipasang bahan lantai tersebut, seperti misalnya untuk ruangan yang kecil sebaiknya menggunakan ukuran lantai yang kecil, namun dengan pemilihan warna yang terang akan membuat ruangan terkesan luas. 6. Warna Pemilihan warna lantai juga berpengaruh terhadap desain lantai, bila permukaan lantai berwarna terang akan memantulkan lebih banyak cahaya sehingga ruangan menjadi bertambah terang dibandingkan permukaan lantai warna gelap. Perpaduan warna, pola dan tektur dalam suatu desain lantai akan dapat menentukan karakter dari suatu ruangan. 7. Kesatuan dan keragaman Keselarasan dari beberapa bagian atau kombinasi dalam beberapa bahan dalam suatu komposisi akan mencapai kesatuan melalui bahan-bahan yang mirip satu sama lain maupun yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari pengaturan warnaa, bahan dan tekstur yang tepat. Pola-pola atau motif-motif pada lantai dapat menunjukkan daya tarik atau jalur sirkulasi dan perbedaan suatu ruangan. 8. Mudah dalam Perawatan

Dalam pemilihan lantai juga perlu diperhatikan segi perawatan, lantai yang tidak dirawat dengan baik akan cepat menjadi kotor dan rusak. Setiap bahan lantai memiliki cara perawatan yang berbeda-beda disesuaikan dengan karakter masing-masing bahan. DAFTAR REFERENSI: Ching Francis D.K., Ilustrasi Desain Interior, Jakarta, Penerbit Erlangga, 1996. Frick, Heinz, dan setiawan, Pujo. L., Ilmu konstruksi Struktur Bangunan, Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2001 Mangunwijaya, Y.B., Pengantar Fisika Bangunan, Jakarta, Penerbit Djambatan, 1997. Majalah: Bahan Penutup Lantai dan dinding, ASRI no. 17, Juni 1984 Material Dasar Penutup Lantai, ASRI Volume 11 No. 07. Juli 2011 Bahan penutup lantai keramik Bahan penutup lantai dari batu alam (marmer)

Bahan penutup lantai dari tekstil (karpet) Penutup lantai dari bahan kayu (parket)